UAS Freddy Sanda Putra Hasibuan 19147009 Metodologi Penelitian
UAS Freddy Sanda Putra Hasibuan 19147009 Metodologi Penelitian
OLEH
FREDDY SANDA PUTRA HASIBUAN
19147009
DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd
A. Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.
𝑟√𝑛−2
Rumus: 𝑡 = √1−𝑟 2
500
4. Intrumen Penelitian
a. Pengertian Instrumen Penelitian
Menurut KBBI
Instrumen menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah alat yang dipakai untuk
me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran,
optik, dan kimia); sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk
mengumpul-kan data sebagai bahan pengolahan.
Menurut Suharsimi Arikunto
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih & digunakan oleh peneliti dalam
melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis & dipermudah olehnya.
Menurut Notoatmodjo, 2010
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data,
instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain
yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.
Menurut Ibnu Hajar
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variabel yang berkarakter & objektif. Adapun jenis data yang dimaksud
diantaranya :
- Data Kuantitatif : Merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau
kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas.
- Data Kualitatif : Merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti
sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain-lain.
- Data nominal, ordinal, interval atau data rasio.
- Data primer atau sekunder.
b. Indikator Variabel
Kajian variabel digunakan untuk menguatkan definisi dari variabel. Selanjutnya jika
definisi sudah jelas dapat diperoleh indikator variabel. Dari indikator dapat diperoleh
simpulan variabel yang digunakan. Indikator dan simpulan inilah yang akan digunakan
selanjutnya untuk membuat kisi-kisi instrument
c. Kisi-kisi Instrumen
d. Instrument Penelitian
1. Instrumen Tes
2. Instrumen Nontest
Yang termasuk instrument nontes adalah sebagai berikut :
a. Angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui. Kuesioner dipandang dari bentuknya maka ada 4:
a) Kuesioner pilihan ganda
b) Kuesioner isian
c) Check list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check(√)
d) Rating-scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat setuju.
Kuesioner mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Adapun
keuntungan penggunaan kuesioner dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. Pemberian instrument dapat diwakilkan kepada
orang lain untuk menemui responden.
b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. Pelaksanaan perolehan
data dapat dilakukan secara bersama-sama.
c) Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden. Karena
responden cukup memberikan ceklist pada tempat yang disediakan.
Disamping keuntungan, kuesioner juga mempunyai kelemahan. Adapun
kelemahan dari instrument yang berbentuk kuesioner adalah:
a) Seringkali sukar dicari validitasnya. Padahal instrument yang diberikan harus
memenuhi syarat validitas.
b) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan
jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
c) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahka kadang-kadang ada yang terlalu
lama sehingga terlambat.[3]
b. Interview
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioer lisan adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Peneliti sebagai pewawancara, sedangkan narasumber selaku responden
menjadi terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti keadaan
seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua,
pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas :
a) Interview bebas di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Pewawancara harus benar-benar
menguasai situasi untuk dapat memperoleh informasi yang diinginkan. Peneliti
sebagai pewawancara harus benar-benar paham dan pandai membawa diri agar
suasana wawancara terasa nyaman.
b) Interview terpimpin di mana pewawancara deng membawa sederetan pertanyaan
lengkap dan terperinci. Jika peneliti bukan pewawancara yang hebat. Jangan
menggunakan cara ini. Karena akan terkesan monoton dan kaku. Sehingga responden
tidak merasa nyaman.
c) Interview bebas terpimpin yaitu antara kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin.
Teknik interview memiliki kelebihan sebagai bentuk instrument penelitian. Adapaun
keunggulan teknik interview adalah:
a) Peneliti memiliki peluang atau kesempatan memeperoleh respon atau jawaban yang
relatif tinggi dari responden
b) Peneliti dapat memebantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami
kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidak jelasan pertanyaan
c) Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati
reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses interview
d) Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara
kuesioner ataupun observasi.
c. Observasi
Observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,
dan pengecap. Apa yang di katakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di
dalam artian penelitian observasi dapat dilakuka dengan tes, kuesioner, rekaman gambar,
rekaman suara.
Observasi dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu:
a) Observasi non-sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tiak menggunakan
instrumen pengamatan.
b) Observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman
ebagai instrumen pengamatan.
Sedangkan observasi dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a) Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran sebagai
sebuah potret sesuai pengajaran. Instrumen tersebut berisi sederetan sub-variabel.
Misalnya peneliti ingin meneliti tentang efektivitas kegiatan apel pagi karyawan.
