pg. 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah-Nya
sehingga penyusunan laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Velly Kukinul, S.T., M.T. M.Sc, selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktek
Perencanaan Wilayah.
Tim Penulis
pg. 2
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. 2
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Dan Sasaran ....................................................................................................................... 6
1.4 Ruang Lingkup Wilayah .................................................................................................................. 6
1.5 Kerangka Berpikir ............................................................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................. 9
2.1.1 RTRW Jawa Timur ................................................................................................................... 9
2.1.2 RTRW Kabupaten Mojokerto................................................................................................ 10
2.1.3 RPJP Kabupaten Mojokerto ................................................................................................. 12
2.1.4 RPJMD Mojokerto .................................................................................................................. 18
2.2 Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) ....................................................................................... 23
2.2.1 Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) ................................................................................ 23
2.3 Teori Pengembangan Wilayah dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah ................................... 29
2.3.1 Teori Pengembangan Wilayah ............................................................................................. 29
2.3.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah ................................................................................ 31
pg. 3
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pengembangan wilayah pada dasarnya memiliki tujuan agar suatu wilayah dapat
berkembang menuju tingkatan perkembangan yang lebih diinginkan. Salah satu hal yang perlu
dipertimbangkan dalam hal pengembangan wilayah adalah dalam hal pengembangan sektor.
Suatu wilayah dapat dikatakan berkembang apabila berkembangnya sektor unggulan atau sektor
potensial yang ada di wilayah tersebut. Salah satu sektor yang sering mendapat perhatian lebih
dari pemerintah dalam hal pengembangan wilayah adalah sektor industri. Sektor perindustrian
sendiri merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional dalam
upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur sesuai dengan yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam pembangunan ekonomi daerah, setiap daerah selalu dihadapi oleh berbagai
tantangan baik eksternal maupun internal. Persoalan yang dihadapi daerah tidak jauh dari
persoalan ekonomi, sehingga setiap daerah dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuannya
dalam mendorong pertumbuhan ekonominya. Pengembangan ekonomi dengan memanfaatkan
potensi sumber daya lokal diperlukan guna merangsang kegiatan ekonomi, sehingga dengan
melihat potensi dan kondisi sumber daya lokal sangat diperlukan untuk dapat terus tumbuh dan
berkembang. Dalam mendorong pembangunan ekonomi daerah dapat dilakukan melalui
pengembangan ekonomi lokal daerah berdasarkan potensi sektor unggulan yang dimiliki daerah
tersebut.
pg. 4
Mojokerto juga berkontribusi dalam PDRB Kabupaten Mojokerto. Hal ini dapat dilihat dari
komoditas oleh-oleh khas Kabupaten Mojokerto yang didominasi oleh hasil produksi UMKM.
Beberapa diantaranya yang berupa produk makanan yakni Onde-onde dan juga Kerupuk
Rambak. Selain itu komoditas produksi UMKM Kabupaten Mojokerto yang lainnya berupa non-
makanan adalah produksi tas dan sepatu yang berbahan baku kulit sapi.
Hingga tahun 2017, data dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto
terdapat sebanyak 155.354 unit usaha mikro aktif di wilayah Kabupaten Mojokerto. Sedangkan
secara nasional terdapat 62 juta unit UMKM di seluruh Indonesia dengan tenaga kerja yang
terserap mencapai 116 juta orang. Melihat besarnya potensi dan manfaat yang dihasilkan dari
adanya sektor UMKM dalam membangun perekonomian bangsa dengan keterlibatan masyarakat
yang besar, maka pemerintah baik pusat maupun daerah mencoba untuk membuat kebijakan-
kebijakan yang mendorong agar sektor UMKM dapat terus tumbuh. Di level pemerintah pusat
terdapat kebijakan terbaru yang memotong pajak penghasilan bagi UMKM menjadi hanya 0,5%.
Kemudian di level pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Mojokerto, pemerintah Kabupaten
Mojokerto memasukkan pengembangan ekonomi lokal ke dalam misi pemerintahan. Diantara
poin pengembangan ekonomi lokal yang dimaksud adalah pembinaan terhadap UMKM yang ada
di Kabupaten Mojokerto dengan harapan baik jumlah unit maupun hasil produksi UMKM akan
meningkat di masa yang akan datang.
