UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
TINJAUAN PUSTAKA
MODEL KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
BERDASARKAN ANALISIS GEN RESEPTOR
SEROTONIN PADA PELAKU KDRTDI BALI
melukai orang lain. Termasuk di sini adalah ancaman dan niat untuk menyakiti
seseorang, meskipun belum sampai dilakukan, tetapi paling tidak sudah membuat
perilaku agresif pada hewan. Ada berbagai tipe perilaku agresif pada hewan
sebenarnya manusia memiliki rasio perbandingan otak dan tubuh yang jauh lebih
tinggi dibandingkan semua mamalia yang ada, demikian juga otak manusia
berbeda dengan agresi hewan dan sering terjadi dalam konteks sosial yang
berbeda, serta diatur oleh norma-norma sosial (Taylor, et al, 2009). Variasi
sosial, budaya tabu dan berbagai hukuman jika melakukan tindakan agresif
(Victoroff, 2009).
Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT) adalah setiap perbuatan terhadap
ini lahir melalui perjuangan panjang selama lebih kurang tujuh tahun yang
2004).Saat ini tindakan KDRT bukan lagi monopoli laki-laki, karena ternyata
KDRT tersebut.
kekerasan yang dilakukan oleh manusia dapat dilihat dalam tabel 2.1.
2
Tabel 2.1: Karakteristik neuropsikologik pelaku tindak kekerasan (abusers)
Farrell (2011).
anak hanya memiliki tiga sistem interaksi, sedangkan keluarga dengan tiga anak
memiliki sistem hubungan keluarga yang semakin kompleks dan rumit (Hurlock,
2005).
Ayah
Ibu Anak
3
Ayah
Ibu Anak 1
Anak 3 Anak 2
dipemeriksaan sesuai dengan evidence base yang ada, karena sering terjadi pada
para korban, nantinya mereka justru akan berubah menjadi pelaku, sehingga
Pengertian lain tentang KDRT adalah tindak kekerasan yang dilakukan oleh
salah satu anggota keluarga terhadap anggota lainnya. Bentuk yang paling sering
penganiayaan suami terhadap istri, atau sebaliknya istri terhadap suami dan anak
Jenis tindak kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga dapat berupa
ditendang, ditampar dan sebagainya, yang mengakibatkan luka, rasa sakit, cacad
penyiksaan secara verbal, seperti menghina, berkata kasar dan kotor, yang
4
mengakibatkan ketakutan, menurunnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan
kita melihat KUHP pasal 351 (tentang penganiayaan fisik) dan pasal 356 KUHP
Masyarakat dan aparat penegak hukum selalu menganggap kasus kekerasan yang
menimpa seorang anggota keluarga adalah delik aduan, padahal sebenarnya kasus
tersebut adalah kasus kriminal murni. Akibatnya polisi selaku penyidik akan
mencatat pada tahun 2005 terdapat 20.391 kasus KDRT, angka ini terus
delapan kali lipat.Jumlah kejadiannya mencapai 3 juta kasus, dan data ini terus
antara perkawinan, kesehatan mental dan munculnya suatu penyakit baik fisik
dan kekerasan dalam rumah tangga, serta peranan stres sosial yang akan
(Karasz, 2005).
5
1.3. Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan dalam Rumah Tangga
Setidaknya ada empat jenis tindak kekerasan yang sering terjadi di dalam
rumah tangga, yaitu tindak kekerasan fisik, seksual, emosional dan penelantaran
(UU PKDRT, 2004). Keempat kekerasan itu tidak mungkin berdiri sendiri-sendiri,
biasanya seseorang akan mengalami sekaligus dua atau tiga jenis kekerasan
sekaligus, misalnya saat terjadi tindak kekerasan seksual, biasanya korban juga
ke dalam suatu tipe baru agresifitas. Agresi verbal akan menjadi lebih kompleks
kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan seksual nonfamilial, serta lebih
besar dari orang-orang yang mengalami kekerasan fisik dalam keluarga. Paparan
tangga berefek negatif lebih besar daripada paparan terhadap pelecehan seksual
dalam keluarga.
yang melakukan tindak kriminal dan kekerasan, yaitu sebesar 83% pada orang
dewasa dan 50% untuk para pemuda. Data kepolisian mengungkap bahwa
yang penuh dengan kejahatan (Lerner, 1995). Banyak anak-anak dan pemuda
memilih untuk menggunakan senjata dan perilaku kekerasan sebagai cara untuk
Di Bali laporan kasus KDRT yang tercatat pada Biro Pemberdayaan dan
angka kejadian 600 – 750 kasus per tahunnya, artinya angka prevalensi kasus
KDRT tak lebih dari 0,03% (P2TP2A, 2014). Akan tetapi insiden kasus KDRT
yang begitu kecil di suatu wilayah tak dapat dipakai sebagai acuan untuk
mungkin diarahkan pada diri sendiri atau orang lain. Meskipun Freud mengakui
bahwa agresi dapat dikontrol, dia berpendapat bahwa agresi tidak dapat
dalam berbagai situasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Frans de Wall
terungkap setiap kali salah satu dari tikus terinduksi oleh nyeri elektrik, dia akan
marah dan mulai menyerang, menggigit serta melukai tikus-tikus lain yang ada di
dekatnya. Hal ini terjadi dan berulang setiap kali rasa nyeri tersebut
Serotonin dan GABA berkorelasi dengan tindakan aggresi dan impulsif (Farrell,
ini seringkali memiliki gangguan jiwa berat sebelumnya, dengan ciri / gangguan
Disorder atau PTSD) ternyata memiliki volume hipokampus dan volume frontal
yang lebih kecil, demikian juga terjadi pengurangan volume cingulated, caudatus
cingulate cortex (dACC) seperti halnya pada hipokampus dan insular cortex. Pada
daerah yang paling hiperaktif adalah mid-ACC, dACC dan bilateral amygdala,
sedangkan vmPFC dan inferior frontal gyrus merupakan daerah yang sangat
8
hipoaktif. Demikian juga dibandingkan mereka yang normal, pada mereka yang
mengalami PTSD terjadi reduksi ikatan gen reseptor GABA tipe A pada cortex,
Selain itu ada pula teori biologi yang menerangkan bahwa agresi fisik
pola aktivasi otak yang berbeda.Tampaknya ada komponen genetik dalam agresi
manusia, karena tipe perilaku agresi dan antisosial tertentu jelas ada di dalam garis
demikian, sedangkan mereka yang sangat agresif cenderung tetap agresif sampai
tua.Meskipun ada signifikasi dari dasar genetik dan biokimia dari perilaku agresif,
namun jelas bahwa faktor sosial juga berpengaruh terhadap ekspresi agresi
9
Tingkatan gangguan aliran normal tersebut berkorelasi dengan beratnya
datang.
sama tingginya dengan subjek yang terpapar kekerasan fisik ataupun pelecehan
seksual.
limbik yang lebih tinggi lagi dan Subjek yang melaporkan terpapar ketiga kategori
Pelaku KDRT bervariasi dari mereka yang masih sangat muda sampai yang
telah berumur, dari mereka yang baru saja menjalani pernikahan sampai mereka
yang telah sangat lama menikah – bahkan memiliki anak dan cucu. Yang banyak
kita amati dari para pelaku KDRT, banyak di antara mereka hanya bengis dan
ini dapat menerangkan tiga tipologi pelaku tindak kekerasan yang ada di sekitar
kita.
