Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS MASALAH SOSIAL

NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotopika dan Zat Adiktif)

NAMA : DWI MONITA

NPM : D1F016041

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BENGKULU
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Narkotika adalah
obat untuk menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, dan meningkatkan rangsangan,
contohnya morfin, heroin, dan kokain. Zat-zat yang tergolong narkoba umumnya dipakai dalam
dunia medis. Siapa pun yang menggunakannya untuk tujuan di luar tujuan pengobatan (medis)
tergolong tindakan yang salah. Penyalahgunaan narkoba menjadi masalah sosial yang sangat
serius. Pemakai narkoba akan kecanduan, serta zat-zat itu perlahan-lahan akan merusak tubuh
pemakainya. Banyaknya peredaran narkoba dan penyalahgunaan nakoba sangat meresahkan,
termasuk meresahkan di negara kita, Indonesia. Disamping lazim dinamakan narkoba, bahan-
bahan serupa biasa juga disebut dengan nama lain, seperti NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan
Zat adiktif lainnya) (Witarsa, 2006). Narkoba adalah istilah yang digunakan oleh penegak hukum
dan masyarakat. Bahan berbahaya adalah bahan yang tidak aman digunakan atau membahayakan
dan penggunaannya bertentangan dengan hukum atau melanggar hukum (illegal).

Pengertian NAPZA Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti NAPZA atau Narkoba, maka kita dapat memperhatikan
beberapa pendapat para ahli tentang definisi NAPZA. Berikut ini adalah pengertian NAPZA
menurut para ahli :

1. Smith Kline dan French Clinical


Menurut Smith Kline dan French Clinical pengertian Napza adalah zat-zat atau obat yang
dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan zat-zat tersebut bekerja
dengan mempengaruhi susunan saraf sentral.
2. Ghoodse
Menurut Ghoodse pengertian Napza adalah zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat
kesehatan, saat zat tersebut masuk kedalam organ tubuh maka akan terjadi satu atau lebih
perubahan fungsi didalam tubuh. Lalu dilanjutkan lagi dengan ketergantungan secarafisik
dan psikis pada tubuh, sehingga jika zat tersebut dihentikan pengkonsumsiannya maka
akan terjadi gangguan secara fisik dan psikis.
3. Kurniawan
Menurut Kurniawan pengertian NAPZA adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan
psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati, dan perilaku jika masuk ke dalam tubuh
manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain
sebagainya.
4. Jackobus
Menurut Jackobus, definisi NAPZA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis ataupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
5. Wresniwiro
Menurut Wresniwiro pengertian NAPZA adalah zat atau obat yang bisa menyebabkan
ketidaksadaran atau pembiusan, karena zat-zat tersebut bekerja dengan mempengaruhi
saraf pusat manusia.

Menurut Suryani SKp MHSc dalam tulisannya berjudul “Permasalahan Narkoba di


Indonesia”, saat ini penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah mencapai 1,5% penduduk
Indonesia atau sekitar 3,3 juta orang. Dari 80% pemuda, sudah 3% yang mengalami
ketegantungan pada berbagai jenis narkoba.Bahkan menurut Kalakhar BNN, Drs I Made
Mangku Pastika, setiap hari, 40 orang meninggal dunia di negeri ini akibat over dosis
narkoba.Angka ini bukanlah jumlah yang sebenarnya dari penyalahguna narkoba.Angka
sebenarnya mungkin jauh lebih besar. Menurut Dr. Dadang Hawari (dalam tulisannya
Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2002), fenomena
penyalahgunaan narkoba itu seperti fenomena gunung es. Angka yang sebenarnya adalah
sepuluh kali lipat dari jumlah penyalahguna yang ditemukan. Lebih lanjut, Direktur PLRIP-
BNN, Ida Utari, pada Rakernis Terapi Rehabilitasi Napza pada 20 Maret 2014 di Kementrian
Kesehatan menyatakan bahwa di dunia, pecandu narkoba berjumlah antara 15.5 juta - 38.6 juta.
Prevalensi pengguna narkoba dunia adalah sekitar 5%.Di Indonesia pada 2015 diperkirakan
sebesar 2.8%. Peningkatan sebesar 1,05% dalam kurun 10 tahun terakhir.

