Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Ulumul Quran H. Muhammad, Lc., M.H.I

“JADAL DAN QASHASH”

Disusun oleh:

Kelompok X

Ade Reza : 19.11.0937


Ari Norwaizi : 19.11.0947
A. Shayuti : 19.11.0946
A. Rifani : 19.11.0945

PRODI AHWAL AL SYAKHSIYYAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM
MARTAPURA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji Allah SWT. tuhan dari semesta alam ini yang telah
memberikan segala kenikmatannya dan waktu yang banyak bagi kami sehingga
kami deri kelompok 10 dapat menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang
ditentukan. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir
zaman.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Ulumul Quran, dari Bapak H. Muhammad Lc., M.H.I yang berjudul “Jadal
dan Qashash”. Makalah ini ditulis dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
materi. Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing atas
arahan dalam penulisan makalah ini sehingga terselasaikan dangan baik.
Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan serta juga manfaat dan
kelak berguna bagi kita semua. Dalan pembuatan makalah ini kami sangat
menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan masig butuh saran dan kritik
demi memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini yang sederhana ini bisa
dengan mudah dimengerti. Kami meminta maaf bila ada kesalahan kata dalam
penulisan makalah ini.

Martapura, Selasa 11 februari 2019

Penulis

Kelompok X

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ I
DAFTAR ISI...................................................................................................................... II
BAB I PENDAHALUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Ilmu Jadal Al-Qur’an ........................................................................................... 2
1. Pengertian Jadal .................................................................................................. 2
2. Jalan yang Ditempuh Al-Qur’an dalam Munazharah ......................................... 3
3. Beberapa Macam Munazharah Al-Qur’an dan Dalil-dalilnya............................ 4
B. Ilmu Qashash Al-Qur’an ...................................................................................... 5
1. Pengertian Qashash ............................................................................................. 5
2. Macam-macam Kisah dalam Al-Qur’an ............................................................. 5
3. Faidah-faidah Qashashul Qur-an ........................................................................ 8
4. Hikmah berulang-ulang disebut Qashas dalam Al-Qur-an ................................. 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11
Kesimpulan .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 12

II
BAB I

PENDAHALUAN
A. Latar Belakang

Al-qur’an adalah kitab suci umat Islam, Al-qur’an merupakan firman


Allah yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui malaikat
Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-qu’an meruapakan mukjizat Nabi
Muhammad SAW. yang sangat berharga bagi umat Islam hingga saat ini. Di
dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam
mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.1

Ulumul Qur’an adalah suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup


pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada
kaitannya dengan Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama seperti ilmu balagoh,
dan ilmu I’rab Al-Qur’an.

Al-qur’an mencakup berbagai bentuk pembuktian dan argumentasi.


Tidak ada satu bentuk pembuktian atau argumentasi pun yang dihasilkan oleh
kaidah-kaidah rasional atau konvensional, kecuali Al-qur’an telah
membicarakannya. Namun, al-qur’an mengemasnya dalam bentuk kebiasaan
orang-orang arab, tidak menempuh cara-cara yang digunakan para
mutakallimin.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jadal?
2. Apa yang dimaksud dengan Qashash?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jadal.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan qashash.

1
https://www.slideshare.net (Diakses 12 feb 2020 21:10 wita).
2
Rosihan Anwar, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), hlm 361.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Ilmu Jadal Al-Qur’an
1. Pengertian Jadal
Jadal atau Jidal adalah bertukar pikiran dengan cara bersaing dan
berlomba untuk mengalahkan lawan. Jadi harus dibatasi hanya dengan
masalalah ide. Selain itu, Allah SWT. juga membolehkan ber-
munazarah (berdiskusi) termasuk dalam ahli kitab, yaitu dengan cara
yang baik. Allah SWT. berfirman:

