Anda di halaman 1dari 7

Fabela khoiriah & Dian Isti Anggraini Ι Congestive Heart Failure NYHA IV et causa Penyakit Jantung Rematik dengan

Hipertensi Grade II dan gizi


kurang

Congestive Heart Failure NYHA IV et causa Penyakit Jantung Rematik dengan


Hipertensi Grade II dan Gizi Kurang
Fabbela Khoiriah1, Dian Isti Anggraini2
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Bagian Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak

Gagal jantung merupakan sindroma klinis kompleks yang disebabkan gangguan struktur dan fungsi jantung sehingga
mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompakan darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.Seorang anak laki-laki 16
tahun mengeluhkan sesak napas saat beraktivitas yang memberat dalam 1 minggu terakhir, terlebih sering dirasakan malam
hari.Sebelumnya mengalami demam tinggi, diikuti nyeri sendi berpindah-pindah.Pada pemeriksaan fisik didapatkan laju nadi
112 x/menit, laju nafas 42 x/menit, pada persendian tidak ditemukan kelainan. Terdapat murmur diastolic derajat 4/6 dan
peningkatan tekanan vena jugular. Pemeriksaan penunjang rontgen torak menunjukkan kardiomegali, laboratorium hematologi
terdapat anemia, leukositosis dan peningkatan laju endap darah. ASTO positif dengan CRP kuantitatif >6 mg/L. hasil
echocardiografi menunjukan regurgitasi tricuspid berat.EKG didapatkan interval P-R memanjang. Pasien didiagnosa dengan
gagal jantung NYHA class IVet causa penyakit jantung rematik dengan hipertensi grade II. Pasien dilakukan tirah baring dan
diterapi dengan oksigen, diet jantung I, ACE inhibitor, diuretik, antibiotik, dan steroid.
Kata kunci : gagal jantung, hipertensi, penyakit jantung rematik

Kata Kunci: congestif heart failure (chf), penyakit jantung rematik, hipertensi, gizi.

Congestive Heart Failure NYHA IV et causa Reumatoid Heart Disease with


Hypertension Grade II and Low Level Nutrition

Abstract

Heart failure is a complex clinical syndrome caused by disorders of the structure and function of the heart thus affecting the
ability of the heart to pump blood in accordance with the needs of the body. A 16-year-old boy complained of shortness of
breath during the heaviest activity in the past week, . Previously had a high fever, followed by joint pain relocated. On physical
examination, the pulse rate was 112 x / min, respiratory rate 42 x / min. There is a 4/6 diastolic murmur and an increase in
jugular venous pressure. Examination of chest X-ray shows cardiomegaly, haematological laboratories have anemia,
leucocytosis and elevated rate of sedimentation of blood. ASTO positive with CRP quantitative> 6 mg / L. Echocardiographic
results show severe tricuspid regurgitation. EKG obtained interval P-R elongated. Patients were diagnosed with NYHA class IV
heart failure et causa rheumatic heart disease with grade II hypertension. The patient performed bed rest and was treated with
oxygen, cardiac diet I, ACE inhibitors, diuretics, antibiotics, and steroids.

Keyword: heart failure, hypertention, rheumatoid heart disease, nutrition

Korespondensi: Fabbela Khoiria, S.Ked, alamat Jl. Pulau Morotai No 15 Gunung Sulah Way Halim Bandar Lampung, HP
082183355888, e-mail fabellakhoiriah@gmail.com

Pendahuluan
Gagal jantung (heart failure) merupakan mempengaruhi kemampuan jantung untuk
sindroma klinis komplek yang disebabkan memompakan darah sesuai dengan kebutuhan
gangguan struktur dan fungsi jantung sehingga tubuh.1Kondisi ini ditandai dengan gangguan