Peneliti melakukan pengamatan setiapa dilaksanakannya apel. Peneliti mencatat
kejadian yang muncul dalam kegiatan apel. Bagaimana situasi dan kondisi yang
terjadi di lapangan. Kegiatan yang muncul lebih dari satu kali dalam satu periode
pengamatan, hanya dicek satu kali. Dengan demikian akan diperoeh gambar tentang
apa kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran.
b) Category system adalah sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel
misalnya pengamatan ingin mengetahui keaktivan atau partisipasi murid dalam proes
belajar-mengajar. Dalam hal ini pengamat hanya memperhatikan kejadian-kejadian
yang masuk ke dalam kategori keaktifan atau partisipasi murid misalnya : karyawan
berbicara dengan rekan saat melakukan apel berlangsung, karyawan terlambat
mengikuti apel, karyawan tidak memenuhi kelengkapan apel, dan sebagainya.
Selain itu, pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a) Observasi terbuka, yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan
tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga
antara responden dengan peneliti terjadi interaksi secara langsung.
b) Observasi tertutup, yaitu pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan
misinya, yaitu mengambil data dari responden, tidak diketahui responden yang
bersangkutan.
c) Observasi tidak langsung, yaitu pada kondisi inipeneliti dapat melakukan
pengambilan data dari responden walaupun mereka tidak hadir secara langsung di
tengah-tengah responden.15
d. Dokumentasi
Peneliti selaku individu yang memperhatikan objek yang akan diteliti dalam
memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper),
tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang
bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,
dan sebagainya.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan :
a) Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari
datanya.
b) Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.dalam hal ini
peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang
dimaksud.16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan aspek
manusia. Hal ini disebabkan pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan manusia,
yakni pada keseluruhan aspek kepribadian manusia. Berbeda dengan bidang-bidang lain,
seperti arsitektur, ekonomi dan sebagainya yang bereran menciptakan sarana dan
prasarana bagi kepentingan manusia. Pendidikan lebih terkait langsung dengan
pembentukan manusia, dalam hal ini pendidikan menentukan model manusia yang akan
dihasilkan. Keberhasilanpendidkan manusia tidak dapat lepas dari lingkungan sebagai
realisasi sosial.
Membangun pendidikan dalam laju pembangunan suatu keharusan dan kewajaran.
Keharusan karena pendidikan perlu mengembangkan dirinya untuk lebih berperan
sebagai pendidikan dalam dan untuk mengembangkan sumber daya manusia serta tatanan
kehidupan. Disebut kewajaran karena kehadiran pendidikan merupakan produk budaya
masyarakat dan bangsa terus berkembang untuk mencari bentuk yang paling sesuai
dengan perubahan dinamis (berkembang) yang terjadi dalam perubahan masyarakat.
Berdasarkan UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru pasal 1 ayat 2, Guru adalah
pendidik professional dan ilmuan dengan tugas utama mentranformasikan,
mengambangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Kedudukan guru sebagai tenaga
profesional pada jenjang pendidikan yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan memiliki tiga tugas utama tersebut bertujuan untuk mewujudkan
penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalisme dalam
rangka memenuhi kesamaan hak bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan
yang bermutu. Mengingat pentingnya kedudukan, peran dan fungsi guru sebagai tenaga
pengajar, diperlukan kinerja yang optimal demi peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas
Ada tiga macam tugas profesi guru, yaitu tugas profesional, tugas sosial, dan tugas
personal. Tugas profesional guru meliputi mendidik, mengajar dan melatih/membimbing,
serta meneliti (riset). Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melatih/membimbing berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan peserta didik.
Meneliti untuk pengembangan kependidikan. Tugas sosial merupakan misi yang diemban
guru adalah misi kemanusiaan, yaitu pemanusiaan manusia dalam artian transformasi diri
peserta didik sebagai manusia dewasa yang utuh, karenanya disekolah guru harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orangtua kedua bagi peserta didik dan masyarakat sebagai
figur panutan digugu dan ditiru. Tugas personal menyangkut pribadi dan kepribadian
guru. Itulah sebabnya setiap guru perlu memahami konsep dan kepribadian dirinya.
Pembinaan terhadap guru baik melalui workshop, penilaian kinerja guru, diskusi dan
supervisi harus terus menerus dilakukan agar kinerja guru meningkat. Berdasarkan
peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 kinerja guru
merupakan standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, mencakup
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
Kinerja dalam penelitian ini dibatasi pada kinerja guru, sedangkan faktor yang
mempengaruhi kinerja bersumber pada masalah individu dan organisasi. Masalah
individu dalam organisasi diuraikan dalam motivasi yang dimiliki oleh guru yang
diwujudkan dalam variable motivasi kerja.
Motivasi yang dimiliki oleh guru akan membuat guru bersemangat dalam bekerja
sehingga guru akan senangtiasa berupaya melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
baik. Guru akan melaksanakan tugas dengan baik yang diberikan oleh pemerintah dalam
upaya mencapai tugas pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berkaitan dengan hal tersebut maka motivasi dalam bekerja merupakan hal yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam mengemban amat pendidikan nasional.