Maka dari itu, didasarkan dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Mojokerto, diperlukan
sebuah konsep pengembangan yang linier dengan rencana pengembangan ekonomi lokal yang
dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Konsep pengembangan ekonomi yang
dirasa cukup linier dan mendukung pengembangan ekonomi lokal adalah konsep
Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Dalam konsep PEL itu sendiri peran serta dan sinergi
semua stakeholder merupakan nilai penting dalam mewujudkan keberhasilan konsep ini. Adapun
pengembangan dalam konsep PEL ini didasarkan kepada prinsip-prinsip PEL seperti ekspor,
cluster, kemitraan, pemberdayaan serta pemasaran. Melalui prinsip-prinsip dalam konsep ini
diharapkan dapat menjawab persoalan yang dihadapi dan menjadi pendorong dalam
pengembangan ekonomi di Kabupaten Mojokerto.
pg. 5
dengan sinergi kedua aspek tersebut lah maka rencana pengembangan ekonomi lokal dapat
terwujud dengan baik.
5. Merencanakan pola ruang dan struktur ruang kawasan pengembangan ekonomi lokal
di Kabupaten Mojokerto
pg. 6
Batas Selatan : Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan
pg. 7
1.5 Kerangka Berpikir
pg. 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Kebijkan
pg. 9
Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, meliputi: Sidoarjo dan
sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan
sekitarnya;
pg. 10
i. Penentuan kawasan strategis yang mendukung pengembangan sektor
ekonomi potensial, pengembangan wilayah Utara, dan daya dukung
lingkungan hidup
pg. 11
adalah sebagai produksi perikanan tangkap dengan komoditas utama yaitu ikan lele
yang sudah difasilitasi pemerintah dengan membangun sarana berupa unit
pembenihan rakyat (UPR) dan Pasar Ikan yang bertujuan meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi dari hasil budidaya perikanan masyarakat.
Berdasarkan kondisi Kabupaten Mojokerto saat ini, modal dasar yang dimiliki oleh
Kabupaten Mojokerto, dan tantangan yang akan dihadapi oleh Kabupaten Mojokerto
dalam 20 tahun mendatang serta rangka melaksanakan amanat pembangunan yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; serta Visi dan Misi Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025
maka Visi pembangunan daerah Kabupaten Mojokerto tahun 2005-2025 adalah :
Untuk mengetahui atau mengukur tingkat keberhasilan visi tersebut maka perlu
dijelaskan ukuran mengenaik kemajuan, keadilan, kemakmuran, ketentraman dan
keberadaban yang ingin dicapai oleh Kabupaten Mojokerto, yang kemudian
dijabarkan sebagai berikut :
pg. 12
indikator keadilan yang ingin diwujudkan atau dicapai oleh Kabupaten
Mojokerto adalah : adil dalam bidang pembangunan ekonomi, sosial dan
budaya, politik, hukum, dan keamanan.
pg. 13
Untuk mewujudkan visi tersebut di depan, akan dilakukan melalui pelaksanaan
misi pembangunan daerah Kabupaten Mojokerto, yakni sebagai berikut:
iv. Misi ini merupakan upaya untuk memantapkan kelembagaan demokrasi agar
menjadi lebih kokoh guna memperkuat peran serta masyarakat sipil dalam
proses politik dan pembangunan; meningkatkan kualitas pelaksanaan
otonomi daerah; menjamin perkembangan dan kebebasan media dalam
mengomunikasikan kepentingan masyarakat; meningkatkan budaya
masyarakat dalam menghormati dan mentaati penegakan hukum secara adil,
konsekuen, dan tidak diskriminatif.
vi. Misi ini merupakan upaya untuk mengurangi masalah (patologi relasi sosial)
yang bernama “ketidaksetaraan gender” yang selama ini terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat, melalui kebijakan pembangunan yang
mengarusutamakan gender selaras dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
viii. Misi ini merupakan upaya untuk memelihara dan menumbuh kembangkan
kerukunan internal dan antar umat beragama; melaksanakan interaksi antar
budaya; menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan daerah Kabupaten
pg. 14
Mojokerto dalam kehidupan sehari-hari guna memantapkan persatuan dan
landasan spiritual, moral, serta etika pembangunan bangsa dan daerah
Kabupaten Mojokerto.
ix. Mewujudkan kondisi masyarakat yang aman, damai dan tenang, di dalam
lingkungan yang tertib.
xiii. Mewujudkan pengelolaan dan pelestarian Sumber Daya Alam (SDA) dan
Lingkungan Hidup secara berkelanjutan.
