Anda di halaman 1dari 2

Artikel B.J.

Habibie

Baharoeddin Joesoef Habibie, lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936. Presiden ketiga Republik
Indonesia BJ Habibie terkenal memiliki banyak prestasi. Ia lahir pada bulan Juni tanggal 25 tahun 1936 di
Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Dalam sejarahnya, BJ Habibie menggantikan posisi presiden Soeharto pada
tahun 1998 yang disebabkan oleh banyaknya tekanan dan berujung kerusuhan pada tahun tersebut.

Ia menjabat sebagai Presiden RI selama satu tahun, yakni tahun 1998-1999. Dalam perjalanan hidupnya,
pria yang akrab disapa Habibie ini pernah menjadi menteri Negara Riset dan Teknologi (1978) sekaligus
merangkap Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPTT) dan wakil presiden Indonesia
(1998). Saat menjabat sebagai presiden Habibie mendapatkan kondisi Indonesia di tengah kerusuhan
dan pengundurn diri Soeharto.

AWAL KEPEMIMPINAN HABIBIE

Pada awal masa kepemimpinanya, Habibie langsung membentuk sebuah kabinet. Tugas penting Habibie
yakni untuk mendapatkan kembali dukungan Dana Moneter Internasional dan program pemulihan
ekonomi oleh komunitas Negara-negara donor. Di era pemerintahannya, landasan kokoh bagi Indonesia
berhasil ia berikan, diantaranya Undang-Undang Anti Monopoli (Undang-Undang Persaingan Sehat),
Undang-Undang Otonomi Daerah dan Undang-Undang Partai Politik. Dampak dari Undang-Undang
Otonomi Daerah yang dibuat keras oleh Habibie mampu meredam gejolak dan disintegrasi yang terjadi
sejak era Orde Baru. Di periode kepemimpinannya pada tahun 1998-1999, Habibie mengambil
keputusan kontroversional, yakni Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

ANAK BRILIAN INDONESIA

Habibie dikenal sebagai seorang yang pintar dan jenius. Semasa kecil, Habibie memiliki ketertarikan pada
bidang teknologi terutama fisika. Sejarah pendidikan Habibie, yakni ia pernah menempuh studi Strata 1
di ITB Bandung, kemudian setelah lulus dari ITB, ia memilih untuk meneruskan studi di Srata 2 dan 3 di
Universitas Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule, Jerman. Habibie melanjutkan program doktoral
setelah menikahi Hasri Ainun Besari tahun 1962 yang merupakan teman SMAnya sendiri

Selama hidup di Jerman, Habibie dapat membiayai bangku kuliah dan rumah tangganya sendiri. Ia lulus
sebagai mahasiswa summa cum laude pada studi S-3nya dengan gelar Doktor Ingeunier (Doktor Teknik).
Setelah lulus, Habibie bekerja sebagai Kepala Penelitian atau Perkembangan pada Analisis Struktur
Pesawat Terbang di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg pada tahun 1965-1969.
Kemudian, pada tahun 1969-1973 ia menjabat sebagai Kepala Divisi Metode dan Teknologi Industri
Pesawat Terbang Komersial dan militer di MBB.

Anda mungkin juga menyukai