Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

Disusun
Oleh :
Muh. Galib Ahmad
1829041035
Ptik E 18

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS

TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Pendidikan merupakan sebuah sistem. Sebagai sistem, aktivitas pendidikan terbangun


dalam beberapa komponen, yaitu pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, alat
pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Semua komponen yang membangun sistem
pendidikan, saling berhubungan, saling tergantung, dan saling menentukan satu sama
lain. Setiap komponen memiliki fungsi masing-masing dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Aktivitas pendidikan akan terselenggara dengan baik apabila didukung oleh
komponen-komponen dimaksud. Fungsi pendidikan sebenarnya adalah menyediakan
fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan dapat berjalan lancar, baik secara
struktural, maupun secara institusional. Secara struktural menuntut terwujudnya struktur
organisasi yang mengatur jalannya proses kependidikan. Secara institusional
mengandung implikasi bahwa proses kependidikan yang terjadi dalam struktur
organisasi itu dilembagakan untuk lebih menjamin proses pendidikan itu berjalan secara
konsisten dan berkesinambungan mengikuti kebutuhan dan perkembangan manusia
yang cenderung ke arah tingkat kemampuan yang optimal.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian sistem dan pendidikan?


2. Apa saja komponen-komponen dalam suatu sistem?
3. Apa saja macam-macam teori sistem?

BAB II
PEMBAHASAN

1.3 Pengertian sistem dan Pendidikan


Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan unsur-unsur atau komponen-komponen
yang saling berinteraksi secara fungsioanal dalam memproses masukan menjadi
keluaran. Menurut definisi tradisional, sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-
unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen yang
esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Perpaduan antara keharmonisan dan
keseimbangan serta interaksi unsur esensial pendidikan, pada tahap operasional sangat
menentukan keberhasilan pendidikan.
1.4 Komponen-komponen suatu system
 Pendidik
Pendidik adalah orang yang diserahi tugas atau amanah untuk mendidik. Pendidikan
itu sendiri dapat berarti memelihara, membina, mendidik. Pendidikan itu sendiri
dapat berarti memelihara, membina, mendidik. Pendidikan itu sendiri dapat berarti
memelihara, membina, membimbing, mengarahkan, menumbuhkan. Dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab XI
pasal 39 tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan dinyatakan bahwa pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi pendidik di perguruan tinggi. Dengan demikian, pendidik adalah orang yang
diberi amanah untuk tidak saja membuat perencanaan, melaksanakan pembelajaran,
menilai, membimbing, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat. Hal ini berarti bahwa seorang pendidik tidak hanya
bertugas untuk mentranfer ilmu, melainkan harus selalu mengadakan
penelitian dalam rangka menyesuaikan pengetahuannya dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat.
 Anak didik atau peserta didik
Anak didik atau peserta didik konotasinya adalah pada orang-orang yang sedang
belajar. Anak didik lebih dititik beratkan kepada anak-anak yang masih dalam tarap
perkembangan, baik fisik maupun psikis, belumdewasa, dan masih membutuhkan
bantuan dan pertolongan dari orang-orang dewasa di sekitarnya. Istilah peserta didik
mengandung makna yang lebih luas, mencakup anak yang belum dewasa, dan juga
orang yang sudah dewasa, tetapi masih dalam tarap mencari atau menuntut ilmu dan
keterampilan. Anak didik atau peserta didik semuanya menjadi salah satu sub sistem
dalam sistem pendidikan. Keberadaan peserta didik dalam sistem
pendidikan merupakan hal yang mutlak untuk berlangsungnya aktivitas pendidikan.
Tanpa peserta didik, pendidikan tidak mungkin berjalan, sebab tidak ada gunanya
guru tanpa anak didik.
 Tujuan Pendidikan
Tujuan (tujuan akhir) merupakan dunia cita yang sulit untuk diwujudkan. Ia berada
di dunia sana yang hanya ada dalam angan-angan. Untuk mencapai tujuan itu
diperlukan usaha yang sangat maksimal. Itulah sebabnya tujuan itu dibuat berjenjang
seperti anak tangga. Untuk mencapai anak tangga paling atas, harus melalui anak
tangga-anak tangga di bawahnya. Sebelum melaksanakan sebuah aktivitas, termasuk
pendidikan, yang pertama-tama harus ditetapkan adalah tujuan.
Tujuan berfungsi untuk:
a. Mengakhiri usaha
b. Mengarahkan usaha
c. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain
d. Memberi nilai pada usaha ( berhasil atau gagal )
Jika fungsi tujuan di atas dibawah ke dalam aktivitas pendidikan, maka fungsi
tujuan pendidikan adalah sebagai batas atau ukuran apakah tujuan itu sudah
tercapai atau belum. Tujuan pendidikan juga mengarahkan aktivitas pendidikan,
sehingga tidak salah arah. Tujuan pendidikan harus ditetapkan secara berjenjang,
sehingga mudah diukur, Dalam aktivitas pendidikan ditetapkan tujuan-tujuan
antara yang diarahkan untuk mencapai tujuan akhir dari pendidikan.

 Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah segala sesuatu atau apa saja yang dipergunakan
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan sebagi usaha, juga
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi alat pendidikan dapat
alat dari suatu alat, yaitu alat pendidikan. Segala perlengkapan yang dipakai
dalam usaha pendidikan disebut dengan alat pendidikan.

Lingkungan Pendidikan
Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan yang ikut serta
menentukan corak pendidikan yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap peserta
didik. Lingkungan dapat berupa lingkungan sosial, lingkungan nonsosial.
Lingkungan sosial berupa lingkungan yang terdiri atas manusia yang ada di
sekitar anak yang dapat memberi pengaruh terhadap anak, baik sikap, perasaan,
atau bahkan keyakinan agamanya, misalnya lingkungan pergaulan. Lingkungan
nonsosial adalah lingkungan alam sekitar berupa benda atau situasi, misalnya
keadaan ruangan, peralatan belajar, cuaca, dan sebagainya, yang dapat
memberikan pengaruh pada peserta didik.
Dari beberapa pengertian dan komponen-komponen sistem tersebut di atas,
dapat diungkapkan bahwa sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sistem bertujuan bersama dan berorientasi pada tujuan
b. Tujuan sistem dapat dijabarkan kepada beberapa fungsi
c. Sistem memiliki komponen-kornponen yang dapat menjalankan fungsi-
fungsi tersebut.
d. Komponen-komponen sistem saling berkaitan dan tergantung satu sama
lain.
e. Sistem memiliki aspek keterpaduan antar komponen.
f. Sistem memiliki mekanisme umpanbalik
g. Memproses masukan (input) menj adi keluaran (output).
1.5 Macam-macam teori
 Karakteristik Teori Sistem
1. Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang kedua
2. Integrasi adalah kondisi salaing hubungan antara bagian-bagian dalam satu
system
3. Bagian-bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat dipisahkan.
4. Bagian-bagian memainkan peranan mereka dalam kesatuan untuk mencapai
tiujuan dari keseluruhan.
5. Sifat bagian dan fungsinya dalam keseluruhan dan tinkah lakunya diatur oleh
keseluruhan terhadap hubungan-hubungan bagianya.
6. Keseluruhan adalah sebuah sistem atau sebuah kompleks atau sebuah
konfigurasi dari energi dan berperilaku seperti suatu unsur tunggal yang
tidak kompleks.
7. Segala sesuatu haruslah dimulai dari keseluruhan sebagai suatu dasar, dan
bagian-bagian serta hubungan-hubungan, baru kemudian terjadi secara
berangsur-angsur.
 Karakteristik umum system
1. Cenderung kearah entropi
Semua sistem cenderung menuju kepada suatu keadaan terpecah belah, tidak
teratur, lamban, dan akhirnya mati.
2. Hadir dalam ruang waktu
Semua sistem berada dalam ruang waktu, atau berada dalam rangkaian waktu
yang tidak dapat di hentikan.
3. Mempunyai batas-batas
Semua sistem mempunyai batas-batas yang tidak menetap, tapi berubah-
ubah.
4. Semua sistem mempunyai sebuah lingkungan atau sesuatu yang berada
diluarnya.
Semua sistem mempunyai lingkungan proksimal ( lingkungan yang disadari
oleh sistem), dan lingkungan distal ( lingkungan yang tidak disadari oleh
sistem).
5. Mempunyai variabel dan parameter
Semua sistem mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi sruktur dan
fungsi dari sistem. Faktor-faktor dalam sistem adalah variabel, dan faktor-
faktor di luar adalah parameter.
6. Mempunyai subsistem
Semua sistem, termasuk sistem yang paling kecil sekali pun mempunyai
subsistem, dan setiap subsistem merupakan sebuah kesatuan yang terbatas,