xiv. Misi ini merupakan upaya untuk menata dan memanfaatkan SDA secara
optimal dan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup, sehingga
SDA yang ada di Kabupaten Mojokerto dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan.
xvi. Misi ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas anggota masyarakat
dalam memahami simbul dan substansi nilai-nilai keagamaan; dan kualitas
anggota masyarakat dalam mengamalkan substansi nilai-nilai keagamaan.
pg. 15
xvii. Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten Mojokerto yang
berkualitas.
xviii. Misi ini merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan SDM Kabupaten
Mojokerto untuk: menguasai, menerapkan, dan menciptakan IPTEK yang
unggul sehingga kualitas keahlian dan keterampilan menjadi semakin tinggi;
daya inovasi, imajinasi dan kreatifitas menjadi semakin baik.
xxi. Menjadikan Kabupaten Mojokerto sebagai pusat tujuan wisata Budaya dan
religius di Jawa Timur.
Pada tahap pertama RPJM ini diarahkan pada peningkatan kegiatan ekonomi dan
pendapatan masyarakat yang yang berbasis pada sektor industri, jasa, pariwisata,
pertanian, koperasi, usaha mikro, usaha kecil dan menengah.
pg. 16
“Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ke–2 (2011 –2015)”
Pada tahap ke-2 RPJM ini diarahkan untuk memantapkan penataan kembali
pembangunan di segala bidang sehingga kesejahteraan masyarakat dan pemerataan
hasil-hasil pembangunan menjadi semakin baik, jumlah penduduk miskin terus
menurun dan angka pengangguran juga terus berkurang. Sehingga pada tahap ini
struktur ekonomi Kabupaten Mojokerto menjadi semakin baik.
Pada tahap ke-3 RPJM ini diarahkan untuk mewujudkan Kabupaten Mojokerto
yang maju, adil, makmur, tentram, dan beradab melalui percepatan, pemerataan
pembangunan di segala bidang, pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana
dan terkendali, serta memacu peningkatan kualitas sumber daya manusia. Struktur
ekonomi berbasis sektor industri, jasa, pariwisata, koperasi, usaha mikro, usaha kecil
dan menengah yang didukung oleh sektor pertanian yang semakin terpadu dan
semakin handal.
pg. 17
2.1.4 RPJMD Mojokerto
Visi Misi Dalam RPJM Kabupaten Mojokerto 2016 – 2021
Dalam RPJM Kabupaten Mojokerto 2016 – 2021 memiliki visi untuk 5 (lima) tahun
kedepan yang menjadi visi pembangunan pemerintahan Kabupaten Mojokerto untuk
periode tahun 2016 – 2021 adalah:
Penjelasan lebih lanjut untuk memahami visi yang ada dalam RPJMD Kabupaten
Mojokerto adalah sebagai berikut :
a. Mandiri
b. Sejahtera
Yang dimaksud sejahtera dalam hal ini memiliki arti bahwa kebutuhan dasar
masyarakat Kabupaten Mojokerto telah terpenuhi secara lahir dan batin.
Masyarakat dapat memperoleh pelayanan publik dalam hal perekonomian,
pendidikan, dan kesehatan yang berkualitas, merata, dan terjangkau.
Sejahtera juga memiliki arti tingginya mutu Sumber Daya Manusia (SDM)
masyarakat Kabupaten Mojokerto, yang disertai dengan kelayakan tingkat
kesejahteraan ekonomi dalam keseimbangan dengan konservasi dan
perlingdungan lingkungan hidup serta tingkat kesejahteraan sosial-budaya.
c. Bermartabat
Bermartabat dalam hal ini memiliki arti terkait dengan simbolisasi dari
kebersaran nilai yang dijunjung tinggi oleh leluhur.
pg. 18
d. Pengembangan basis perekonomian
Yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu manajemen sumber daya melalui
kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi barang serta asa untuk memenuhi
kebutuhan permintaan dan penawaran serta dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan.
e. Pendidikan
Yang dimaskud dalam hal ini adalah suatu usaha serta proses bimbingan bagi
setiap individu untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih
tinggi mengenai objek tertentu serta untuk membentuk kepribadian yang baik
serta unggul.
f. Kesehatan
Yang dimaksud dalam hal ini adalah kondisi yang stabil dari badan, jiwa dan
lingkungan, meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang prinsip – prinsip
kesehatan individu maupun keluarga serta sarana dan prasarana yang
menunjang sehingga memungkinkan setiap orang untuk hidup secara sosial
dan ekonomis.
Strategi dan arahan yang perlu ditempuh untuk mewujudkan program pembangunan
yang mendukung Misi 3 adalah sebagai berikut :
Pengentasan kemiskinan;
pg. 19
Peningkatan produksi hasil peternakan;
Dengan ukuran untuk mengetahui keberhasilan Misi tersebut dengan melihat tingkat
kesejahteraan ekonomi yang diukur dengan :
Sasaran :
pg. 20
3. Tumbuh dan berkembangnya usaha agrobisnis, agroindustri, dan pariwisata
serta ketertiban UMKM secara aktif.
Strategi :
3. Mengentaskan kemiskinan;
Kebijakan Umum :
3. Pengentasan kemiskinan;
Dari 8 kebijakan umum yang ada, semua kebijakan tersebut diteruskan kedalam
bentuk program yang adalah instrument kebijakan yang berisi kegiatan untuk
pg. 21
dilaksanakan agar mencapai tujuan dan sasaran. Dengan program untuk setiap
kebijakan adalah sbb:
pg. 22
g. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja;
pg. 23
sumberdaya dan kompetensi daerah dalam menggerakkan perekonomian daerah
untuk mengatasi persoalan kemiskinan, pengangguran dan menciptakan
pembangunan berkelanjutan menemukan momentumnya di tengah arus ekonomi
global. Strategi pengembangan ekonomi daerah yang tepat diharapkan mampu
mengenali dan menggali potensi ekonomi produktif yang berdaya saing (knowledge
based economy) sekaligus berbasis sumber daya daerah (local resources based
economy).
Secara nasional Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah penting, hal ini
dikarenakan ada beberapa alasan utama, antara lain adalah:
3. Wilayah Indonesia luas dengan kondisi dan potensi unggulan daerah yang
beragam, oleh karena itu:
Potensi ekonomi lokal akan lebih efektif dan efisien jika dikelola oleh Daerah.
pg. 24
3) Retensi Bisnis. Bisnis merasa dihargai oleh masyarakat dan, pada gilirannya,
lebih masyarakat akan cenderung untuk tinggal di daerah tersebut, dan akan
memberikan memberikan kontribusi bagi perekonomian daerah tersebut.
5) Basis ekonomi yang lebih kuat berarti pelayanan publik tidak terlalu
bergantung kepada pengaruh antar pemerintah dan aliansi, yang dapat
berubah kebijakannya pada setiap pemilihan kepala daerah.
7) Kualitas Hidup . Peningkatan basis pajak yang lebih lanjut akan meningkatkan
pajak lokal dan peningkatan kesempatan bekerja akan meningkatkan
pg. 25
Pengembangan ekonomi lokal merupakan suatu bentuk proses pembangunan
masyarakat, yang mencakup pembentukan institusi – institusi baru, pembangunan
industri alternatif dan perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan
produk/jasa yang lebih baik, identifikasi pasar baru,
alih IPTEK dan pengembangan usaha baru. Isu
utama pembangunan ekonomi dalam konsep
pengembangan ekonomi lokal merupakan formulasi
kebijakan – kebijakan pembangunan yang
didasarkan pada kekhasan atau karakteristik khusus
yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. PEL
memiliki beberapa aspek utama yaitu proses
manajemen, kelompok sasaran, faktor lokasi, kesinergian dan fokus kebijakan,
pembangunan berkelanjutan, dan tata pemerintahan.
Faktor lokasi terukur, Akses ke dan dari lokasi, akses ke pelabuhan laut dan
udara, sarana transportasi, infrastruktur komunikasi, infrastruktur energi,
ketersediaan air bersih, tenaga kerja terampil,Jml Lembaga Keuangan lokal,
Faktor lokasi tdk terukur untuk dunia usaha, Peluang kerjasama, Lembaga
Penelitian
pg. 26
Faktor lokasi tidak terukur individual, Kualitas: pemukiman, lingkungan,
fasilitas pendidikan dan pelatihan, pelayanan kesehatan,sarana, dan etos
kerja SDM.
pg. 27
Diagnosa secara partisipatif , berupa Analisis dan Pemetaan: potensi
ekonomi, daya saing, kondisi politis lokal, serta identifikasi stakeholder
pg. 28
Pada tahap ini terbagi menjadi empat langkah, yaitu pengumpulan data,
analisis data, pemetaan status PEL, dan identifikasi faktor pengungkit PEL.
