Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SENI BANGUNAN CANDI HINDU

Diajukan guna memenuhi salah satu tugas Bidang Study


Sejarah Indonesia

Disusun oleh :
Kelompok: 4
Anggota : 1. Ariq Fuzan
2. Aulia Febriani
3. Enur Fauziah
4. Muthia Nazmi
5. M.Wildan K

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2


CIAMIS JAWA BARAT
Alamat : Jln. Yos Sudarso 53, Tlp. 0265.771432 Ciamis
Kode Pos 46211
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas
Rahmat dan KaruniaNya Alhamdulillah kita semua masih diberi nikmat panjang
umur disertai sehat walafiat. Solawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, karena bimbingan nyalah kita bisa berjalan pada jalan yang
diridhoi Allah SWT.
Pada kesempatan ini izinkan saya untuk menyampaikan ucapan trimakasih
yang sebesar besarnya kepada :
1. Bapak Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Ciamis
2. Guru Bidang Study Sejarah Indonesia MAN 2 Ciamis
3. Rekan serta handai taulan
Yang telah turut serta membantu membimbing kami hingga dapat menyelesaikan
tugas makalah ini sesuai waktu yang di minta.
Harapan kami semoga makalah ini meskipun bentuk dan isi sederhana
namun kiranya dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca .
Saran dan kritik menuju perbaikan makalah ini kami terima dengan tangan
terbuka.

Ciamis,16 February 2020

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Candi merupakan suatu bangunan bersejarah yang dibangun
sebagai simbol budaya, agama, dan peradaban pada masa itu. Indonesia
sendiri memiliki banyak bangunan candi, baik candi Hindu maupun candi
Budha yang tersebar di hampir seluruh Pulau Jawa dan Bali. Umumnya
candi digunakan oleh masyarakat pada masa itu sebagai tempat pemujaan
dewa dan dewi umat Hindu atau Budha. Selain menjadi tempat ibadah,
beberapa candi yang tidak dilengkapi dengan simbol-simbol agama juga
tetap dinamakan candi. Misalnya saja candi-candi yang ternyata
difungsikan sebagai tempat pemandian, istana, gapura, dan lain
sebagainya.
Arsitektur bangunan candi dirancang dengan sentuhan seni yang
tinggi. Tak heran jika hasilnya begitu luar biasa dan membuat siapapun
yang melihatnya saat ini berdecak kagum. Lihat saja bagian orneman
ukiran dan seni pahantnya. Dari segi ornamen saja kita bisa
membayangkan bahwa pada masa itu, kerajaan Hindu dan Budha memiliki
para arsitek dengan ilmu arsitektur yang tinggi. Kemudian dilihat dari segi
relief yang biasa terdapat pada bangunan candi juga membuktikan bahwa
pada masa itu keindahan seni telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat, khususnya di lingkungan kerajaan.

B. PERUMUSAN MASALAH
Dalam penulisan Makalah ini ada beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana Arsitektur Bangunan Candi Hindu?
2. Sebutkan contoh Candi Hindu di Jawa Barat!

C.TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dalam makalah ditunjukan untuk mencari tujuan dari
dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah ini. Adapun tujuan
penulisan makalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui Arsitektur dan Fungsi Bangunan Candi Hindu
2. Mengetahui candi candi Hindu yang ada di Jawa
BAB II
PEMBAHASAN

A. ARSITEKTUR DN FUNGSI BANGUNAN


CANDI HINDU

Bangunan candi pada umumnya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:

