Anda di halaman 1dari 28

TUGAS AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN


SEMESTER GANJIL 2019

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

OLEH
FREDDY SANDA PUTRA HASIBUAN
19147009

DOSEN PENGAMPU
Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd

PROGRAM PASCA SARJANA


ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
1. Jelaskan dan interprestasikan setiap topik dibawah ini:
Konseptualisasi
No Metodologi Deskripsi Pembahasan kesimpulan
Penelitian
1 Konsep Dasar Metodologi Penelitian pada Metode ilmiah dalam
Penelitian penelitian dasarnya adalah suatu penerapan metodologi
kegiatan atau proses meupakan prosedur yang
sistematis untuk mencakup berbagai
memecahkan masalah yang tindakan pikiran, pola kerja,
dilakukan dengan cara teknis, dan tata langkah
menerapkan metode ilmiah. untuk memperoleh
Oleh karena itu, sebelum pengetahuan yang baru atau
pembahasan tentang hakikat mengembangkan
penelitian perlu dijelaskan pengetahuan yang ada.
terlebih dahulu hakikat
metode ilmiah (scientific
methods). Tujuan dari semua
usaha ilmiah adalah untuk
menjelaskan,
memprediksikan, atau
mengontrol fenomena.
Metode ilmiah adalah
prosedur dalam mendapatkan
pengetahuan yang disebut
ilmu, yang merupakan
gabungan antara penalaran
deduktif dan penalaran
induktif. Kerangka berpikir
metodologi ilmiah yaitu:
 Perumusan masalah
 Pengkajian pustaka
 Penyusunan kerangka
berpikir
 Perumusan hypotesis
 Penarikan kesimpulan
Jenis-jenis penelitian, yaitu:
1. Penelitian menurut hasil
yang ingin dicapai, yaitu:
 Penelitian dasar
 Penelitian terapan
2. Penelitian menurut
metode, yaitu:
 Penelitian survei
 Penelitian ex post facto
 Penelitian eksperimen
 Penelitian naturalistik
 Penelitian policy
 Penelitian tindakan
 Penelitian evaluasi
 Penelitian sejarah
3. Penelitian menurut
tingkat eksplanasi, yaitu:
 Penelitian deskriptif
 Penelitian komparatif
 Penelitian asosiatif
4. Penelitian menurut jenis
data, yaitu:
 Penelitian kualitatif
 Penelitian kuantitatif
 Penelitian gabungan
2 Masalah  Rumusan Masalah dapat Rumusan masalah
Penelitian masalah diartikan sebagai kesulitan penelitian dirumuskan
 Tujuan yang dirasakan oleh dengan menggunakan
penelitian seseorang maupun peneliti, kalimat tanya, sedangkan
sehingga perlu ditemukan tujuan peneltian dituangkan
jawabannya. Dalam suatu dalam kalimat pernyataan.
penelitian ilmiah, latar Contoh:
belakang masalah dapat Rumusan masalah
diartikan sebagai suatu Apakah kecerdasan
informasi yang tersusun emosional guru dan
secara sistematis berkenaan supervisi kunjungan kelas
dengan fenomena, masalah, secara bersama-sama
atau problematika yang berkontribusi secara berarti
menarik untuk menjadi terhadap kinerja guru SD
bahan sebuah penelitian. Negeri 265 Muara Soma ?
Mengidentifikasi Tujuan peneltian
masalah adalah mencari Untuk mengetahui
masalah yang paling relevan kontribusi kecerdasan
dan menarik untuk diteliti. emosional guru dan
Batasan masalah merupakan supervisi kunjungan kelas
membatasi ruang lingkup terhadap kinerja guru SD
masalah yang terlalu luas Negeri 265 Muara Soma.
atau lebar sehingga
penelitian itu lebih bisa fokus
untuk dilakukan.
Kegunaan penelitian
berkenaan dengan manfaat
ilmiah dan praktis dari hasil
penelitian.

3 Variabel Variabel Menurut Sugiyono Variabel adalah sesuatu


Penelitian dependen dan (2016:38) pengertian hal yang berbentuk apa saja
independen variabel penelitian adalah yang ditetapkan oleh
sebagai berikut: “Variabel peneliti untuk dipelajari, apa
penelitian adalah suatu yang akan diteliti oleh
atribut atau sifat atau nilai peneliti sehingga diperoleh
dari orang, objek atau informasi tentang hal
kegiatan yang mempunyai tersebut, kemudian ditarik
variasi tertentu yang kesimpulannya.
ditetapkan oleh peneliti Contoh:
untuk dipelajari dan Kontribusi Kecerdasan
kemudian ditarik Emosional Guru Dan
kesimpulannya.” Supervisi Kunjungan Kelas
Berdasarkan hubungan Kepala Sekolah Terhadap
antara satu variabel dengan Kinerja Guru SD Negeri
variabel lainnya dalam 265 Muara Soma..
penelitian ini terdiri dari Variabel bebas:
variabel bebas (independen Kecerdasan emosional (X1)
variabel) dan variabel terikat dan supervisi kunjungan
(dependent variabel). kelas (X2).
Adapun penjelasannya Variabel terikat
sebagai berikut: Kinerja guru (Y).
1. Variabel Independen
(Variabel Bebas)
Menurut Sugiyono
(2016:39) “Variabel
bebas adalah merupakan
variable yang
mempengaruhi atau yang
menjadi sebab
perubahannya atau
timbulnya variable
dependen (terikat).”
2. Variabel Devenden
(Variabel Terikat)
Menurut Sugiyono
(2016:59) “Variabel yang
dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.”