10
Tabel 2.2 Tipologi pelaku tindak kekerasan
Pandangan para ahli tentang gender barangkali perlu kita telaah kembali.
Apabila laki-laki dan wanita berbeda, otaklah penyebabnya, bukan yang lain,
seperti faktor budaya. Para peneliti ilmu kedokteran biologi, terutama penganut
teori Evolusi dari Charles Darwin, banyak yang setuju dengan teori dr.
pada manusia yang mirip dengan perangai jantan – betina pada primata. Bagi
mereka perbedaan ini ditentukan oleh gen yang terdapat di dalam otak.
gender disebabkan oleh naluri / instink yang berada di alam bawah sadar manusia,
oedipus untuk sifat-sifat maskulin dan electra untuk sifat-sifat feminin. Alfred
Bandura, yang dikenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory),
11
modeling / meniru orang lain. Anak perempuan akan meniru ibunya, sedangkan
anak laki-laki akan meniru ayahnya. Teori Antropologi dan Sosiologi mengacu
kepada kepercayaan dan kesepakatan pembagian peran antara pria dan wanita
dan globalisasi membuat pergeseran peran maskulin dan feminin pada pria dan
dalam membaca wajah dan nada suara, kemampuan untuk mengenali emosi dan
mengekplorasi efek dari kekerasan, kita perlu mendengar dari korban sendiri apa
yang telah mereka alami. Apa yang mereka lakukan setelah mengalami sejumlah
serangan (Cook, 2013). Hal itu sudah tertata kuat dalam otak
tidak dimiliki oleh laki-laki.Para ilmuwan belum tahu persis seberapa besar
tidur.Seorang suami menceritakan tulang dadanya yang patah akibat dua kali
ditinju oleh istrinya saat sedang tidur.Salah satu tehnik yang banyak dilakukan
2013).
waktu yang tidak terlalu lama, mereka menjadi disorientasi dan bingung.
membuat tidur mereka berkurang, dari jumlah ideal 8 jam sehari menjadi hanya 4
jam saja, sehingga suami mereka benar-benar tunduk pada si istri. Meskipun
tubuh si istri mungkin kecil, tampaknya ada pola khusus dari wanita yang kasar
secara equivalen wanita pelaku kekerasan juga memiliki banyak taktik untuk
mereka bercanda. Hal ini tetap membuat seorang laki-laki menjadi kuatir. Korban
Korban yang lain bercerita bahwa istrinya secara fisik menyerang dia,
sekali mengendalikan dia. Saat suamiistri tersebut bergulat di tanah, dan posisi
13
istri terjepit, dia akan meminta suami menghentikan perkelahian, tetapi sesaat
setelah suami melepaskannya sang istri tiba-tiba kembali lagi melakukan serangan
mendapatkan satu jenis kekerasan namun bahkan beberapa. Sebagai contoh, suatu
ketika seorang laki-laki yang sedang tidur, tiba-tiba dipukul kepalanya dengan
botol bir dan kemudian digigit kakinya. Dalam penelitian terhadap 328 pasangan
yang telah menikah, para peneliti tidak menemukan perbedaan pada kedua jenis
kelamin dalam terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Mereka memukul dan
Survei akhir tahun 2009 yang lalu menyebutkan bahwa penyakit termahal
di dunia saat ini adalah penyakit mental. Selama setahun Amerika Serikat telah
mengeluarkan biaya US$ 142,2 milyar untuk membiayai penyakit mental. Jumlah
penyakit jantung - yang masih tetap menjadi pembunuh nomor satu - sebagai
penyakit termahal kedua, serta penyakit akibat trauma dan kanker di posisi ketiga
dan keempat. Sementara itu di berbagai negara lainnya banyak asuransi kesehatan
tahun ke atas di Indonesia adalah 11,6%, dengan prevalensi tertinggi berasal dari
14
Jawa Barat, sebesar 20%. Lima wilayah/propinsi lain yang memiliki angka
Barat, Riau, Bangka Belitung, dan DKI Jakarta. Penderita gangguan mental
emosional terbanyak berasal dari kelompok yang tidak bekerja (19,6%) dan ibu
Penelitian yang dilakukan oleh Nusret Soylu dan kawan kawan di Turki
menunjukkan bahwa mereka yang menikah pada usia dini ternyata 44,4%
trauma dan reaksi stres akut, dan 33,3% pernah mengalami gangguan depresi
mayor. Soylu mencermati beratnya risiko pernikahan dini ternyata mirip dengan
tindak kekerasan seksual pada seorang gadis remaja (Soylu, et al. 2014).
bahwa, wanita yang mengalami tindak kekerasan memiliki risiko 50-70% lebih
saraf pusat dan problem terkait stres, serta berbagai penyakit neurologis lainnya.
Mereka sering sakit kepala, sakit punggung, nyeri perut, infeksi saluran kencing,
memiliki problem pencernaan dan sulit tidur.Selain itu mereka juga merasa rendah
diri, cemas, penuh ketakutan, sedih, putus asa, terlihat lebih tua dari usianya, serta
pendapat, dan saling menyerang dengan kata-kata kasar, hingga berakhir dengan
15
tindak kekerasan fisik yang akhirnya harus dilaporkan ke polisi dan dimintakan
lakukan ternyata erat kaitannya dengan berbagai gangguan jiwa yang terdeksi saat
mentalnya, maka dampak dari gangguan mental ini perlu diteliti lebih lanjut.
Perilaku tindak kekerasan bisa muncul secara langsung sebagai akibat dari
penyakit, saat penyakit tersebut remisi, maka risiko akan berkurang, sebaliknya
risiko akan kembali muncul saat penyakit ini relaps. (Mullen. 1997).
Jika tidak dilakukan intervensi oleh pihak luar seringkali masalah KDRT
mental. Variasi fenotip seseorang akan memberikan respon yang berbeda terhadap
semua paparan stressor kehidupan dan bencana, salah satunya adalah gen
Kadar Cortisol ternyata bervariasi pada beberapa tipe depresi mayor, demikian
Vegetatif
Kognitif
Kontrol impuls
Perilaku
Fisik (somatik)
Menurut data CDC (Centers for Desease Control) tahun 2003 biaya perawatan
tahunnya. Sekitar US$ 4,1 milyar untuk pelayanan medis dan mental. Jumlah ini
17
tentu sangat besar jika dibandingkan berbagai biaya penyakit lainnya (Taylor, et
al, 2009).Maka dari itu masyarakat diminta untuk mengenali berbagai simptom
ataupun risiko untuk terjadinya suatu depresi, seperti yang tertuang dalam tabel di
bawah ini.
