Anda di halaman 1dari 4

Anosmia

Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc


09 Januari 2020

Pengertian Anosmia
Anosmia adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat menghidu atau mencium bau apapun.
Keadaan ini dapat bersifat sementara atau permanen di mana penyebabnya bisa karena
didapat ataupun bawaan lahir. Indra penciuman yang terganggu dapat memengaruhi kualitas
hidup seseorang terutama saat merasakan makanan, karena sensasi rasa makanan merupakan
gabungan antara indra penghidu dan pengecap. Oleh karena itu, pengidap anosmia akan
mengalami gangguan selera makan yang dapat berakibat kurang nutrisi. Selain itu, anosmia
juga dapat mengakibatkan pengidapnya tidak menyadari tanda-tanda bahaya di sekitarnya,
misalnya tidak bisa mengetahui bau makanan basi, bau kebocoran gas, ataupun bau asap
kebakaran.

Gejala Anosmia

Keluhan utama anosmia adalah tidak dapat mencium bau-bauan di sekitarnya, termasuk bau
badannya sendiri. Biasanya, pengidap akan menyadari perubahan di penghidunya pada hal-
hal yang sebelumnya ia anggap berbau menyengat, tapi kemudian tidak tercium bau apa-apa.
Penyebab Anosmia
Berbagai hal yang dapat menyebabkan gangguan pada jalur penciuman dapat menyebabkan
anosmia, meliputi:

 Gangguan Obstruksi

Obstruksi atau hambatan pada indra penciuman merupakan penyebab paling sering anosmia.
Salah satu penyebab obstruksi adalah peradangan, misalnya flu, rinitis (pilek), rinosinusitis.
Selain itu, adanya benjolan di lubang hidung, seperti polip hidung, juga dapat menyebabkan
terhambatnya penciuman.

 Trauma Kepala

Cedera kepala akibat trauma juga merupakan salah satu penyebab yang sering menyebabkan
anosmia. Hal ini disebabkan karena cedera kepala yang mengakibatkan kerusakan pada
hidung maupun sinus menjadi penghambat mekanis untuk dapat menghidu. Selain itu, trauma
kepala juga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf penghidu (nervus olfaktorius).
Anosmia akibat trauma kepala dapat bersifat sementara atau menetap yang bergantung pada
jenis kerusakan yang terjadi.

 Penuaan dan Proses Neurodegeneratif

Proses penuaan merupakan kondisi yang normal dan terkait dengan penurunan kemampuan
untuk mencium bau-bauan. Hal ini disebabkan karena hilangnya sejumlah sel pada saraf
penghidu. Selain itu, beberapa penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer, Parkinson, dan
demensia Badan Lewy juga mengakibatkan penurunan kemampuan menghidu.

 Penyakit Bawaan Lahir

Sindrom Turner dan sindrom Kallman merupakan beberapa kondisi kongenital atau bawaan
lahir yang dapat menyebabkan anosmia yang permanen.

 Terapi Radiasi

Anosmia merupakan salah satu efek samping dari terapi radiasi pada kanker wilayah kepala
dan leher.

Faktor Risiko Anosmia

Beberapa hal yang merupakan faktor risiko terjadinya anosmia:

 Mengidap infeksi hidung atau trauma kepala.


 Berusia diatas 60 tahun.
 Mengalami penyakit neurodegeneratif.
 Mengonsumsi obat-obatan yang dapat menimbulkan anosmia.
 Menjalani terapi radiasi di bagian kepala atau leher.

Diagnosis Anosmia

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan bertanya kepada pengidap beberapa hal
mengenai hilangnya kemampuan menghidu, seperti:

 Sejak kapan anosmia terjadi.


 Apakah kehilangan kemampuan menghidu terjadi secara perlahan-lahan atau tiba-
tiba.
 Apakah memiliki faktor risiko anosmia.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menentukan apakah keluhan dan
tanda-tanda yang ada bersifat sementara serta dapat diobati langsung, ataupun memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis penyebab anosmia. Apabila ada
kecurigaan ke arah trauma kepala, gangguan sinus, ataupun keganasan, maka kemungkinan
perlu dilakukan pemeriksaan pencitraan, seperti MRI atau CT Scan.

Pengobatan dan Efek Samping Anosmia


Terapi anosmia ditetapkan berdasarkan penyebabnya. Pada anosmia yang disebabkan oleh
infeksi virus, dapat diterapi dengan dekongestan untuk melancarkan pernapasan. Jika
anosmia disebabkan oleh infeksi bakteri, maka membutuhkan terapi antibiotik. Pada
gangguan obstruksi akibat polip, kemungkinan diperlukan tindakan pengangkatan polip jika
tidak berespon pada terapi obat-obatan. Pada kondisi anosmia akibat trauma kepala atau
kerusakan saraf penghidu, keganasan, gangguan neurodegeneratif, ataupun bawaan lahir,
dapat diberikan upaya-upaya pencegahan terjadinya bahaya akibat anosmia, seperti
memasang alarm tanda kebakaran, alat pendeteksi kebocoran gas, mengganti kompor gas
menjadi kompor listrik, serta selalu menandai waktu kedaluwarsa makanan.

Pencegahan Anosmia

Cara mencegah terjadinya anosmia adalah dengan menjaga kesehatan, seperti dengan:

 Mengonsumsi makanan yang bergizi


 Minum air putih yang cukup
 Istirahat yang cukup
 Menghindari stres
 Berolahraga secara teratur

Kapan Harus ke Dokter?


Jika ada pengidap atau kerabat terdekat mengalami perubahan dalam penciuman yang tidak
membaik dalam satu atau dua minggu, segera diskusikan kepada dokter terdekat. Pengidap
dapat menghubungi dokter umum ataupun dokter spesialis THT.
Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa langsung membuat janji dengan dokter pilihan di
rumah sakit sesuai domisili kamu di sini.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bidai Tulang Kering
    Bidai Tulang Kering
    Dokumen3 halaman
    Bidai Tulang Kering
    alfan suri
    Belum ada peringkat
  • Bursitis
    Bursitis
    Dokumen3 halaman
    Bursitis
    alfan suri
    Belum ada peringkat
  • Botak
    Botak
    Dokumen3 halaman
    Botak
    alfan suri
    Belum ada peringkat
  • Batuk
    Batuk
    Dokumen4 halaman
    Batuk
    alfan suri
    Belum ada peringkat
  • Bakteremia
    Bakteremia
    Dokumen3 halaman
    Bakteremia
    alfan suri
    Belum ada peringkat
  • Bintitan
    Bintitan
    Dokumen3 halaman
    Bintitan
    alfan suri
    Belum ada peringkat
  • Batuk
    Batuk
    Dokumen4 halaman
    Batuk
    alfan suri
    Belum ada peringkat