Hal lain selain motivasi kerja yang diduga berpengaruh terhadap kinerja guru adalah
kepemimpinan kepala sekolah. Sebagai pimpinan, peran dan pola kepemimpinan kepala
sekolah tidak akan lepas dari keberhasilan dan kegagalan dari sebuah sekolah.
Kepemimpinan berhubungan dengan peran untuk mempengaruhi pengikutnya untuk
selalu mengikuti arahannya dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan sekolah dalam
rangka mengembangkan dan memajukan sekolah.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti selaku guru senior berupaya untuk
memperhatikan dan mencari solusi tentang permasalahan tersebut diatas dengan
melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kinerja guru, motivasi kerja,
kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi akademik. Penelitian ini difokuskan pada
SMA Negeri di Kota Padangsidimpuan dengan judul : Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA di Kota
Padangsidimpuan.
B. RUMUSAN MASALAH
Mengingat kompleksnya permasalahan yang berkaitan dengan kinerja guru serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya, juga terbatasnya kemampuan penulis, waktu dan
pendukung lainnya, maka cakupan masalah penelitian ini dibatas pada pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Supervisi Akademik terhadap Kinerja Guru di Kota
Padangsidimpuan.
Berdasarkan cakupan masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah terdapat pengaruh :
1. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru?
2. Supervisi akademik terhadap motivasi kerja guru?
3. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru?
4. Supervisi akademik terhadap kinerja guru?
5. Motivasi kerja terhadap kinerja guru?
6. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru?
7. Supervisi akademik terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh :
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khazanah
keilmuan dibidang pengembangan kinerja guru.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai salah satu referensi bagi pengembangan penelitian sejenis dimasa yang
akan datang.
b. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan dibidang
manajemen sumber daya manusia.
c. Sebagai masukan bagi pemerintah kota Padangsidimpuan dalam membuat
kebijakan dalam rangka pembinaan guru yang berkelanjutan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
- Motivasi Kerja
Menurut Winardi (2009:1) motivasi berasal dari kata Motivation yang berarti
“Mengerakkan”. Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal
atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusias
dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan, motivasi kerja
adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat
dikembangkan sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada
intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan non-moneter, yang dapat
mempengaruhi hasil kinerjanya secara posotif atau negative, hal mana tergantung
kepada situasi dan kondisi yang dihadapi orang bersangkutan.
- Kepemimpinan Kepala Sekolah
Harits (2005:567) menyatakan kepemimpinan adalah perilaku dari seorang
individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang
ingin dicapai bersama. Sedangkan menurut Hasibuan (2007:170), Kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau
bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Rivai
(2006:3), menjelaskan bahwa kepemimpinan dapat dikatakan sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas-aktifitas yang ada hubungannya dengan
pekerjaan para anggota kelompok.
- Supervisi Akademik
Karwati (2013:214) mengatakan bahwa pengawas sekolah dapat melaksanakan
kegiatan supervisi sesuai dengan kebutuhan dan pemasalahan yang dihadapi oleh
guru di sekolah. Pengawas sekolah berperan sebagai supervisor sesuai dengan
yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun
2007 tentang Standar Kompentensi Pengawas, bahwa kepala sekolah harus
memiliki standar kompetensi yang salah satunya adalah sebagai supervisor.
Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah terhadap guru sangat
penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja guru dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.
METODE PENELITIAN
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di 3 sekolah negeri yang berada di Kota Padangsidimpuan yaitu :
SMAN 1 Kota Padangsidimpuan, SMAN 2 Kota Padangsidimpuan, dan SMAN 5
Kota Padangsidimpuan.
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama jangka waktu satu semester yaitu dari bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 2019.
B. PROSEDUR PENELITIAN
Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan Tabel Kriejcie dan Morgan sehingga
jumlah sampel menjadi 500 orang. Teknik pengambilan sampel adalah proporsional
random sampling.
Gusti, MM, 2012. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja, dan Persepsi Guru Tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMKN 1 Purworejo Pasca
Sertifikasi. Jurnal Penelitian, Program Studi Pendidikan Elektro, Fakultas,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Hasibuan, M.S.P. 20074. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Karwati, Euis. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun Sekolah yang
Bermutu. Bandung : Alfabeta.
Mangkunegoro, A.B. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT.
Refika Aditama.
Manik, Kamal Bustomi, 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru pada SMP Negeri 3 Rancaekek. Jurnal
Ekonomi, Bisnis dan Entrepreneurship. Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2011.
Nuraisyah, Siti, 2014. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan
Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru pada SMP Negeri di Kecamatan Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatra Utara. Jurnal Bisnis dan Majemen Eksekutif.
Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 7.
Rivai, Veitzal. 2008. MSDM Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.