2. Perbedaan SKM (susu kental manis), Susu segar, UHT (ultra high temperature), dan
SF (susu formula)
SKM (susu kental manis)
Susu kental manis (SKM) adalah produk olahan susu berbentuk cairan kental
yang diperoleh dengan menghilangkan atau menguapkan sebagian air dari
susu segar atau hasil rekonstitusi susu bubuk berlemak penuh, atau hasil
rekombinasi susu bubuk tanpa lemak dengan lemak susu atau lemak nabati,
yang telah ditambah gula,dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain
dan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan.
Susu segar
Susu Segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat, yang
diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak
dikurangi atau ditambah apapun dan belum mendapat perlakuan apapun kecuali
pendinginan
UHT (ultra high temperature)
Susu UHT (ultra high temperature) adalah susu yang dibuat menggunakan
proses pemanasan yang melebihi proses pasteurisasi, umumnya mengacu pada
kombinasi waktu dan suhu tertentu dalam rangka memperoleh produk komersil
yang stesil. Pemilihan kombinasi antara waktu dan suhu yang tepat disebut juga
teknik sterilisasi UHT. Menurut definisi dari pengaturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah inggris , UHT adalah proses dimana produk susu diberi perlakuan
pemanasan pada suhu diatas 100oC dan dikemas secara aseptis, setelah
melewati proses inkubasi yang tidak kurang dari 14 hari pada suhu 30oC serta
bebas dari pencemaran mikroorganisme.
SF (Susu formula)
Susu formula adalah cairan yang berisi zat yang mati didalamnya, tidak ada sel yang
hidup seperti sel darah putih, zat pembunuh bakteri, antibodi, serta tidak mengandung
enzim maupun hormon yang mengandung faktor pertumbuhan. susu formula juga
merupakan cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan
anak-anak yang berfungsi sebagai pengganti ASI.
(Ardiansyah dalam Roesli, 2004).
Sumber nutrisi dan kalori yang lengkap, komposisi ASI berubah setiap saat sesuai
dengan kebutuhan bayi.
Perlindungan optimal dari berbagai penyakit karena mengandung zat imunitas dan
atibodi. ASI mengandung zat kekebalan yang membantu bayi melawan bakteri dan
virus, contohnya ketika bayi terjangkit kuman, otomatis payudara akan memproduksi
antibodi baru melalui air susu yang diproduksi. Catatan: Memompa Payudara tidak
akan menghasilkan antibodi ini, karena tubuh bayi tidak bersentuhan langsung dengan
tubuh ibu. ASI mengandung: sel darah putih (leukosit) yang sanggup membunuh
bakteri dan virus, Interferon (sejenis protein yang berfungsi mengidentifikasi
kehadiran virus), Lysozyme (sejenis ensim untuk melawan infeksi), dan masih banyak
lagi zat-zat berguna lainnya.
Anak yang diberi ASI Eksklusif mempunyai IQ dan kemampuan intelektual lebih
tinggi dibanding anak yang diberikan Susu Formula (sample pada anak umur 7 bulan
sampai 8 tahun), semakin lama anak diberikan ASI makan semakin tinggi IQnya. ASI
memiliki mnutrien untuk sel otak.
Memberi manfaat ekonomi bagi rumah tangga. ASI lebih efisien dan murah, karena
tidak perlu membeli kemasan susu, tidak perlu diaduk, tidak perlu dipanaskan, dan
sebagainya.
Hambatan Pemberian ASI
Diare. Gangguan diare 3 sampai 5 kali lebih sering dijumpai pada bayi yang di beri
susu formula. ASI melindungi bayi dari diare. Diare telah membunuh 500 bayi dan anak
setiap tahunnya di Amerika Serikat. ASI mengandung zat-zat yang disebut bakteria
yang baik bagi pencernaan bayi yang dapat mengurangi bakteri yang menyebabkan
diare.
Radang paru-paru. Bayi yang di beri susu formula 4 kali beresiko lebih tinggi terkena
demam, bronkhitis, pneumonia dan gangguan pernafasan lainnya.
