Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

INTERVENSI KESEHATAN LINGKUNGAN LIMBAH PADAT

DAN CAIR (AIR LIMBAH)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 8

ALFINDA KUSUMA WARDANI (P21345119005)

ALIFIYA RAMANIA (P21345119006)

ANGGIE FEBRYANTI PERMANA (P21345119010)

ANNISA NUR ZHARIFA (P21345119012)

MUHAMMAD BAGUS RIDHO MUTTAQIN (P21345119049)

DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120

i
6KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah


memberikan limpahan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Dalam penyelesaian
makalah dari tugas ini, tidak lepas dari bimbingan dan arahan serta bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu di antaranya :

Pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-
dasar Kesehatan Lingkungan dengan materi Intervensi Kesehatan Lingkungan
Limbah Padat dan Cair (Air Limbah).

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam


penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif, selalu
penyusun harapkan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Jakarta, November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ......................................…….. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................ 1

1.3 TUJUAN PENELITIAN …………………………………...…….. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 WUJUD DARI LIMBAH PADAT DAN CAIR …………………. 3

2.2 PENGELOMPOKAN LIMBAH BERDASARKAN SUMBER … 4

2.3 USAHA PENANGGULANGAN LIMBAH …………………….. 4

2.4 INTERVENSI LIMBAH PADAT ……………………………….. 5

2.5 INTERVENSI LIMBAH CAIR ………………………………….. 8

BAB III PENUTUP

3.1 SIMPULAN .................................................................................... . 9

3.2 SARAN ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….... 11

iii
BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan.

1.1 Latar Belakang

Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk
memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak
menimbulkan pencemaran lingkungan. Manusia adalah merupakan satusatunya
komponen Lingkungan Hidup biotik yang mempunyai kemampuan untuk dengan
sengaja merubah keadaan lingkungan hidup. Dalam usaha merubah lingkungan
hidupnya ini dengan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat
menimbulkan masalah yang disebut pencemaran. Manusia juga dapat merubah
keadaan lingkungan yang tercemar akibat berbuatannya ini menjadi keadaan
lingkungan yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang, dapat mengurangi
terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat mecegah
terjadinya pencemaran.

Pencemaran lingkungan meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk,


bertambah dan beraneka ragamnya industri. Namun prasarana untuk mengolah
limbah tidak berkembang sepesat pertambahan limbah. Masalah yang sering timbul
adalah bahwa pengelolaan limbah dianggap akan menambah biaya tanpa disertai
manfaat yang dapat diukur secara kuantitatif. Di sektor industri, makin tingginya
kriteria baku mutu air, makin berfungsinya unit pengolah limbah cair industri,
makin ketatnya kontrol terhadap pencemaran air, maka akan makin menambah
kuantitas limbah padat (lumpur) hasil proses pengolahan limbah cair, yang
menunggu untuk dikelola lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

Menurut latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:

1. Bagaimana wujud dari limbah padat dan cair ?

2. Apa saja pengelompokan limbah dari berdasarkan sumber ?

1
3. Bagaimana usaha penanggulangan limbah ?

4. Apa saja intervensi limbah padat ?

5. Apa saja intervensi limbah cair ?

1.3 Tujuan

Tujuan perumusan masalah di atas, yaitu:

1. Untuk mengetahui wujud dari limbah padat dan cair.

2. Untuk mengetahui pengelompokan limbah dari berdasarkan sumber.

3. Untuk mengetahui usaha penanggulangan limbah.

4. Untuk mengetahui intervensi limbah padat.

5. Untuk mengetahui intervensi limbah cair.

2
BAB II PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan teori dan pembahasan yang relevan mengenai
intervensi kesehatan lingkungan limbah padat dan cair (Air Limbah)

2.1 Wujud dari limbah padat dan cair

1) Limbah Padat

Merupakan limbah yang terbanyak dilingkungan. Biasanya limbah padat


disebut sebagai sampah. Klasifikasi limbah padat (sampah) menurut istilah teknis
ada 6 kelompok, yaitu :

a. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi


basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah busuk

b. Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah


padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh
mikroorganisme, sehingga sulit membusuk, misalnya kertas, plastic, kaca
dan logam.

c. Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya
hasil pembakaran.

d. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang


berupa bangkai binatang.

e. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan


jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan

f. Sampah industry (industrial waste), semua limbah padat buangan


industry

2) Limbah Cair

Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air
beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut
dalam air

3
a. Limbah cair domestic (domestic wastewater) yaitu limbah cair hasil
buangan dari rumahtangga, bangunan perdagangan, perkantoran, dan
sarana sejenis. Misalnya air deterjen sisa cucian, air sabun, tinja

b. Limbah cair industry (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil


buangan industry. Misalnya air sisa cucian daging, buah, sayur dari
industry pengolahan makanan dan sisa dari pewarnaan kain/bahan dari
industry tekstil

c. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang
berasal dari berbagai sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah
cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan.

d. Air Hujan (strom water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah.

2.2 Pengelompokan Limbah Berdasarkan Sumber.

Pengelompokan limbah berdasarkan sumber yaitu:

1) Limbah domestic, adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman


penduduk

2) Limbah industry, merupakan buangan hasil proses industri

3) Limbah pertanian, berasal dari daerah pertanian atau perkebunan

4) Limbah pertambangan, berasal dari kegiatan pertambangan

2.3 Usaha Penanggulangan Limbah

Usaha penanggulangan limbah, sebagai berikut:

1) Melarang pembuangan sampah-sampah rumah tangga keselkan (parit),


sungai, danau dilaut,dan sampah itu harus dibuang pada tempat-tempat yang
telah ditentukan.

4
2) Setiap perusahaan minyak diwajibkan memiliki peralatan yang dapat
membendung tumpukan minyak dan kemudian menyedot kembali, dengan
demikian tumpukan minyak tidak akan melebar luas dan mengurangi adanya
limbah rumah tangga. Menetapkan Baku mutu lingkungan adalah batas kadar
yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan
dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,tumbuhan
atau benda lainnya

2.4 Intervensi Limbah Padat

Berdasarkan Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1204/Menkes/SK/X/2004 bahwa :

1) Pengolahan limbah padat

Upaya untuk mengurangi volume merubah bentuk atau memusnahkan limbah


padat dilakukan pada sumbernya. Limbah yang masih dapat dimanfaatkan kembali
limbah padat organic yang dioleh menjadi pupuk.

2) Lokasi Pembuangan Limbah Padat Akhir

Limbah padat umum (domestic) dibuang ke lokasi pembuangan akhir yang


dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda) atau badan lain sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Selain itu Pengolahan limbah juga dilakukan agar lebih memudahkan dalam
pengelolaannya, atau agar mengurangi dampak negatif bila diolah lebih lanjut,
seperti :

1) Penghalusan (shredding)

2) Pemadatan timbunan

3) Solidifikasi/pengkapsulan

Pengolahan limbah agar dihasilkan sebuah produk yang bermanfaat, seperti :

1) Pengomposan (dihasilkan humus)

5
2) Insinerasi/pembakaran (dihasilkan energi panas)

3) Metanisasi (dihasilkan gasbio)

Pembuangan limbah ke suatu tempat guna menghindari kontak dengan


manusia, seperti lahan-urug (landfill) Pada dasarnya usaha-usaha pengolahan
limbah guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan sebagian besar
bersifat transformasi materi yang dianggap berbahaya sehingga dihasilkan materi
lain yang lebih tidak mengganggu.

Beberapa teknologi secara termal dapat digunakan untuk mengolah limbah,


namun yang biasa digunakan adalah

1) Insinerasi

Insinerasi yaitu menggunakan oksidasi termal untuk mengkonversi limbah


organik menjadi limbah anorganik dengan pengurangan massa, bakteri, virus serta
materi toksik yang terkandung sebelumnya. Teknologi ini biasa digunakan untuk
menangani sampah kota maupun limbah B3 (padat atau cair).

