Asidosis respiratorik dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau dalam jangka panjang
(kronis). Umumnya asidosis respiratorik kronis tidak menimbulkan gejala apa pun.
Namun pada beberapa kasus, penderita dapat mengalami hilang ingatan, gangguan
tidur, dan perubahan kepribadian.
Sedangkan pada asidosis respiratorik akut, gejala awalnya adalah sakit kepala,
cemas, gelisah, bingung, dan penglihatan kabur. Bila tidak segera ditangani, dapat
muncul gejala lain seperti lemas, sesak napas, penurunan kesadaran, hingga koma.
Asidosis metabolik
Gejala asidosis metabolik cukup beragam. Beberapa penderita kondisi ini umumnya
memiliki napas yang beraroma buah. Gejala tersebut merupakan tanda ketoasidosis
diabetik atau asidosis metabolik yang terjadi pada pasien diabetes. Ketoasidosis
diabetik termasuk kondisi berbahaya, yang dapat mengganggu fungsi hati dan ginjal.
Gejala lain asidosis metabolik meliputi:
Pusing
Sakit kepala
Nafsu makan menurun
Mudah mengantuk
Mudah lelah
Napas cepat dan dalam
Detak jantung meningkat
Alkalosis respiratorik
Gejala umum alkalosis respiratorik adalah bernapas terlalu cepat atau terlalu dalam.
Kondisi tersebut dikenal dengan hiperventilasi. Gejala lain yang dapat terjadi akibat
rendahnya kadar karbondioksida dalam darah, antara lain:
Pusing
Kembung
Mulut kering
Alkalosis metabolik
Penderita alkalosis metabolik umumnya mengalami hipoventilasi, yaitu kondisi ketika
penderita bernapas terlalu lambat atau terlalu dangkal. Kondisi ini menyebabkan
kadar oksigen dalam darah terlalu sedikit. Sebaliknya, kadar karbondioksida dalam
tubuh meningkat.
Hipokalemia atau rendahnya kadar kalium dalam darah, juga sering menyertai
alkalosis metabolik. Oleh karena itu, penderita dapat mengalami gejala seperti
mudah lelah, nyeri otot, sering buang air kecil (poliuria), dan gangguan irama jantung
(aritmia).
Gejala lain pada penderita alkalosis metabolik meliputi kulit atau kuku membiru,
sesak napas, kram dan kejang otot, serta mudah marah.
Asma.
Edema paru.
Gangguan pada sistem saraf dan otot, misalnya multiple sclerosis dan distrofi
otot.
Kondisi lain yang membuat sesorang terganggu dalam bernapas, misalnya
obesitas atau skoliosis.
Henti jantung.
Penyakit paru-paru, misalnya asma, pneumonia, dan emfisema.
Kelemahan otot pernapasan.
Terdapat sumbatan pada saluran pernapasan.
Overdosis obat penenang.
Asidosis metabolik
Asidosis metabolik terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam, atau saat
ginjal hanya mampu membuang sedikit asam melalui urine. Asidosis metabolik
terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
Demam tinggi
Berada di dataran tinggi
Penyakit paru
Penyakit liver
Kekurangan oksigen
Keracunan salisilat
Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh seseorang kekurangan asam atau kelebihan
basa. Beberapa hal yang dapat memicu kondisi tersebut adalah:
Tingkat keseimbangan asam basa dinilai normal bila pH darah berada dalam kisaran
7,35 sampai 7,45. Kadar pH yang kurang dari 7,35 dinilai terlalu asam.
Bikarbonat
Bikarbonat adalah zat kimia yang berfungsi menyeimbangkan kadar asam dan basa.
Kadar bikarbonat normal berkisar antara 22-28 mEq/L.
Saturasi oksigen
Saturasi oksigen adalah ukuran kadar oksigen yang dibawa oleh hemoglobin di
dalam sel darah merah. Nilai saturasi oksigen (SaO2) normal berkisar antara 94-100
persen.