Infeksi telinga tengah. Rata-rata bayi yang diberi ASI, lebih sedikit mengalami
gangguan infeksi telinga. Infeksi akibat kontaminasi formula. Radang selaput
otak/sumsum tulang belakang dan infeksi saluran kencing lebih banyak di jumpai pada
bayi yang diberikan susu formula. Bayi yang di berikan susu formula 10 kali lebih
sering masuk dirawat di rumah sakit karena mengalami infeksi serius di bandingkan
bayi yang diberi ASI.
Alergi. Bayi yang di berikan susu formula cenderung mengidap alergi, termasuk alergi
pada susu sapi dan kedelai.
Asma
Kurang gizi
Malformasi gigi-geligi. ASI mengurangi penyakit gigi berlubang pada anak (tidak
berlaku pada ASI dengan botol). Karena menyusui lewat payudara ada semacam keran,
jika bayi stop menghisap, otomatis asupan ASI akan stop juga, dan tidak seperti pada
botol, jadi ASI tidak akan mengumpul pada gigi dan menyebabkan gigi berlubang.
Penurunan perkembangan kognitif. Susu formula selalu dihubungkan sebagai salah satu
penyebab autis, keterlambatan dalam berbicara dan kesulitan belajar pada bayi.
Obesitas. Bayi yang diberi susu formula terancam obesitas. Kebanyakan susu formula
berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia.
Kita tahu bahwa hewan cenderung lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan
manusia. Tidak heran sebuah penelitian menyebutkan bahwa bayi yangmendapat ASI
tidak segemuk bayi yang mendapat susu formula. Pertumbuhannya lebih bagus dan
jarang sakit. Tidak sedikit bayi diare akibat susu formula karena gula susu sapi (laktosa)
pada beberapa bayi.
Penyakit jantung. Pemberian ASI membantu tubuh bayi untuk mendapat kolesterol
baik, ini artinya melindungi bayi dari penyakit jantung pada saat dewasa. ASI
mengandung kolesterol tinggi (fatty acid) yang berguna untuk bayi dalam membangun
jaringan-jaringan saraf dan otak. Susu yang berasal dari sapi tidak mengandung
kolesterol ini.
Diabetes
Kematian. Kematian mendadak (SIDS / Sudden infant death syndrome) pada bayi lebih
banyak dialami oleh bayi yang di berikan susu formula. Susu formula sangat rendah
kandungan tryptophan yang sangat dibutuhkan badan untuk membentuk serotonin,
serotonin adalah zat yang berfungsi mengatur tidur, Penelitian pada bayi yang
meninggal mendadak rata-rata mempunyai zat serotonin (yang sangat rendah pada
otak). Susu ibu sangat tinggi kandungan tryptophan. SIDS sampai sekarang masih
belum ditemukan penyebab utamanya.
Kanker payudara
Rheumatoid arthritis
Diabetes
Makanan pendamping ASI (MPASI) mulai diberikan pada usia 6 bulan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Pemberian MPASI sebelum waktunya memiliki
beberapa risiko kesehatan bagi bayi:
Menggantikan porsi ASI yang diminum bayi sehingga dapat menurunkan produksi ASI
Tekstur yang cenderung cair (bubur encer atau sup) memiliki kalori yang lebih rendah
dibandingkan ASI
Meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan kondisi alergi lainnya karena bayi
belum mampu mencerna dan menyerap makanan dengan baik
Kesimpulan
Jadi dapat di simpulkan bahwa ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI
merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan
sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi
yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas sedangkan susu
formula Bayi yang diberi susu formula terancam obesitas. Kebanyakan susu
formula berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari
protein manusia. Kita tahu bahwa hewan cenderung lebih cepat pertumbuhannya
dibandingkan dengan manusia dan itu berarti ASI lebih baik di konsumsi oleh bayi
di banding susu formula.
Saran
Sebaiknya para ibu memberikan ASI pada bayinya agar menunjang kecerdasan otak
dan supaya bayinya terhindar dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
E. Albert Reece and John C. Hobbins. Clinical Obstetrics The Fetus and Mother. Third
edition. Blackwell Publishing , Jakarta; 2007
Salmah, dkk. Asuhan kebidanan antenatal. EGC. Jakarta; 2006