Anda di halaman 1dari 8

Tugas Gizi (kkal)

Robert Tupan us Abatan


11 2019 015

Nama Berat (gram) Kalori (kkal)


Bubur 200 44
Nasi Tim 100 88
Nasi Uduk 200 506
Roti Tawar 50 128
Crakers 50 229
Mie instant 50 168

JUMLAH KALORI/CC SUSU BEBERAPA MERK

No Merk Susu Usia Jumlah kalori yang tertera Kalori/cc


SGM
1 SGM BBLR 80 kkal/ 100 ml 0,8 kkal/cc
2 SGM Ananda 0-6 bulan 65 kkal/ 100 ml 0,65 kkal/cc
3 SGM Ananda 6-12 bulan 67 kkal/ 100 ml 0,67 kkal/cc
4 SGM Eksplor 1-3 tahun 150 kkal/ 200 ml 0,75 kkal/cc
5 SGM Eksplor 3-5 tahun 160 kkal/ 200 ml 0,8 kkal/cc
6 SGM Eksplor 5-12 tahun 160 kkal/ 170 ml 0,9 kkal/cc
7 SGM Ananda PHPro 0-6 bulan 66 kkal/ 100 ml 0,66 kkal/cc
8 SGM Ananda PHPro 6-12 bulan 66 kkal/ 100 ml 0,66 kkal/cc
9 SGM Eksplor PHPro 1-3 tahun 150 kkal/200 ml 0,75 kkal/cc
10 SGM Ananda Soya 0-6 bulan 66 kkal/ 100 ml 0,66 kkal/cc
11 SGM Ananda Soya 6-12 bulan 65 kkal/ 100 ml 0,65 kkal/cc
12 SGM Eksplor Soya 1-5 tahun 170 kkal/ 200 ml 0,85 kkal/cc
13 SGM Digesmill 1-3 tahun 150 kkal/ 200 ml 0,75 kkal/cc
LACTOGEN
14 LACTOGEN 1 0-6 bulan 67 kkal/ 100 ml 0,67 kkal/cc
15 LACTOGEN 2 6-12 bulan 160 kkal/ 230 ml 0,7 kkal/cc
16 LACTOGROW 3 1-3 tahun 160 kkal/ 190 ml 0,84 kkal/cc
17 LACTOGROW 4 3-5 tahun 160 kkal/ 190 ml 0,84 kkal/cc
NUTRICIA
18 Nurtribaby 1 0-6 bulan 65 kkal/ 100 ml 0,65 kkal/cc
19 Nutribaby 2 6-12 bulan 130 kkal/ 200 ml 0,65 kkal/cc
20 Nutrilon 3 1-3 tahun 180 kkal/ 230 ml 0,78 kkal/cc
21 Nutrilon 4 3-5 tahun 185 kkal/ 235 ml 0,79 kkal/cc
22 Nurtribaby Royal 1 0-6 bulan 65 kkal/ 100 ml 0,65 kkal/cc
23 Nutribaby Royal 2 6-12 bulan 140 kkal/ 200 ml 0,7 kkal/cc
24 Nutrilon Royal 3 1-3 tahun 180 kkal/ 230 ml 0,78 kkal/cc
25 Nutrilon Royal 4 3-5 tahun 190 kkal/ 235 ml 0,81 kkal/cc
26 Bebelove 1 0-6 bulan 66 kkal/ 100 ml 0,66 kkal/cc
27 Bebelove 2 6-12 bulan 140 kkal/ 200 ml 0,7 kkal/cc
28 Bebelac 3 1-3 tahun 180 kkal/ 235 ml 0,77 kkal/cc
29 Bebelac 4 3-5 tahun 180 kkal/ 235 ml 0,77 kkal/cc
NESTLE
30 Danstart 1 0-6 bulan 67 kkal/ 100 ml 0,67 kkal/cc
31 Danstart 2 6-12 bulan 140 kkal/ 200 ml 0,7 kkal/cc
32 Dancow 3 1-3 tahun 160 kkal/190 ml 0,84 kkal/cc
33 Dancow 4 3-5 tahun 170 kkal/ 200 ml 0,85 kkal/cc
34 Dancow 5 5-12 tahun 180 kkal/ 185 ml 0,97 kkal/cc
35 Batita 1-3 tahun 160 kkal/200 ml 0,8 kkal/cc
36 Datita 3-5 tahun 160 kkal/200 ml 0,8 kkal/cc
37 Datita 5-12 tahun 150 kkal/200 ml 0,75 kkal/cc
38 NAN 1 0-6 bulan 67 kkal/ 100 ml 0,67 kkal/cc
39 NAN 2 6-12 bulan 160 kkal/ 230 ml 0,69 kkal/cc
40 NAN 3 1-3 tahun 150 kkal/230 ml 0,65 kkal/cc
FRISIAN FLAG
41 Jelajah 1-3 tahun 170 kkal/ 200 ml 0,85 kkal/cc
42 Karya 3-5 tahun 180 kkal/ 200 ml 0,9 kkal/cc
MORINAGA
43 BMT 0-6 bulan 67 kkal/ 100 ml 0,67 kkal/cc
44 Chil-mil 1-3 tahun 140 kkal/220 ml 0,64 kkal/cc
45 Chil-kid 3-5 tahun 150 kkal/200 ml 0,75 kkal/cc
46 Chil-school 5-12 tahun 200 kkal/200 ml 1,0 kkal/cc