4 Studi Literatur Kajian teori Arikunto (2000) Dengan kajian teori


menyatakan seorang peneliti yang baik dan relevan akan
harus melakukan kaji menghasilkan karya yang
pustaka karena untuk dapat baik pula. Kajian teoritis
melakukan penelitian seperti dalam rangka penelitian
yang seharusnya, peneliti dapat berupa kajian teori
dituntut untuk menguasai terkait, kajian penelitian
sekurang-kurangnya dua hal, terdahulu, dan kerangka
yakni bidang yang diteliti berpikir.
dan cara-cara atau prosedur
melakukan penelitian.
Salah satu pedoman
dasar penelitian adalah
adanya referensi atau acuan
teori dalam penelitian.
Kajian teori dilakukan
dengan berbagai
pertimbangan, yaitu:
1. Kajian teori yang
dijadikan referen harus
terkait dengan unsur
topik (judul) penelitian.
2. Acuan teori dipilih yang
baru/ aktual.
3. Pengutipan sumber yang
jelas.
4. Kajian teori menyertakan
pendapat dan argumen
yang jelas.
5. Hendaknya lengkap,
meliputi konsep-konsep
variabel pokok yang ada
dalam permasalahan
penelitian.
5 Populasi dan Teknik Pupolasi adalah Penetapan populasi yang
Sampel pemilihan serumpun atau sekelompok menjadi sasaran penelitian
sampel objek yang menjadi sasaran beserta karakteristiknya
penelitian. Sedangkan adalah shal yang penting
sampel adalah sebagian dari sbelum menentukan sampel.
populasi. Kejelasan permaslaahan
Teknik pengambilan dalam penelitian atau
sampel: membuat hipotesis yang
1. Probability sampling dirumuskan sangat
 Simple random berhubungan dnegan
sampling, yaitu penetapan sasaran tersebut.
memilih secara acak.
 Systematic sampling,
yaitu memilih setiap
yang kelipatan.
 Stratefied sampling,
yaitu memilih dalam
sub-sub kelompok dari
populasi.
 Cluster sampling,
yaitu memilih
kelompok secara acak.
 Stage sampling,
memilih secara acak
sampel yang semula
telah dipilih secara
kelompok.
2. Non-Probability samping
 Convennience
sampling, yaitu
memilih yang
kebetulan ada.
 Voluntary sampling,
yaitu memilih orang
yang suka rela
berpartisipasi.
 Quota sampling, yaitu
memilih yang
kebetulan ada dalam
sub-sub kelompok
populasi.
 Purposive sampling,
yaitu memilih yang
punya ciri khas.
 Dimensional sampling,
yaitu memilih secara
kuota dengan banyak
dimensi.
 Snowball sampling,
yaitu menambah
sampel atas saran
informan sebelumnya.
3. Other kinds of sampling
 Event sampling, yaitu
menggunkan peristiwa
tertentu sebagai dasar
pemilihan sampel.
 Time sampling, yaitu
menggunakan waktu
tertentu sebagai dasar
pemilihan sampel.
6 Instrumen Sedangkan menurut Desain penelitian
Penelitian Suharsimi Arikunto menghubungkan antara
(2010:265), instrumen variabel X dan variabel Y.
pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah
olehnya.
Dalam penelitian
kuantitatif, instrumen yang
biasa digunakan untuk
mengumpulkan data
adalah kuisioner (angket).
7 Desain Desain penelitian ini Desain penelitian
Penelitian berawal dari masalah yang menghubungkan antara
bersifat kuantitatif dan variabel X dan variabel Y.
membatasi permasalahan
yang ada pada rumusan
masalah. Rumusan masalah
dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan, selanjutnya
peneliti menggunakan teori
untuk menjawabnya.
Sugiyono (2014,23)
menyatakan bahwa “Desain
penelitian harus spesifik,
jelas dan rinci, ditentukan
secara mantap sejak awal,
menjadi pegangan langkah
demi langkah”.
8 Pengolahan dan spss Analisis deskriptif Persyaratan
Analisis Data dimaksudkan untuk menggunakan analisis
mendapatkan gambaran statistik bentuk regresi
penyebaran hasil penelitian adalah terdapatnya data
masing-masing variabel yang mempunyai
secara kategorikal. sebaran normal,
Uji persyaratan kelinieran. Untuk itu
analisis data, yaitu: diadakan Uji Normalitas,
1. Uji normalitas, digunakan Uji Linieritas.
untuk mengetahui apakah Melakukan uji
variabel yang dianalisis hipotesis kemudian
memenuhi kriteria membuat permasamaan
distribusi normal. analisis regresi linearnya.
2. Uji lineritas, digunakan
untuk melihat apakah
spesifikasi model lancar
yang digunakan sudah
benar atau tidak.
Uji Hipotesis, yaitu
analisis regresi linear
berganda.
9 Kesimpulan, Kesimpulan penelitian Tujuan dari enarikan
Implikasi, adalah pernyataan singkat kesimpulan adalah
Rekomendasi tentang hasil analisis mengambil intisari dari isi
deskripsi dan pembahasan yang termuat dalam
tentang hasil pengetesan penelitian tersebut.
hipotesis yang telah
dilakukan di BAB
sebelumnya.
Kesimpulan berisi
jawaban atas pertanyaan
yang diajukan pada bagian
rumusan masalah.
Keseluruhan jawaban hanya
terfokus pada ruang lingkup
pertanyaan dan jumlah
jawaban disesuaikan dengan
jumlah rumusan masalah
yang diajukan.
Implikasi berfungsi
membandingkan antara hasil
penelitian yang lalu dengan
hasil penelitian yang baru
dilakukan.