Tekanan parsial oksigen (PaO2) merupakan ukuran tekanan oksigen yang larut
dalam darah. Ukuran ini menentukan seberapa baik oksigen mengalir dari paru-paru
ke darah. PaO2 normal berada dalam rentang 75-100 mmHg.
Tekanan parsial karbondioksida (PaCO2) adalah ukuran tekanan CO2 yang larut
dalam darah. Ukuran ini menentukan seberapa baik CO2 keluar dari tubuh. Nilai
normal PaCO2 berada dalam kisaran 38-42 mmHg.
Tes darah metabolik
Tes darah untuk melihat kelainan metabolik dilakukan dengan mengambil sampel
darah pasien melalui pembuluh darah vena di tangan atau lengan. Selain digunakan
untuk mengukur kadar pH darah, tes ini juga mengukur sejumlah unsur kimia dalam
darah seperti gula darah, protein, kalsium, dan elektrolit.
Pemeriksaan paru-paru
Pada pasien yang diduga mengalami asidosis respiratorik, dokter akan menjalankan
Rontgen dada untuk melihat kondisi paru-parunya. Selain Rontgen dada, dokter
dapat menjalankan tes fungsi paru seperti spirometri dan plethysmography.
Spirometri adalah pemeriksaan untuk mengukur jumlah udara yang dihirup dan
dikeluarkan. Sedangkan plethysmography bertujuan mengukur volume udara di
dalam paru-paru.
Selain melalui pemeriksaan sampel darah, gangguan keseimbangan asam basa
dapat didiagnosis melalui tes urine (urinalisis). Melalui urinalisis, dapat menjadi tanda
perubahan kadar asam basa pada pasien.
Asidosis respiratorik juga dapat ditangani dengan metode yang disebut continuous
positive airway pressure (CPAP). Pada terapi ini, pasien akan diminta mengenakan
masker di hidung dan/atau mulut. Kemudian, mesin yang terhubung ke masker tadi,
akan mengalirkan udara bertekanan positif ke saluran pernapasan.
Asidosis metabolik
Pengobatan asidosis metabolik tergantung pada penyebab yang mendasarinya, di
antaranya:
Pada penderita asidosis laktat, dokter dapat memberikan suplemen bikarbonat atau
suntik pengganti cairan tubuh. Pemberian oksigen atau antibiotik juga dapat
dilakukan, tergantung kepada penyebab yang mendasarinya.
Alkalosis respiratorik
Pada alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hiperventilasi, dokter dapat
menyarankan pasien menghirup karbondioksida. Pertama-tama, buang napas ke
dalam kantong kertas. Kemudian, hirup karbondioksida di dalam kantong tadi. Ulangi
langkah tersebut hingga beberapa kali. Cara ini bisa membantu menaikkan kadar
karbondioksida dalam darah.
Perlu diketahui bahwa metode di atas hanya boleh dilakukan bila dokter telah
memastikan hiperventilasi terjadi akibat gangguan keseimbangan asam basa. Jika
Anda baru pertama kali mengalami gejala tersebut, sangat disarankan untuk segera
mencari pertolongan medis ke rumah sakit.
Alkalosis metabolik
Penanganan alkalosis metabolik tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Pada sejumlah kasus, dokter dapat memberikan beberapa jenis obat di bawah ini:
Batu ginjal
Gagal ginjal
Penyakit tulang
Terhambatnya proses tumbuh kembang
Kegagalan sistem pernapasan
Syok
Seperti halnya asidosis, alkalosis yang tidak ditangani dapat menimbulkan sejumlah
komplikasi, yaitu:
Alkalosis dapat dicegah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan menjalani pola
makan yang sehat. Memilih makanan bergizi dan tinggi kalium dapat membantu
mencegah kekurangan elektrolit. Contoh makanan berkadar kalium tinggi adalah bayam,
kacang-kacangan, pisang, dan wortel.
Sedangkan untuk mencegah dehidrasi, disarankan melakukan sejumlah hal berikut: