madinah
Kamis, 15 Desember 2016
MAKALAH
PERKEMBANGAN ISLAM PERIODE MADINAH
Diajukan untuk memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah ”sejarah peradaban islam”
Dosen Pengampu
Ade Idham Prayogi M.Pd.I
Kelompok 2
ES 2-D
1. LUTFI BUSTOMI (17402153271)
2. KUNTI SILODARWATI (17402153140)
3. PRICYILIA EKA CAHYANI (17402153155)
4. LIA ROSIANA (17402153401)
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan
Islam Periode Madinah”. Dan juga kami berterimakasih kepada selaku dosen mata kuliah sejarah
peradaban islam yang telah memberikan tugas ini pada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita dalam mempelajari materi tentang sejarahnya sosullawloh SAW ke madinah.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada suatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah kami ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang salah dan kurang
berkenan di dalam makalah ini. Terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
HAL JUDUL……………………………………………………………………..I
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah…………………………………………………….1
C. Tujuan………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Islam Periode Madinah………………………………2
B. Pembentukan Negara Madinah…..……………………………….…..4
C. Peperangan dalam Islam.......................................................................7
D. Masa Terakhir………………………………………………………...9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….….11
B. Saran…………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum datang agama islam, bangsa arab telah mempunyai berbagai macam agama, adat
istiadat, akhlak dan peraturan hidup. Setelah agama islam datang kebiasaan-kebiasaan bangsa arab
sebelumnya telah berubah sesuai dengan pembaruan yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.
Nabi datang dengan membawa ajaran-ajaran yang dijadikan sebagai pedoman bagi umatnya. Nabi
Muhammad melakukan dakwah di Makkah dan berakhir di Makkah pula. Tentunya dalam dakwah
beliau menghadapi banyak sekali masalah-masalah yang menghambat perkembangan islam pada
masa itu, salah satunya adalah Perkembangan umat islam yang ada di Madinah. Dengan latar
belakang tersebut penyusun membuat makalah yang berjudul “Perkembangan Islam Periode
Madinah.”
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan islam periode madinah.?
2. Bagaimana proses pembentukan Negara madinah.?
3. Bagaimanakah peperangan dalam islam.?
4. Bagaimana masa terakhir pekembangan islam di madinah.?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan islam periode madinah.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan Negara madinah.
3. Untuk mengetahui peperangan dalam islam.
4. Untuk mengetahui masa terakhir perkembangan islam pada masa rasullalah SAW.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tahapan masa yang banyak diwarnai guncangan dan cobaan, banyak rintangan yang muncul dari
dalam, ssementara musuh dari luar menyerang madinah untuk menyingkirkan para pendatangnya.
Tahapan ini berakhir dengan dikukuhkannya perjanjian Hudaibiyah pada bulan Dzul-Qa’dah tahun
ke-6 dari hijrah.
2. Tahapan masa perdamaian dengan para pemimpin paganisme, yang berakhir dengan Fathu
Makkah pada bulan ramadhan tahun ke-8 dari hijrah. Ini juga merupakan tahapan masa berdakwah
kepada para raja agar masuk islam.
3. Tahapan masa masuknya manusia kedalam islam secara berbondong-bondong, yaitu masa
datangnya para utusan dari berbagai kabilah dan kaum ke madinah. Masa ini membentang hingga
wafatnya Rasulullah SAW pada bulan Rabiul awwal tahun ke-11 dari hijrah.
Dalam periode madinah inilah Rasulullah benar-benar dapat membina masyarakat yang
kondusif, sehingga dibawah kepemimpinan Rasulullah, Madinah menjadi wilayah yang
diperhitungkan.
1. Mendirikan Masjid
Sebelum agama islam datang telah menjadi kebiasaan bagi suku-suku arab menyediakan
suatu tempat untuk pertemuan. Ditempat itu mereka mempertontonkan sihir, berjual beli dan lain-
lain. Setelah agama islam datang, Rasulullah bermaksud mempersatukan suku-suku bangsa ini
dengan jalan menyediakan suatu tempat pertemuan. Maka nabi mendirikan sebuah masjid, dan
diberi nama “Baitullah”. Dimasjid ini kaum muslimin dapat bertemu untuk mengerjakan ibadah
belajar jual beli dan upacara-upacara lain. Kemudian banyak orang yang merasa terganggu saat
sedang bersembahyang maka dibuatnyalah tempat khusus untuk sembahyang, jauh dengan
keramaian. Tempat itu dinamai masjid.