ْ َ َ َ َّ ‫َ َ ْ َ ُ ا‬ َّ ‫ا‬ َ ْ َ ْ َ ُ َ ُ ََ
‫ين ظل ُموا ِمن ُه ْم‬ ‫ه أحسن ِإَل ال ِذ‬
ِ‫اب ِإَل ِبال ِ يت ي‬
ِ ‫وَل تج ِادلوا أهل ال ِك‬
‫ت‬
Artinya:” Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab
melainkan dengan cara yang baik”(Al-Ankabut[29] :46)3
Imam Taqiyuddin An-Nabhani mengatakan bahwa Jadal dalam
Al-Qur’an adalah Jadal yang paling baik. Jadal memiliki dua sifat (1)
menyerang dan menjatuhkan argumentasi yang batil (2) membangun
dan menegakkan argumentasi dengan memberikan argumentasi jitu dan
benar dengan meneliti sampai pada suatu kebeneran. Sehingga, adalah
persepsi yang salah mengatakan bahwa Jadal yang baik adalah
perdebatan dengan lemah lembut dan ramah. Contoh Jadal dalah Al-
Qur’an:

Artinya:”Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia


mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya
(islam). Dan orang-orang yang kafir pelindung-pelindungnnya ialah
Syaiton, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan
(kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di

3
Juhana nasrudin, KAIDAH ILMU TAFSIR AL-QUR’AN PRAKTIS, (Yogyakarta: Deepublish, 2017).
Hlm. 368.

2
dalamanya.”(Q.S Al-Baqarah ayat 257). Dan contoh lainnya adalah Q.S
Asy-syu’ara.4
Jadal dan jidal ialah bertukar pikiran untuk mengalahkan lawan.
Masing-masing orang yang berdebat itu bermaksud merubah pendirian
lawan yang semula dipeganginya. Allah telah menyebut jadal dalam
Al-Qur’an sebagai suatu tabiat manusia, dalam firman-Nya:
ًَ َ ُ َ ْ ْ َ ََ
ْ َ ‫ان أ ْك ََ َث‬
‫ش ٍء َجدَل‬ ‫وكان ِاْلنس‬
‫ي‬
“…Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.”
(QS. Al-Kahfi [18]: 54)

Allah menyuruh Rasul-Nya supaya mendebat orang-orang


musyrik dengan jalan yang baik yang mematahkan fanatisme orang-
orang musyrik. Dan Allah membolehkan kita bermunazharah (bertukar
pikiran) dengan ahli kitab dengan mempergunakan jalan yang baik.
Munazharah yang dimaksudkan untuk menampakkan kebenaran serta
menegakkan keterangan (hujjah) tentang benarnya apa yang
diterangkan itu, itulah jalan yang dipergunakan Al-Qur’an dalam
memberi petunjuk kepada orang kafir dan mematahkan keterangan
orang-orang yang menentang Al-Qur’an.5

2. Jalan yang Ditempuh Al-Qur’an dalam Munazharah


Al-Qur’an tidak melakukan cara yang ditempuh oleh para
mutakallimin yang memerlukan adanya mukaddimah dan natijah
sebagai yang sudah diterangkan dalam ilmu Mantiq. Yaitu mengambil
dalil dari sesuatu kulli terhadap juz’y dalam qiyas syumul, mengambil
dalil dengan salah satu juz’y terhadap yang lain pada yang lain qiyas
tamtsil atau mengambil dalill dengan juz’y terhadap kulli pada qiyas
istighra’.

4
Ibid.
5
Teungku M. Hasbi, ILMU-ILMU AL-QURAN, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putrsa, 2014), hlm. 183.

3
Hal itu disebabkan:
a. Karena Al-Qur’an menghadapi orang arab dengan bahasa
yang diketahui mereka;
b. Karena berpegang kepada yang mudah ditanggapi yaitu
beriman kepada apa yang dapat dirasakan tanpa
memerlukan pemikiran yang dalam lebih kuat
pengaruhnya;
c. Karena mempergunakan tutur kata yang tidak mudah dapat
dipahami, merupakan teka-teki yang hanya dapat dipahami
oleh orang-orang tertentu.

Dalil-dalil tauhid dan hidup kembali di akhirat yang disebut


dalam Al-Qur’an merupakan dalil-dalil yang menunjuk kepada mad-
lulnya denga sendirinya tanpa perlu kepada qodiah kulliyah.6

3. Beberapa Macam Munazharah Al-Qur’an dan Dalil-dalilnya


a. Menyebutkan ayat-ayat yang menyuruh kita melakukan nazhar
dan tadabbur, memperhatikan keadaan alam untuk menjadi dalil
buat menetapkan dasar-dasar akidah, seperti keesaan Allah dalam
keuluhiyahan-Nya, iman kepada malaikat, kitab, Rasul dan hari
akhir. Macam-macam ini banyak sekali disebut dalam Al-Qur’an.
b. Membantah pendapat-pendapat kaum penantang mematahkan
hujjah mereka
Untuk itu ada beberapa macam cara yang ditempuh oleh Al-Qur’an:
a. Menanyakan tentang urusan-urusan yang diterima baik oleh oleh
akal agar orang yang dihadapi itu membenarkan apa yang tadinya
diinkari, seperti mengambil dalil adanya makhluk ini tentang
adanya Khaliq
b. Mengambil adanya dalil dengan asal kejadian untuk menetapkan
adanya hari bangkit.

6
Ibid,. Hlm 184.

4
c. Membatalkan pendapat lawan dengan membuktikan kebenaran
sesuatu yng berlawanan dengan pendapat lawan.
d. Mengumpulkan beberapa sifat dan menerangkan bahwa sifat-
sifat itu bukanlah illat hokum yang di dalam istilah dinamakan
sabr dan taqsim.
e. Menundukkan lawan dan mematahkan hujjahnya dengan
menerangkan bahwa pendapat lawan itu adalah pendapat yang
tidak dibenarkan oleh seseorang pun.7
B. Ilmu Qashash Al-Qur’an
1. Pengertian Qashash
Qashash adalah mashdar dari qashsha yang berarti mencari
bekasan atau mengikuti bekasan (jejak). Qashash bermakna urusan,
berita, khabar dan keadaan. Qashsash juga berarti berita-berita yang
berurutan. Qashash Al-Qur’an ialah khabar-khabar Al-Qur’an tentang
keadaan-keadaan umat yang telah lalu dan kenabian masa dahulu,
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Al-Qur’an meliputi keterangan-
keterangan tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, sejarah
bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri serta menerangkan bekasan-
bekasan dari kaum-kaum purba itu.8
2. Macam-macam Kisah dalam Al-Qur’an
Kisah dalam Al-Qur’an ada 3 macam:
a. Kisah para Nabi dan Rasul
Tidak semua Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah
SWT. diceritakan dalam Al-Qur’an. Yang diceritakan hanya 25
orang, mulai Nabi Adam AS. sampai kepada Nabi Muhammad
SAW. ada yang diceritakan panjang lebar, ada yang sedang dan
ada yang selintas saja. Fragmen kehidupan para Nabi dan Rasul
yang dikisahkan juga beragam, sesuai dengan pesan yang sedang
disampaikan. Kisah Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Yusuf, Musa, dan

7
Ibid., hlm 184
8
Ibid., hlm 179

5
Harun, Daud dan Sulaiman serta Isa AS. termasuk yang panjang
lebar dikisahkan. Bahkan Nabi Yusuf termasuk yang cukup lebar
diceritakan, mulai dari masa kecil sampai menjadi penguasa di
Mesir dan dapat berkumpul kembali dengan bapak dan saudara-
saudaranya. Sementara kisah Nabi Hud, Shaleh, Luth, Isma’il,
Ishaq, Ya’qub, Zakaria dan Yahya AS. diceritakan lebih sedikit
dibandingkan dengan Nabi Yusuf, Musa dan Harun. Bahkan Nabi
Idris, Ilyas, dan Ilyasa AS. dikisahkan selintas saja. Sedangkan
tentang Nabi Muhammad SAW. disebutkan beberapa fragmen
dari kehidupan dan peristiwa yang dialami waktu Nabi kecil,
permulaan dakwah, hijrah dan beberapa perang yang dialami dan
fragmen kehidupan keluarga beliau.9
Kisah Nabi-nabi (qashash al-anbiya’). Al-Qur’an
mengandung cerita tentang dakwah para Nabi dan mukjizat-
mukjizat para Rasul dan sikap umat-umat yang menentang serta
marhalah-marhalah dakwah dan perkembangannya, disamping
menerangkan akibat-akibat yang dihadapi orang-orang mukmin
dan golongan-golongan yang mendustakan, seperti kisah Nabi
Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad SAW. dan lain-lain.10
b. Kisah umat, tokoh atau pribadi (bukan Nabi) dan peristiwa
peristiwa masa lalu
Peristiwa atau tokoh pertama yang diceritakan dari
kalangan bukan Nabi adalah dua orang putra Nabi Adam sendiri
yaitu Habil dan Qabil, tatkala Qabil dengki dengan saudaranya
sendiri kemudian membunuhnya. Inilah pembunuhanpertama
yang terjadi dalam sejarah umat manusia. Al-Qur’an berkisahkan
tentang Qarun yang hidup di zaman Nabi Musa AS. Qarun berasal
dari kaum Nabi Musa, tetapi kemudian menjadi orang yang dekat
Fir’uan, lalu menjadi kaya raya. Sayang setelah menjadi kaya