Majority | Volume 6| Nomor 3 |Juli 2017| 102


Fabela khoiriah & Dian Isti Anggraini Ι Congestive Heart Failure NYHA IV et causa Penyakit Jantung Rematik dengan Hipertensi Grade II dan gizi
kurang

hemodinamik berupa penurunan curah jantung Kasus


dan peningkatan tekanan pengisian ventrikel.2 Seorang anak laki-laki berusia 16 tahun
Keluhan napas pendek, sesak napas terkait datang ke Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM)
dengan aktivitas, mudah lelah serta kaki pada bulan Oktober 2015 dengan keluhan sesak
membengkak merupakan gejala yang sering napas yang semakin bertambah hebat pada satu
dikeluhkan pada anak-anak.3 Diagnosis gagal minggu terakhir. Sesak napas dirasakan apabila
jantung ditegakkan berdasarkan anamnesa, beraktivitas ringan seperti berjalan kurang lebih
pemeriksaan fisik, dan hasil rontgen torak. sejauh 10 meter. Pasien juga semakin sering
Kardiomegali pada rontgen torak merupakan terbangun pada malam hari karena sesak napas
tanda penting gagal jantung.Pada bayi dan anak, dan sesak akan berkurang ketika pasien
gagal jantung dapat disebabkan oleh penyakit beristirahat atau tidur dengan menggunakan 1
jantung kongenital maupun didapat dengan sampai 2 bantal ataupun duduk. Keluhan disertai
overload volume atau tekanan atau dari dengan nyeri dada bagian kiri yang menembus
insufisiensi miokard.4 hingga ke punggung dan terasa seperti ditusuk-
Penyakit jantung didapat yang tusuk. Serta pasien juga mengeluhkan adanya
menyebabkan gagal jantung antara lain batuk tanpa disertai dahak terutama pada
abnormalitas metabolik (hipoksia berat dan malam hari.
asidosis) dapat menyebabkan gagal jantung pada Selain itu juga pasien mengeluh nyeri pada
bayi baru lahir, fibroelastosis endokardial persendiaannya, nyeri dirasakan berpindah-
menyebabkan gagal jantung pada bayi, pindah yang bermula dirasakan pada bahu
miokarditis viral sering terjadi pada anak lebih kanan, lalu tangan kanan, dan pergelangan kaki
dari satu tahun, karditis rematik akut dapat kiri.Keluhan bengkak dan kemerahan pada sendi
menyebabkan gagal jantung pada usia anak tidak ada.Pasien tidak pernah mengalami kejang
sekolah, penyakit katup jantung rematik berupa kelemahan anggota gerak ataupun gerakan-
regurgitasi mitral atau regurgitasi aorta gerakan yang tidak disadari.Bercak kemerahan
menyebabkan gagal jantung pada anak yang pada kulit (-).BAK dan BAB biasa.Keluarga pasien
lebih tua dan dewasa, kardiomiopati dilatasi tipe mengaku terjadi penurunan BB pasien sejak 2
idiopatik, kardiomiopati yang berhubungan tahun yang lalu.
dengan distrofi muskular, dan kardiomiopati Pasien mengaku pernah mengalami demam
doxorubicin. Insidensi gagal jantung pada anak yang dirasakan naik turun, batuk pilek serta sakit
usia sekolah terbanyak disebabkan oleh demam tenggorokan sebelumnya dan hilang timbul saat
rematik akut.3 usia ± 9 tahun dan mengkonsumsi obat warung.
Demam rematik akut disebabkan oleh Karena keluhannya tersebut pasien pernah
respon imunologis yang terjadi sebagai sekuel dirawat di RS Kabupaten Tulang Bawang dengan
dari infeksi Streptokokus grup A pada faring keluhan yang sama dan dikatakan sakit jantung 2
tetapi bukan pada kulit. Tingkat serangan tahun yang lalu dan dilakukan pengobatan
demam rematik akut setelah infeksi namun dirasa tak ada perubahan dan obat tidak
streptokokus bervariasi tergantung derajat diketahui oleh orang tua.
infeksinya, yaitu 0,3%-3%. Faktor predisposisi Penderita berobat ke rumah sakit
yang penting meliputi riwayat keluarga yang Kabupaten Tulang Bawangdan sempat dirawat
menderita demam rematik, status sosial selama 7 hari namun tak ada perubahan
ekonomi rendah (kemiskinan, sanitasi yang sehingga orang tua pasien memilih untuk
buruk), dan usia antara 6-15 tahun (dengan langsung membawa penderita berobat ke RSAM.
puncak insidensi pada usia 8 tahun).5 Pasien datang dengan kesadaran composmentis,
tekanan darah ekstremitas superior 110/80
mmHg-110/80 mmHg dan ekstremitas inferior
140/90 mmHg-150/100 mmHg, laju nadi 112

