Anda di halaman 1dari 4

“Perjuangan Seorang Anak”

Disebuah perkampungan kumuh di dekat kolong jembatan pinggiran kota


Jakarta, hidup sebuah keluarga didalam gubuk yang sempit dan sederhana. Ekonomi
dikeluarga itu pun sungguh memprihatinkan.

Disitu terdapat sorang bapak, dan kedua anaknya yang masih kecil.
Sepeninggal istinya sejak setahun lalu, sifat sang ayah menjadi pemarah, pemalas,
dan kasar terhadap kedua anaknya. Ayahnya selalu menyuruh kedua anaknya untuk
mengamen dijalanan untuk mencari uang, sedangkan ayahnya hanya bermalas-malasan
saja dirumah.

Mika : “Pak... bangun, udah siang ini pak. Apa bapak tidak bekerja?” (membangunkan
bapaknya)

Bapak : “Heh.. apa sih? Bapak masih ngantuk.

Mika : “ Itu pak, adik nangis minta makan dari tadi malam kan belum makan pak.”

Yana : “Aduh perutku sakit kak... huhuhuh.....” (merintih kesakitan)

Bapak : “Ahh ya sudah sanah kamu saja yang cari makan. Sekarang kamu ngamen sana!
Cepat pergi...!!! bapak masih ngantuk ini jangan diganggu...! (sambil memarahi anaknya)

Mika : “Iya ya udah pak aku sama yana pergi ngamen dulu. Assalamu’alaikum..” (sedikit
kesal sambil memegang tangan adiknya pergi meninggalkan rumah)

Bapak : “Wa’alaikum salam... cari uang yang banyak..!!

Di lampu merah dijalanan raya tempat mengamen....

Yana : “Kak aku lapar sekali sudah tidak kuat lagi kak...” (menangis memegangi perutnya)

Mika : “Ya udah dek, kamu duduk saja disini ya! Jangan pergi – pergi, kakak mau ngamen
dulu habis itu beli makan buat kamu ya!

Yana : “Iya kak...

Pergi meninggalkan adiknya untuk mengamen di seberang jalan.

Yana : “Aduh, kakak mana ya? Kok tidak kesini-sini? Aku udah lapar banget ini... aku mau
cari kakak.” (berjalan sambil melamun mencari kakak, dan menyebrang jalan memanggil
kakaknya)
Tiba – tiba tidak terduga muncul mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi ke
arahnya.

Pak Sugino : “Awas nak...!!! minggir!” (terus menyetir hingga akhirnya anak itu tertabrak)

Yana : “Aaaaaaa.......” (keget, teriak, dan akhirnya tertabrak)

Bu Neni : “Asstagfirullah ya ampyun, OMG papih....!! gimana sih???” (kaget dan marah)

Pak Sugino : “Aduh papih gak sengaja. Ya sudah ayo turun dan kita tolong anak itu!”
(turun dari mobil dengan perasaan cemas)

Bu Neni : “Iya – iya pih sebelum nyawanya hilang sia – sia...”

Mika : (datang tiba – tiba) asstagfirullah... ade?? (menitihkan air mata)

Pak Sugino : “Kami minta maaf ya dek, ayo dek kita naik ke mobil dan kita bawa ke rumah
sakit! (menaikkan ke mobil)

Mika : “Iya pak, terimakasih!”

Menuju ke rumah sakit. Ketika sedang diperiksa...

Yana : “Kak, aku dimana ini? (kebingungan)

Mika : “Kamu di rumah sakit, tadi kamu kecelakaan dek.. (sedikit menangis)

Dokter : “Tenang dek, kamu sedang diperiksa”

Yana : “Aku pusing sama sakit banget kak... (merintih kesakitan)

Pak Sugino : “Iya sabar dulu ya dek, diperiksa dulu... (mengelus kepalanya)

Dokter : “Alhamdulillah itu hanya luka ringan kok.”

Mika : “Lalu apa obatnya dok?”

