Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI NIRKABEL

MODUL 1
PENGUKURAN VSWR ANTENA

Nama : Nurmala Sari


NIM : 1607666
Kelompok :2
Hari : Rabu
Tanggal : 6 November 2019
Waktu : 08.00 WIB – 12.00 WIB
Dosen Pengampu : Agus Heri Setyabudi, M.T.

LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
A. Tujuan
1. Membuat kabel jumper dan coaxial dengan panjang -/+62cm.
2. Melakukan pengukuran power low dan high pada variasi frekuensi 140.000,
145.000, dan 150.000 Hz menggunakkan dummy load.
3. Pengukuran VSWR antenna pada frekuensi 140.000, 145.000, dan 150.000 Hz
dengan tinggi antenna yang bervariasi.

B. Alat dan Bahan


1. VSWR Meter 1 buah
2. Kabel jumper coaxial RG 58 62 cm 1 buah
3. Converter SMA dan BNC
4. AVO Meter 1 buah
5. Handy Talky/HT 1 buah
6. Kabel dc dan jack
7. Dummy load/ antenna 502/10 W 1 buah
8. Tang kombinasi 1 buah
9. Cutter 1 buah
10. Antenna Telex 1 buah
11. Penggaris 1 buah
12. Meteran 1 buah
13. Obeng +- 1 buah
14. Solder 1 buah

C. Ringkasan Teori
VSWR adalah singkatan dari Voltage Standing Wave Ratio, atau kalau
diterjemahkan secara bebas adalah perbandingan tegangan gelombang berdiri.
Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah transmitter Rf yang dilalui
sebuah transmisi line (misal: cable coax, feeder, dll) tidak lagi memiliki bentuk sebagai
sinyal sinusoidal yang sempurna, namun mirip dengan sinyal sinusoidal yang
disearahkan oleh sebuah diode rectifier, dimana porsi negatif dari sinusoidal dibalik
menjadi positif semua, makanya kesan pertama yang dilihat oleh para researcher saat itu
adalah dapat terpantul (reflected) bila menemui impedansi yang tidak sama (matched)
dengan impedansi saluran transmisi yang dilaluinya. Sesuai dengan kaidah “setengah
daya maksimum”, dimana daya di beban akan maksimum pada saat impedansinya sesuai
dengan impedansi saluran transmisi. Atau dengan kata lain tidak ada gelombang
terpantul yang kembali ke saluran transmisi, yang mengakibatkan tranceiver jadi saturasi
atau efeknya transistor final akan “jebol”. Pada kondisi impedansi antena dan impedansi
saluran transmisi tidak sesuai (matched), biasanya ditunjukkan dengan VSWR>1, maka
beberapa efek berikut akan dirasakan:
- Daya RF yang sampai di antenna tidak optimum, sehingga pancaran tidak akan
jauh/optimum
- Bercampurnya gelombang maju (forward) dan gelombang pantul(reflected).
Kemungkinan akan mempengaruhi kualitas suara pancaran, mungkin saja terdengar
parau atau tidak bulat
- Nilai VSWR yang terlalu tinggi (VSWR>2), akan membuat RF Linear Amplifier
mengalami saturasi, yang biasanya terasa “over heating” dan bila dibiarkan terus-
terusan akan membuat rusak komponen di final.
Dalam notasi matematis, VSWR atau SWR tidak memiliki dimensi karena
merupakan perbandingan 2 buah variable yang berdimensi sama (voltage). Dengan
rumus sebagai berikut :

SWR = [1+Rc]/[1-Rc]
Dimana,
- Rc = |[ZL-Zo]/[ZL+Zo]|
- ZL= impedansi input antenna
- Zo = impedansi input saluran transmisi (coax, feeder, dll)
- Bila ZL atau Zo merupakan bilangan imajiner atau khayal, maka Zl atau Zo ini
merupakan magnitudo dari bilangan tersebut.

Contoh 1 :
Zo (transmission line)= 50 ohm, ZL (antenna)= 50 ohm
Maka, Rc = |[50-50]/[50+50]|= 0
Sehingga, SWR= [1+0]/[1-0]=1 (kondisi saat ini disebut kondisi matched)

Contoh 2 :
Zo= 50 ohm, ZL= 100 ohm
Maka, Rc = |[100-50]/[100+50]|= 1/3
Sehingga, SWR= [1+1/3]/[1-1/3]= 2
Sebuah antenna dipole ¼ lambda (masing-masing sayap panjangnya ¼ lambda,
total kedua sayap ½ lambda) memiliki impedansi input yang hampir murni dengan nilai
mendekati 50 ohm, makanya antenna ini akan memberikan pembacaan VSWR atau
SWR mendekati 1 (matched).
VSWR Meter atau lebih dikenal dengan SWR meter adalah alat ukur yang
digunakan untuk mrngetahui perbangdingan antara tegangan pergi dan tegangan balik
dari daya RF pada suatu system transmisi. Kegunaan lainnya ada juga jenis VSWR
meter yang dapat difungsikan sebagai power meter yang sekaligus dapat mengukur
daya pancar Pf dan daya pantul Pr.
Hubungan antara VSWR meter dengan koefisien pantul ┌ dinyatakan dengan
persamaan :