Majority | Volume 6| Nomor 3 |Juli 2017| 103


Fabela khoiriah & Dian Isti Anggraini Ι Congestive Heart Failure NYHA IV et causa Penyakit Jantung Rematik dengan Hipertensi Grade II dan gizi
kurang

x/menit reguler, isi dan tegangan cukup, laju prednison tablet 50 mg (4-3-3), Captopril tablet
napas 42 x/menit, suhu 36,8o C. Berat badan 30 2x12,5 mg, Furosemide injeksi 2x20 mg, benzatin
kg, tinggi badan 147 cm, status gizi kurang. Pada penisilin 1,2 juta Iu secara IM pada gluteus kanan
pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva dan gluteus kiri. Selama perawatan obat-obatan
anemis, bibir kering dan pecah-pecah, tekanan disesuaikan dengan dosis optimal. Pasien juga
vena jugularis meningkat 5+3 cmH2O, tidak mendapatkan edukasi rutin pengobatan
terdapat pembesaran kelenjar getah bening benzatin penisilin di poli anak RSAM, diet
leher dan kelenjar tiroid.Pada toraks gerak napas jantung, dan penyesuaian aktivitas harian.
simetris, terdapat retraksi subcostal, ictus cordis
terlihat dan teraba di ICS V garis aksila anterior Pembahasan
sinistra. Pada perkusi jantung: batas jantung Sesak nafas dapat dibagi menjadi 2 menurut
kanan atas pada ICSII parasternal dextra, kanan asalnya , yaitu dari paru dan ekstra paru. Sesak
bawah pada ICS V linea parasternal dekstra dan yang berasal dari ekstra paru contohnya dari
batas jantung kiri atas pada ICS II parasternal organ jantung , ginjal, penyakit metabolik dan
sinistra, kiri bawah pada ICS VI linea aksila lain-lain. Sesak yang berasal dari paru biasanya
anterior sinistra dengan kesan batas jantung timbul disertai batuk, cuaca, faktor pencetus
melebar, bunyi jantung I dan II reguler, (alergen) dan riwayat keluarga sedangkan sesak
terdengar murmur diastolik derajat 4/6 di apeks yang berasal dari ekstra paru tidak disertai batuk
penjalaran ke aksila, dan tidak terdengar gallop. namun sesak timbul bergantung aktifitas, waktu
Pada perkusi paru terdapat suara redup, pada dan posisi.Pada pasien ini dilakukan anamnesis
auskultasi paru terdapat suara vesikular normal, secara autoanamnesis dan alloanamnesis,
tidak terdengar suara ronki maupun wheezing. didapatkan pasien mengalami sesak nafas hilang
Hepar teraba ¼ dengan konsistensi lunak ujung timbul sejak 2 tahun terakhir, lalu satu minggu
tumpul, nyeri tekan hepar tidak ada, shifting sebelum masuk rumah sakit sesak napas
dullness tidak ada, bising usus 5 x/menit. bertambah berat.Sesak nafas timbul terutama
Terdapat pitting edema pada kedua ekstremitas bila pasien beraktifitas ringan seperti berjalan
inferior, pada ekstremitas superior dan inferior kaki 10 m ataupun saat sedang istirahat. Pasien
tidak ditemukan color, dolor, rubor, tumor dan juga mengeluhkan sesak pada malam hari
fungsiolesa. Pada pemeriksaan ROM (Range Of sehingga sering terbangun.dan tidur
Motion) tidak didapatkan kelainan pergerakan menggunakan 1-2 bantal. Sesak dipengaruhi
bebas ke segala arah. Dari rumah sakit rujukan posisi,namun tidak dipengaruhi cuaca, tidak
hasil rontgen toraks pasien didapatkan disertai batuk, tidak ada riwayat alergi
kardiomegali dengan CTR 66 %. Selama dalam sebelumnya dan tidak terdengar suara bunyi
perawatan dilakukan pemeriksaan laboratorium mengi saat sesak timbul. Pada pasien ini sesak
Hb 10,9 g/dl, Ht 37%, leukosit 13660/ul, LED 15 lebih berasal dari organ jantung di mana gejala
mm/jam, trombosit 302000/ul, ASTO positif, CRP sesak yang dialami pasien masuk ke dalam salah
kuantitatif >6 mg/L. Pada pemeriksaan satu kriteria minor Framingham yaitu dyspnoe
echocardiography didapatkan regurgitasi d’effort.
tricuspid berat, regurgitasi aorta Pada Pada pemeriksaan fisik pasien ini seperti
pemeriksaan EKG didapatkan interval P-R yang tertera pada data sebelumnya ,mengarah
memanjang (0,24 s). Dari data-data diatas dapat pada gejala gagal jantung kongestif yaitu
ditegakkan diagnosis gagal jantung NYHA (New ditemukannya peningkatan JVP, kardiomegali,
York Heart Association) class IVet causa penyakit dan hepatomegali. Murmur diastolik yang
jantung rematik + hipertensi grade II + gizi didapatkan pada pasien ini menunjukan terdapat
kurang. kelainan katup mitral yang mengarah pada suatu
Pasien mendapatkan terapi oksigen nasal penyakit jantung reumatik.3
2L/menit, IVFD D51/4 NS gtt XX/menit,