 Bhurloka,yaitu bagian bawah candi yang melambangkan kehidupan


dunia fana,
 Bhurvaloka, adalah bagian candi yang melambangkan tahap
pembersihan dan pemurnian jiwa, dan
 Svarloka, yang melambangkan tempat para dewa atau jiwa yang
telah di sucikan.
Candi Hindu memiliki ciri utama dalam bidang Arsitektur
bangunannya,yaitu adanya ratna (hiasan berbentuk bunga teratai yang masih
kuncup) di puncaknya, relief dinding dindingnya, arca Trimurti,
Durgamahisasuramardini, Agastya, serta Ganesha (baik dalam bilik candi maupun
relung dinding candi).
Dalam seni pahat, kebudayaan Hindu meninggalkan banyak pengaruh, yang
sudah di rintis oleh nenek moyang kita pada zaman Megalitikum dalam rupa patung
– patung besar. Seni patung masa Hindu memiliki bentuk yang lebih proporsional
dan memiliki lebih banyak atribut, seperti tampak pada patung patung dewa yang
menghiasi candi.
Candi candi bercorak Hindu umunnya berfungsi untuk menghormati dan
memuliakan dewa dewi Hindu. Contoh contoh candi Hindu adalah Prambanan
(untuk memuliakan Dewi Siwa), Kalasan (Dewi Tara), Sewu (Majusri), Gerbang,
kelompok Candi Dieng, Candi Gedong Song, Candi Panatar, Candi Cangkuang.
Dalam agama Hindu, candi difungsikan sebagai makam. Meski difungsikan
sebagai makam, namun tidak berarti bahwa mayat atau abu jenazah dikuburkan
dalam candi. Benda yang dikuburkan atau dicandikan adalah macam-macam benda
yang disebut pripih. Pripih ini dianggap sebagai lambang zat jasmaniah yang
rohnya sudah bersatu dengan dewa penitisnya.

Pripih ini diletakkan dalam peti batu di dasar bangunan, kemudian di atasnya
dibuatkan patung dewa sebagai perwujudan sang raja. Arca perwujudan raja itu
umumnya adalah Syiwa atau lambang Syiwa, yaitu lingga.
B. CANDI CANDI HINDU YANG ADA DI JAWA

1. Candi Cangkuang

Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung


Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat.[1] Candi inilah
juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya
candi Hindu di Tatar Sunda. Candi ini terletak bersebelahan dengan makam Embah
Dalem Arief Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama Islam yang
dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang.

2. Candi Prambanan
Candi Prambanan(Roro Jongrang) adalah kompleks candi Hindu terbesar
di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan
untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa
pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.
Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini
adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang
di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi
tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman, DI
Yogyakarta dan kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah[1] kurang lebih 17
kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120
kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.[2] Letaknya sangat unik, Candi
Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman,
sedangkan pintu masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi
desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di
Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur
bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada
umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai
47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih
kecil.[3] Sebagai salah satu candi termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan
menjadi daya tarik kunjungan wisatawan dari seluruh dunia.[4]
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi
oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha
Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.

3. Kelompok Candi Dieng

Candi Dieng merupakan sebuah kompleks Candi yang berada di dataran


tinggi dieng yang berada pada ketinggian 2000 meter diatas permukaan laut.
Kompleks Candi ini juga merupakan salah satu candi tertua di Jawa yang dibangun
sekitar abad ke 7 hingga abad ke-9 Masehi. Area kompleks candi ini juga memiliki
wilayah yang cukup luas, memiliki panjang hampir 1900 meter dan lebar sekitar
800 meter.
Candi Dieng merupakan candi peninggalan agama hindu yang beraliran
Syiwa, diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan kerajaan Kalingga pada
masa dinasti Wangsa Sanjaya. Selain Candi Dieng beberapa candi Hindu di
Indonesia diantaranya yaitu Sejarah candi cetho, Sejarah Candi Penataran.
Candi dieng terdiri dari delapan candi yang berukuran kecil. Hingga saat
ini, nama candi dan sejarah berdirinya candi-candi di Dieng masih menjadi misteri,
karena minimnya sumber dan masih sedikitnya penemuan prasasti-prasasti yang
mengungkap sejarah di balik berdirinya candi tersebut. Namun, masyarakat lokal
menamainya dengan tokoh-tokoh pewayangan yang terkenal, seperti Arjuna,
Gatutkaca, Dwarawati, dan Bima.
4. Candi Gedong Song

Candi Gedong Song adalah nama sebuah komplek


bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di
desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini
terdapat sembilan buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan
peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927
masehi).[1]
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi
Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas
permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C).
Lokasi sembilan candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini
memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, objek wisata ini juga
dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang,
area perkemahan, dan wisata berkuda.

Anda mungkin juga menyukai