Anda di halaman 1dari 5

Obstetric

Anesthesia
REPORT SUBTITLE

Name | Course Title | Date


Obstetric anesthesia –Miller basic 7th edition

Perubahan Fisiologis Ibu Hamil


Perubahan sistem Kardiovaskular

• ↑ Intravaskular fluid volume, pada saat term volume plasma ↑ 1000-1500 ml


• ↑ Cardiac Output
o ↑ 35% pada akhir trimester 1
o ↑ 50% dari baseline pada trimester 3 (akibat peningkatan stroke
volume & HR)
o Aditional on labor: 1 stage 10-25%, 2 stage 40%, after delivery 80%
o Decrease, 1 jam setelah melahirkan capai prelabor 48 jam setelah
partus, capai kondi pre pregnancy 2 mgg.
• ↓ Resistensi vaskular sistemik, kurang lebih 20% maka dari itu meski
volume dan CO ↑, TD tidak ↑
• Kompresi aortocaval, posisi supine dapat terjadi kompresi vena cava
penurunan preload, CO, sistemik blood pressure. Apabila terjadi kompresi
bisa terjadi venous stasis maka bisa angkle edema, penurunan TD, dll.
• Respon kompensasi dan risiko
o Posisi supine : akan terjadi penekanan pada vena cava, tetapi akan
ada peningkatan resistensi vaskular yang mencegah terjadinya
hipotensi, biasanya diusahakan saat dilakukan anestesi neuraxial dan
SC diposisikan lateral tilt. Kompresi pada Aorta juga dapat turunkan
uterine blood flow.
§ Kompresi vena cava, tubuh akan mengkompensasi darah yang
terkumpul di distal akan dialirkan lewati vena paravertebral
dan masuk ke vena azygos lalu superior vena cava
§ Terjadinya pelebaran epidural vein, akan meningkatkan risiko
salah masuknya kateter epidural maka harus lakukan tes dose

Perubahan sistem pulmonar

• Upper airway : pembesaran kapiler, pada sekitar mukosa saluran napas


bagian atas. Maka intervensi akan lebih mudah sebabkan edema dan
bleeding. Maka unuk ett gunakan yang lebih kecil (6.0 – 6.5). Penambahan
berat badan juga akan mempersulit laringoskop
• Minute ventilation dan oksigenisasi : minute ventilation meningkat 50%
saat kehamilan, karena terdapat peningkatan RR. Peningkatan level
progesteron dan produksi CO2 juga faktor yg tingkatkan minute
ventilation. Pada pasien term konsumsi oksigen meningkat 20%. Ketika
melahirkan kala 1 naik 40% dan kala 2 75%

PAGE 1
Obstetric anesthesia –Miller basic 7th edition

• Volume paru : penurunan 20% Functional residual capacity. Maka juga


akan ada enurunan ERV dan RV.


• Implikasi anestesi : pada saat proses induksi GA, PaO2 pasien maternal
akan lebih mudah menurun ketimbang pasien normal karena penurunan
FRC. Maka dari itu suplementasi oksigen sangatlah penting.

Sistem gastrointestinal :

• Adanya penekanan oleh uterus ke gaster (terjadi rata-rata setelah usia


gestasi >20mgg) akan meningkatkan risiko aspirasi, maka pada proses
anestesi harus menggunakan antasida, RSI, cricoid pressure, cuffed ETT.
• Penggunaan obat opioid, efek nyeri juga hambat pnegosongan gaster.
Anestesi epidural dengan local anestesi aman
• Untuk profilaksis aspirasi dapat diberikan antasid, IV H2 Bloker, dan atau
metoklopramid.

Sistem persarafan :

• Orang hamil akan lebih sensitif, terhadap obat-obatan anestetik (pada GA


dan neuraxial), untuk penyebab sebenernya belum diketahui dengan pasti,
diduga ada pengaruh dari hormonal. Untuk neuraxial, dosis obat menjadi
lebih kecil, dipengaruhi oleh kompresi aortocaval à darah cari jalan
alternatif melalui vena paravertebra dan juga epidural vein lalu ke vena
azygos dan sampai ke vena cava superior, pelebaran vena ini menyebabkan
penyempitan kanalis spinalis yang mana penyebaran obat menjadi lebih
cepat.

Perubahan Renal : peningkatan GFR 50-60% pada 3 bulan

Perubahan Hepar : tidak terdapat perubahan yang terlalu signifikan.

PAGE 2
Obstetric anesthesia –Miller basic 7th edition

Teknik Neuraxial

Anestesi spinal dan epidural lebih dipilih daripada GA pada pasien obstetri, karena
menguranngi risiko aspirasi.

Kombinasi Spinal dan epidural Teknik, lebih menguntungkan karena proses


pembiusan lebih cepat. Spinal dengan morfin hanya akan menimbulkan efek
sensorik, motorik tidak kena. Kemudian dipasang kateter epidural.

Kontraindikasi teknik neuraxial : penolakan pasien, infeksi pada tempat insersi


needle, koagulopati, shock hipovolemik, peningkatan TIK akibat massa, provider
tidak mumpuni, infeksi sistemik, gangguan neurologis.

Komplikasi dari regional anestesi:

• Toksisitas sistemik dan blokade yang berlebih, biasa akibat accidental IV


injection dapat sebabkan komplikasi (minor : tinnitus, perioral tingling, HR
changes sampe major: kejang, penurunan kesadaran, KV kolaps).
Bupivacaine memiliki afinitas yang kuat dengan sodium channel dan dapat
mengganggu resusitasi jantung. Spinal yang terlalu tinggi dapat sebabkan
hipotensi parah, penurunan kesadaran, bradikardi, dan gangguan otot
pernapasan
• Hipotensi
• Peningkatan suhu inti tubuh

Alasan mengapa lebih pilih anestesi regional daripada GA pada SC

1. Kurangi risiko aspirasi


2. Kurangi risiko obat yang melewati sawar plasenta
3. Ibu dalam kondisi awake
4. Dapat memberikan obat antinyeri neuraxial post op

Spinal Anestesi

Teknik ini lebih mudah daripada epidural, menghasilkan onset lebih cepat, dosis
lebih kecli dari epidural, dosis yang biasa digunakan 10-15 mg bupivacaine no
dextrose atau penambahan morfin 50-200 mcg untuk mengurangi nyeri post
operasi. Durasi dari single shot spinal yang adekuat sekitar 90 menit.

Epidural Anesthesia

Pilihan terbaik untuk SC, obat bisa gunakan 15-20 ml lidokain 2%. Untuk
mengurangi nyeri post op berikan epidural morphine 1.5 – 3 mg.

PAGE 3
Obstetric anesthesia –Miller basic 7th edition

PAGE 4

Anda mungkin juga menyukai