2. Tunjukkan pernyataan berikut menggunakan contoh terintegrasi spesifik


(topik, masalah, hipotesis, pengujian hipotesis, dan kesimpulan).
Topik
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, supervisi akademik dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru di SMA Islam Terpadu Darul Hasan Kota Padangsidimpuan tahun
2018
Masalah
Apakah Kepemimpinan Kepala Sekolah, supervisi akademik dan motivasi kerja
berpengaruh secara berarti terhadap kinerja guru di SMA Islam Terpadu Darul Hasan
Kota Padangsidimpuan tahun 2018 ?
Hipotesis
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru.
2. Supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru.
3. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru.
4. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi akademik dan Motivasi Kerja sama-sama
berpengaruh terhadap kinerja guru di SMA Islam Terpadu Darul Hasan Kota
Padangsidimpuan
Pengujian Hipotesis
Perhitungan koefisien korelasi antara variabel penelitian digunakan rumus Product
𝑁 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
Moment, yaitu: 𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌)2 }

A. Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.
𝑟√𝑛−2
Rumus: 𝑡 = √1−𝑟 2

Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:


Kontribusi kecerdasan emosional guru terhadap secraa berarti terhadap kinerja guru.
1. Menentukan Ho dan Ha
Ho : β = 0, artinya Kecerdasan emosional guru berkontribusi terhadap secraa
berarti terhadap kinerja guru.
Ha : β ≠ 0, artinya ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja guru.
2. Dipilih level of significance (α) = 0,05
3. Menentukan kriteria keputusan
Ho diterima apabila nilai signifikansi > 0,05.
Ho ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05.
4. Keputusan
Dengan melihat nilai signifikansinya, maka dapat ditentukan apakah Ho ditolak atau
diterima.
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja
sama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru di SMA Islam Terpadu Darul Hasan
Kota Padangsidimpuan.
1. Menentukan Ho dan Ha
Ho : β = 0, artinya Kepemimpinan kepala sekolah, supervise akademik dan
motivasi kerja berpengaruh secara berarti terhadap kinerja guru.
Ha : β ≠ 0, artinya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Supervisi Akademik dan
motivasi kerja berpengaruh secara berarti terhadap kinerja guru.
2. Dipilih level of significance (α) = 0,05
3. Menentukan kriteria keputusan
Ho diterima apabila nilai signifikansi > 0,05.
Ho ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05.
4. Keputusan
Dengan melihat nilai signifikansinya, maka dapat ditentukan apakah Ho ditolak atau
diterima.
B. Uji F
Uji F Statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap vatiabel tetikat.
Uji F yaitu untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel tak bebas secara bersama-sama.
Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Ho dan Ha

Ho : β1 = β 2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh Kepemimpinan Kepala


Sekolah, Supervisi akademik dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.

Ha : β 1 ≠ β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh Kepemimpinaan Kepala


Sekolah, supervisi akademik dan motivasi kerja berpengaruh secara
bersama-sama dengan kinerja guru.
2. Dipilih level of significance (α) = 0,05
3. Menentukan kriteria keputusan
Ho diterima apabila nilai signifikansi > 0,05.
Ho ditolak apabila nilai signifikansi < 0,05.
4. Keputusan
Dengan melihat nilai signifikansinya, maka dapat ditentukan apakah Ho ditolak atau
diterima.
3. Tentukan n sampel dari populasi penelitian 500 orang, menggunakan stratified
proporsional teknik pengambilan sampel acak yang mencakup dua strata
(rentang dan jenis kelamin) di SMA X, Kecamatan Y, Provinsi Z.
Proporsi Rumus
No Lokasi Populasi Strata Proporsional
total Sampel
65 Wanita
SMAN 1 (40)
1 Padangsidimpuan Laki-laki
(25)
SMAN 2 50 Wanita
2 Padangsidimpuan (35)
Laki-laki
(15)
65 Wanita
SMAN 3 (38)
3 Padangsidimpuan Laki-laki
(27)
58 Wanita
SMA N 4 (38)
4 Padangsidimpuan Laki-laki
(20)
65 Wanita
SMAN 5 (40)
5 Padangsidimpuan Laki-laki
(25)
75 Wanita
SMAN 6 (40)
6 Padangsidimpuan Laki-laki
(35)
60 Wanita
SMAN 7 (40)
7 Padangsidimpuan Laki-laki
(20)
62 Wanita
SMAN 8 (40)
8 Padangsidimpuan Laki-laki
(22)