2) Pengomposan

Pengomposan merupakan salah satu teknik pengolahan limbah yang


biodegradabel (dapat diuraikan oleh mikroorganisme). Fungsi kompos adalah
selain sebagai pupuk organik, akan berfungsi pula untuk memperbaiki struktur
tanah, memperbesar kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air serta zat
hara yang lain.

Menurut prosesnya, pengomposan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu


pengomposan secara aerobik dan secara anaerobik. Pengomposan yang sering
dilakukan adalah secara aerobik (tersedia oksigen dalam prosesnya), karena
berbagai kelebihan, seperti:

a. tidak menimbulkan bau

b. waktu lebih cepat

c. temperatur tinggi sehingga dapat membunuh bakteri patogen an telur


cacing Kompos yang dihasilkan disebut kompos higienis

6
Proses pengomposan (composting) adalah dekomposisi materi organik
limbah secara biologis dibawah kontrol kondisi proses yang berlangsung. Dalam
produk akhir, materi organik belumlah dapat dikatakan stabil, namun dapat disebut
stabil sementara secara biologis, karena disini dibedakan dengan cara kimia-fisik
seperti insinerasi dan pirolisis. Penggunaan kata 'kontrol' disini untuk membedakan
dengan dekomposisi yang terjadi secara alamiah, seperti dalam sebuah landfill.

Kompos dapat disebut berkualitas baik bila mempunyai karakteristik sebagai


humus dan bebas dari bakteri patogen serta tidak berbau yang tidak enak.
Pengomposan sampah kota dalam hal ini bersasaran ganda, yaitu menangani
sampah kota dan sekaligus memperoleh bahan untuk menunjang pertanian

Klasifikasi pengomposan didasarkan atas prinsip penggunaan oksigen aerob


dan anaerob didasarkan atas temperatur yang terjadi mesofilik dan thermofilik dan
didasarkan atas teknologinya yaitu lambat (open/windrow) dan cepat (accelerated
composting). Pengomposan secara aerob mengikut sertakan aktivitas mikroba
aerobik, dengan demikian membutuhkan kehadiran oksigen selama proses
berlangsung. Sedang pengomposan secara anaerob tidak membutuhkan kehadiran
mikroba aerob selama prosesnya. Pengomposan aerob ditandai dengan temperatur
tinggi, tidak menimbulkan bau dan lebih cepat dibanding anaerob. Keuntungan dari
proses anaerob adalah tidak dibutuhkan perhatian yang terlalu banyak selama
proses berlangsung. Pengomposan cepat adalah dengan cara mempercepat
pembuatan kompos setengah matang, misalnya dengan suplai udara atau
kelembaban. Sedangkan pematangan komposnya dilakukan secara diangin-angin.
Guna berlangsungnya kondisi yang baik bagi degradasi biokomiawi dari materi
organik diperlukan :

a. ketersediaan udara, yaitu dengan menjamin sirkulasi udara segar (kaya


akan oksigen) untuk menggantikan udara dalam media (kaya akan
CO2)

b. kehomogenan sampah, misalnya dengan pengadukan, pemotongan


sampah sebelum dikomposkan dsb.

7
2.5 Intervensi Limbah Cair.

Berdasarkan Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1204/Menkes/SK/X/2004 bahwa :

Limbah cair harus dikumpulan dalam container yang sesuai dengan


karakteristik bahan kimia,dan radiologi, volume dan prosedur penanganan dan
penyimpanannya

a. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran


tertutup,kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah
dengan saluran air hujan.

b. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit
harian limbah yang dihasilkan.

c. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah harus dilengkapi/ditutupi dengan grill.

d. Air limbah yang berasal dari laboraturium harus diolah di Instansi


Pengolahan Air Limbah (IPAL) bila tidak mempunyai IPAL harus
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak
lain atau pihak yang berwenang.

e. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan


setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8
BAB III PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran untuk makalah ini.