Depresi, masih banyak biaya-biaya lain yang tak kelihatan yang menyertai
penderita dan keluarganya, baik secara langsung maupun tak langsung, terlebih
apabila gangguan ini tidak terobati dengan baik, seperti yang diperinci oleh
Kontroversi tentang korelasi yang mungkin terjadi akibat trauma pada masa
18
dampaknya bukan hanya perilaku afektif saja, tetapi bahkan sampai pada susunan
yang signifikan antara tindakan percobaan bunuh diri dengan gangguan psikiatri
dalam keluarga, percobaan bunuh diri dalam keluarga, serta riwayat tindak
kekerasan fisik dan seksual pada masa kanak-kanak (2014).Sebuah studi cros-
level symptom positif dan deficit kognitif yang tinggi, serta memiliki fungsi sosial
Parents, Parenting, and Children yang memperkirakan bahwa 15,6 juta anak (1 dari
5 anak) di Amerika Serikat yang hidup dengan orang dewasa dengan depresi
mayor. Orangtua, baik ayah ataupun ibu, yang mengalami depresi akan
studi tentang depresi orang tua telah berfokus pada ibu, dampak depresi pada ayah
menyaksikan peristiwa kekerasan yang terjadi dalam rumahnya. Hal ini karena
secara tidak disadari mereka dapat melihat, meniru dan kemudian melakukan hal
yang sama terhadap pasangannya. Pengalaman ini akan membentuk suatu rantai
19
tindak kekerasan inter-generasional yang tak ada habis-habisnya, sesuai dengan
kanak-kanak akan menjadi benih untuk tindak kekerasan berikutnya saat mereka
dewasa, baik sebagai pelaku ataupun korban KDRT (Cannon, et al, 2009).
yang dilakukan oleh Breaver (2008) tersebut dipakai sebagai batu loncatan untuk
pemeriksaan efek tindak kekerasan seksual pada masa kanak dan risiko genetik
persen dari anak juga terkena penganiayaan fisik dan 50 persennya terkena
juga merupakan faktor risiko untuk problem kesehatan fisik dan mental dalam
kehamilan dan kesehatan anak yang buruk.Srbuah penelitian yang dilakukan oleh
dilakukan oleh laki-laki. Dalam studi ini 36% perempuan melakukan tindak
lengkap pada awal usia anak akan menjadi terganggu dan didapati risiko
turunnya rasa percaya diri, meningkatnya insiden child abuse, gangguan mental
oleh sex, usia dan karakter bawaan masing-masing anak. Umumnya anak laki-laki
justru lebih rentan dibandingkan wanita, anak yang usianya lebih muda lebih
rentan daripada anak dengan usia lebih tua. Demikian juga anak dengan karakter
lembut akan lebih tahan dibandingkan rekan-rekan mereka yang hiperaktif atau
kematian orangtua saat mereka masih anak-anak atau remaja, akan meningkatkan
masalah emosional di masa yang akan datang, terutama masalah depresi dan
perceraian saat mereka menikah. Demikian juga pada anak yang dititipkan
(misalnya ke day care center) karena ibunya sibuk dan harus bekerja. Jika ibu
21
berharap untuk bekerja demi keuangan keluarga, tetapi tidak bisa dan tetap harus
di rumah, hal ini akan mempengaruhi pola pengasuhan dan dapat merugikan
perkembangan anak-anak.
aturan, sangat ketat dan kaku akan membuat anaknya depresi. Sebaliknya orang-
tua yang permisif dimana semua boleh, terlalu sabar dan tidak memiliki batas-
batas yang jelas akan membuat kontrol impuls anak-anak menjadi buruk, dengan
perilaku seenaknya tanpa peduli kepada orang lain. Apabila orangtua tetap tidak
peduli dengan sikap mereka yang acuh tak acuh tersebut, tak mau terlibat dan
asuh yang dapat membuat rasa percaya diri anak berkembang dengan baik adalah
mereka memiliki sikap dan kebutuhan afeksi yang salah. Mereka terlalu banyak
tidak aman (insecure) dan tidak yakin bahwa ada orang yang mengasihi
memperoleh reassurance dan balasan kasih sayang.Fenomena ini oleh Morris dan
Gould disebut sebagai role reversal atau pembalikan peran (Sadock, 2007).
ke perilaku yang tidak sesuai, menjadi suatu lingkaran setan seperti yang
22
digambarkan di bawah ini. Anak yang terlalu didisiplin akan merasa bahwa dunia
perasaannya itu. Bila rasa permusuhan anak terhadap disiplin yang terlalu kaku
dan terlalu keras tersebut diganjar dengan hukuman yang lebih keras lagi, anak
yang baru, misalnya agresifitas terhadap anak yang lain, terutama saudara yang
lebih muda, anggota kelompok minoritas, serta bersikap sangat kritis terhadap
Hukuman
Reaksi
Ketakutan
Defensif
adanya kesenjangan atau lubang dalam suara hati akan menurunkan lacunae yang
serupa pada anak-anak. Kegagalan hubungan orang-tua dan anak umumnya dapat
dijembatani dengan baik, tetapi jika tidak berhasil, berarti ada gangguan mental
23
gangguan mental yang dapat didiagnosis, yang paling sering adalah gangguan
anak laki-laki memiliki lebih banyak pasangan seksual dibandingkan anak wanita.
Setiap tahun terdapat 1 juta remaja putri usia belasan tahun mengalami kehamilan,
remaja banyak terjadi pada kelompok ekonomi rendah, hal ini akan
mortalitas ibu. Kehamilan remaja juga sering didapati pada remaja putri yang
tertekan, yang tidak yakin mengenai daya tariknya, atau anak dari pasangan yang
Umumnya para remaja putri yang terlalu cepat menjadi ibu tersebut tidak
si ayah umumnya juga masih remaja, yang belum mampu merawat dirinya sendiri,
apalagi bayinya. Kemampuan remaja putra umumnya lebih buruk daripada remaja
perceraian.(Sadock, 2007).
perempuan India dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan
oleh ayah terhadap ibu mereka, meningkatkan stres psikologis pada anak
menjadi faktor risiko anemia dan berat badan rendah.Kekerasan dalam rumah
24
tangga juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gizi buruk yang disebabkan oleh
gejalatrauma, hanya 3% atau 24% anak, tergantung pada ukuran yang digunakan,
Subyek dengan risiko genetik yang tinggi akan mudah menderita depresi
berat saat mengalami suatu musibah ataupun stresor kehidupan yang berat.
Bahkan apabila risiko genetik tersebut sangat tinggi, tanpa stressor kehidupan
yang beratpun subyek akan mudah jatuh dalam kondisi depresi. Risiko genetik ini
dapat diamati dalam studi anak kembar. Kembar monozygote dengan salah satu
pasangan mengalami depresi berat memiliki risiko sangat tinggi, sama halnya
dengan kembar dizygote dengan salah satu pasangan mengalami depresi berat
memiliki risiko tinggi. Kembar dizygote dengan salah satu pasangan tidak
mengalami depresi memiliki risiko rendah dan kembar monozygote dengan salah
25
satu pasangan tidak mengalami depresi memiliki risiko sangat rendah (Kendler, et
al, 2001).