500

4. Intrumen Penelitian
a. Pengertian Instrumen Penelitian
Menurut KBBI
Instrumen menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah alat yang dipakai untuk
me-ngerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran,
optik, dan kimia); sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk
mengumpul-kan data sebagai bahan pengolahan.
Menurut Suharsimi Arikunto
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih & digunakan oleh peneliti dalam
melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis & dipermudah olehnya.
Menurut Notoatmodjo, 2010
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data,
instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain
yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.
Menurut Ibnu Hajar
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
kuantitatif tentang variabel yang berkarakter & objektif. Adapun jenis data yang dimaksud
diantaranya :
- Data Kuantitatif : Merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau
kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas.
- Data Kualitatif : Merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti
sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain-lain.
- Data nominal, ordinal, interval atau data rasio.
- Data primer atau sekunder.
b. Indikator Variabel
Kajian variabel digunakan untuk menguatkan definisi dari variabel. Selanjutnya jika
definisi sudah jelas dapat diperoleh indikator variabel. Dari indikator dapat diperoleh
simpulan variabel yang digunakan. Indikator dan simpulan inilah yang akan digunakan
selanjutnya untuk membuat kisi-kisi instrument
c. Kisi-kisi Instrumen
d. Instrument Penelitian

No Jenis Metode Jenis Instrumen


1 Angket (questionnaire) a. Angket (questionnaire)
b. Daftar cocok (cheklist)
c. Skala (scala)
d. Inventori (inventory)
2 Wawancara (interview) a. Pedoman wawancara (interview guide)
b. Daftar cocok (cheklist)
3 Pengamatan/observasi a. Lembar pengamatan
(observation) b. Panduan pengamatan
c. Panduan observasi (observation sheet
atau observation schedule)
d. Daftar cocok (cheklist)
4 Ujian atau tes (test) a. Soal ujian (soal tes atau tes )
b. Inventori (inventory)
5 Dokumentasi a. Daftar cocok (cheklist)
b. Tabel
Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua
yakni tes dan non tes.

1. Instrumen Tes

Beberapa penelitian menggunakan instrument tes untuk memperoleh data. Tes


merupakan sekumpulan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu atau kelompok.14 Ada bermacam-macam instrument tes yang dapat digunakan
oleh penelitian diantara tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes minat dan tes
prestasi.
Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang.
Yang diukur bisa self-concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus,dll. Tes bakat
yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat bakat seseorang. Tes
intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap
tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang
akan diukur intelegensinya. Sering disebut dengan istilah tes IQ. Tes sikap yaitu alat yang
digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang. Tes minat
yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu. Tes prestasi yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Misalnya
pencapaian karyawan terhadap tugas yang dibebankan kepadanya.

2. Instrumen Nontest
Yang termasuk instrument nontes adalah sebagai berikut :
a. Angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui. Kuesioner dipandang dari bentuknya maka ada 4:
a) Kuesioner pilihan ganda
b) Kuesioner isian
c) Check list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check(√)
d) Rating-scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat setuju.
Kuesioner mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Adapun
keuntungan penggunaan kuesioner dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. Pemberian instrument dapat diwakilkan kepada
orang lain untuk menemui responden.
b) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. Pelaksanaan perolehan
data dapat dilakukan secara bersama-sama.
c) Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden. Karena
responden cukup memberikan ceklist pada tempat yang disediakan.
Disamping keuntungan, kuesioner juga mempunyai kelemahan. Adapun
kelemahan dari instrument yang berbentuk kuesioner adalah:
a) Seringkali sukar dicari validitasnya. Padahal instrument yang diberikan harus
memenuhi syarat validitas.
b) Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan
jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
c) Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahka kadang-kadang ada yang terlalu
lama sehingga terlambat.[3]

b. Interview
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioer lisan adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Peneliti sebagai pewawancara, sedangkan narasumber selaku responden
menjadi terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti keadaan
seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua,
pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas :
a) Interview bebas di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Pewawancara harus benar-benar
menguasai situasi untuk dapat memperoleh informasi yang diinginkan. Peneliti
sebagai pewawancara harus benar-benar paham dan pandai membawa diri agar
suasana wawancara terasa nyaman.
b) Interview terpimpin di mana pewawancara deng membawa sederetan pertanyaan
lengkap dan terperinci. Jika peneliti bukan pewawancara yang hebat. Jangan
menggunakan cara ini. Karena akan terkesan monoton dan kaku. Sehingga responden
tidak merasa nyaman.
c) Interview bebas terpimpin yaitu antara kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin.
Teknik interview memiliki kelebihan sebagai bentuk instrument penelitian. Adapaun
keunggulan teknik interview adalah:
a) Peneliti memiliki peluang atau kesempatan memeperoleh respon atau jawaban yang
relatif tinggi dari responden
b) Peneliti dapat memebantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami
kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidak jelasan pertanyaan
c) Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati
reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses interview
d) Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara
kuesioner ataupun observasi.