Pada tahap pengumpulan data bertujuan sebagai mengumpulkan informasi
melalui FGD, yang selanjutnya akan dianalisa melalui dengan menggunakan
Rapid Assessment Techniques for Local Economic Development (RALED).
Selanjutnya adalah memetakan PEL pada suatu wilayah ataupun status PEL
suatu komoditi pada suatu wilayah dengan output komoditi pada suatu wilayah
yang dapat dipetakan. Pada aspek PEL, < 50% buruk, 50-75% baik, > 75%
sangat baik. Pada tahap terakhirm disusun identifikasi faktor pengungkit PEL.
4. Pelaksanaan
Pada tahap ini dijalankan rencana dan rencana bisnis PEL yang telah
disusun sebelumna sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Outputnya berupa
kebijakan.
pg. 29
sendiri merupakan daerah yang memiliki karakteristik yang sama baik secara alam
maupun manusia yang memiliki batas administratif yang jelas sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku
Secara garis besar, teori perkembangan wilayah di bagi atas 4 (empat) kelompok
yaitu: Kelompok pertama adalah teori yang memberi penekanan kepada
kemakmuran wilayah (local prosperity). Kelompok kedua menekankan pada
sumberdaya lingkungan dan faktor alam yang dinilai sangat mempengaruhi
keberlanjutan sistem kegiatan produksi di suatu daerah (sustainable production
activity). Kelompok ini sering disebut sebagai sangat peduli dengan pembangunan
berkelanjutan (sustainable development). Kelompok ketiga memberikan perhatian
kepada kelembagaan dan proses pengambilan keputusan di tingkat lokal sehingga
kajian terfokus kepada governance yang bisa bertanggung jawab (resposnsible) dan
berkinerja bagus (good). Kelompok keempat perhatiannya tertuju kepada
kesejahteraan masyarakat yang tinggal di suatu lokasi (people prosperity).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan wilayah
antara lain dipengaruhi oleh aspek-aspek keputusan lokasional, terbentuknya sistem
perkotaan, dan mekanisme aglomerasi. Istilah pertumbuhan wilayah dan
perkembangan wilayah sesungguhnya tidak bermakna sama. Pertumbuhan dan
perkembangan wilayah merupakan suatu proses kontiniu hasil dari berbagai
pengambilan keputusan di dalam ataupun yang mempengaruhi suatu wilayah.
Perkembangan wilayah senantiasa disertai oleh adanya perubahan struktural.
Wilayah tumbuh dan berkembang dapat didekati melalui teori sektor (sektor theory)
dan teori tahapan perkembangan (development stages theory). Teori sektor diadopsi
dari Fisher dan Clark yang mengemukakan bahwa berkembangnya wilayah, atau
perekonomian nasional, dihubungan dengan transformasi struktur ekonomi dalam
tiga sektor utama, yakni sektor primer (pertanian, kehutanan dan perikanan), serta
sektor tertier (perdagangan, transportasi, keuangan dan jasa). Perkembangan ini
ditandai oleh penggunaan sumber daya dan manfaatnya, yang menurun di sektor
primer, meningkat di sektor tersier, dan meningkat hingga pada suatu tingkat tertentu
di sektor sekunder
Menurut Direktorat Jenderal Penataan Ruang (2005) prinsip-prinsip dasar dalam
pengembangan wilayah adalah:
1. Sebagai growth center Pengembangan wilayah tidak hanya bersifat internal
wilayah, namun harus diperhatikan sebaran atau pengaruh (spread effect)
pg. 30
pertumbuhan yang dapat ditimbulkan bagi wilayah sekitarnya, bahkan secara
nasional.
pg. 31
yang lain. Daerah memiliki berbagai sumber daya, seperti tanah, sumber daya
alam, modal, tenaga kerja, dan teknologi keahlian. Biaya produksi antar
daerah berbeda, karena sumber daya yang tidak merata. Efisisensi
mensyaratkan bahwa daerah dengan opportunity cost yang lebih rendah,
mengekspor barang ke daerah yang mempunyai opportunity cost yang lebih
tinggi (Edwards, 2007).
c. Shift-Share Analysis
pg. 32
pertumbuhan inilah yang merupakan keuntungan kompetitif daerah yang
dapat mendorong pertumbuhan ekspor daerah bersangkutan.
d. Model Neo-klasik
pg. 33