Inti dari semua metode genetika molekular adalah kenyataan bahwa gen
dapat menukar lokasi kromosomnya diantara alel selama meiosis. Saat meiosis
kromosom yang berasal dari ibu dan kromosom yang berasal dari bapak sangat
di otak dan berkaitan dengan berbagai fungsi seperti suasana perasaan, keinginan
seksual, memori, nafsu makan, perilaku tidur dan bahkan perilaku sosial.Serotonin
Meskipun hanya satu dari satu juta neuron CNS yang memproduksi
CNS.Badan sel dari neuron serotonergik berkelompok di midline raphe nuclei dari
batang otak, bagian rostral raphe nuclei mengirim proyeksi asending akson ke
proyeksinya ke medulla, cerebellum dan spinal cord, seperti yang terlihat pada
26
gambar 2.5.1. Serat-serat desending serotonergik yang menginervasi tanduk
dorsalis dari spinal cord akan berimplikasi pada supresi jalur nosiseptif, yang
Serotonin diisolasi pada tahun 1948 oleh Maurice Rapport, Arda Greene
keberadaannya pada berbagai hewan, seperti lalat buah, tikus, katak, kelinci,
anjing, babi, sapi dan kera seperti yang diungkap oleh Julius dan kawan-kawan
tipe reseptor tersebut secara komplit yang ternyata memiliki codon jauh lebih
HT2A) memiliki 1321 codon, sedangkan tipe 1E (5-HT1E) memiliki 1921 codon
arti kembali ke sinaps sebelumnya. Masalah akan muncul pada saat serotonin
yang diterima oleh sinaps berikutnya terlalu sedikit atau terlalu banyak.Para
serotonin, meskipun tidak selalu sama untuk semua orang. (Rittichier, 2011).
beberapa perubahan pada korteks yang membuat kita tahu tentang emosi, dan
berbagai bagian di sistem limbik yang memiliki fungsi hampir sama. Keduanya,
memiliki hubungan yang cukup erat, meskipun tidak ada yang tahu secara pasti
berbagai zat seperti ectasy akan mempengaruhi efek serotonin ini. Serotonin
otak, meliputi suasana perasaan, emosi, tidur dan selera makan.Pada saat stres,
tubuh kita memproduksi lebih banyak kortisol.Kadar kortisol yang lebih tinggi
dalam tubuh seseorang akan mudah menjadi depresi. Bagaimana serotonin dan
berkomunikasi satu sama lain. Serotonin dengan kadar normal akan memunculkan
perasaan bahagia, tetapi pada waktu tubuh mengalami stres yang berlebihan,
28
Neural plasticity and disorders of the nervous system
fisik dan mental, meskipun tak selalu berdampak berat. Hari ini banyak klinisi
percaya bahwa stres adalah pelaku kejahatan utama akibat turunnya kadar
tambahan stres lagi. Turunnya kadar serotonin akan mengakibatkan gejala fisik
dan mental ringan termasuk irritable, kelelahan, sulit konsentrasi, kurang tidur,
turunnya serotonin meliputi kurangnya rasa percaya diri, perilaku dan pikiran
obsesif, serta berbagai pikiran negatif yang kronis. Serotonin disekresi dalam
29
saluran gastrointestinal, melalui sel-sel enterokromafin, selain itu juga didapatkan
dalam platelet untuk membantu proses pembekuan darah, serta di dalam sel-sel
Peran Serotonin
Anxiety
Irritability
Impulse
Mood
Emotion
Cognitive Sex
Function Appetite
Aggression
Swedia mengukur kadar 5-HIAA dan metabolit serotonin lainnya dalam cairan
serebrospinal dari 16 orang pria yang dihukum karena membunuh, 22 orang pria
yang bunuh diri dan 39 laki-laki sehat sebagai kontrol. Kadar serotonin paling
30
Jika fungsi serotonergik yang rendah membuat seseorang agresif dan
berperilaku sadis, dapatkah hal yang sebaliknya terjadi, jika defisiensi serotonin
diperbaiki, maka perilaku seseorang akan menjadi lebih baik? Meskipun belum
ada penelitian yang sistematik di area ini, beberapa bukti menunjukkan bahwa hal
itu sangat mungkin terjadi. Fungsi serotonergik dapat meningkat melalui dua cara
(Lenard, 2010).
terbukti bahwa sebagian besar 5-HTP yang diberikan akan terkonversi menjadi
telinga berdenging dan di seluruh ruangan tercium bau apek seolah kekurangan
pembicaraan dan kesulitan untuk berpikir dan berkonsentrasi (Klee, et al. 1990).
tryptophan. Dalam waktu 4,5 jam kemudian mereka bertanding dalam sebuah
31
neurotransmisi serotonergik akan meningkatkan agresivitas pada wanita sama
yang tidak dapat dihalangi oleh orang lain, akan mengakibatkan beban yang
sangat dahsyat dan mahal di masyarakat. Secara pasti agresivitas pada individu
periode laten yang singkat, makin tinggi frekuensinya, sampai akhirnya secara
gigitan yang agresif), tanpa diskriminasi (menyerang wanita dan pria yang tidak
dan mengakibatkan luka) sampai akhirnya melakukan serangan agresif (de Boer,
2009).
penyebab tranformasi. Dalam hal ini kita fokus mengamati neuro-transmisi dari
fungsi serotonin bisa diperoleh dari berbagai metode, termasuk dengan meneliti
saja secara individual, tetapi juga terhadap dinamika kelompok, dan pada
gilirannya akan dipengaruhi oleh dinamika grup tersebut. Apakah agresi akan
terjadi saat didapatkan disfungsi serotonin akan sangat tergantung pada berbagai
Ada tiga bidang penting yang berhubungan dengan agresi, yang disebut
kontol impuls, pengaturan / regulasi afektif dan fungsi sosial. Secara luas
kekerasan terhadap orang lain, sama seperti tindakan bunuh diri, sebagai salah
satu bentuk tindak kekerasan, dalam hal ini kekerasan yang ditujukan kepada
marker dan prediktor bagi keduanya, baik tindak kekerasan maupun tindakan
33
Penelitian pada tikus-tikus yang mengalami mutasi dan kekurangan gen
reseptor serotonin type 1B akan nampak lebih agresif. Mereka menyerang semua
rendahnya kadar 5-HIAA mereka. Agresi seumur hidup tersebut diperoleh dari 9
pergaulan dengan supervisor dan disiplin militer saat mereka dewasa. Ternyata
sosial yang tinggi akan lebih mudah dipulihkan keadaannya, karena dukungan
34
sosial merupakan faktor protektif yang sangat penting bagi keadaan jiwa
seseorang.