c. Observasi
Observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba,
dan pengecap. Apa yang di katakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di
dalam artian penelitian observasi dapat dilakuka dengan tes, kuesioner, rekaman gambar,
rekaman suara.
Observasi dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu:
a) Observasi non-sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tiak menggunakan
instrumen pengamatan.
b) Observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman
ebagai instrumen pengamatan.
Sedangkan observasi dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a) Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran sebagai
sebuah potret sesuai pengajaran. Instrumen tersebut berisi sederetan sub-variabel.
Misalnya peneliti ingin meneliti tentang efektivitas kegiatan apel pagi karyawan.
Peneliti melakukan pengamatan setiapa dilaksanakannya apel. Peneliti mencatat
kejadian yang muncul dalam kegiatan apel. Bagaimana situasi dan kondisi yang
terjadi di lapangan. Kegiatan yang muncul lebih dari satu kali dalam satu periode
pengamatan, hanya dicek satu kali. Dengan demikian akan diperoeh gambar tentang
apa kejadian yang muncul dalam situasi pengajaran.
b) Category system adalah sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel
misalnya pengamatan ingin mengetahui keaktivan atau partisipasi murid dalam proes
belajar-mengajar. Dalam hal ini pengamat hanya memperhatikan kejadian-kejadian
yang masuk ke dalam kategori keaktifan atau partisipasi murid misalnya : karyawan
berbicara dengan rekan saat melakukan apel berlangsung, karyawan terlambat
mengikuti apel, karyawan tidak memenuhi kelengkapan apel, dan sebagainya.
Selain itu, pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a) Observasi terbuka, yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan
tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga
antara responden dengan peneliti terjadi interaksi secara langsung.
b) Observasi tertutup, yaitu pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan
misinya, yaitu mengambil data dari responden, tidak diketahui responden yang
bersangkutan.
c) Observasi tidak langsung, yaitu pada kondisi inipeneliti dapat melakukan
pengambilan data dari responden walaupun mereka tidak hadir secara langsung di
tengah-tengah responden.15

d. Dokumentasi
Peneliti selaku individu yang memperhatikan objek yang akan diteliti dalam
memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper),
tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang
bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,
dan sebagainya.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan :
a) Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari
datanya.
b) Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.dalam hal ini
peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang
dimaksud.16

B. Prosedur Pengadaan Instrumen Penelitian


Jika instrument yang sesuai dengan variable yang akan diukur telah tersedia
instrument yang terstandar. Peneliti diperkenankan untuk menggunakannya dalam
pengumpulan data penelitian. Beberapa instrumen yang sudah distandardisasikan antara
lain : tes intelegensi, tes minat, tes kemampuan dasar, tes kepribadian, dan beberapa tes
prestasi belajar.
Untuk memperoleh instrument yang baik, harus mengikuti prosedur pengadaan
instrument. Adapun prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik
adalah:
1. Perencanaan meliputi peneliti merumuskan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi
variabel menjadi dimensi atau indicator variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi
perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi. Tabel spesifikasi biasanya dibuat
di Bab III dari penelitian.
2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman
wawancara. Peneliti menuliskan butir soal yang sesuai dengan indicator-indikator
butir soal yang telah ditetapkan.
3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat
pengantar, kunci jawaban, dan kelengkapan lain untuk kesempurnaan instumen yang
akan dipakai
4. Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar. Uji coba dilakukan berada pada
ranah populasi penelitian tetapi bukan anggota sampel penelitian.
5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan sarasaran.
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan
diri pada data yang diperoleh sewaktu uji-coba. Sehingga diperoleh instrument yang
valid dan reliable. Instrumen yang valid dan reliable tersebut yang akan disebarkan
kepada responden.
Uji coba untuk tujuan manajerial dan substansial yaitu uji coba untuk mengetahui
bagaimana mengatur atau mempersiapkan hal-hal yang mempermudah instumen menjadi
efektif dan praktis. Selain itu agar content dari instrument dapat menjalankan fungsinya
sebagaimana mestinya. Uji coba untuk tujuan pertama ini lebih menitikberatkan pada
segi teknis. Peneliti menyebutkan tujuan uji coba adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah responden tidak
menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti.
2. Untuk mengetahui teknik paling efektif
3. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi
angket. Sehingga responden tidak merasa terlalu lama atau terlalu cepat.
4. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera di dalam angket sudah memadai dan
cocok dengan keadaan di lapangan agar responden tidak bingung ketika memberikan
respon terhadap istrumen yang disebarkan.
Uji coba untuk tujuan keandalan instrumen. Uji coba di lapangan akan menghasilkan
instrument yang valid dan reliable. Sehingga ketika berada di lapangan ketika penelitian
berlangsung adalah instrument yang telah memenuhi syarat keandalan instrument.

5. Desain Proposal Penelitian Kuantitatif

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan aspek
manusia. Hal ini disebabkan pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan manusia,
yakni pada keseluruhan aspek kepribadian manusia. Berbeda dengan bidang-bidang lain,
seperti arsitektur, ekonomi dan sebagainya yang bereran menciptakan sarana dan
prasarana bagi kepentingan manusia. Pendidikan lebih terkait langsung dengan
pembentukan manusia, dalam hal ini pendidikan menentukan model manusia yang akan
dihasilkan. Keberhasilanpendidkan manusia tidak dapat lepas dari lingkungan sebagai
realisasi sosial.
Membangun pendidikan dalam laju pembangunan suatu keharusan dan kewajaran.
Keharusan karena pendidikan perlu mengembangkan dirinya untuk lebih berperan
sebagai pendidikan dalam dan untuk mengembangkan sumber daya manusia serta tatanan
kehidupan. Disebut kewajaran karena kehadiran pendidikan merupakan produk budaya
masyarakat dan bangsa terus berkembang untuk mencari bentuk yang paling sesuai
dengan perubahan dinamis (berkembang) yang terjadi dalam perubahan masyarakat.

Berdasarkan UU RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru pasal 1 ayat 2, Guru adalah
pendidik professional dan ilmuan dengan tugas utama mentranformasikan,
mengambangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Kedudukan guru sebagai tenaga
profesional pada jenjang pendidikan yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan memiliki tiga tugas utama tersebut bertujuan untuk mewujudkan
penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalisme dalam
rangka memenuhi kesamaan hak bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan
yang bermutu. Mengingat pentingnya kedudukan, peran dan fungsi guru sebagai tenaga
pengajar, diperlukan kinerja yang optimal demi peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas

Ada tiga macam tugas profesi guru, yaitu tugas profesional, tugas sosial, dan tugas
personal. Tugas profesional guru meliputi mendidik, mengajar dan melatih/membimbing,
serta meneliti (riset). Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melatih/membimbing berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan peserta didik.
Meneliti untuk pengembangan kependidikan. Tugas sosial merupakan misi yang diemban
guru adalah misi kemanusiaan, yaitu pemanusiaan manusia dalam artian transformasi diri
peserta didik sebagai manusia dewasa yang utuh, karenanya disekolah guru harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orangtua kedua bagi peserta didik dan masyarakat sebagai
figur panutan digugu dan ditiru. Tugas personal menyangkut pribadi dan kepribadian
guru. Itulah sebabnya setiap guru perlu memahami konsep dan kepribadian dirinya.

Pembinaan terhadap guru baik melalui workshop, penilaian kinerja guru, diskusi dan
supervisi harus terus menerus dilakukan agar kinerja guru meningkat. Berdasarkan
peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 kinerja guru
merupakan standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, mencakup
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan pada tiga SMA di Kota Padangsidimpuan. Berdasarkan


observasi awal tentang kinerja guru di SMA menunjukan bahwa kinerja guru bervariasi.
Hal ini ditunjukan dengan masih banyak penggunaan metode pembelajaran yang
konvensional yaitu ceramah sehingga pembelajaran menjadi satu arah dan berpusat di
guru, kurangnya penggunaan media dalam mendukung proses kegiatan belajar mengajar
di sekolah yang disebabkan karena kurangnya sarana prasarana dan kurangnya inisiatif
guru dalam menggunakan media pembelajaran, dan masih rendahnya prosentase guru
yang mampu menyiapkan administrasi pembelajaran dengan baik terkait dengan Silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan materi dalam pembelajaran.

Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja


adalah individu, organisasi dan lingkungan eksternal. Masalah individu atau internal
berupa kelemahan intelektual, kelemahan psikologis, kelemahan fisik, motivasi, faktor
personalitas, keuangan, preparasi jabatan dan orientasi nilai.

Kinerja dalam penelitian ini dibatasi pada kinerja guru, sedangkan faktor yang
mempengaruhi kinerja bersumber pada masalah individu dan organisasi. Masalah
individu dalam organisasi diuraikan dalam motivasi yang dimiliki oleh guru yang
diwujudkan dalam variable motivasi kerja.

Motivasi yang dimiliki oleh guru akan membuat guru bersemangat dalam bekerja
sehingga guru akan senangtiasa berupaya melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan
baik. Guru akan melaksanakan tugas dengan baik yang diberikan oleh pemerintah dalam
upaya mencapai tugas pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berkaitan dengan hal tersebut maka motivasi dalam bekerja merupakan hal yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam mengemban amat pendidikan nasional.

Fenomena motivasi kerja guru SMA di Kota Padangsidimpuan menunjukan bahwa


motivasi kerja bervariasi. Hal ini ditunjukan dengan adanya guru yang merasa
kebutuhannya belum terpenuhi dengan optimal, sehingga ada guru yang bekerja paruh
waktu dalam memenuhi kebutuhannya, guru kurang bersemangat dalam pembelajaran
dengan datang dan pulang tidak tepat waktu, dan memberikan catatan sehingga
mengurangi tatap muka dalam pembelajaran, guru merasa kurang mendapat dukungan
dari sekolah dalam pembelajaran terkait dengan permasalahan kurangnya sumber belajar
dan fasilitas dalam pembelajaran.