2. Perbedaan SKM (susu kental manis), Susu segar, UHT (ultra high temperature), dan
SF (susu formula)
 SKM (susu kental manis)
Susu kental manis (SKM) adalah produk olahan susu berbentuk cairan kental
yang diperoleh dengan menghilangkan atau menguapkan sebagian air dari
susu segar atau hasil rekonstitusi susu bubuk berlemak penuh, atau hasil
rekombinasi susu bubuk tanpa lemak dengan lemak susu atau lemak nabati,
yang telah ditambah gula,dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain
dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan.
 Susu segar
Susu Segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat, yang
diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak
dikurangi atau ditambah apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali
pendinginan
 UHT (ultra high temperature)
Susu UHT (ultra high temperature) adalah susu yang dibuat menggunakan
proses pemanasan yang melebihi proses pasteurisasi, umumnya mengacu pada
kombinasi waktu dan suhu tertentu dalam rangka memperoleh produk komersil
yang stesil. Pemilihan kombinasi antara waktu dan suhu yang tepat disebut juga
teknik sterilisasi UHT. Menurut definisi dari pengaturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah inggris , UHT adalah proses dimana produk susu diberi perlakuan
pemanasan pada suhu diatas 100oC dan dikemas secara aseptis, setelah
melewati proses inkubasi yang tidak kurang dari 14 hari pada suhu 30oC serta
bebas dari pencemaran mikroorganisme.
 SF (Susu formula)
Susu formula adalah cairan yang berisi zat yang mati didalamnya, tidak ada sel yang
hidup seperti sel darah putih, zat pembunuh bakteri, antibodi, serta tidak mengandung
enzim maupun hormon yang mengandung faktor pertumbuhan. susu formula juga
merupakan cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan
anak-anak yang berfungsi sebagai pengganti ASI.
(Ardiansyah dalam Roesli, 2004).

3. Perbedaan antara asi dan susu formula


ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama
kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah
makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI
sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi
normal sampai usia 6 bulan.

Cara ASI di produksi


Pada dasarnya, payudara merupakan kombinasi dari sejumlah jaringan ikat, kelenjar air
susu serta jaringan lunak. Dibandingkan dengan komposisi jaringan lainnya, lemak
berfungsi sebagai pelindung ini mengisi sebagian besar ruang di dalam payudara.
Jumlah jaringan lunak pada payudara tersebut berbeda pada masing-masing wanita.
Namun perlu diingat ukuran payudara tidak berpengaruh terhadap banyak sedikitnya
produksi ASI.
Selain itu perubahan juga terlihat di puting susu dan areola (daerah gelap berbentuk
lingkaran di sekitar puting susu) akan menjadi gelap warnanya. Menurut sejumlah ahli,
perubahan tersebut merupakan cara alam untuk mempermudah bayi menemukan puting
susu ibunya. Munculnya semacam tonjolan di daerah areola yang disebut “kelenjar
Montgomery” yang memiliki peran dalam memelihara kesehatan payudara. Semacam
zat berminyak yang akan membantu membersihkan dan meminyaki daerah di sekitar
puting susu. Sebaiknya ibu tidak membersihkan payudara dengan sabun karena dapat
menghilangkan minyak tersebut. ASI diproduksi didalam alveoli. Air susu tersebut
dapat mengalir masuk ke dalam duktus berkat kerja otot-otot halus yang mengelilingi
alveoli. Dari duktus, air susu kemudian mengalir ke saluran air susu yang lebih besar
dan selanjutnya masuk ke dalam jaringan penyimpan air susu yang terletak tepat di
bawah areola. Jaringan ini berfungsi seperti bak penampung air susu sementara, sampai
tiba saatnya bayi menghisapnya, melalui celah pada puting susu.