Macam-Macam NAPZA

 Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman
baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan dan perubahan
kesadaran, mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan
ketergantungan secara fisik maupun psikologik.

Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :

1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.

2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan


terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin,
Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.

 Psikotropika adalah setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.

Psikotropika terdiri dari 4 golongan :

1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.

2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan


terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.

3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.

4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan


dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).

 Zat Adiktif yaitu bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang merupakan
inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan, misalnya lem, aceton,
eter, premix, thiner dan lain-lain.

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan


susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan
memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman beralkohol :

a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).

b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )

c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker ).

2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai
pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.

3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.


Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama
pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering
menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat digolongkan
menjadi 3 golongan :

1. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi


aktifitas fungsional tubuh.Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat
tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative (
penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).

2. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh
dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan
bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.

3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi
yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda
sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ).

Contoh NAPZA / Narkoba dan Dampaknya

Di dalam masyarakat kita mengenal beberapa contoh NAPZA (Narkoba, Psikotropika,


dan Zat Adiktif lainnya) yang sering digunakan pada dunia medis dan yang disalahgunakan.
Mengacu pada pengertian NAPZA di atas, berikut ini beberapa contoh NAPZA tersebut:
1. Opioda
Opioda berasal dari getah Opium yang diolah melalui proses tertentu menjadi
heroin. Ada tiga golongan besar pada Opioda, yaitu :
a. Opioda alami (morfin, opium, codein)
b. Opioda semisintetik (heroin/ putaw, hidromorfin)
c. Opioda sintetik (metadon) Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian
menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf
kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk
bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya
menjadi musuh.

2.Kokain

Kokain dibuat dari daun Koka (Erythroxylon Coca) yang diproses dengan cara
tertentu hinggamembentuk kristal. Efek pemakaian Kokain adalah perasaan segar,
menambah rasa percaya diri, menghilangkan lelah dan rasa sakit, dan kehilangan nafsu
makan.

3. Kanabis/ Ganja

Kanabis/ Cannabis atau ganja adalah tumbuhan yang sering digunakan sebagai
obat psikotropika dan dapat menimbulkan rasa senang/ euforia tanpa sebab kepada
pemakainya.

4. Amphetamine

Amphetamine umumnya berbentuk serbuk/ bubuk dan tablet. Beberapa narkoba


yang termasuk di dalam Ampthetamin yaitu; inex, ekstasi, shabu.

5. LSD (Lysergic Acid)

Penggunaan LSD dapat mengakibatnya seseorang mengalami halusinasi, mulai


dari obsesi yang indah hingga menyeramkan, dan pada akhirnya akan membuat seseorang
menjadi paranoid.

6. Sedatif – Hipnotik

merupakan obat penenang dan obat tidur. Pada umumnya digunakan di dunia
media dengan cara diminum atau disuntik untuk membantu pasien yang mengelami
stress, cemas, kejang, dan sulit tidur.

7. Solvent/ Inhalasi

merupakan uap gas yang digunakan dengan cara menghirupnya. Misalnya; lem,
thiner, aerosol, dan lain-lain.Pemakainya dapat mengalami halusinasi ringan, kepala
terasa berputar-putar, dan mengakibatkan masalah kesehatan seperti gangguan fungsi
paru, jantung, dan hati.

8. Alkohol

Alkohol merupakan zat psikoaktif yang diperoleh dari hasil fermentasi gula,
umbi-umbian, sari buah (anggur), dan madu. Pada kadar tertentu, alkohol dapat
menimbulkan efek penurunan kesadaran dan euforia. Proses fermantis tersebut dapat
menghasilkan kadar alkohol 15%. Setelah proses penyulingan, kadar alkohol yang
dihasilkan bisa menjadi lebih tinggi, bahkan mencapai 100%.