terbentuk dari bagian-bagian, dan karakteristik-karakteristek tertentu.
7. Mempunyai suprasistem
Semua sistem, kecuali sistem yang terbesar dan beberapa sistem tertutup,
mempunyai suprasistem, atau sistem yang lebih besar.
 Model dasar system
1. Masukan (Input)
Masukan adalah sumber-sumber yang ada dalam lingkungan atau
suprasistem yang masuk dalam sebuah sistem. Masukan dapat berbentuk:
a. Informasi
1. Informasi produk
Keterangan tentang bahan olahan, bahan yang akan di proses menjadi
suatu produk.
2. Informasi operasional
Keterangan tentang bahan-bahan yang dipergunakan untuk
memproses bahan olahan.
b. Energi atau tenaga
Energi adalah gerak dari alat-alat kerja yang di pergunakan dalam proses
informasi atau semua operasi yang terjadi dalam transformasi. Bentuk
operasi tersebut dapat berupa:
1. Operasi yang dilakukan manusia.
2. Operasi yang dilakukan mesin-mesin.
c. Bahan-bahan
1. Bahan-bahan produksi adalah bahan-bahan olahan yang akan
dijadikan hasil produksi.
2. Bahan-bahan operasional adalah sumber-sumber yang dipergunakan
sebagai pelancar proses trasnsformasi
2. Transformasi
Proses pengubahan masukan olahan menjadi hasil produksi atau jasa, yang
dilakukan oleh manusia atau mesin-mesin, atau manusia dengan mesin-
mesin.
1. Proses manajemen
Metode-metode yang dipergunakan untuk melakukan perencanaan,
kepemimpinan, pengorganisasian, pengawasan, dan perbaikan.
2. Proses fungsional
Metode-metode yang dipergunakan untuk mencapai tujuan-tujuan
fungsional dari sekelompok orang atau seseorang.
3. Proses fungsional silang
Metode-metode yang dipergunakan untuk tujuan tertentu yang perlu
kerja sama dengan orang lain atau unit lain.
3. Hasil
Barang atau jasa yand dapat dikeluarkan, disampaikan dan digunakan oleh
lingkungan.
1. Sistem alami dan sistem buatan
a. Sistem alami
Sistem ini merupakan benda-benda atau peristiwa-peristiwa alam
yang berkerja berdasarkan hukum-hukum alam, dan hubungan antara
masukan dengan hasil dappat di ramamalkan secara ilmiah.
b. Sistem Buatan Manusia
Sistem yang di rancang, dilaksanakan, dan dikendalikan oleh
manusia, dan hubungan antara masukan yang diambil dari sistem
alami, dengan hasil diataur oleh manusia.
2. Sistem Tertutup dan Terbuka
a. Sistem Tertutup
Sistem yang sruktur organisasi bagian-bagianya tidak menyesuaikan
diri dengan lingkunganya, sekurang-kurangnya dalm jangka waktu
pendek. Sruktur bagian-bagian tersusun secara tetap dan bentuk
operasinya berjalan otomatis.
b. Sistem terbuka
Sistem yang sruktur bagian-bagianya terus menyesuaikan diri dengan
masukan dari lingkungan yang terus menerus berubah-ubah dalam
usaha dapat mencapai kapasitas optimalnya. Sruktur bagian-bagian
bersifat lentur dan bentuk operasinya dinamis, karena bagian-bagian
dalm sistem dapat berubah karakteristik dan posisinya.
Berbicara tentang pendidikan sebagai sistem kita lihat bagaimana
sistem yang di terapkan di Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbagi dalam 34
provinsi. Ibukota Indonesia adalah Jakarta, suatu kota yang terletak di Pulau
Jawa. Bisa kita lihat bahwa jarak antara kota yang satu dan kota lain yang
berbeda pulau tidaklah mudah untuk ditempuh. Mungkin perbedaan jarak dan
sulitnya menjangkau kota yang satu dengan yang lain, memberi banyak
pengaruh terhadap berbagai aspek, termasuk aspek pendidikan Indonesia.
Ketika kita berbicara tentang pendidikan Indonesia, tidak sedikit masyarakat
yang mengatakan bahwa kita termasuk negara yang tertinggal dalam hal
pendidikan.