Manfaat Pemberian ASI

 Sumber nutrisi dan kalori yang lengkap, komposisi ASI berubah setiap saat sesuai
dengan kebutuhan bayi.
 Perlindungan optimal dari berbagai penyakit karena mengandung zat imunitas dan
atibodi. ASI mengandung zat kekebalan yang membantu bayi melawan bakteri dan
virus, contohnya ketika bayi terjangkit kuman, otomatis payudara akan memproduksi
antibodi baru melalui air susu yang diproduksi. Catatan: Memompa Payudara tidak
akan menghasilkan antibodi ini, karena tubuh bayi tidak bersentuhan langsung dengan
tubuh ibu. ASI mengandung: sel darah putih (leukosit) yang sanggup membunuh
bakteri dan virus, Interferon (sejenis protein yang berfungsi mengidentifikasi
kehadiran virus), Lysozyme (sejenis ensim untuk melawan infeksi), dan masih banyak
lagi zat-zat berguna lainnya.

 Anak yang diberi ASI Eksklusif mempunyai IQ dan kemampuan intelektual lebih
tinggi dibanding anak yang diberikan Susu Formula (sample pada anak umur 7 bulan
sampai 8 tahun), semakin lama anak diberikan ASI makan semakin tinggi IQnya. ASI
memiliki mnutrien untuk sel otak.

 Meningkatkan perkembangan emosi, kepribadian dan kepercayaan diri.

 Meningkatkan kualitas kesehatan ibu.

 Mengurangi pencemaran lingkungan

 Memberi manfaat ekonomi bagi rumah tangga. ASI lebih efisien dan murah, karena
tidak perlu membeli kemasan susu, tidak perlu diaduk, tidak perlu dipanaskan, dan
sebagainya.
Hambatan Pemberian ASI

 Tidak mengetahui cara menyusui atau bagaimana menghadapi masalah dalam


menyusui

 Pengalaman dan perasaan pribadi mengenai menyusui

 Tradisi dan kebiasaan public menggunakan susu formula

 Kurangnya dukungan tenaga kesehatan, tempat kerja, keluarga dan pasangan

 Kebiasaan-kebiasaan seperti menjadwalkan menyusui, pemberian susu formula secara


rutin , dan penggunaan botol, dot dan empeng

 Promosi dan iklan perusahaan/produk susu formula

Risiko Pemberian Susu Formula

Bayi yang tidak disusui memiliki risiko lebih tinggi terhadap:

 Diare. Gangguan diare 3 sampai 5 kali lebih sering dijumpai pada bayi yang di beri
susu formula. ASI melindungi bayi dari diare. Diare telah membunuh 500 bayi dan anak
setiap tahunnya di Amerika Serikat. ASI mengandung zat-zat yang disebut bakteria
yang baik bagi pencernaan bayi yang dapat mengurangi bakteri yang menyebabkan
diare.

 Radang paru-paru. Bayi yang di beri susu formula 4 kali beresiko lebih tinggi terkena
demam, bronkhitis, pneumonia dan gangguan pernafasan lainnya.

 Infeksi telinga tengah. Rata-rata bayi yang diberi ASI, lebih sedikit mengalami
gangguan infeksi telinga. Infeksi akibat kontaminasi formula. Radang selaput
otak/sumsum tulang belakang dan infeksi saluran kencing lebih banyak di jumpai pada
bayi yang diberikan susu formula. Bayi yang di berikan susu formula 10 kali lebih
sering masuk dirawat di rumah sakit karena mengalami infeksi serius di bandingkan
bayi yang diberi ASI.

 Alergi. Bayi yang di berikan susu formula cenderung mengidap alergi, termasuk alergi
pada susu sapi dan kedelai.