3.1 Kesimpulan

Masalah yang sering timbul pada saat ini adalah bahwa pengelolaan limbah
dianggap akan menambah biaya tanpa disertai manfaat yang dapat diukur secara
kuantitatif. Di sektor industri, makin tingginya kriteria baku mutu air, makin
berfungsinya unit pengolah limbah cair industri, makin ketatnya kontrol terhadap
pencemaran air, maka akan makin menambah kuantitas limbah padat (lumpur) hasil
proses pengolahan limbah cair, yang menunggu untuk dikelola lebih lanjut.

Wujud dari limbah padat adalah Sampah organik mudah busuk (garbage),
sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), Sampah abu (ashes),
Sampah bangkai binatang (dead animal), Sampah sapuan (street sweeping), dan
Sampah industry (industrial waste) sedangkan wujud dari Limbah Cair adalah
limbah cair domestic (domestic wastewater), Limbah cair industry (industrial
wastewater), Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), dan Air Hujan (strom
water).

Pengelompokan limbah berdasarkan sumber terbagi menjadi empat yaitu :


Limbah domestic, adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk,
Limbah industry, merupakan buangan hasil proses industri, Limbah pertanian,
berasal dari daerah pertanian atau perkebunan dan Limbah pertambangan, berasal
dari kegiatan pertambangan.

Usaha penanggulangan limbah, sebagai berikut: Melarang pembuangan


sampah-sampah rumah tangga keselkan (parit), sungai, danau dilaut,dan sampah itu
harus dibuang pada tempat-tempat yang telah ditentukan. Dan juga setiap
perusahaan minyak diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung

tumpukan minyak dan kemudian menyedot kembali.

9
Invertensi limbah padat yaitu berdasarkan Keputusan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 bahwa :Pengolahan limbah
padat adalah Upaya untuk mengurangi volume merubah bentuk atau memusnahkan
limbah padat dilakukan pada sumbernya. Limbah yang masih dapat dimanfaatkan
kembali limbah padat organic yang dioleh menjadi pupuk.Lokasi Pembuangan
Limbah Padat Akhir sedangkan lokasi Limbah padat umum (domestic) dibuang ke
lokasi pembuangan akhir yang dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda) atau badan
lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Pengolahan limbah agar
dihasilkan sebuah produk yang bermanfaat, seperti :Pengomposan (dihasilkan
humus) dan Insinerasi/pembakaran (dihasilkan energi panas).

Intervensi limbah cair yaitu berdasarkan Keputusan Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 bahwa ada 5 hal yang harus
diperhatikan yaitu Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran
tertutup,kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah dengan
saluran air hujan yang kedua Perlu dipasang alat pengukur debit, yang ketiga Air
limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus
dilengkapi/ditutupi dengan grill. Selanjutnya Air limbah yang berasal dari
laboraturium harus diolah di Instansi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dan yang
terakhir adalahFrekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent)
dilakukan setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3.2 Saran

Untuk penulis, pembuatan makalah, sebaiknya dilakukan jauh hari sehingga


materi yang disajikan lebih luas dan lebih maksimal. Dengan penyusunan makalah
ini, diharapkan bagi mahasiswa untuk selanjutnya dapat membuat makalah dan
mengembangkannya sehingga lebih dimengerti mengenai intervensi kesehatan
lingkungan limbah padat dan cair (air limbah) untuk menjaga kualitas lingkungan
dari pencemaran yang diakibatkan oleh pihak-pihak kyang tidak bertanggung
jawab.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk12042004.pdf

https://www.academia.edu/8425394/Konsep_Dasar_Kesehatan_Lingkungan

https://www.academia.edu/26274079/Kegiatan_kesling

https://caridokumen.com/download/kegiatan-kesling
5a461ce0b7d7bc7b7af0139a_pdf

11

Anda mungkin juga menyukai