ARTHRITIS
REFERAT
Oleh
182011101009
Pembimbing
2018
1
TERAPI ALLOPURINOL PADA AKUT GOUT
ARTHRITIS
REFERAT
Oleh
182011101009
Pembimbing
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
Gout arthritis adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi (tofi). Gout juga merupakan istilah
yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai dengan
meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia) (Misnadiarly, 2007).
Penatalaksanaan dari akut gout arthritis sendiri selama ini terdiri dari dua
prinsip. Prinsip pertama adalah mengurangi rasa nyeri saat serangan akut gout
arthritis dan yang kedua adalah memperbaiki kadar asam urat yang ada pada
tubuh sampai mencapai kadar dibawah 5.0 mg/dL pada darah. Penggunaan
kolsikin dosis rendah, NSAID, dan atau kortikosteroid terbukti dapat mengurangi
gejala nyeri pada serangan akut. Penggunaan allopurinol sebagai agen
hipourisemia selama ini masih menjadi kontroversi dimana ACR pada
guidelinesnya menyarankan untuk segera diinisiasi karena tidak ada bukti adanya
peningkatan flare pada akut gout arthritis sedangkan menurut IRA menjadi
3
kontraindikasi karena penelitian sebelumnya data yang digunakan masih belum
mencukupi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gout arthritis adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi (tofi). Gout juga merupakan istilah
yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai dengan
meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia) (Misnadiarly, 2007).
2.2 Etiologi
5
Gambar 1. Metabolisme Purin (Kamatani, 2014)
6
terjadi. Serangan berikutnya biasanya didahului dengan memakan makanan
tinggi purin yang berlebih, meminum alcohol, trauma, atau kondisi
kesehatan yang serius. (Kasper dkk, 2015)
2.4 Patofisiologi
Patofisiologi pada gout arthritis dimulai dengan kadar hiperuricemia dalam
darah (>6.0 mg/dL). Saat terjadi hiperuricemia dapat terbentuk deposit kristal
asam urat dalam sendi, yang akan menyebabkan inflamasi ke sendi tersebut.
Deposit kristal dapat dipicu oleh keadaan asam dan temperatur yang dingin
(seperti pada sendi perifer). Saat kristal urat tersebut berinteraksi dengan
reseptor dari sel dendrit dan makrofag maka akan mengaktifkan system imun
innate (Liu-Bryan dkk, 2005) sehingga menimbulkan rasa nyeri dan
inflamasi.
7
2.6 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang bisa digunakan adalah pemeriksaan asam
urat, cairan synovial, atau urin lengkap:
1. Asam Urat:
Pada pemeriksaan asam urat darah dapat ditemukan hiperuricemia
dimana kadar asam urat dalam darah sebesar >6.8 mg/dL. Konsentrasi
asam urat yang tinggi dalam darah akan menyebabkan kristalisasi asam
urat pada berbagai jaringan tubuh, terutama di sendi dan jaringan ikat
sekitarnya sehingga timbul inflamasi. Pada pemeriksaan kadar asam urat
dapat juga ditemukan adanya normourisemia pada darah sekitar 15%.
Selain itu kadar hiperurisemia tanpa ada gejala serangan gout tidak bisa
menegakkan diagnosis gout arthritis.
2. Aspirasi cairan synovial
Pada aspirasi cairan synovial dapat digunakan untuk membedakan
antara arthritis karena infeksi atau karena deposisi kristal. Pada gout dapat
ditemukan adanya deposit kristal asam urat, yang berbentuk seperti jarum
dengan kedua ujung runcing. Pada pemeriksaan mikroskop terpolarisasi,
dapat ditemukan kristal asam urat berwarna kuning ketika disejajarkan
dengan dekompesator merah dan biru ketika disejajarkan dengan arah
polarisasi (negatif birefringent).
3. Urine 24 jam
Pada pasien dengan gout arthritis dapat dilakukan pemeriksaan
urine 24 jam. Jika ekskresi asam urat melalui urin melebihi 800 mg
dengan diet regular maka harus diberikan allopurinol dan jika melebihi
1100 mg maka harus dilakukan pengecekan fungsi ginjal karena
dikhawatirkan akan mudah timbul batu ginjal dan nefropati urat.
4. Radiografi
Pada pemeriksaan radiografi pada sendi yang terkena dapat
ditemukan tidak adanya kelainan atau kelainan pembengkakan jaringan
ikat pada awal onset. Pada gout yang telah lama dapat ditemukan temuan
8
khas pada gout, yaitu punched out erosion atau lytic area with
overhanging edges.
2.7 Penegakan diagnosis
Sesuai dengan kriteria diagnosis dari Perhimpunan Reumatologi
Indonesia, diagnosis gout dapat tegak jika ditemukan adanya kristal urat
pada aspirasi cairan sendi. Jika tidak ditemukan, dapat menggunakan
sistem skor sesuai dengan American Rheumatology Collegue tahun 2015
dimana skor >8 dapat ditegakkan diagnosisnya.
9
2.8 Penatalaksanaan
Serangan gout akut harus mendapat penanganan secepat mungkin. Pasien
harus diedukasi dengan baik untuk dapat mengenali gejala dini dan
penanganan awal serangan gout akut. Pilihan obat untuk penanganan awal
harus mempertimbangkan ada tidaknya kontraindikasi obat, serta pengalaman
pasien dengan obat-obat sebelumnya. Rekomendasi obat untuk serangan gout
akut yang onsetnya <12 jam adalah kolkisin dengan dosis awal 1 mg diikuti 1
jam kemudian 0.5 mg. Terapi pilihan lain diantaranya OAINS, kortikosteroid
oral dan/atau bila dibutuhkan aspirasi sendi diikuti injeksi kortikosteroid.
Kolkisin dan OAINS tidak boleh diberikan pada pasien yang mengalami
gangguan fungsi ginjal berat dan juga tidak boleh diberikan pada pasien yang
mendapat terapi penghambat P-glikoprotein dan/atau CYP3A4 seperti
siklosporin atau klaritromisin. Serangan gout akut dapat dipicu oleh:
10
belum dapat digeneralisasi mengingat besar sampelnya yang kecil dan hanya
menggunakan alopurinol.
Indikasi memulai terapi penurun asam urat pada pasien gout adalah pasien
dengan serangan gout ≥2 kali serangan, pasien serangan gout pertama kali
dengan kadar serum urat >8mg/dL, dan pasien berumur <40 tahun.
2.9 Prognosis
Pada penanganan awal yang tepat dan diikuti dengan diet yang baik maka
penyakit gout arthritis akut dapat menunjukkan prognosis yang baik.
Sedangkan pada penyalit dengan terapi yang tidak adekuat dan tidak diikuti
oleh perubahan gaya hidup maka serangan akut akan sering terjadi dan dapat
berubah menjadi penyakit gout arthritis kronis.
11
BAB III
PEMBAHASAN
12
BAB IV
KESIMPULAN
Gout arthritis adalah peradangan pada sendi yang disebabkan deposisi kristal
asam urat dalam sendi.
Gout arthritis dipicu oleh kadar asam urat yang tinggi dalam darah
(hyperuricemia) >6.8mg/dL.
Uji aspirasi cairan synovial merupakan golden standart dalam mendiagnosa
gout arthritis.
Terapi dalam serangan akut meliputi OAINS dan kolsikin dosis rendah (1mg
pada jam pertama dan dilanjutkan 0,5mg satu jam selanjutnya) .
Pemberian terapi penurun asam urat masih menjadi kontroversi apakah dapat
diberikan secepatnya atau tunda dulu sampai lebih dari 2 kali serangan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14