Masjid itu bukan sekedar tempat untuk melaksanakan sholat, tetapi juga merupakan
sekolahan bagi orang-orang muslim untuk menerima pengajaran islam, sebagai balai pertemuan
dan tempat untuk mempersatukan berbagai unsur kekabilahan dan sisa pengaruh perselisihan
sesame jahiliyah, sebagai tempat untuk bermusyawarah dan gedung parlemen untuk menjalankan
roda pemerintahan. Disamping itu juga berfungsi sebagai tempat tinggal orang-orang muhajirin
yang miskin yang datang ke Madinah tanpa memiliki harta dan tidak mempunyai kerabat. Pada
masa-masa awal hijrah juga disyariatkan adzan lima kali setiap harinya yang suaranya memenuhi
seluruh pelosok.[3]
2. Mepersaudarakan antara Anshar dan Muhajirin
Menurut istilah yang dipakai oleh ahli-ahli sejarah, kaum muslimin yang hijrah kemadinah
disebut muhajirin, dan kaum muslimin penduduk madinah disebut Anshar. Kaum muslimin
makkah yang berhijrah keMadinah banyak menderita kemiskinan, karena harta benda dan
kekayaan mereka ditinggalkan dimakkah, diwaktu mereka berhijrah ke madinah melarikan agama
dan keyakinan yang mereka anut. Rasulullah SAW mempersaudarakan kedua golongan kaum
muslimin ini. Ali Ibnu Abi Thalib dipilih menjadi saudara beliau sendiri. Abu Bakar
dipersaudarakan dengan Kharijah Ibnu Zuhair. Beliau mempersaudarakan mereka agar saling
tolong menolong, saling mewarisi harta jika ada yang meninggal dunia disamping kerabatnya.
Waris-mewarisi ini tetap berlaku walaupun sebenarnya jangka waktunya sampai perang badar
selesai. Disamping itu agar perbedaan-perbedaan keturunan, warna kulit, dan daerah tidak
mendominasi, agar seseorang tidak merasa lebih unggul dan lebih rendah kecuali ketakwaannya.
Pertautan persaudaraan ini benar-benar merupakan tindakan yang sangat tepat dan bijaksana,
karena bisa memecahkan sekian banyak problem yang sedang dihadapi orang-orang muslim pada
saat itu.
3. Janjian Bantu Membantu Sesama kaum Muslimin dan Bukan Kaum Muslimin
Penduduk Madinah sesudah peristiwa hijrah itu terdiri atas tiga golongan yaitu: kaum
muslimin, bangsa Yahudi dan bangsa arab yang belum menganut agama islam Rasulullah SAW
hendak menciptakan suasana bantu membantu, dan sifat toleransi antara golongan-golongan
tersebut, Karen itu beliau membuat perjanjian antara kaum muslimin dengan non-Muslimin. Isi-
isi perjajian tersebut adalah :
a. Kelompok ini mempunyai pribadi keagamaan dan politik.
Adalah hak kelompok, menghkum orang yang membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada
orang yang patuh.
b.Kebebasan beragama terjamin untuk semua.
c. Kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin ataupun bangsa Yahudi, bantu membantu
moriil dan materiil.
d. Seorang mukmin tidak bioleh membantu dan melindungi orang kafir dengan
orang mukmin lainnya.
e. Perkara apapun yang diperselisihkan harus dikembalikan kepada allah dan Muhammad SAW.
4. Meletakkan Dasar-dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk Msyarakat Baru
Islam adalah agama dan Negara. Karena masyarakat islam itu telah terwujud, maka menjadi
uatu keharusan islam untuk menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru
terwujud itu. Sebab itu ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan dalam periode ini terutama ditujukan
kepada pembinaan hukum. Adapun dlam idang kemasyarakatan diletakkan pula dasar-dasar yang
penting seperti persamaan antara manusia. Derajat seorang amanusia tidak lebih tinggi dari yang
lain karena mulia bangsanya, atau karena kemegahannya, tetapi karena amal shalehnya. Begitulah
cara beliau mengankat moral dan spirit mereka, membekali mereka dengan nilai-nilai tinggi,
sehingga mereka tamppil sebagai sosok yang ideal dan sempurna setelah para Nabi. Dengan cara
ini Nabi mampu membangun seuah masyarakat yang baru dimadinah, suatu masyarakat yang
mulia dan mampu mencari pemecahan berbagai problem yang muncul ditengah msyarakat ini.
D. MASA TERAKHIR
Tuntas sudah pekerjaan berdakwah, menyampaikan risalah, membangun masyarakar
baru atas dasar pemilihan pengukuhan terhadap kebesaran alllah yang menabarkan bahwa
keberadaan beliau didunia sudah mendekati babak akhir. Rasullawlah SAW mangumumkan
niatnya untuk melaksanakan haji yang mabrur maka manusia datang berbondong binding
kemadinah, yang semua hendakn ikut beliau. Beliau memberiak contoh pada umatnya mengenai
tata cara berhaji yang benar. Berkarban pada tanggal 10 zulhijjah. Disela sela nabi beribadah haji
beliau menuturkan banyak sekali pidato-pidato yang di berikan kepada umatnya untuk bekal
umatnya kelak nanti. Setelah seluruh manasik haji dilaksanakan, beliau memerintahkan untuk
kembali kemadinah tanpa mengambil waktu untuk istirahat, agar perjuangan ini seras murni karna
ALLAH. Setibanya disana beliau mendengarkan sebuah pamor tentang pemerintahan romawi
yang mendorongnya untuk membungkam hak hidup bagi uslam dan membunuh para pengikut
mereka yang masuk islam. Karna pertimbangan kesombongan orang-orang romawi rasullawlah
SAW mempersiapkan pasukan yang besar pada bulan safar tahun11H beliau mengangkat usamah
bin zaid sebagai komandan perang pasukan perang. Beliau memrintahkannya untuk berkubu di
bal’ak di palistina dengan tujuan untuk menakut nakuti pasukan romawi di daerah perbatasan agar
tidak ada orang yang beranggapan bahwa masuk islam itu akan membahayakan nyawanya
sehingga pasukan tersebut merupakan satuan pasukan yang pertama pada khalifah abu bakar.