Lalu bagaimana dengan sistem pendidikan Indonesia saat ini? Apakah
pemerintah sudah mampu memberikan yang terbaik untuk rakyatnya?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu kita lihat pendidikan
di Amerika, di negara maju tersebut terdapat kurikulum terintegrasi (integrated
curriculum), metode mengajar yag berpusat pada siswa (student centered
teaching method), pengajaran atas dasar kemampuan dan minat individu
(individualized instruction), dan sekolah alternatif.
Kemudian, bagaimana dengan Indonesia? Apakah pemerintah perlu
merasa “iri” dengan segala kemajuan pendidikan di negara lain? Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan kurikulum pendidikan yang berkembang di Indonesia.
Kalau kita tinjau dari konsep pengadaan kurikulum tersebut, kurikulum kita
tidak kalah dengan kurikulum yang diterapkan di negaranegara maju lain,
seperti Amerika. Akan tetapi, yang terjadi di negara kita adalah sangat sulit
untuk menerapkan seperti apa yang telah dikonsepkan. Dalam penerapan
kurikulum tersebut, banyak terjadi ketidaksesuaian. Mungkin pemerintah
sering mengadakan studi banding terhadap pendidikan di negara lain. Akan
tetapi, pemerintah juga harus melakukan studi banding di dalam negeri.
Pemerintah dapat melihat langsung kondisi dan kemampuan masyarakat
sehingga pemerintah dapat menerapkan suatu kurikulum yang asli Indonesia
yang benar-benar sesuai untuk digunakan di Indonesia sehingga dapat
menjawab keinginan bangsa Indonesia akan pendidikan. Penerapan yang tidak
sesuai dengan konsep juga terjadi pada pengadaan sekolah gratis. Padahal,
apabila subsidi dan pengadaan sekolah gratis bisa berjalan sebagaimana
mestinya, pasti rakyat Indonesia yang tidak mempunyai biaya pendidikan bisa
mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak, seperti yang
telah diatur dalam UUD 1945. Lalu, Mengapa pendidikan di negara kita
sangat jauh dari kata “baik”? Apakah persoalan sarana prasarana pendidikan
yang tidak memadai merupakan suatu masalah untuk pendidikan Indonesia?
Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa pemerintah sangat tidak adil
terhadap pendistribusian segala hal di bidang pendidikan, sebut saja
penyebaran tidak merata. Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang
memadai untuk menunjang berlangsungnya sistem pendidikan. Namun,
terdapat juga sekolah yang fasilitasnya sudah memadai, tetapi ssekolah
tersebut tidak dapat memaksimalisasikan fungsi dari fasilitas penunjuang
pendidikan tersebut.
BAB III
PENUTUP
1.6 Kesimpulan
sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen yang esensial
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Komponen-komponen yang ada dalam sebuah sistem antara lain pendidik, peserta didik,
alat pendidikan, lingkungan pendidikan, dan ptujuan pendidikan. Dan pemerintah pun
juga berperan penting dalam menunjang kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia.
1.7 Daftar pustaka
[1] Radja Mudyaharjo. Pengantar Pendidikan. (Jakarta: PT Rajagrfindo Persada,
2001).217-218
[2]Sulaiman saat, faktor-faktor determinan dalam pendidikan, 8 (Desember, 2015). 3

[3] Sulaiman, Ibid, 7


[4] Sulaiman Saat, ibid. 9
[5] Sulaiman Saat, ibid.11-12
[6] Salamah, Penelitian dan Teknologi Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
12 (Desember, 2006). 153
[7] Tatang, ilmu pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2012). 91-110
[8] Ricardo F. Nanuru, Progresifisme Pendidikan dan Relevasinya di Indonesia,
2(Agustus , 2013). 138

Anda mungkin juga menyukai