PARTUM terjadi karena kelainan pada Perdarahan post partum (PPP) pembekuan darah. Kejadian gangguan didefinisikan sebagai kehilangan 500 ml atau koagulasi ini berkaitan dengan lebih darah setelah persalinan pervaginam beberapa kondisi kehamilan lain atau 1000 ml atau lebih setelah seksio seperti solusio plasenta, preeklampsia, sesaria (Leveno, 2009; WHO, 2012). septikemia dan sepsis intrauteri, B. ETIOLOGI aborsi dengan NaCl hipertonik dan 1. ATONIA UTERI gangguan koagulasi yang sudah Atonia uteri adalah ketidakmampuan diderita sebelumnya. uterus khususnya miometrium untuk C. KLASIFIKASI berkontraksi setelah plasenta lahir. Klasifikasi klinis perdarahan postpartum Perdarahan postpartum secara fisiologis yaitu: dikontrol oleh kontraksi serat-serat 1. Perdarahan Post partum Primer miometrium terutama yang berada di sekitar yaitu perdarahan postpartum yang pembuluh darah yang mensuplai darah terjadi dalam 24 jam pertama pada tempat perlengketan plasenta. kelahiran. Penyebab utama 2. RETENSIO PLASENTA perdarahan postpartum primer adalah Retensio plasenta adalah plasenta atonia uteri, belum lahir hingga atau melebihi waktu retensio plasenta, sisa plasenta, 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini robekan jalan lahir dan inversio uteri. disebabkan karena plasenta belum lepas 2. Perdarahan Post partum Sekunder dari dinding uterus atau plasenta sudah yaitu perdarahan postpartum yang lepas tetapi belum dilahirkan. Pada terjadi setelah 24 jam pertama retensi plasenta, resiko untuk mengalami kelahiran. Perdarahan postpartum PPP 6 kali lipat pada persalinan normal. sekunder disebabkan oleh infeksi, 3. LASERASI JALAN penyusutan rahim yang tidak baik, Pada umumnya robekan jalan lahir atau sisa plasenta yang tertinggal. terjadi pada persalinan dengan trauma. Robekan jalan lahir biasanya akibat D. FAKTOR RESIKO PERDARAHAN episiotomi, robekan spontan perineum, POST PARTUM trauma forsep atau vakum ekstraksi, 1. PARTUS LAMA atau karena versi ekstraksi Partus lama dapat menyebabkan Perdarahan postpartum yang tidak terjadinya insersia uteri karena ditangani dapat mengakibatkan syok dan kelelahan pada otot - otot uterus menurunnya kesadaran akibat sehingga rahim berkontraksi lemah banyaknya darah yang keluar. Hal ini setelah bayi lahir. menyebabkan gangguan sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat 2. PARITAS menyebabkan hipovolemia berat. Bila fungsi reproduksi mengalami hal ini terus terjadi maka akan penurunan sehingga kemungkinan menyebabkan ibu tidak terselamatkan terjadi perdarahan postpartum menjadi lebih besar.
3. PEREGANGAN UTERUS YANG E. TANDA DAN GEJALA
BERLEBIHAN 1. TD sistolik < 90 mmHg
Peregangan uterus yang berlebihan 2. Kadar Hb < 8 g/dl
karena sebab-sebab tersebut akan
mengakibatkan uterus tidak mampu F. PENATALAKSANAAN berkontraksi segera setelah plasenta PERDARAHAN POST PARTUM lahir sehingga sering menyebabkan 1. Identifikasi penyebab dari perdarahan postpartum pada ibu perdarahan. bersalin. 2. Tatalaksana khusus: 4. ANEMIA a) Atonia uteri: memberikan 20- Wanita yang mengalami anemia dalam 40 unit oksitosin dalam 1000 persalinan dengan kadar hemoglobin ml larutan NaCl 0.9%/Ringer cepat terganggu kondisinya bila terjadi Laktat dengan kecepatan 60 kehilangan darah meskipun hanya tetes/menit dan 10 (IU) IM. sedikit. Lanjutkan infus oksitosin 20
5. PERSALINAN DENGAN unit dalam 1000 ml larutan
TINDAKAN NaCl 0.9%/Ringer Laktat
dengan kecepatan 40 Tindakan pada persalinan baik vaginam tetes/menit hingga perdarahan maupun abdominal dapat menyebabkan berhenti. trauma baik pada ibu maupun pada bayi. b) Retensio plasenta: melakukan 2. Manajemen aktif kala III adalah tindakan plasenta manual kombinasi dari pemberian secara hati - hati uterotonika segera setelah bayi lahir, peregangan tali pusat c) Sisa plasenta: melakukan ekplorasi terkendali, dan melahirkan plasenta. digital(bila serviks terbuka) dan Setiap komponen dalam manajemen keluarkan bekuan darah dan jaringan. aktif kala III mempunyai peran Bila serviks hanya dapat dilalui oleh dalam pencegahan perdarahan instrumen, lakuakan evakuasi sisa postpartum (Edhi, 2013). plasenta dengan aspirasi vakum manual atau kuretasi.