Pada tanggal 29 Syafar tahun 11 H bertepatan hari senin, sepulang dari takziah di Baqi’
tiba-tiba beliau merasakan pusing dikepala dan panas tubuhnya melonjak. Beliau sakit selama
tigabelas atau empatbelas hari dan tetap shalat bersama orang-orang selama sebelas hari dari masa
sakitnya itu. Pada saat itu beliau melaksanakan sholat shubuh pada hari senin sementara abu bakar
menjadi imam, Rasulullah SAW tidak menampakkan diri kepada mereka. Rasa sakit beliau tambah
berat, ditambah agi pengaruhracun yang disusupkan dalam daging oleh wanita yahudi yang beliau
makan sewaktu di Khaibar. Beliau memberikan nasehat kepada orang-orang “shalat, dan budak-
budak yang kaian miliki.” Beliau menyampaikan wasiat ini hingga beberapakali. Tibalah detik-
detik terakhir dari hidup beliau. Seusai bersiwak beliau mengangkat tangan atau jari, mengarahkan
pandangan kelangit sambil mengucapkan kalimat yang terakhir ini diulang tiga kali yang disusul
tangan beliau yang melemah, dan akhirnya beliau meninggal pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 H
dalam usia 63 tahun lebih 4 hari. Kabar kesedihan langsung menyebar keseluruh pelosok Madinah.
Sebelum mengurus jasad Rasulullah SAW terjadi silang pendapat tentang pengganti
beliau. Namun akhirnya mereka sepakat untuk mengangkat Abu Bakar sebagai Khalifah.
Kemudian mereka mengkafani jasad beliau dengan 3 lembar kain putih dari bahan katun tanpa
menyertakan pakaian ataupun penutup kepala. Terdapat perselisihan pendapat tentang pemakaman
beliau dan akhirnya dimakamkan di tempat beliau meninggal yaitu di Makkah.[6]
PENUTUP
Kesimpulan
1. Periode madinah bisa dibagi menjadi beberapa tahapan antara lain tahapan masa yang banyak
diwarnai guncangan dan cobaan, Tahapan masa perdamaian dengan para pemimpin paganisme,
dan Tahapan masa masuknya manusia kedalam islam secara berbondong-bondong, yaitu masa
datangnya para utusan dari berbagai kabilah dan kaum ke madinah. Masa ini membentang
hingga wafatnya Rasulullah SAW pada bulan Rabiul awwal tahun ke-11 dari hijrah.
2. Dalam membentuk Negara madinah Rasulullah SAW melakukan beberapa tahapan antara lain,
mendirikan Masjid, Mempersadarakan antara Anshar dan Muhajirin, mengadakan Perjanjian
bantu membantu sesama kaum Muslimin dan Bukan Muslimin, dan meletakkan dasar-dasar
politik ekonomi dan social untuk masyarakat baru.
3. Banyak sekali peperangan yang dihadapi beliau dalam berdakwah seperti perang badr, perang
uhud dan sebagainya. Dengan jalan peperangan beliau mampu membangun semangat juang para
umat muslim untuk mempertahankan dan mengembangkan umat islam.
4. Dengan meninggalnya Rasulullah maka berakhir pula perjuangan umat islam pada masa
Rasulullah. Dengan begitu diangkatlah Abu Bakar sebagai Khalifah pertama yang menggantikan
Nabi Muhammad SAW dalam meneruskan menegakkan agama islam.
B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai pokok materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, apabila banyak kekurangannya mohon dimaklumi. Semoga makalahyang
kami buat bermanfaat untuk pembaca. Jika ada kriti dan saran yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Prof. Dr. Imam Fu’adi, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, 2011, hlm. 12-13.
[2] Prof. Dr. A. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam 1, 2003, hlm.103-106.
[3] Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, 2007, hlm. 205-206.
[4] Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, 2007. Hlm. 227-262.
[5] Prof. Dr. A. Syalabi., op.cit, hlm. 152-186.
[6] Syaikh Shafiyyurrahma, op.cit., hlm 560-562.