1+┌ 𝑉𝑆𝑊𝑅+┌
𝑉𝑆𝑊𝑅 = dan 1 = 𝑉𝑆𝑊𝑅−┌
1−┌

Alternatif lain untuk menyatakan besarnya koefisien pantul adalah:

𝑃𝑟
┌=√
𝑃𝑓

Dimana: Pr = daya yang dipantulkan (reverse power)


Pf = daya yang dipancarkan (forward power)

VSWR juga dapat di artikan sebagai perbandingan antara gelombang


maksimum dengan gelombang minimum. VSWR merupakan parameter yang juga
sebagai penentu matching antara antena dan transmitter.
Kondisi yang paling di harapkan untuk nilai VSWR terbaik yaitu bernilai 1
namun untuk nilai VSWR paling besar yang bisa di toleransi berdasarkan teori yaitu
bernilai 2.
Grafik VSWR area yang bernilai 1 sampai dengan 2

Jumper Coaxial

RF Generator VSWR Meter Dummy Load

D. Langkah Kerja
a. Pembuatan dan Pengecekan Jumper Cable Coaxial
1. Siapkan Alat dan Bahan.
2. Buat potongan yang lurus -+ 3,75 inch di ujung kabel menggunakkan tang
potong/cutter. Setelah dipotong, rapikan ujung kabel.
3. Kupas ujung kabel koaksial
4. Tarik perisai luar pada kabel. Ada 2 segmen setelah kabel dikupas, Tarik segmen
terluar pada kabel dan kabel konduktor pusatnya akan terlihat.
5. Tarik segmen kedua. Lapisan alumunium yang mengisolasi kabel akan terlihat. Cari
tepi alumunium dan kupas dari kabel. Hal ini akan meninggalkan satu lapisan
alumunium di sekitar isolasi putih,
6. Tarik dan lipat lapisan kabel ke belakang. Saat menarik pelindung kabel maka akan
banyak kabel penghantar terlihat, lipat kembali ke kabel sehingga konektor dapat
menyentuh semua kabel saat dipasang. Tak satupun dari kabel yang memblokir
isolasi putih.
7. Masukan konektor ke ujung kupasan kabel. Dorong kuat konektor ke kabel sampai
isolasi putih terlindungi oleh konektor.
8. Selanjutnya ujung-ujung kabel koaksial bagian luar disolder pada bagian tengan
kedua konektor.
9. Setelah selesai, ulangi langkah diatas untuk ujung kabel satunya lagi.
10. Lakukan pengecekan konektor kabel koaksial menggunakan AVO Meter untuk
memastikan layak dan sudah siap digunakan.

b. Pengukuran Power Low dan High dummy load


1. Hubungkan SWR meter diantara TX dan antenna atau dummy load pada konektor
yang sesuai (TX ke pesawat, ANT ke antenna).
2. Hidupkan pesawat TX yaitu HT. Lakukan pengaturan frekuensi HT pada 140.000,
145.000, 150.000 untuk low dan high.
3. Letakkan saklar pada posisi FWD, POW. Jarum akan menunjuk ke suatu angka.
(missal 0,8 w).

c. Pengukuran VSWR Antena


1. Siapkan Antenna Telex dengan panjang kabel 632 cm.
2. Hubungkan SWR meter diantara TX dan antenna atau dummy load pada konektor
yang sesuai (TX ke pesawat, ANT ke antenna).
3. Hidupkan pesawat TX/HT dengan frek 140.000, 145.000, 150.000
4. Lakukan kalibrasi.
5. Atur level control pada VSWR meter hingga pembacaan sebelah kiri maksimum.
6. Atur panjang antenna telex.
7. Baca dan catat pembacaan meter sebelah kanan VSWR.
8. Catat perubahan panjang masing-masing elemen terhadap nilai VSWR.