Majority | Volume 6| Nomor 3 |Juli 2017| 104


Fabela khoiriah & Dian Isti Anggraini Ι Congestive Heart Failure NYHA IV et causa Penyakit Jantung Rematik dengan Hipertensi Grade II dan gizi
kurang

Selain itu, pasien mengeluh nyeri pada Pada pasien ini ditemukan karditis dengan
persendiaannya, nyeri dirasakan berpindah- stenosis mitral, termasuk ke dalam kriteria
pindah yang bermula dirasakan pada bahu karditis berat karena terdapat adanya gambaran
kanan, lalu tangan kanan, dan pergelangan kaki kardiomegali yang nyata dan disertai gagal
kiri.Keluhan bengkak dan kemerahan pada sendi jantung.Endokarditis, radang daun katup mitral
tidak ada.Pasien juga sering mengeluh demam dan aorta serta kordae katup mitral, merupakan
yang dirasakan naik turun dan batuk pilek yang komponen yang paling spesifik pada karditis
dirasakan hilang timbul.Riwayat sakit reumatik.Katup pulmonal dan trikuspid
tenggorokan (+).Bercak kemerahan pada kulit (-). terkadang terlibat.Insufisiensi mitral paling
Keluhan yang dipaparkan pasien mengarah pada sering terjadi pada karditis reumatik, namun
tanda-tanda terjadinya suatu penyakit jantung pada kasus ini terjadi stenosis mitral yang
reumatik ditambah adanya riwayat ISPA lama ditandai dengan adanya bising diastolik yang
yang mendukung terjadinya suatu penyakit PJR.4 menandakan adanya suatu infeksi
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan kronis.Pungtum maksimum bising ditemukan di
Hb:10,9 mg/dl; leukosit: 13.600/µl; LED: 80 apeks dengan penjalaran ke daerah aksila kiri. 3
mm/jam. CRP positif >6 mg/L dan ASTO positif, Berdasarkan penegakkan diagnosa menurut
pada rontgen thoraks ditemukan kardiomegali kriteria WHO tahun 2002-2003 utuk diagnosis
dengan CTR 66%, pada EKG ditemukan adanya Demam Rematik &Penyakit Jantung Rematik
interval PR yang memanjang,Titer (berdasarkan kriteria Jones), pasien termasuk ke
antistreptolisin O (ASTO) yang positif menjadi dalam penyakit jantung rematik dimana
bukti yang mendukung adanya infeksi ditemukan2 kriteria major dan 2 kriteria minor +
Streptokokus. Pada pemeriksaan echocardiografi Streptokokus B hemolitukus grup A bukti infeksi
didapatkan kesan mitral stenosis berat, trikuspid sebelumnya yang disertai adanya kelainan