9
H. Yunahar Ilyas, KULIAH ULUMUL QUR’AN, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), hlm. 228.
10
Op.cit., hlm 179.

6
raya dia menjadi sangat kikir dan sombong, sehingga akhirnya
dihukum oleh Allah SWT. dengan menenggelamkannya dengan
kekayaan ke dalam perut bumi. Dikisahkan juga tentang
peperangan Jalut dan Thalut yang kemudian dimenangkan oleh
Thalut. Dalam kisah Jalut dan Thalut ini muncul nama Daud yang
kemudian menjadi Nabi dan Raja.11
Al-Qur’an juga bercerita tentang peristiwa yang dialami
oleh beberapa orang pemuda yang melarikan diri dari raja yang
zalim dalam rangka menyelamatkan iman mereka, kemudian
mereka bersembunyi dalam gua dan ditidurkan Allah 309 tahun
dalam gua tersebut. Para pemuda itu dikenal dengan julukan
Ashhabul Kahfi. Al-Qur’an juga bercerita tentang tokoh hebat
yang mengusai barat dan timur yaitu Zul Qarnain yang sampai
sekarang belum terpecahkan misteri siapa sebenarnya Zul
Qarnain tersebut.12
Tokoh lain yang sangat menarik adalah peristiwa satu
komunitas orang-orang yang beriman yang dibakar hidup-hidup
dalam sebuah parit oleh raja zalim yang mengaku dirinya Tuhan.
Mereka yang dibakar itu dikenal dengan sebutan Ashhab Al-
Ukhdud.13
Tokoh lain yang diceritakan oleh Al-Qur’an secara sangat
menarik adalah Maryam dibawah asuhan Nabi Zakariya sampai
kemudian Maryam hamil tanpa sentuhan oleh seseorang laki-laki
pun dan melahirkan seorang putra yang bernama ‘Isa. Memang
kisah Maryam sangat berkaitan dengan kisah Nabi ‘Isa dan juga
Nabi Zakariya AS.14
Dan juga kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa
yang telah terjadi dan orang-orang yang tidak dapat dipastikan

11
Op.Cit., hlm. 229.
12
Manna’ Khalil al-Qaththan, Mabahits fi Ulumul Quran, (tt Masyurah al-Asyr, 1073). Hlm.306
13
Ibid.
14
Ibid.

7
kenabiannya, seperti kisah orang-orang yang pergi dari kampung
halamnya, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati.15
c. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW
Kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi
di masa Nabi Muhammad SAW. seperti perang Badar dan Uhud yang
diterangkan di dalam surat Ali Imran, perang Hunain dan Tabuk yang
diterangkan di dalam surat At-Taubah, perang Ahzab yang diterangkan
dalam surat Al-Ahzab dan hijrah serta Isra’ dan lain-lainnya.16
Al-Qur’an juga bercerita peristiwa yang terjadi sebelum
kelahiran Nabi Muhammad SAW. yaitu peristiwa penyerbuan tentara
gajah ke makkah yang dipimpin oleh Abrahah. Al-Qur’an juga
menceritakan dalam bahasa yang singkat dan puitis beberapa bagian
kehidupan Nabi Muhammad SAW. waktu kecil sebagai anak yatim dan
miskin dan belum dapat bimbingan wahyu.17
3. Faidah-faidah Qashashul Qur-an
Di antara faidah-faidah Qashasul Qur-an, ialah:
1. Menjelaskan dasar-dasar dakwah agama allah dan
menerangkan pokok-pokok syariat yang disampaikan oleh
para nabi.
2. Mengkokohkan hati rasul dan hati umat Muhammad dalam
beragama dengan agama allah dan menguatkan kepercayaan
para mukmin tentang datangnya pertolongan allah dan
kehanjuran dan kebatilan.
3. Mengapdikan usaha-usaha para nabi-nabi dan pernyataan
bahwa nabi-nabi dahulu adalah benar.
4. Menampakan kebenaran nabi Muhammad s.a.w dalam
dakwahnya dengan dapat beliau menerangkan keadaan-
keadaan umat yang telah lalu.