E. Hasil Percobaan
a. Pembuatan dan Pengecekan Jumper Cable Coaxial
b. Pengukuran Power Low dan High pada variasi frekuensi 140.000, 145.000 dan
150.000
1. Menghubungkan SWR meter diantara TX dan antenna atau dummy load pada
konektor yang sesuai (TX ke pesawat, ANT ke antenna).
2. Tabel Power low dan high pada frekuensi masing-masing dengan pengaturan 50W
Jenis Panjang Power
No Frekuensi
Kabel Kabel Low High
1 140.000 0,6 watt 3 watt
Koaksial
2 62 cm 145.000 0,3 watt 2,8 watt
RG 58
3 150.000 0,8 watt 3 watt

dengan VSWR pada frekuensi masing-masing yaitu 1

Dokumentasi :
Power low dan high frekuensi 140.000

Power low dan high frekuensi 145.000


Power low dan high frekuensi 150.000

VSWR dummy load 140.000, 145.000, 150.000 sama dengan 1

c. Pengukuran VSWR Antena

No Frekuensi Tinggi Antena (cm) SWR Dokumentasi

1 162 2,6

150.000

2 159 2,5
3 141 2,2

4 139 1,75

5 122 1,8

6 112 2,2

7 105 3
No Frekuensi Tinggi Antena (cm) SWR Dokumentasi

1 94 3

2 113 2,8

3 145.000 133 2,5

4 154 2,3

5 161 2,2

No Frekuensi Tinggi Antena (cm) SWR Dokumentasi

1 94 10

140.000

2 106 11
3 116 8

4 122 15

Grafik :

FREKUENSI 140.000 HZ
16 15

14

12 11
10
TINGGI ANTENA

10
8
8

0
0 20 40 60 80 100 120 140
VSWR
FREKUENSI 145.000 HZ
180
161
154
160
133
140
113
120
TINGGI ANTENA

94
100

80

60

40

20

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
VSWR

F. Analisis Hasil Pengamatan dan Perhitungan


Berdasarkan hasil percobaan membuat kabel jumper dan koaksial memerlukan
ketelitian dalam pengupasan kabel dan penyolderan karena satu kabel terdiri dari beberapa
segmen yang berbeda yang apabila terhubung akan menyebabkan error atau shorted ke
inner conductor dan belum layak digunakan, serta sehingga tahanan /resistansi harus
menunjukkan tidak terbatas ketika dicek di AVO Meter. Kemudian untuk pengukuran low
dan high power pada 3 frekuensi menggunakkan dummy load menghasilkan power berbeda
untuk low power sedangkan untuk high power pada frekuensi 150 MHz dan 140 MHz yaitu
sama 3 watt. Sedangkan untuk VSWR bernilai 1 atau dapat dikatakan ideal sesuai teori.
Dan untuk pengukuran VSWR apada frekuensi 140.000, 145.000, 150.000 Hz dengan
panjang kabel 632 cm dan tinggi antenna yang berbeda menghasilkan nilai VSWR yang
bervariasi pula untuk beberapa kali percobaan pada frekuensi 150.000 Hz didapat titik
optimal VSWR bernilai 1,75 di tinggi antenna 139 cm, untuk frekuensi 145.000 Hz titik
optimal VSWR bernilai 2,5 dengan tinggi antenna 133 cm dan frekuensi 140.000 Hz titik
optimal nilai VSWR 11 dengan tinggi antenna 106 cm. Pada gelombang yang berfrekuensi
tinggi, saluran transmisi tidak secara langsung diterminasi dengan baik, perjalanan dari
gelombang elektromagnetik dari pembangkit sinyal pada pengirim dipantulkan baik secara
keseluruhan ataupun sebahagian pada ujung terminasi. Kombinasi dari gelombang yang
masuk dan gelombang yang dipantulkan menghasilkan gelombang berdiri pada arus dan
tegangan pada sepanjang saluran, dengan tegangan dan arus maksimun dan minimum
tertentu sepanjang saluran. Hal ini dapat membuktikan bahwa semakin tinggi frekuensi
maka dimensi antenna semakin rendah seperti pada percobaan pengukuran VSWR antenna
telex dengan panjang elemen dan frekuensi yang berbeda-beda. Namun seharusny
dilakukan semakin banyak percobaan agar lebih akurat, minimal 20 kali percobaan.

G. Kesimpulan
1. SWR meter tidak menunjukan harga standing wave ratio yang sebenarnya,
terutama bila SWR jauh dari 1 : 1. Ini akibat rugi-rugi pada saluran transmisi.
2. Semakin panjang kabel koaksial maka akan semakin sedikit daya yang dipancarkan
(Pf) yang disebabkan oleh sebagian daya yang semakin berkurang saat perjalanan
di dalam kabel.
3. Semakin tinggi frekuensi, maka dimensi antenna semakin rendah.

H. Referensi
Anonim. 2019. Modul 1 Praktikum Nirkabel VSWR.
Anonim. Cara Melakukan Terminasi Kabel Koaksial. [Online]. Tersedia :
https://www.google.com/amp/s/id.m.wikihow.com/Melakukan-Terminasi-Kabel-
Koaksial%3famp= . [Diakses pada 18 November 2019]
Djoko, H. 2012. Antenna & Coaxial Cable. [Online]. Tersedia :
http://radiotengkorak.blogspot.com/2012/10/antenna-coaxial-cable.html?m=1.
[Diakses pada 18 November 2019].

Anda mungkin juga menyukai