regurgitasi, aorta regurgitasi sedang, dan katup.Berdasarkan hal tersebut, maka diagnosis
hipertensi pulmonal.Sehingga penyebab yang ditegakkan adalah CHF NYHA IV ec penyakit
kardiomiopati dapat disingkirkan dari diagnosis jantung rematik. 4
banding.Dari seluruh hasil pemeriksaan Anemia pada pasien ini dapat merupakan
penunjang yang dilakukan dapat disimpulkan penyebab atau komplikasi dari gagal
bahwa penderita mengalami penyakit jantung jantung.Anemia dapat terjadi pada gagal jantung
reumatik.4 karena produksi sitokin yang berlebihan, seperti
Pada kasus ini tanda manifestasi mayor tumor necrosis factor-alfa (TNF-α) dan
yang ditemukan berdasarkan kriteria Jones yaitu: interleukin-6 (IL-6) yang dapaat mengurangi
Karditis, karenapada rontgen thoraks ditemukan sekresi erithropoietin (EPO) terkait dengan
gambaran kardiomegali, dan pasien aktivitas EPO di sumsum tulang dan mengurangi
menunjukkan klinis adanya gagal jantung. suplai zat besi ke sumsum tulang. Anemia juga
Sedangkan manifestasi minoryang ditemukan dapat memperburuk fungsi jantung, baik karena
yaitu Atralgia, Peningkatan reaktan fase akut (C- beban jantung melalui takikardia dan
reactive protein, laju endap darah), peningkatan stroke volume maupun akibat
Pemanjangan interval PR pada EKG.4 berkurangnya aliran darah ke ginjal dan retensi
Penyakit jantung reumatik merupakan air yang mengakibatkan beban kerja jantung
kelainan katup jantung yang menetap akibat meningkat.1
demam reumatik akut sebelumnya, terutama Leukositosis pada pasien ini dapat
mengenai katup mitral (75%), aorta (25%), menunjukkan adanya proses infeksi atau
jarang mengenai katup trikuspid, dan tidak inflamasi. Peningkatan kadar leukosit merupakan
pernah menyerang katup pulmonal.21 Penyakit suatu respon normal sumsum tulang terhadap
jantung reumatik dapat menimbulkan stenosis proses infeksi atau inflamasi. Kebanyakan dari
atau insufisiensi atau keduanya.6 sel ini merupakan polimorfonuklear leukosit

Majority | Volume 6| Nomor 3 |Juli 2017| 105


Fabela khoiriah & Dian Isti Anggraini Ι Congestive Heart Failure NYHA IV et causa Penyakit Jantung Rematik dengan Hipertensi Grade II dan gizi
kurang