signifikan antara faktor genetik, serotonin, dan faktor lingkungan terhadap kondisi
Yang sering terjadi saat seorang pelaku KDRT terpojok atau terbongkar
tersebut dan tidak menceritakannya kepada orang lain. Perilaku tindak kekerasan
menjadi suatu gangguan kepribadian.Salah satu yang paling sering disorot adalah
ciri kepribadian antisosial, atau dalam beberapa referensi disebut sebagai ciri
gangguan ini bisa berkembang menjadi perilaku kriminal, gangguan tipe ini tidak
persen pada laki-laki, 1 persen pada wanita dan pada populasi di dalam penjara
dengan yang lain, tergantung dari banyak faktor pendukung biologi seseorang,
35
seperti hormon, neurotransmitter, gen reseptor, kromosom, gen penyandi, dan
Kepribadian adalah dua unsur yang kompleks dan unik. Di satu sisi
seseorang akan sangat berbeda dengan orang lain dalam berbagai komponen
perilaku secara multipel, dan di sisi yang lain masing-masing individu akan
mengungkapkan hanya satu ciri dari sekian banyak potensi gaya hidupnya.
dengan fokus pada motivasi dan adaptasi mental suatu organism. Secara spesifik
yaitu menghindari bahaya (harm avoidance), selalu mencari hal-hal baru (novelty
(persistence). Keempatnya memiliki variasi dari mulai level rendah sampai tinggi
yang membuat perbedaan yang nyata diantara individu, seperti yang bisa dilihat
pada tabel 1. Demikian juga sistem di otak juga akan menjadi sangat berbeda
terpengaruh oleh pola respon stimulus yang didasari oleh temperamen tersebut,
dan membuat perilaku tertentu pada seseorang (Cloniger and Svrakic, 2009).
Hangat Dingin
Perfeksionis Pragmatis
37
mengarah kepada suatu Gangguan Kebribadian Dissosial. Referensi lain
Selain itu ada satu kelompok orang yang sudah memiliki psikopatologi
tertentu yang mengarah kepada suatu gangguan jiwa, hanya saja belum dapat
Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil, yang dibagi dalam dua kelompok
38
Terdapat kecenderungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsive
tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan dengan ketidak-
stabilan emosional
Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan
kekurangan pengendalian diri.
Terdapat dua jenis tipe Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil yaitu:
sebagai suami atau istri, karena seringkali pola tindak kekerasan terus berulang
antar generasi keluarga mereka. Salah satu sumber dari kekacauan pernikahan
efek regresi atau kemunduran berperilaku. Bahkan pada mereka yang memiliki
daya tahan ego yang baik, pernikahan tampak membawa mereka mundur dengan
cepat pada sebuah model hubungan orangtua – anak (parent – child relationship)
(Gabbard, 2014).
39
Selain wawancara mendalam terhadap seseorang dan keluarganya, ada
cara lain yang dipakai untuk memeriksa kepribadian seseorang adalah melalui
yang terdiri dari 567 item pertanyaan dan MCMI-III (Millon Clinical Multiaxial
Inventory) yang lebih singkat, terdiri dari 175 item pertanyaan. Test tersebut
1940 disebut Minnesota Personality Schedule. Pada tahun 1956 MMPI terdiri dari
4 Skala Validitas (yaitu skala cannot say, L, K dan F) dan 10 Skala Klinik.
score (Uniform T Score), modifikasi pada Content Scale dan penambahan skala
Psy-5. Dengan demikian banyak skala baru, sub skala dan skala kompenen
Test MMPI-1 tidak dipakai lagi sejak tahun 1999, sebagai gantinya yang
dipakai adalah test MMPI-2, bagi orang dewasa (usia >18 th, minimal tamat SD)
dan test MMPI-A yang diperuntukkan para Remaja (usia >12 th, minimal tamat
SD). Ada beberapa modifikasi untuk test MMPI ini yaitu MMPI-370 untuk
mereka yang sangat lamban bekerja, cukup sampai no. 370 saja; MMPI-180 untuk
pasien-pasien psikotik dan MMPI-RF (restructered form) terdiri dari 338 item,
dipakai untuk test-test masal seperti seleksi calon legislatif, PNS, dan sebagainya.
Depkes RI telah memutuskan memakai test MMPI untuk test pejabat publik.
40
Petunjuk pengisian diberikan sejak awal untuk mengurangi bias, sebaiknya
jelas dan lengkap prosedur mengerjakan test MMPI ini. Kondisi umum yang
IQ >70, tamat SD, mampu memahami bahasa Indonesia dengan baik. Instruktur
pernyataan negatif. Waktu pengerjaan test tidak dibatasi, umumnya test selesai
Test MMPI-2 yang dipakai dalam penelitian ini adalah versi Hubertus.
Hasil test terdiri dari 10 halaman grafik dan 10 halaman lain berisi tabel dan
catatan analisa bermakna dari kepribadian seseorang. Masih ada beberapa versi
skala ANG (Anger) dan Skala ASP (Anti Sosial Practice) pada kelompok Content
Scale dan Skala AGGR (Agresivity) pada lembar PSY 5). Angka normal kelima
skala tersebut adalah kurang dari angka 60.Jika skor antara 60-64 kemungkinan
mereka agresif, dan skor 65 atau lebih berarti mereka memiliki kecenderungan
dengan pasangannya (suami, istri, ataupun pacarnya) bisa dilihat dari skala MDS
Jika ingin melihat seberapa besar score agresifitas dalam diri seseorang
dapat dilihat dari scor Ho dan OH, serta score AGGR di lembar PSY-5. Hasil
41
yang rendah umumnya tidak banyak berarti, khusus untuk score yang tinggi (>
65) ada beberapa interpretasi sebagai berikut: (Graham, John R., 2006)
kekerasan.
Antisosial.
Tes MCMI mulai dipakai pada tahun 1997, dikembangkan oleh Theodore
Millon.Dasar teori yang dipakai di sini adalah teori kepribadian dengan 3 aksis,
menambahkan skala depresi dan post traumatic Stress pada MCMI, yang dikenal
Pola kepribadian seseorang bisa terdeteksi melalui tes ini, terdiri dari 3
2012).
oleh seorang psikolog bernama Peter Salovey dari Harvard University dan John
hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses
dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh
mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi
mengenali, memahami dan mewujudkan emosi dalam porsi yang tepat dan upaya
emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain
utama, yaitu :
perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari
(Goleman, 2000) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun
pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah
larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.Kesadaran diri memang belum
2. Mengelola emosi
44
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan
agar dapat terungkap dengan tepat dan selaras, sehingga tercapai keseimbangan
dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita. Kemampuan ini
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut
menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih
5. Membina hubungan
diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.
Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses
berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam
berkomunikasi. Sikap yang ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain
Selain itu aspek-aspek kecerdasan emosi dapat dilihat dari ke-5 indikator
yang meliputi:
1. Kesadaran diri.
Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk
memandu pengambilan keputusan untuk diri sendiri memiliki tolak ukur realitas
2. Pengaturan diri.
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup untuk menunda
tekanan emosi.