Penyalahgunaan NAPZA / Narkoba di Masyarakat

Orang tua, masyarakat, dan HRD di perusahaan bisa saja tidak mengetahui ada individu
yang mengkonsumsi NAPZA (Narkoba, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di sekitar mereka.Padahal
jika seseorang mengkonsumsi obat terlarang, hal tersebut dapat merugikan banyak pihak.Sebagai
orang tua, perangkat masyarakat, ataupun seorang manajer sumber daya manusia di perusahaan,
kita wajib mengetahui pengertian NAPZA dan jenis-jenisnya.Melakukan upaya pencegahan
penyalahgunaan NAPZA merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Pencegahan atau Solusi Penggunaan NAPZA / Narkoba

Setelah mengetahui pengertian NAPZA dan jenis-jenisnya, tentunya sebagai anggota


masyarakat perlu melakukan upaya pencegahan penyalahgunaannya. Berikut ini beberapa upaya
sederhana yang bisa dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba/ NAPZA, yaitu:
Memasang poster atau peraturan tertulis tentang “Area Bebas Narkoba” termasuk sanksinya
kepada pelaku. Tujuannya untuk terus mengingatkan masyarakat agar menjauhi segala jenis
narkoba.Di lingkungan kerja dan masyarakat, bisa disediakan fasilitas fitness gratis/ murah
sebagai sarana untuk mengurangi tingkat stress. Perlu diketahui bahwa depresi menjadi pemicu
dominan seseorang untuk mengkonsumsi narkoba.Memberikan sosialisasi sederhana tentang
bahaya mengkonsumsi narkoba dan dampaknya bagi kesehatan serta masa depan seseorang.
Membantu orang lain dalam meningkatkan kualitas hidupnya dan membantu mengatasi masalah
di tempat kerja maupun di rumah. Lakukan test urine kepada seluruh anggota perusahaan secara
berkala untuk mengetahui apakah ada karyawan yang mengkonsumsi narkoba. Pada beberapa
instansi milik pemerintahan, test narkoba ini dilakukan di awal perekrutan tenaga kerja.

Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA :

1. Mengasuh anak dengan baik.


– penuh kasih sayang – penanaman disiplin yang baik – ajarkan membedakan yang baik dan
buruk – mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.

2. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat, Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke
rumah.

3. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.

4. Orang tua menjadi contoh yang baik. Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang
tidak baik bagi anak.
5. Kembangkan komunikasi yang baik. Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur,
mendengarkan dan menghormati pendapat anak.

6. Memperkuat kehidupan beragama. Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan,


melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari.

7. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan anak.

Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah penyalahguanaan NAPZA :

1. Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal, sehingga masalah yang


terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersama- sama.

2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan NAPZA


sehingga masyarakat dapat menyadarinya.

3. Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan NAPZA.

4. Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan pencegahan dan


penanggulangan penyalahguanaan NAPZA

KESIMPULAN

Pada awalnya orang-orang khususnya remaja mengkonsumsi narkoba mulai dari SMP,
Bahkan sekarang narkoba juga sudah masuk ke SD. Modusnya sama mula-mula diberi, lama-
kelamaan menjadi ketergantungan. Harganya juga mula-mula gratis, dan setelah lama harganya
makin mahal, Karena sudah ketergantungan berapapun harganya akan dibeli. Jika pembelinya
orang kaya masih bisa dibeli, tetapi kalau orang miskin mau pakai apa mereka membelinya.
Factor pemicu seseorang menjadi pecandu narkoba antara lain Karena keluarganya berantakan.
Contohnya orang tua si pecandu bercerai.Dengan perceraian itu si anak jadi kurang Perhatian.
Factor pemicu yang lain pemahaman agama yang minim pengalaman yang kurang baik. Banyak
sekali jenis narkoba sekarang ini contohnya pil lexotan, Extaci, ganja, heroin, morphine dan lain-
lain.Cara mengkonsumsinya juga bervariasi sesuai jenis narkoba yang dikonsumsi.Sanksi bagi
para si pecandu dan pengedar, sebenarnya sudah cukup memberatkan, apalagi sekarang sudah
banyak yang dihukum mati akibat kasus narkoba.Sebenarnya pengedaran narkoba dapat dicegah
dengan pengawasan yang intensif baik dari polisi ataupunmasyarakat terutama bagi para orang
tua harus bisa mendidik anaknya supaya tidak terjerumus ke lembah hitam.Bisa dengan
pendekatan agama ataupun yang lainnya. Kalau tidak diawasi, akankah semua remaja di
Indonesia akan menjadi pecandu narkoba? Kita berharap tidak demikian.Masalah pencegahan
penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan
menjadi tugas kita bersama.Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak
dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.
Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi
pencegahan penaggulangan terhadap NAPZA.

Anda mungkin juga menyukai