(PML) yang berpindah ke tempat terjadinya ringan hingga sedang, penggunaan aspirin saja
injury maupun infeksi sehingga diikuti oleh sebagai anti inflamasi direkomendasikan dengan
pelepasan leukosit yang banyak.Leukositosis dosis 100 mg/kgBB perhari yang dibagi dalam 4
terkait inflamasi dapat terjadi pada nekrosis sampai 6 dosis. Kadar salisilat yang adekuat di
jaringan, infark, dan arthritis. 2 dalam darah adalah sekitar 20-25 mg/100 mL.
Penatalaksanaan pada kasus ini meliputi Untuk poliarthritis, terapi aspirin dilanjutkan
tirah baring, benzatin penisilin 1,2 jt IU, selama 2 minggu dan dikurangi secara bertahap
prednison 2 mg/kgBB/hari,captopril 2x12,5 mg, selama lebih dari 2 sampai 3 minggu. Adanya
dan furosemid dan spironolakton.Pasien ini perbaikan gejala sendi dengan pemberian aspirin
termasuk ke dalam karditis berat, yaitu karditis merupakan bukti yang mendukung poliarthritis
yang disertai dengan kardiomegali.Hal ini sudah migrans akut pada demam rematik akut. 9
sesuai dengan penatalaksanaan yang Pada pasien ini juga diberikan captopril
seharusnya. 7 2x12,5 mg untuk mengurangi beban kerja
Antibiotika yang diberikan pada pasien ini jantung yang disebabkan karena gagal jantung..
sudah tepat, yaitu benzatin penisilin 1,2 juta ACE inhibitor harus diberikan pertama kali dalam
IU.Benzatin penisilin 1,2 juta IU diberikan untuk dosis yang rendah untuk menghindari resiko
anak dengan berat badan lebih dari 30 kg , hipotensi dan ketidakmampuan ginjal. Fungsi
diberikan sekali, intramuskular. Pemberian ginjal dan serum pottasium harus diawasi dalam
profilaksis sekunder dari injeksi IM dilakukan 1-2 minggu setelah terapi dilaksanakan terutama
secara reguler setiap 3-4 minggu selama minimal setelah dilakukan peningkatan dosis. Dosis inisial
10 tahun karena karditis ditemukan pada kasus yaitu 0,3 – 2 mg/kgbb/hari dan diberikan dengan
ini.4, Pemberian injeksi penisilin tiap 3 minggu pengawasan yang tepat. Terapi ACEI diberikan
lebih efektif pada kasus dengan resiko tinggi pada anak dengan gangguan hemodinamik
terjadi demam rematik di atau pada pasien termasuk disfungsi miokard penyakit jantung
dengan karditis reumatik residual. 5 bawaan, hipertensi pulmo dan regurgitasi atau
Terapi anti-inflamasi pada PJR dapat stenosis aorta atau mitral. 10
diberikan aspirin atau prednison. Pemberian Pada kasus ini diberikan furosemide dengan
Aspirin ditujukan pada pasien karditis ringan- dosis 2x20 mg. Furosemide merupakan diuretik
sedang , sedangkan pada pasien dengan karditis yang bermanfaat mengurangi oedem namun
berat diberikan prednison. Karditis ringan tidak mengurangi penampilan miokard.
ditegakkan dengan tidak ditemukannya Furosemide diberikan dengan dosis 1mg/kgbb
kardiomegali, karditis sedang ditegakkan dengan setiap 6-12 jam.Diuretik menyebabkan eksresi
adanya kardiomegali ringan , sedangkan karditis kalium bertambah sehingga pada dosis besar
berat ditegakkan dengan adanya kardiomegali + atau pemberian jangka lama diperlukan
gagal jantung kongestif. Pasien ini sudah tepat tambahan kalium. Kombinasi antara furosemide
yaitu dengan pemberian prednison 2 dan spironolakton dapat bersifat aditif yaitu
mg/kgBB/haridengan dosis terbagi selama 2-6 menambah efek diuresis, dan oleh karena
minggu, sehingga diberikan dengan dosis 60 mg spironolakton bersifat menahan kalium maka
per hari. Pemberian prednisone pada kasus ini pemberian kalium tidak diperlukan. 11
diindikasikan karena ditemukan kasus karditis Pada anak – anak yang menderita kelainan
berat. 8 jantung sering terjadi gangguan tumbuh
Pada kasus ini pasien mendapatkan dosis 60 kembang dan berat badannya tidak mau naik.
mg perhari dimana pasien meminum 12 tablet Keadaan ini dapat disebabkan oleh sejumlah
perhari. Dosis prednisone di tapering off pada faktor seperti serangan sesak, gangguan absorpsi
minggu terakhir pemberian dan mulai diberikan makanan karena penurunan perfusi darah ke
aspirin. Aspirin diberikan dengan dosis 100 usus dan infeksi yang menyertai gagal jantung.12
mg/kgBB/hari selama 4-8 minggu.Untuk karditis Pasien ini mengalami gizi kurang sehingga perlu