3. Motivasi.
menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak
5. Keterampilan sosial.
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan cermat
emosi meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,
berusaha dan mempunyai daya tahan untuk mencapai tujuan hidupnya, menyadari
perasaan diri sendiri dan orang lain, dapat berempati pada orang lain, dapat
mengendalikan mood atau perasaan negatif, memiliki konsep diri yang positif,
mudah menjalin persahabatan dengan orang lain, mahir dalam berkomunikasi, dan
tujuan hidup dan cita-cita yang tidak jelas, mudah putus asa, kurang peka terhadap
47
perasaan diri sendiri dan orang lain, tidak dapat mengendalikan perasaan dan
mood yang negatif, mudah terpengaruh oleh perasaan negatif, memiliki konsep
diri yang negatif, tidak mampu menjalin persahabatan yang baik dengan orang
lain, tidak mampu berkomunikasi dengan baik, dan menyelesaikan konflik sosial
dengan kekerasan.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Blume, L. and Bennie M.S. 1996. Attacking Violence: Prevention and
Intevervention.Michigan Family Review, Vol. 2, No. 1.
Bond, A.J., Wingrove, J., Critchlow G.D. 2001. Tryptophan depletion increases
aggression in women during the premenstrual phase. Psychopharmacology,
Vol 156, No 4: 477-480.
Bourget, D., Gagne, P., Whitehurst, L. 2010. Domestic Homicide and Homicide –
Suicide: The Older Offender. J Am Acad Psychiatry Law, 38:305-11.
Breheny, M. 2007. Genetic Attribution for Schizophrenia, Depression and Skin
Cancer: Impact on Social Distance. New Zealand Journal of Psychology,
Vol.36, No.3.
Brizendine, L. 2006. The Female Brain. Jakarta: Ufuk Press.
Burt, V.K., Suri R., and Edelstein C. 2014.Treatment of Women.Textbook of
Psychiatry, DSM-5 Ed. Arlington, USA, 1319-1351.
Campbell, J., Jones, A.S., Dienemann, J. 2002. Intimate Partner Violence and
Physical Health Consequences, Arch Intern Med., 162:1157-1163.
Cannon, E.A., Bonomi, A.E., Melissa, L., Anderson, F.P., Rivara. 2009. The
Intergenerational Transmission of Witnessing Intimate Partner Violence.
Arch Pediatr Adolesc Med., 163(8):706-708.
Caspi, A., McClay J., Terrie E.M, Jonathan, M. 2002.Role of Genotype.The Cycle
of The Violence in Maltreated Children Science, Vol 297: 851-852.
Catatan tahunan P2TP2A Provinsi Bali, 2010. Perlindungan Terhadap Kelompok
Rentan Dalam Keluarga, Termasuk Istri, Anak, PRT dan Lansia.
Catatan tahunan P2TP2A Provinsi Bali, Laporan Tahunan 2014.
Cheng, H.W. 2001.Effects of Group Selection for Productivity and Longevity on
Blood Concentrations of Serotonin, Catecholamines, and Corticosterone of
Laying Hens.Poultry Science, 80:1278–1285
Chireshe, E. 2014.Christian Women‟s Experiences of Domestic Violence in
Zimbabwe. Affilia, Journal Citation Reports.
Cloninger, C.R. and Dragan M.S.2009.Personality Disorders.Kaplan & Sadock’s
Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th ed. Neural Sciences, Lippincott
Williams & Wilkins, 2197-2240.
50
Conus, P., Cotton, S., Benno G.S. 2010. Pretreatment and Outcome Correlates of
Sexual and Physical Trauma in an Epidemiological Cohort of First-Episode
Psychosis Patients. Schizophrenia Bulletin, Vol. 36 No. 6 pp:1105-1114.
Cook, P.W. 2013.Abused Men: The Hidden Side of Domestic Violence.
Connecticut: PraegerWestport.
D‟Onofrio, B.M. 2007. Intergenerational Transmission of Childhood Conduct
Problems.Arch Gen Psychiatry, vol.64(7): 820-829.
Davis, R.N., Matthew M.D., 2011. Father‟s Depression Related to Positive and
Negative Parenting Behaviors With 1-Year-Old Children. Pediatrics, 127l:
612-620.
de Boer S.F., Caramaschi D., Natarajan D., Koolhaas J. M. 2009. The vicious
cycle towards violence: focus on the negative feedback mechanisms of brain
serotonin neurotransmission.Front Behav Neurosc, 3:52. E-pub.
de Wall, F. 2002. Primate Behavior and Human Agression.Must We Fight? From
the Battlefield to the Schoolyard, a New Perspective on Violent Conflict and
Its Prevention.Edited by William L. Ury. Jossey-Bass: San Fransisco, USA,
13-25.
Delville. 2006. Development of Agression.Biology of Agression. Edited by Randy
J. Nelson.USA: Oxford University Press. p.327-350.
Departemen Kesehatan RI. 1994. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa (PPDGJ). Edisi III. Dirjen Pelayanan Medis RI. Jakarta.
Derogatis, L.R., Lipman, R.S., Covi L,. 2007. Symptom Check List SCL
90.PsychiatricUniversity Hospital Zurich, Division of Clinical Psychiatry.
Derogatis, L.R., Rickels K., Rock A.F. 1976. The SCL-90 and the MMPI: A Step
inthe Validation of A New Self Report Scale. Br J Psychiatr, 128:280-9.
Duxbury, F. 2006. Recognising domestic violence in clinical practice using the
diagnoses of posttraumatic stress disorder, depression and low self-
esteem.British Journal of General Practice,56: 294–300.
Farrell, H. 2011. Batterers: A review of Violence dan Risk Assessment tool.J Am
Acad Psychiatry Law, 39; 562-4.
Fears, S.C; Carol A.Mand Nelson B.F. 2009. Genetic Linkage Analysis of
Psychiatric Disorders.Neural Sciences, Kaplan & Sadock’s Comprehensive
Textbook of Psychiatry, 9th ed.Lippincott Williams & Wilkins: 320-333.
51
Frank, E. 2005.Gender and Its Effects on Psychopathology, American Psychiatric
Press, Washington, DC.
Freud,S. 2015. Freud's Concept of The Family in Critical Theory of the Family.
Avaiable at:
http://www.humanities.uci.edu/mposter/CTF/chapter1.html(Apr 25, 2015
11:19)
Freud, Signmud. 2002. A General Introduction to Psychoanalysis.Ikon
Teralitera.Yogyakarta.
Fuchsel, Catherine L. Marrs.2013. Familism, Sexual Abuse, and Domestic
Violence Among Immigrant Mexican Women. Affilia, vol. 28 no. 4, 379-
390.
Gabbard, G.O. 2014.Family and Marital Therapy.Treatments in Dynamic
Psychiatry.Psychodynamic Psychiatry. American Psychiatric Publishing:
Arlington, VA, USA, 142-149.