15
Op.Cit., hlm 180.
16
Ibid.
17
Op.cit., hlm. 230.

8
5. Menyingkap kebohongan ahlu kitap yang telah mengisikan
isi kitab mereka yang masih murni.
6. Menarik perhatian para pendengar yang diberikan pelajaran
kepada mereka.18
4. Hikmah berulang-ulang disebut Qashas dalam Al-Qur-an
Al Qur-an melengkapi berbagai-bagai qashas yang diulang ulangi
menyebutnya dibeberapa surat.
Sebuah qhishas disebut berulang kali dalam bentuk yang berbeda-
beda, kadang-kadang pendek, kadang-kadang panjang. Diantara
hikmah yang demikian itu ialah:
1) Melandaskan ke bhalagahan al qur-an dalam yang bentuk
paling tinggi di antara keistimewaan, ialah menerangkan
sebuah makna dalam berbagai bagai susunan. Dan ditiap-
tiap tempat disebut dengan susunan perkataan berbeda dari
yang telah disebutkan. Dengan demikan selalulah terasa
sedap kita mendengar dan kita membacanya.
2) Menampakkan kekuatan ijaz menyebut suatu makna dalam
berbagai bagai bentuk susunan perkataan yang tak dapat
ditantang salah satunya oleh sastrwan-sastrwan
arab,menjelaskan bahwasanya Al-Qur’an itu benar-bwenar
dari allah.
3) Memberikan perhatian klepada Qishah itu.
Mengulang ngulangi sebutan adalah salah satu daripada
jalan-jalan ta’kid dan salah satu dari tanda-tanda besarnya
perhatian,seperti keadaanya qishah musa dan firaun.
4) Karena berbeda tujuan dan karenanya lah disebut kisah itu
Qishah.Disutau tempat sebahagiannya,karena itu saja dan
diperluikan dan ditempat tempat yang lain disebut lebih

18
Hasbi Ashiddieqy, ILMU ILMU ALQURAN Media Media Pokok dalam Menafsirkan Al-Qur’an,
(Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993), hlm. 188.

9
sewmpurna Karena yang demikian lah yang dikehendaki
keadaan.19

19
Ibid, hlm. 189

10
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
1. Jadal dan jidal ialah bertukar pikiran untuk mengalahkan lawan.
Masing-masing orang yang berdebat itu bermaksud merubah
pendirian lawan yang semula dipeganginya.
2. Qashash adalah mashdar dari qashsha yang berarti mencari bekasan
atau mengikuti bekasan (jejak).
3. Kisah dalam Al-Qur’an ada 3 macam: Kisah para Nabi dan Rasul,
Kisah umat, tokoh atau pribadi (bukan Nabi) dan peristiwa peristiwa
masa lalu, Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad
SAW.

11
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Rosihan, 1999, Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bandung: CV Pustaka Setia.

Ash Shiddieqy, M. Hasbi, 1993, ILMU-ILMU QUR’AN Media-media Pokok dalam


Menafsirkan Al-Qur’an

Ilyas, H. Yunahar, 2014, KULIAH ULUMUL QUR’AN, (Yogyakarta: ITQAN


Publishing.

Khalil al-Qaththan Manna’, Mabahits fi Ulumul Quran, (tt Masyurah al-Asyr, 1073

M Hasbi, Teungku, 2014 ILMU-ILMU AL-QURAN, (Semarang: PT. Pustaka Rizki


Putrsa.

Syadali, H. Ahmad, Rofi’i, Ahmad, 1997, ULUMUL QUR’AN I, Bandung CV.


Pustaka Setia.

https://www.slideshare.net (Diakses 12 feb 2020 21:10 wita)

12

Anda mungkin juga menyukai