Majority | Volume 6| Nomor 3 |Juli 2017| 106


Fabela khoiriah & Dian Isti Anggraini Ι Congestive Heart Failure NYHA IV et causa Penyakit Jantung Rematik dengan Hipertensi Grade II dan gizi
kurang

diberikan penyuluhan gizi dan nasehat obat gagal jantung terus diberikan sementara
pemberian makanan di rumah. Pada pasien gizi pasien memperoleh profilaksis sekunder berupa
kurang yang dirawat inap untuk penyakit lain, benzatin penisillin. Pengobatan yang disertai
diberikan makanan sesuai dengan penyakitnya profilaksis sekunder yang adekuat dapat
dengan tambahan energi sebanyak 20% agar memperbaiki keadaan jantung. Pemberian
tidak jatuh pada gizi buruk, serta untuk edukasi pada pasien ini dirasa perlu terutama
meningkatkan status gizinya.12 kepada kedua orangtua pasien, maka kami
Diet pada pasien ini termasuk ke dalam diet mengedukasi pengobatan berkelanjutan pada
jantung I pada anak karena anak menderita gagal pasien ini berupa penjelasan mengenai
jantung dengan tujuan memberikan makanan pemberian obat benzatin penisilin 1.200.000 IU
secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung, secara intramuskular sebanyak 1 kali kemudian
mencegah atau menghilangkan penimbunan pemberian diulang pada mingguke 3 diberikan
garam dan air, yaitu cukup kalori, karbohidrat selama seumur hidup karena pasien ini termasuk
sedang, protein rendah yaitu 1-2gr/kgbb, lemak dalam kategori penyakit jantung rematik dengan
rendah yaitu 25-30% dari kebutuhan energi karditis yang disertai penyakit jantung residual
total, diet rendah garam yaitu 400 mg/hari, (ada kelainan katup) maka disarankan kepada
vitamin dan mineral, serta cairan cukup. pasien untuk kontrol rutin ke poli anak sehingga
Makanan sehari dibagi menjadi 5-6 kali makan perkembangan dari penyakit jantung rematik ini
dengan porsi kecil dalam bentuk cair yang mengarah kepada prognosis yang lebih baik.5
mudah dicerna. Pada pasien ini juga diberikan
edukasi baik kepasien maupun kekeluarga Kesimpulan
pasien mengenai kepatuhan minum obat pada Laki-laki berusia 16 tahun dengan keluhan
pasien sehingga diharapkan gejala yang dialami sesak napas yang semakin bertambah hebat
pasien tidak semakin berat. Selain itu juga pada satu minggu terakhir. Sesak napas
diberikan edukasi kepada keluarga pasien dirasakan apabila beraktivitas ringan seperti
mengenai pentingnya kerjasama anggota berjalan kurang lebih sejauh 10 meter dan juga
keluarga bagi kualitas hidup pasien supaya lebih mengeluhkan nyeri pada persendiaanyang
baik. 13 dirasakan berpindah-pindah. Dari hasil
Prognosis pada pasien ini adalah dubia yang pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
berarti bila kesembuhan pasien masih diragukan, pasien tersebut didiagnosis gagal jantung NYHA
tergantung pada kepatuhan pasien dalam class IV et causa penyakit jantung rematik +
pengobatan. Perkembangan penyakit jantung hipertensi grade II + gizi kurang. Pasien
residual dapat dipengaruhi oleh kondisi jantung mendapatkan terapi oksigen nasal 2L/menit,
pada penatalaksanaan awal, rekurensi demam IVFD D51/4 NS gtt XX/menit, prednison tablet 50
rematik, dan regresi penyakit jantung. Prognosis mg (4-3-3), Captopril tablet 2x12,5 mg,
memburuk bila gejala karditisnya lebih berat, Furosemide injeksi 2x20 mg, benzatin penisilin
dan ternyata demam rematik akut dengan gagal 1,2 juta Iu secara IM pada gluteus kanan dan
jantung akan sembuh 30% pada 5 tahun gluteus kiri. Selama perawatan obat-obatan
pertama dan 40% setelah 10 tahun. Serangan disesuaikan dengan dosis optimal.Pasien juga
pertama dapat menghilang dalam 10%-25% mendapatkan edukasi rutin pengobatan
pasien setelah 10 tahun sejak serangan awal. 14,15 benzatin penisilin di poli anak RSAM, diet
Pada pasien penyakit jantung reumatik yang jantung, dan penyesuaian aktivitas harian.
berat yang disertai gagal jantung, maka obat –