Graham, J.R. 2006. MMPI-2 Assessing Personality and Psychopathology, 4th ed.
Oxford University Pres: New York.
Grebb, J.A. and Carlsson, A.2009. Introduction and Considerations for a Brain –
Based Diagnostic System in Psychiatry. Neural Sciences, Kaplan &
Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th ed., Lippincott
Williams & Wilkins: 1-393.
Hicks, B.M.; Susan C.S.2009.Environmental Adversity and IncreasingGenetic
Risk for Externalizing Disorders.Arc Gen Psyciatr, 66 (6): 640-648.
Holtmann, C. 2016. Christian and Muslim Immigrant Women in the Canadian
Maritimes - Considering their Strengths and Vulnerabilities.Responding to
Domestic Violence.Studies in Religion/Sciences Religieuses, April 21, 2016.
Available from: http://www.yiela.com/view/2035521/seperempat-dari-
jumlah-perempuan-china-korban-kdrt.
Hurlock, E.B. 2005.Child Development, 6th ed. McGraw-Hill, Inc.: 73-105.
Iskandar, L.;Kathryn L.; Braun and Alan R.K. 2014. Testing the Woman Abuse
Screening Tool to Identify Intimate Partner Violence in Indonesia.J
Interpers Violence, July 10, 2014.
52
Jakubczyk, A.A.; Klimkiewicz, A.; Krasowaska, et al. 2014.Hystory of Child
Abuse and Suicide Attempts in Alcohol-dependent Patients.Child Abuse &
Neglect, 38: 1560-1568.
Josephus, P. 2011. Seperempat dari Jumlah Perempuan China Korban KDRT,
available from: Kompas.com.
Julius, D., Huang, K.N., Livelli, T.J., Axel,R. and Jessell, T.M. 1990. The 5HT2
Receptor Defines a Family of Structurally Distinct but Functionally
Conserved Serotonin Receptors. Proc. Natl. Acad. Sci. USA, 87(3), 928-
932.
Karasz, A. 2005.Marriage, Depression and Illness.Sociosomatic Models in a
South Asian Immigrant Community.Psychology Developing Societies, vol.
17 no. 2:161-180.
Kasan, H.H. 2006. MMPI-2 Advance, Jakarta.
Kasan, H.H. 2006. MMPI-A, Jakarta.
Kasan, H.H. 2012. Buku Panduan Workshop MCMI-III.Profesional Training
Center.Jakarta.
Kasan, H.H. 2013. MCMI – III, Jakarta.
Kasturirangan, A. 2008.Empowerment and Program Designed to Address
Domestic Violence, Sage Publication, Chicago.
Kendler, K.S., Thornton,L.M., Gardner, C.O. 2001. Genetic Risk, Number of
Previous Depressive Episodes and Stressfull Live Events in Predicting
Onset of Major Depression, Am J Psychiatry;158:582-586.
Kilpatrick, D.G., Karestan C.K., Kenneth J.R., Acierno, R. 2007. The Serotonin
Transporter Genotype and Social Support and Moderation of Post Traumatic
Stress Disorder and Depression in Hurricane Exposed Adults, Am J
Psychiatry;164:1693-1699.
Klee, G.D. 1990. The Effects of 5-Hydroxytryptophan (A Serotonin Precursor) in
Schizophrenic Patients.Available at http://bjp.rcpsych.org/ on April 10,
2012.
Krakowski, M. 2003. Violence and Serotonin: Influence of Impulse Control,
Affect Regulation, and Social Functioning. The Journal of Neuropsychiatry
and Clinical Neurosciences 15:294-305.
53
Kulikowski, L. 2015. 10 Most Dangerous States for You and Your Family to Live
In. Avaiable at: https://www.thestreet.com/story/13126088/9/10-most-
dangerous-states-for-you-and-your-family-to-live-in.html (Apr 25, 2015
12:01).
Kumar, S., Jeyaseelan, L., Suresh, S. and Ahuja, R.C. 2005. Domestic Violence
and Its Mental Health Correlates in Indian Woman, British Journal of
Psychiatry 187;62-67.
Lavallee, Amy, 2009. Domestic Violence and Child Welfare, University of Iowa
School of Social Work – National Resource Center for Family Centered
Practice ― The University of Iowa Module IV – Clinical Practice
Supervision.
Lenard, Lane. 2010. Reducing Aggression and Violence, The Serotonin
Connection, Petaluma, CA, USA. Available from http://www.life-
enhancement.com/ article_template.asp?ID=208(diunduh tanggal 24 Maret
2012, Pk. 11.00 Wita).
Levendosky, Alytia A. 2002.Alissa C. Huth-Bocks, et al : Trauma Symptoms in
Preschool-Age Children Exposed to Domestic Violence, J Interpers
Violence February vol. 17 no. 2, 150-164
Lewis-Hall, F.; Williams, T.S.; Panetta, J.A. and Herrera, J.M. 2002.Psychiatric
Illness in Women, Emerging Treatments and Research, American
Psychiatric Publishing, Washington, DC.
Majelis Utama Desa Pakraman Bali, 2011.Kedudukan Wanita Bali dalam
Keluarga dan Pewarisan; Pelaksanaan Perkawinan dan Perceraian, dalam
Himpunan Hasil-hasil Pasamuan Agung III MDP Bali, 41-47.
Manuck, Stephen B., Jay R. Kaplan, & Francis E. Lotrich, 2006. Brain Serotonin
and Aggressive Disposition in Humans and Nonhuman Primates, in Biology
of Agression, edited by Randy J. Nelson, Oxford University Press, New
York, USA, 65-113.
McAllister, G., Charlesworth, A., Snodin, C., Beer, M.S., Noble, A.J.,
Middlemiss, D.N., Iversen, L.L. and Whiting, P. 1992. Molecular cloning of
Serotonin Receptor from Human Brain.Proc. Natl. Acad. Sci. USA, 89(12),
5517-5521.
54
Mee Young Um, Hee Jin Kim, Lawrence A. Palinkas, 2016.Correlates of
Domestic Violence Victimization Among North Korean Refugee Women in
South Korea. J Interpers Violence.
Mello de Lima, Lucia Helena, Rosiane Mattar, Anelise Riedel Abrahão, 2016.
Domestic Violence in Pregnant Women - A Study Conducted in the
Postpartum Period of Adolescents and Adults. J Interpers Violence.
Miller, M.W., Sperbeck, E., Robinson, M.E., Sadeh, N., Wolf, E.J., Hayes, J.P.,
Logue, M., Schichman, S.A., Stone, A., Milberg, W. and McGlinchey, R.
2016. 5-HT2A Gene Varients Moderate the Association between PTSD and
Reduced Default Mode Network Connectivity. Frontiers in Neurology, Vol.
10.
Moldin, S.O. and Daly, M.J. 2009.Population Genetics and Genetic Epidemiology
in Psychiatry, in Neural Sciences, Kaplan & Sadock‟s Comprehensive
Textbook of Psychiatry, 9th ed., Lippincott Williams & Wilkins;229-320.