 Asma

 Kurang gizi
 Malformasi gigi-geligi. ASI mengurangi penyakit gigi berlubang pada anak (tidak
berlaku pada ASI dengan botol). Karena menyusui lewat payudara ada semacam keran,
jika bayi stop menghisap, otomatis asupan ASI akan stop juga, dan tidak seperti pada
botol, jadi ASI tidak akan mengumpul pada gigi dan menyebabkan gigi berlubang.

 Penurunan perkembangan kognitif. Susu formula selalu dihubungkan sebagai salah satu
penyebab autis, keterlambatan dalam berbicara dan kesulitan belajar pada bayi.

 Kanker di masa kanak-kanak

 Obesitas. Bayi yang diberi susu formula terancam obesitas. Kebanyakan susu formula
berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia.
Kita tahu bahwa hewan cenderung lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan
manusia. Tidak heran sebuah penelitian menyebutkan bahwa bayi yangmendapat ASI
tidak segemuk bayi yang mendapat susu formula. Pertumbuhannya lebih bagus dan
jarang sakit. Tidak sedikit bayi diare akibat susu formula karena gula susu sapi (laktosa)
pada beberapa bayi.

 Penyakit jantung. Pemberian ASI membantu tubuh bayi untuk mendapat kolesterol
baik, ini artinya melindungi bayi dari penyakit jantung pada saat dewasa. ASI
mengandung kolesterol tinggi (fatty acid) yang berguna untuk bayi dalam membangun
jaringan-jaringan saraf dan otak. Susu yang berasal dari sapi tidak mengandung
kolesterol ini.

 Diabetes

 Kematian. Kematian mendadak (SIDS / Sudden infant death syndrome) pada bayi lebih
banyak dialami oleh bayi yang di berikan susu formula. Susu formula sangat rendah
kandungan tryptophan yang sangat dibutuhkan badan untuk membentuk serotonin,
serotonin adalah zat yang berfungsi mengatur tidur, Penelitian pada bayi yang
meninggal mendadak rata-rata mempunyai zat serotonin (yang sangat rendah pada
otak). Susu ibu sangat tinggi kandungan tryptophan. SIDS sampai sekarang masih
belum ditemukan penyebab utamanya.

Ibu yang tidak menyusui memiliki risiko lebih tinggi terhadap:

 Kanker payudara

 Kelebihan berat badan

 Kanker ovarium dan encometrium


 Osteoporosis

 Jarak antar kelahiran yang berdekatan

 Stress dan kecemasan

 Rheumatoid arthritis

 Diabetes

Risiko MPASI Dini

Makanan pendamping ASI (MPASI) mulai diberikan pada usia 6 bulan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Pemberian MPASI sebelum waktunya memiliki
beberapa risiko kesehatan bagi bayi:

 Menggantikan porsi ASI yang diminum bayi sehingga dapat menurunkan produksi ASI

 Tekstur yang cenderung cair (bubur encer atau sup) memiliki kalori yang lebih rendah
dibandingkan ASI

 Meningkatkan risiko sakit karena berkurangnya factor perlindungan dari ASI

 Meningkatkan risiko diare karena MPASI tidak sebersih ASI

 Meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan kondisi alergi lainnya karena bayi
belum mampu mencerna dan menyerap makanan dengan baik

Meningkatkan risiko ibu untuk hamil karena berkurangnya frekuensi menyusui

Kesimpulan

Jadi dapat di simpulkan bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI
merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi
yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas sedangkan susu
formula Bayi yang diberi susu formula terancam obesitas. Kebanyakan susu
formula berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari
protein manusia. Kita tahu bahwa hewan cenderung lebih cepat pertumbuhannya
dibandingkan dengan manusia dan itu berarti ASI lebih baik di konsumsi oleh bayi
di banding susu formula.
Saran

Sebaiknya para ibu memberikan ASI pada bayinya agar menunjang kecerdasan otak
dan supaya bayinya terhindar dari penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Standardisasi Nasional, 1998).

Badan Pengawas Obat dan Makanan (2006)

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo.

Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo.

E. Albert Reece and John C. Hobbins. Clinical Obstetrics The Fetus and Mother. Third
edition. Blackwell Publishing , Jakarta; 2007
Salmah, dkk. Asuhan kebidanan antenatal. EGC. Jakarta; 2006

Anda mungkin juga menyukai