Majority | Volume 6| Nomor 3 |Juli 2017| 107


Fabela khoiriah & Dian Isti Anggraini Ι Congestive Heart Failure NYHA IV et causa Penyakit Jantung Rematik dengan Hipertensi Grade II dan gizi
kurang

Daftar Pustaka
1. Silverberg DS, Wexler D, Iaina F . The role of administration of benzathine penicillin G
anemia in the progression of congestive effects on incidence of streptococcal
heart failure. Is there a place for infections and recurrences of rheumatic
erythropoietin and intravenous iron. J fever. Am Ac Pediatrics. 1996;97(1): 984.
Nephrol. 2004; 17(6):749-61. 8. Park, MK. Pediatric cardiology for
2. Abramson N, Melton B. Leukocytosis: basics practitioners. United States : Mosby.2002.
of clinical assessment. Am Fam Physician. 9. Cilliers A, Manyemba J, Adler AJ, Solojee H.
2000; 62(9):2053-60. Anti-inflammatory treatment for carditis in
3. Wahab AS. Buku ajar kardiologi anak: acute rheumatic fever (Review). Cochrane
demam rematik akut. Jakarta: IDAI; 1994. Lib. 2012.
4. Dajani A, Taubert K, Ferrieri P. Treatment of 10. Momma K. ACE inhibitors in pediatric
acute streptococcal pharyngitis and patients with heart failure. Paediatr Drugs.
prevention of rheumatic fever. 1995;11(3): 2006; 8(1):55-69.
453-71. 11. Oesman, IN. Buku ajar kardiologi anak:
5. Beggs S, Peterson G, Tompson A. Antibiotic gagal jantung. Jakarta: IDAI. 1994.
use for the prevention and treatment of 12. Ikatan Dokter Anak Indonesia(IDAI):
rheumatic fever and rheumatic heart Pedoman pelayanan medis. 2009.
disease in children. WHO report. 2008. 13. Hartono A. Terapi gizi dan diet rumah sakit.
6. Kliegman R, Behrman R, Jenson H. Jakarta : EGC. 2006.
Rheumatic heart disease in nelson textbook 14. Rothberg MB, Sivalingam SK. The new heart
of pediatric. 18th ed. Philadelphia: Saunders failure diet : lest salt restriction, more
Elsevier. 2007. hlm.1961-3. micronutrients. J Gen Intern Med. 2010;
7. Hungchi, L. Three versus four weeks 25(10); 1136-7.

Majority | Volume 6| Nomor 3 |Juli 2017| 108

Anda mungkin juga menyukai