d) Robekan Jalan Lahir: untuk Notice
ruptur perineum dan robekan Oksitosin ( IM/IV 10 IU) dinding vagina lakuakan direkomendasikan sebagai penjahitan seperti biasa untuk uterotonika pilihan. Uterotonika robekan serviks lakukan injeksi lainnya dan misoprostol penjahitan secar kontinu dari direkomendasikan sebagai alternatif ujung atas robekan ke arah luar untuk pencegahan perdarahan sehingga semua robekan dapat postpartum ketika oksitosin tidak dijahit tersedia. e) Gangguan pembekuan darah: Peregangan tali pusat terkendali memberikan transfusi darah harus dilakukan oleh tenaga lengkap segar untuk mengganti kesehatan yang terlatih dalam faktor pembekuan darah dan sel menangani persalinan. darah merah. Setiap komponen dalam manajemen aktif kala III mempunyai peran PENCEGAHAN dalam pencegahan perdarahan 1. klasifikasi kehamilan risiko rendah postpartum dan risiko tinggi agar dapat memudahkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat perawatan antenatal dan melahirkan. TANDA DAN GEJALA POST PARTUM
Tanda Dan Gejala yang Gejala dan tanda yang Diagnosa
No selalu ada kadang-kadang kemungkinan
1. a. Uterus tidak - Syok - Atonia uteri
berkontraksi dan lembek b. Perdarahan segera setelah anak lahir (Perdarahan Pascapersalinan Primer atau P3) 2. - Perdarahan segera - Pucat -Robekan jalan (P3) - Lemah Lahir - Darah segar yang - Menggigil mengalir segera setelah bayi lahir (P3) - Uterus kontraksi baik - Plasenta lengkap 3. - Plasenta belum lahir -Tali pusat putus -Retensio setelah akibat traksi Plasenta 30 menit berlebihan - Perdarahan segera -Inversio uteri akibat (P3) tarikan - Uterus kontraksi baik -Perdarahan lanjutan 4. - Plasenta atau - Uterus berkontraksi -Tertinggalnya sebagian tetapi tinggi fundus sebagian selaput tidak lengkap tidak berkurang plasenta - Perdarahan segera (P3) 5. - Uterus tidak teraba - Syok neurogenik - Inversio uteri - Lumen vagina terisi - Pucat dan limbung massa -Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir) - Perdarahan segera (P3) - Nyeri sedikit atau berat 6. - Sub-involusi uterus - Anemia -Perdarahan - Nyeri tekan perut - Demam terlambat bawah -Endometritis - Perdarahan lebih dari atau sisa 24 plasenta jam setelah persalinan. (terinfeksi atau Perdarahan sekunder tidak) atau P2S. - Perdarahan bervariasi (ringan atau berat, terus menerus atau tidak teratur) dan berbau (jika disertai infeksi) 7. -Perdarahan segera (P3) - Syok -Robekan dinding (Perdarahan - Nyeri tekan perut uterus (ruptura intraabdominal -Denyut n adi ibu cepat uteri) dan atau vaginum) - Nyeri perut berat