Moran, Mark, 2006.Partner Abuse More Common in Adults With Disorders as
Teens. Psychiatric News: 41;11, 25-26.
Mullen, P.E., 1997. Assessing risk of interpersonal violence in the mentally
ill.Advances in Psychiatry Treatment, vol. 3, pp. 166-173.
O‟Connor, Manjula, Joanne Cox, David J Castle, 2015. What Can Psychiatrists
Do to Better Support Victims of Family Violence?Australasian Psychiatry,
Vol 23(1) 59–62.
Peters, J. 2003. The domestic violence myth acceptance scale: development and
psychometric testing of a new instrument, The University of Maine.
Poirier, J.G. 2008.Violence in the Family, Including Lethal Outcome.Forensic
psychology and neuropsychology for criminal and civil cases, editor by
Harold V. Hall., CRC Press, Boca Raton, FL. USA.
Reynata, V. 2003. Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Masyarakat Pemantau
Peradilan Indonesia, FHUI.
Rhatigan, D.L., and Nathanson, 2010.The Role of Female Behavior and
Attributions.Predicting Behavioral Responses to Hypothetical Male
Aggression, University of Tennessee, Knoxville.
Richard, T.E., Hartup, W.W. and Archer, J. 2005. Developmental Origins of
Agression.The Guilford Press, New York.
55
Rittichier, K. 2011. What Happens If You Don't Have Enough Serotonin?Updated
March 27, available from http://www.ehow.com/in\fo 8118307 happens-
dont-enough-serotonin.html, 21 Maret 2012 pk. 07.00 Wita.
Rocca, C.H. 2009. Challenging Assumptions About Women‟s Empowerment:
Social and Economic Resources and Domestic Violence among Young
Married Women in Urban South India.International Journal of
Epidemiology, 38:577–585.
Sadock, Benjamin James and Virginia Alcott Sadock, 2007. Kaplan & Sadock‟s
Synopsis of Psychiatry, 10th ed, Lippincott Williams & Wilkins, USA;70-
132.
Sadock, Benjamin James, Virginia Alcott Sadock, Pedro Ruiz, 2009. Kaplan &
Sadock‟s Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th ed, Monoamine
Neurotransmitters, Lippincott Williams & Wilkins, USA;65-73.
Sadock, James,B., Sadock, V.Aand Ruiz, 2015. Physical and Sexual Abuse of
Adult, in Kaplan & Sadock‟s Synopsis of Psychiatry, 11th ed, Lippincott
Williams & Wilkins, USA; 824-830.
Sadock, James, B.and Sadock,V.A. 2007. Human Development Throughout the
Life Cycle, in Kaplan & Sadock‟s Synopsis of Psychiatry, 10th ed,
Lippincott Williams & Wilkins, USA;12-69.
Sadock, James, B.; Virginia Alcott Sadock and Pedro Ruiz, 2015. Child
Psychiatry, in Kaplan & Sadock‟s Synopsis of Psychiatry, 11thed, Lippincott
Williams & Wilkins, USA; 1082-1107.
Santoso, S. 2007. Structural Equation Modelling, Konsep dan Aplikasi dengan
AMOS. Jakarta: Elex Media Komputindo, H. 123.
Santoso, S. 2012. Analisis SEM Menggunakan AMOS. Kompas Gramedia Jakarta.
Sasongko Agung, 2010. Benarkah Struktur Otak Pria dan Wanita Berbeda,
republika.co.id, London.
Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis,
Jakarta: Binarupa Aksara. H. 66-67.
Schumacker, R.E. and Lomax, R.G.2004.A Beginner's Guide to Structural
Equation Modeling, Second Edition.Lawrence Erlbaum Associates
Publishers, Marwah, New Jersey, London.
56
Shain, B.N. and Committee on Adolescent, 2007. Suicide and Suicide Attempts in
Adolescents, American Academy of Pediatrics; 120; 669-676.
Shakil, Amer; Smith Donald; James M. Sinacore; Martin Krepcho, 2005.
Validation of HITS Domestic Violence Screening Tools With Males; Fam
Med 37(3):193-198.
Sherin, Kevin et al. 1998. HITS: A Short Domestic Violence Screening Tool for
Use in a Family Practice Setting, Fam Med 30(7):508-12.
Soylu, N., Ayaz, M., Yuksel, T. 2014. Early married and sexually abused girls
differ in their psychiatric outcomes. Child Abuse & Neglect 38(2014), 1552-
1559.
Stahl, S.M. 2000. Depression and Bipolar Disorders, in Essential
Psychopharmacology, 2nd ed. Cambridge university Press, Cambridge, UK.
Stephenson, R.,Jadhav, A.,Winter, A.,Hindin, M. 2016. Domestic Violence and
Abortion Among Rural Women in Four Indian States, Violence Against
Women.
Suryohusodo, P. 2000. Mekanisme Molekuler Aktivitas Hormon, in Kapita Selekta
Ilmu Kedokteran Molekuler, Jakarta;79-101.
Taylor, S.E., Peplau,L.A., Sears,D.O. 2009. Social Psychology 12th ed. , Pearson
Education-Prentice Hall, Los Angeles.
Teicher, M.H., Samson, J.A. 2006. Cutting Words May Scar Young Brains,
Parental Verbal Abuse. Child Appears to Damage Cerebral Pathways. Am J
Psychiatry; 163:993-1000.
Trihendradi, C. 2013. Langkah Praktis Menguasai Statistik – Untuk Ilmu Sosial
57
Victoroff, J. 2009. Human Agression, in Kaplan & Sadock‟s Comprehensive
Textbook of Psychiatry, 9th ed. Neural Sciences, Lippincott Williams &
Wilkins;2672-2703.
Vreeburg, S.A., Hoogendijk, W.J.G., Johannes van Pelt, Roel H DeRijk et al,
2009. Major Depressive Disorder and Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis
Activity, Results From a Large Cohort Study, Arch Gen Psychiatry;
66(6):617-626.
Wardah, Fathiyah, Lebih dari 90 Persen Kekerasan terhadap Perempuan Terjadi di
Rumah Tangga, Jakarta. Available from RSS, Senin, 07 Maret 2011,file:
http://www.KDRT,%20Suicide/KDRT-Masih-Tinggi-Di-Indonesia-
117538588.html.
WHO Release, 2009. The Ten Most Expensive Deseases, in Forbes Magazine,
Desember 16, 2009. Available at http://www.seniorsworldchronicle.com/
2009usa-ten-most-expensive-deseases.html
Wilde, E.A., Kim, F., Schulz, P.E. and Yudofsky, S.C. 2014. Laboratory Testing
and Imaging Studies in Psychiatry, Textbook of Psychiatry, DSM-5 Ed,
Arlington, USA, 89-137.
Yudofsky, S.C. and Kim, H.F. 2004.NeuropsychiatricAssessment.American
Psychiatric Press, Washington, DC.
58