Dokter : “Ini resep obatnya. Silahkan ditebus di apotek rumah sakit ini”

Pak Sugino : “Oh iya, terimakasih dok”

Setelah menebus obat di apotek rumah sakit..

Bu Neni : “Rumah kamu dimana nak? (bertannya sambil mengelus pundaknya)

Mika : “Di perkampungan Cikalua dekat kolong jembatan bu. (mengusap air mata)

Bu Neni : “Ya sudah, ayo kita ke rumahmu. Ayo pih kita antar! (naik mobil bersama
Mika dan Yana yang sudah agak pulih)
Sesampainya di rumah...

Pak Sugino : “Assalau’alikum..” (mengetok pintu)

Bapak : “Iya-iya bentar.” (membuka pintu) ada apa pak?

Bu Neni : “Begini pak, kami mau mengantarkan anak bapak yang tadi kami tidak
sengaja menabraknya ketika di lampu merah pak.” (menjelaskan)

Bapak : “Hah benarkah bu?? Maksudnya Yana anak saya tertabrak? Sekarang mana
dia? Bagaimana kondisinya?” (sedikit sedih dan kaget)

Mika & Yana : “Bapak....!” (keluar dari mobil)

Bapak : “Anakku.... Maafkan bapak ya, sudah sering kasar sama kalian, dan tidak
merawatmu dengan baik semenjak meninggalnya ibumu. (terharu) Ya sudah silahkan
masuk dulu pak, bu!” (mempersilahkan)

Pak Sugino : “Iya – iya pak terimakasih..” (duduk di lesehan karpet)

Bu Neni : “Kalau boleh tau pekerjaan bapak apa ya?”

Bapak : “Ahah saya hanya pengangguran bu, sehari – hari saya hanya merenung dan
memikirkan ekonomi keluarga yang memprihatinkan, dan memperoleh uang dari hasil
ngamen anak – anak saya bu, pak..” (menggaruk – garuk kepala sedikit malu)

Pak Sugiono : “Oh apa begini saja pak, sebagai permintaan maaf kami. Apakah bapak
mau bekerja di perusahaan saya sebagai Office Boy (OB) yang kebetulan sedang ada
lowongan pekerjaan? Dan Mika, Yana akan kami sekolahkan gratis pak?”

Bapak : “Wah, benarkah pak? Kalau begitu terimakasih banyak pak, bu.. saya dan
anak – anak pasti mau. Sungguh bapak dan ibu adalah orang yang mulia. Terimakasih
bu, pak... (mencium tangan)

Yana : “Horee alhamdulillah ya kak...”

Mika : “Iya dek, wah terimakasih banyak ya bu, pak....” (senang)

Bu Neni : “Iya dek, sama - sama ya, Yana dan Mika kami juga minta maaf...”
(mengelus pundaknya)

Pak Sugino : “Ya sudah pak, kami mau pamit dulu ya pak, terimakasih.
Assalau’alaikum..!
Bapak, Mika, Yana : “Wa’alaikumsalam....!! (melambaikan tengan dengan senyum
kebahagiaan)

Begitulah akhir dari cerita drama “perjuangan seorang anak”, hikmah yang
dapat didapat adalah kita harus tetap semangat dalam menjalani hidup, dan
janganlah mudah putus asa atas semua cobaan – cobaan yang sedang kita jalani, dan
bersikap saling tolong – menolonglah dengan sesama manusia yang sedang saling
membutuhkan supaya hidup menjadi aman, damai, dan tentram. Sekian, mohon maaf
bila ada kesalahan. Wassalamu’alikum wr. wb.

Pemeran – pemeran Drama :

1) Afifah Sadiyatul M (01) >> Narator dan Dokter


2) Dini Kamilia (09) >> Mika
3) Faqih Musyaffa (10) >> Pak Sugino
4) Fathia Qothrunnada N (11) >> Yana
5) Ghufron Faqih S (13) >> Bapak
6) Khofifah Novitasari (16) >> Bu Neni

Anda mungkin juga menyukai