Hal lain selain motivasi kerja yang diduga berpengaruh terhadap kinerja guru adalah
kepemimpinan kepala sekolah. Sebagai pimpinan, peran dan pola kepemimpinan kepala
sekolah tidak akan lepas dari keberhasilan dan kegagalan dari sebuah sekolah.
Kepemimpinan berhubungan dengan peran untuk mempengaruhi pengikutnya untuk
selalu mengikuti arahannya dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan sekolah dalam
rangka mengembangkan dan memajukan sekolah.

Fenomena kepemimpinan kepala sekolah SMA di Kota Padangsidimpuan


menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah bervariasi hal ini ditunjukan dengan
masih ada kepala sekolah yang kurang dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang
Leader dan Edukator dengan memberikan contoh yang kurang baik pada warga sekolah
dibidang pendidikan, masih ada kepala sekolah yang kurang dalam menjalankan
fungsinya sebagai Inovator dengan tidak memberikan inovasi dan terobosan baru dalam
kegiatan pembelajaran dan masih ada kepala sekolah yang kurang dalam menjalankan
fungsinya sebagai Motivator dengan kurangnya dalam memotivasi guru untuk lebih
meningkatkan kegiatan di bidang pendidikan.

Supervisi akademik diduga mempengaruhi kinerja guru. Untuk mengarahkan,


membimbing dan membina guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang
mempunyai kualitas mutu adalah dengan mengadakan supervisi akademik yang dilakukan
oleh kepala sekolah atau pengawas sekolah.

Observasi awal tentang fenomena supervisi akademik SMA di Kota Padangsidimpuan


menunjukan bahwa supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah masih belum kontinyu,
supervisi yang dilakukan masih sebatas sebagai pemenuhan kebutuhan administrasi saja
dan supervisi yang dilakukan belum menyentuh akar permasalahan dibidang pendidikan
sehingga belum mampu memberikan alternatif solusi dalam peningkatan pembelajaran.
Agar kinerja tinggi maka supervisi harus dilaksanakan secara professional. Dengan
demikian perlu dilakukan penelitian lebih jauh tentang supervisi akademik pada SMA di
Kota Padangsidimpuan.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti selaku guru senior berupaya untuk
memperhatikan dan mencari solusi tentang permasalahan tersebut diatas dengan
melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kinerja guru, motivasi kerja,
kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi akademik. Penelitian ini difokuskan pada
SMA Negeri di Kota Padangsidimpuan dengan judul : Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA di Kota
Padangsidimpuan.
B. RUMUSAN MASALAH
Mengingat kompleksnya permasalahan yang berkaitan dengan kinerja guru serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya, juga terbatasnya kemampuan penulis, waktu dan
pendukung lainnya, maka cakupan masalah penelitian ini dibatas pada pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Supervisi Akademik terhadap Kinerja Guru di Kota
Padangsidimpuan.
Berdasarkan cakupan masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah terdapat pengaruh :
1. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru?
2. Supervisi akademik terhadap motivasi kerja guru?
3. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru?
4. Supervisi akademik terhadap kinerja guru?
5. Motivasi kerja terhadap kinerja guru?
6. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru?
7. Supervisi akademik terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru?

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh :

1. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru?


2. Supervisi akademik terhadap motivasi kerja guru?
3. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru?
4. Supervisi akademik terhadap kinerja guru?
5. Motivasi kerja terhadap kinerja guru?
6. Kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru?
7. Supervisi akademik terhadap kinerja melalui motivasi kerja guru?

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khazanah
keilmuan dibidang pengembangan kinerja guru.

2. Manfaat Praktis
a. Sebagai salah satu referensi bagi pengembangan penelitian sejenis dimasa yang
akan datang.
b. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan dibidang
manajemen sumber daya manusia.
c. Sebagai masukan bagi pemerintah kota Padangsidimpuan dalam membuat
kebijakan dalam rangka pembinaan guru yang berkelanjutan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN


1. Kajian Teori
- Kinerja Guru
Mulyasa (2013:137) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil interaksi antara
motivasi dengan ability, orang yang tinggi ability-nya tetapi rendah motivasinya,
akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian halnya orang yang bermotivasi
tinggi ability-nya rendah. Kinerja mempunyai hubungan erat dengan produktifitas,
oleh karena itu perlu dirumuskan standar kinerja sebagai tolok ukur dalam
mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan yang
diharapkan kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang telah dipercayakan
kepada seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai menurut Mangkunegoro
(2009:69) ada dua faktor :
a. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah).
Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikia dan fisik maka
individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik
ini merupakan modal utama individu manusia untuk mampu mengelolah dan
mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan
atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Faktor Lingkungan Organisasi


Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam
mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain
uraian jabatan yang jelas, otoritas yang memadai, target kerja yang
menantang, pola komunikasi yang efektif, hubungan kinerja yang harmonis,
iklim kerja yang respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang
relatif memadai.

