Anda di halaman 1dari 2

Salah satu proses penanganan pasca panen adalah proses pengeringan yang biasanya di

lakukan penjemuran di bawah terik matahari. Pengeringan gabah pasca panen sangat dibutuhkan
untuk keawetannya selama penyimpanan atau pada saat pendistribusian. Metode ini sangat
tergantung pada cuaca dan membutuhkan lahan yang luas serta waktu yang lama. Pada musim
penguhujan, proses pengeringan terhambat karena intensitas cahay matahari yang sangat rendah.
Oleh sebab itu khualitas hasil panen bisa menurun dan rusak. Kualitas hasil panen yang menurun
membuat harga jual menjadi rendah, secara umum setelah di panen padi mempunyai kadar air yang
cukup tinggi sekitar 20-23% basis basah pada musim kemarau dan pada musim hujan sekitar 24-
27%(Yahya 2015) .Pada tingkat kadar air tersebut padi tidak aman disimpan karena sangat mudah
terserang jamur atau mudah rusak. Agar aman disimpan dalam jangka waktu lama, padi perlu
dikeringkan hingga kadar air sekitar 14% basis basah (BSN,1987). Untuk meningkatkan
kualitasnya maka gabah harus segera dikeringkan setelah proses pemanen. Gabah yang dipanen
perlu segera di keringkan hingga mencapai kadar air 13-14% (Graciafernandy, Ratnawati, and
Buchori 2012).

Hasil penelitian Syahrul dkk. (2016), terhadap pengaruh variasi kecepatan udara dan massa
bahan terhadap waktu pengeringan pada alat fluidized bed mendapatkan hasil bahwa semakin
tinggi kecepatan aliran udara senantiasa mempercepat proses pengeringan. Dan semakin berat
massa bahan yang di keringkan waktu pengeringan akan semakin lama. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pada kecepatan udara pengering 7 m/s dengan massa bahan 0,5 kg
menghasilkan waktu pengering paling cepat yakni 35 menit untuk mencapai kadar air 13,8%.
Sedangkan kecepatan udara 5 m/s dengan massa bahan 1,5 kg mendapatkan waktu pengering
paling lama yakni 70 menit untuk mencapai kadar air 13,7%. Hal ini disebabkan karena semakin
tinggi massa bahan yang di keringkan membuat partikel bahan di dalam ruang pengering lebih
rapat dan tidak terfluidisasi dengan maksimal, keadaan ini menyebabkan perpindahan kadar air
dari dalam bahan ke lingkungan menjadi lambat. Sedangkan pada massa bahan yang ringan, bahan
di dalam ruang pengering lebih mudah terfluidisasi dengan baik sehingga tinggi unggun lebih
tinggi di bandingkan massa bahan yang berat.
Dalam sektor pertanian sistem pengeringan yang umum digunakan adalah tenaga
surya. Pada sistem tenaga surya ini, bahan diekspos ke sinar surya secara langsung maupun
tidak langsung. Uap air yang terjadi dipindahkan dari tempat pengeringan melalui aliran
udara. Proses aliran udara ini terjadi karena terdapat perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan
udara ini dapat terjadi secara konveksi bebas maupun konveksi paksa. Konveksi bebas terjadi
tanpa bantuan luar, yaitu pengaliran udara hanya bergantung pada perbedaan tekanan yang
disebabkan oleh perbedaan densitas udara. Sedangkan pada konveksi secara paksa digunakan
kipas untuk memaksa gerakan udara (Hasibuan, 2005).

Pengeringan bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dengan cara mengurangi


kadar air untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme pembusuk. Dalam proses pengeringan
dilakukan pengaturan terhadap suhu, kelembaban (humidity), dan aliran udara. Proses
pengeringan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme adalah untuk mempertahankan
mutu produk terhadap perubahan fisik dan kimiawi yang ditentukan oleh perubahan kadar air,
mengurangi biaya penyimpanan, pengemasan dan transportasi, untuk mempersiapkan produk
kering yang akan dilakukan pada tahap berikutnya, memperpanjang umur simpan dan
memperbaiki kegagalan produk. Produk kering dapat digunakan sebagai bahan tambahan
dalam pembuatan produk baru (Romdani et al. 2017).

Anda mungkin juga menyukai