- Motivasi Kerja
Menurut Winardi (2009:1) motivasi berasal dari kata Motivation yang berarti
“Mengerakkan”. Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal
atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusias
dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Sedangkan, motivasi kerja
adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat
dikembangkan sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada
intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan non-moneter, yang dapat
mempengaruhi hasil kinerjanya secara posotif atau negative, hal mana tergantung
kepada situasi dan kondisi yang dihadapi orang bersangkutan.
- Kepemimpinan Kepala Sekolah
Harits (2005:567) menyatakan kepemimpinan adalah perilaku dari seorang
individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang
ingin dicapai bersama. Sedangkan menurut Hasibuan (2007:170), Kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau
bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Rivai
(2006:3), menjelaskan bahwa kepemimpinan dapat dikatakan sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas-aktifitas yang ada hubungannya dengan
pekerjaan para anggota kelompok.

Dapar disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah peranan kepala


sekolah dalam mengatur dan mengelola segala sumber daya dan dana yang ada di
sekolah yang menjadi tempatnya bertugas.

- Supervisi Akademik
Karwati (2013:214) mengatakan bahwa pengawas sekolah dapat melaksanakan
kegiatan supervisi sesuai dengan kebutuhan dan pemasalahan yang dihadapi oleh
guru di sekolah. Pengawas sekolah berperan sebagai supervisor sesuai dengan
yang diamanatkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun
2007 tentang Standar Kompentensi Pengawas, bahwa kepala sekolah harus
memiliki standar kompetensi yang salah satunya adalah sebagai supervisor.
Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah terhadap guru sangat
penting dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja guru dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.

2. Hasil Penelitian Yang Relevan


Beberapa penelitian yang terkait dengan masalah kinerja guru, motivasi kerja,
kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi akademik adalah sebagai berikut :
Penelitian Nuraisyah (2014) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru pada
SMP Negeri di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatra Utara. Hasil
penelitian menunjukan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi
dan Motivasi Kerja Guru berpengaruh terhadap Kinerja.
Penelitian Manik, Bustomi (2011) dengan judul Pengaruh Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru pada
SMP Negeri 3 Rancaekek. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kepemimpinan
Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Guru berpengaruh terhadap
Kinerja.
Penelitian Gusti (2012) dengan judul Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja,
dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
SMKN 1 Purworejo Pasca Sertifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara
parsial tidak terdapat pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja, dan Persepsi Guru
Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja, namun secara simultan
terdapat pengaruh.
B. PENYELESAIAN MASALAH
1. Peningkatan kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan motivasi kerja dan
penurunan kepemimpinan kepala sekolah akan menurunkan motivasi kerja.
2. Ada pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi
kerja, hal ini berarti bahwa kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan
motivasi kerja.
3. Kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi akademik berpengaruh terhadap
motivasi kerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah dan supervisi akademik yang baik
akan meningkatkan motivasi kerja guru.
4. Peningkatan kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatkan kinerja guru dan
penurunan kepemimpinan kepala sekolah akan menurunkan kinerja guru.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. OBJEK, LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah guru-guru SMA di Kota Padangsidimpuan yaitu SMAN 1
sampai SMAN 8 sebanyak 500 orang.

2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di 3 sekolah negeri yang berada di Kota Padangsidimpuan yaitu :
SMAN 1 Kota Padangsidimpuan, SMAN 2 Kota Padangsidimpuan, dan SMAN 5
Kota Padangsidimpuan.

3. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama jangka waktu satu semester yaitu dari bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 2019.

B. PROSEDUR PENELITIAN
Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan Tabel Kriejcie dan Morgan sehingga
jumlah sampel menjadi 500 orang. Teknik pengambilan sampel adalah proporsional
random sampling.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Data yang diambil dari penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dengan pengukuran variabel-variabel dengan metode pengumpulan data
dilakukan melalui kuisioner yang diberikan kepada responden secara langsung. Kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono,
2012:199).

D. TEKNIK ANALISIS DATA


Analisis data menggunakan Analisis Deskriptif yaitu untuk mendeksripsikan data seperti
apa adanya. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menghitung mean, standar deviasi
dan pretentase. Perhitungan ketiganya dilakukan untuk mengukur kualitas capaian skor
responden pada setiap variable berdasarkan standar penilaian yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Gusti, MM, 2012. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja, dan Persepsi Guru Tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMKN 1 Purworejo Pasca
Sertifikasi. Jurnal Penelitian, Program Studi Pendidikan Elektro, Fakultas,
Universitas Negeri Yogyakarta.

Harits, 2005. Teori Perilaku Organisasi. Bandung : Insani Press.

Hasibuan, M.S.P. 20074. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Karwati, Euis. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun Sekolah yang
Bermutu. Bandung : Alfabeta.

Mangkunegoro, A.B. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT.
Refika Aditama.

Manik, Kamal Bustomi, 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru pada SMP Negeri 3 Rancaekek. Jurnal
Ekonomi, Bisnis dan Entrepreneurship. Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2011.

Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nuraisyah, Siti, 2014. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi dan
Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru pada SMP Negeri di Kecamatan Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah Sumatra Utara. Jurnal Bisnis dan Majemen Eksekutif.
Vol. 1 No. 1, 2014, artikel 7.

Rivai, Veitzal. 2008. MSDM Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.

Winardi, 2009. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai