Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN LANSIA ( REMATIK , HIPERTENSI DAN KATARAK )

Pokok Bahasan : Kesehatan Lansia (Rematik, Hipertensi dan Katarak)


Hari / Tanggal : Rabu, 22 Januari 2020
Waktu : 08.00 s/d Selesai
Sasaran : Seluruh Lansia RW 05 Kelurahan Padang Serai
Penyaji : Yosi Angreini

A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari
proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap
individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik
maupun mental, khususnya kemunduran dalam fungsi dan struktur yang dapat
menyebabkan penyakit degeneratif misal Hipertensi, Reumatik dan Katarak serta
berbagai kemampuan yang pernah dimilikinya (Pratiwi,2013; dalam Marasinta,
2016).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan Kesehatan Lansia diharapkan Lansia dapat
memahami apa-apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan masyarakat Lansia dapat :
a. Menjelaskan Pengertian Lansia.
b. Mengetahui Tentang Pola Makan dan Menu yang cocok untuk Lansia.
c. Mengetahui Penyakit yang sering diderita Lansia ( Rematik, Hipertensi dan
Katarak ).
d. Mengetahui Cara Pencegahan Penyakit Lansia.
e. Mengetahui Tanda dan Gejala Penyakit Lansia.

C. MATERI
( Telampir )

D. MEDIA
1. Laptop dan LCD
2. Lefleat
3. Speaker, Micropone

E. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi

C. SASARAN
Seluruh Lansia RW 05 Kelurahan Padang Serai.

D. WAKTU PELAKSANAAN
Tempat : Lapangan Volley RT 10 RW 05 Kelurahan Padang Serai.
Hari / tanggal : Rabu , 22 Januari 2020
Waktu : 08.00 WIB

E. PEMBAGIAN
1. Pendahuluan
Pembukaan dan menjelaskan tujuan
2. Penyajian
Menjelaskan materi ( Sesuai tujuan khusus)
3. Penutup
Merangkum dan melakukan evaluasi
Tahapan-tahapan :
No Kegiatan Respon peserta Waktu
1 Pendahuluan :
 Menyampaikan salam  Membalas salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan 25 Menit
 Mengecek Tekanan Darah  Mengikuti Instruktur
sebelum memulai Senam
Antihipertensi Lansia.
Mengikuti Instruksi yang
2 Melakukan Senam Antihipertensi 20 Menit
diberikan
3 Penyampaian materi :
 Menjelaskan Pengertian
Lansia.
 Mengetahui Tentang Pola
Makan dan Menu yang cocok
untuk Lansia. Mendengarkan dan 25 Menit
 Mengetahui Penyakit yang Memperhatikan
sering diderita Lansia
(Rematik, Hipertensi dan
Katarak).
 Mengetahui Cara Pencegahan
Penyakit Lansia.
 Mengecek Kembali Tekanan
Darah Setelah melakukan
Senam Antihipertensi.
4 Penutup :
 Tanya jawab / Tanggapan  Menyampaikan pertanyaan
 Feedback Peserta  Memberikan respon
 Mengecek Kembali Tekanan  Mendengarkan 25 menit
Darah Setelah melakukan  Menjawab salam
Senam Antihipertensi.
 Menyimpulkan Hasil
 Salam Penutup

F. SETTING DAN TEMPAT

M F

F F
MASYARAKAT

F RW 05 F

F F
F
KET :

F : Fasilitator M : Moderator

F : Moderator M RW 05 : Masyarakat
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Warga RW 05 Padang Serai hadir ditempat penyuluhan.
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Lapangan Volley RT 10 RW
05 Keluraan Padang Serai.
2. Evaluasi Proses
a) Warga melakukan senam Antihipertensi.
b) Warga antusias terhadap materi penyuluhan.
c) Warga tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum kegiatan selesai.
d) Warga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
4. Evaluasi Hasil
a) Warga melakukan senam Antihipertensi.
b) Warga mengerti tentang, dapat menyebutkan pengertian, pola makan
lansia, menu makan bagi lansia, penyakit pada lansia, pencagahan serta
tanda dan gejala.
c) Warga hadir saat pertemuan/penyuluhan.
Lampiran

PENYAKIT PADA LANSIA


( HIPERTENSI, REUMATIK DAN KATARAK )

A. Teori Penuaan
1. Teori Biologis
a) Biological Programming Theory
Teori program biologis merupakan suatu proses sepanjang kehidupan
sel yang terjadi sesuai dengan sel itu sendiri. Teori waktu kehiduan makhluk
memperlihatkan adanya kemunduran biologis, kognitif, dan fungsi
psikomotor yang tidak dapat dihindari dan diperbaiki, walaupun perubahan
diet atau hipotermi dalam waktu yang lama dapat menunda proses tersebut.
Wear and Tear Theory.
Teori wear and tear ini menyatakan bahwa perubahan struktur dan
fungsi dapat dipercepat oleh perlakuan kejam dan diprlambat oleh
perawatan. Masalah-masalah yang berkaitan dengan penuaan merupakan
hasil dari akumulasi stres, trauma, luka, infeksi, nutrisi yang tidak adekuat,
gangguan metabolik dan imunologi, dan perlakuan kasar yang lama.Konsep
penuaan ini memperlihatkan penerimaan terhadap mitos dan stereotif
penuaan.
b) Stress-Adaptasi Theory
Teori adaptasi stres ini menegaskan efek positif dan negatif dari stres
pada perkembangan biopsikososial. Sebagai efek positif, stres menstimulasi
seseorang untuk melakukan sesuatu yang baru, jalan adaptasi yang lebih
efektif. Efek negatif dari stres bisa menjadi ketidakmampuan fungsi karena
perasaan yang terlalu berlebihan. Stres sering di asumsikan dapat
mempercepat proses penuaan. Stres dapat mempengaruhi kemampuan
penerimaan seseorang, baik secara fisiologi, psikologis, sosial dan ekonomi.
Hal ini dapat berakibat sakit atau injuri.
2. Teori Psikologis
a) Erikson’s Stage of Ego Integrity
Teori Erikson tentang perkembangan manusia mengidentifikasi tugas
yang harus dicapai pada setiap tahap kehidupan. Tugas terakhir,
berhubungan dengan refleksi tentang kehidupan seseorang dan
pencapaiannya, ini diidentifikasi sebagai integritas ego. Jika ini tidak
tercapai maka akan mengakibatkan terjadinya gangguan.
b) Life Review Theory
Pada lansia, melihat kembali kehidupan sebelumnya merupakan
proses yang normal berkaitan dengan pendekatan terhadap kematian.
Reintegrasi yang sukses dapat memberikan arti dalam kehidupan dan
mempersiapkan seseorang untuk mati tanpa disertai dengan kecemasan dan
rasa takut. Hasil diskusi terakhir tentang proses ini menemukan bahwa
melihat kembali kehidupan sebelumnya merupakan salah satu strategi untuk
merawat masalah kesehatan jiwa pada lansia.
c) Stability of Personality
Perubahan kepribadian secara radikal pada lansia dapat
mengakibatkan penyakit otak. Para peneliti menemukan bahwa periode
krisis psikologis pada saat dewasa tidak akan terjadi pada interval regular.
Perubahan peran, perilaku dan situasi membutuhkan respon tingkah laku
yang baru. Mayoritas lansia pada studi ini memperlihatkan adaptasi yang
efektif terhadap kebutuhan ini.
3. Teori Sosiokultural
a) Disengagement Theory
Postulat pada teori ini menyatakan bahwa lansia dan penarikan diri
dari lingkungan sosial merupakan bagian dari proses penuaan yang normal.
Terdapat stereotype yang kuat dari teori ini termasuk ide bahwa lansia
merasa nyaman bila berhubungan dengan orang lain seusianya.
b) Activity Theory
Teori aktivitas berpendapat bahwa penuaan harus disertai dengan
keaktifan beraktifitas sebisa mungkin. Teori ini memperlihatkan efek
positif dari aktivitas terhadap kepribadian lansia, kesehatan jiwa, dan
kepuasan dalam hidup.
c) The Family in Later Life
Teori keluarga berfokus pada keluarga sebagai unti dasar
perkembangan emosi seseorang. Teori ini berpendapat bahwa pusat proses
siklus kehidupan adalah perubahan sistem hubungan dengan orang lain
untuk medukung fungsi masuk, keluar dan perkembangan anggota
keluarga. Gejala fisik, emosi, dan sosial dipercaya merupakan repleksi dari
masalah negosiasi dan transisi pada siklus kehidupan keluarga.
B. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menu Bagi Lansia
1. Menu Makan untuk Lansia
a) Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang seperti pedas, atau
asam karena dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan.
b) Mengurangi pemakaian garam yakni tidak lebih dari 4 gram perhari untuk
mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
c) Mengurangi santan, daging yang berlemak dan minyak agar kolesterol darah
tidak tinggi.Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi seperti susu
dan ikan. Pada lanjut usia khususnya ibu-ibu yang menopause sangat perlu
mengonsumsi kalsium untuk mengurangi risiko keropos tulang.
d) Memperbanyak makanan serat, sayuran mentah agar pencernaan lancar dan
tidak sembelit.
e) Menggurangi mengonsumsi gula dan maknan yang mengandung karbohidrat
tinggi agar gula darah.
f) Pada lanjut usia (lansia), akibat proses menua yang menyebabkan fungsi
organ-organ dan sel-sel tubuh yang menurun, maka penyakit-penyakit selalu
mengintai dan siap menyerang para lansia kapan saja, apalagi jika kita tidak
memperdulikan tanda-tanda yang membahayakan kesehatan, seperi.tekanan
darah tinggi, kadar kolesterol, gula dan asam urat yang tinggi di dalam
darah, perubahan berat badan dan lain-lain.

Bagaimana kiat agar para lansia selalu dalam kesehatan yang prima dan
terhindar dari deretan penyakit yang mematikan tersebut ? Jawabannya adalah
dengan mengatur hidup anda. Mulai saat ini, anda perlu memahami tiga hal
yang dapat anda lakukan sendiri, yaitu mengatur pola makan setiap hari,
mengatur aktivitas dan mengawasi tanda-tanda yang membahayakan kesehatan
yang didapati pada tubuh.

2. Pola Makan
Salah satu ajaran Hipocrates (Bapak ilmu kedokteran) adalah let food
be your medicine yang berarti makanan/pola makan erat kaitannya dengan
timbulnya beragam penyakit. Tips hidup sehat sehubungan dengan makanan
adalah pada jam makan selingan, yaitu antara jam 9-10 pagi dan jam 3-4 sore
hindari memakan makanan tinggi kalori seperti wafer, donat, coklat, es krim
dan lain-lain, dan sebagai penggantinya adalah buah-buahan tinggi serat tetapi
rendah kalori. Hindari waktu makan malam yang terlalu dekat dengan waktu
tidur, paling sedikit 3 jam sebelumnya, karena pada waktu tidur aktivitas tubuh
sangat rendah sehingga penyerapan makanan menjadi paling banyak.
Demikian juga, hindari makanan atau minuman yang serba manis
karena kandungan gulanya sangat cepat diedarkan ke seluruh tubuh, biasakan
minum air putih atau yang mengandung serat yang rendah kalori yang dapat
mengurangi penyerapan gula dan kolesterol. Kebiasaan. mengkonsumsi
makanan yang tinggi kolesterol seperti jeroan perlu dikurangi dan jangan
menggunakan minyak goreng bekas (jelanta) karena merupakan racun bagi
tubuh (radikal bebas).
C. Penyakit Pada Lansia
1. Rematik
a) Pengertian
Rematik atau biasa disebut arthritis adalah penyakit yang menyerang
persendian dan struktur di sekitarnya.
b) Penyebab
Masalah kekebalan tubuh berbalik menyerang jaringan persendian.
Hal ini mengakibatkan tulang rawan di sekitar sendi menipis dan
membentuk tulang baru. Pada saat tubuh digerakkan, tulang-tulang di
persendian bersinggungan sehingga memicu rasa nyeri.
c) Gejala
1) Nyeri persendian setelah beraktivitas.
2) Nyeri pada saat cuaca berubah dari panas ke dingin.
3) Peradangan dan hiangnya fleksibilitas sendiri.
4) Sendi terlihat kemerahan dan terasa panas.
5) Sendi kaku di pagi hari.
6) Sendi bengkak, gerak terbatas, nyeri persendian.
d) Pencegahan
1) Olahraga secara teratur
2) Periksa kesehatan secara teratur
3) Memperhatikan pola makan. Untuk mencegah penyakit rematik, Anda
juga bisa memperhatikan makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi bagi penderita rematik. Makanan yang boleh dimakan antara
lain telur, nasi, jagung, roti, daging ayam, ikan, tahu, tempe, dan kentang
4) Makanan yang tidak boleh do konsumsi Sayuran seperti : Daun bayam,
kangkung, daun singkong, daun jambu mete, asparagus, buncis, dan
kembang kol.
5) Buah-buahan seperti : durian, alpukat, nanas dan air kelapa
6) Makanan/lauk pauk: Jeroan seperti hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru
dan otak, sate kambing, daging bebek, telur, dan kaldu atau kuah daging
yang kental
7) Makanan laut: udang, kerang, cumi, dan kepiting
8) Makanan kaleng: kornet, sarden dan ekstrak daging
9) Kacang-kacangan dan emping mlinjo: kacang tanah, kacang hijau,
kacang kedelai, tempe, tauco, tauge, oncom, dan susu kedelai.
10) Minuman dan makanan beralkohol : Bir, Wiski, Anggur, Tape, Dan
Tuak.
e) Pengobatan
1) Pereda nyeri NSAID (Obat antiinflamasi nonsteroid), seperti ibuprofen
atau naproxen untuk mengurangi rasa sakit dan mengurangi peradangan
akibat rematik.
2) Steroid.
3) Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD).
4) Biologic agents, dikenal juga sebagai obat pengubah respons biologis atau
DMRAD biologis.
Makanan yang tidak boleh dimakan antara lain :
1) Konsumsi Sayuran seperti : Daun bayam, kangkung, daun singkong, daun
jambu mete, asparagus, buncis, dan kembang kol.
2) Buah-buahan seperti : durian, alpukat, nanas dan air kelapa
3) Makanan/lauk pauk: Jeroan seperti hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru
dan otak, sate kambing, daging bebek, telur, dan kaldu atau kuah daging
yang kental
4) Makanan laut: udang, kerang, cumi, dan kepiting
5) Makanan kaleng: kornet, sarden dan ekstrak daging
6) Kacang-kacangan dan emping mlinjo: kacang tanah, kacang hijau, kacang
kedelai, tempe, tauco, tauge, oncom, dan susu kedelai.
7) Minuman dan makanan beralkohol : Bir, Wiski, Anggur, Tape, Dan Tuak.
2. Hipertensi
a) Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memekan obat anti hipertensi.
b) Penyebab
1) Faktor keturunan
2) Obesitas (kegemukan)
3) Kurang Olah Raga
4) Strees
5) Minum Alkohol dan merokok
6) Banyak makan garam
7) Terlalu banyak minum kopi
c) Gejala
1) Sakit kepala dan pusing
2) Tekanan darah > 140/90 mmHg
3) Tersa sakit didaerah tengkuk
4) Mudah marah
5) Telinga berdengung
6) Susah tidur
7) Mual muntah
8) Pegal dibahu
9) Kurang nafsu makan
d) Pencegahan
1) Menghindari makanan tinggi garam dan berpengawet
2) Menghindari dan mengurangi BB yang berlebihan
3) Tidak merokok dan tidak minum alcohol
e) Pengobatan
1) Istirahat yang cukup
2) Olah raga secara teratur
3) Minum obat secara teratur (Bila ada)
4) Memeriksakan tekanan darah (Tensi) secara teratur
5) Makanan yang diperbolehkan semua makanan yang pengolahannya tanpa
garam dapur, tanpa soda kue, tanpa MSG (Vetsin), rendah kolesterol dan
tanpa pengawet.
6) Hindari daging / dendeng, ikan asin, telur asin, kopi, MSG (Vetsin),
jeroan, kecap asin, dan acar.
3. Katarak
a) Pengertian
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih.
Biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran
(katarak kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam
maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit
sistemik, pemajanan radiasi, pemajanan yang lama sinar ultraviolet, atau
kelainan mata lain seperti uveitis anterior (Suzzane C Smeltzer, 2002).
b) Penyebab
1) Mata yang terlalu sering terpapar sinar matahari.
2) Penyakit tertentu, misalnya diabetes, kerusakan retina yang diturunkan
(retinitis pigmentosa), atau radang pada lapisan tengah mata (uveitis).
3) Konsumsi kortikosteroid dalam jangka panjang.
4) Pernah menjalani operasi mata.
5) Pernah mengalami cedera pada mata.
6) Memiliki keluarga dengan riwayat katarak.
7) Pola makan yang tidak sehat dan kekurangan
8) Konsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak secara rutin.
9) Merokok.
c) Gejala
1) Pandangan samar dan berkabut.
2) Mata semakin sensitif saat melihat cahaya yang menyilaukan.
3) Melihat lingkaran cahaya di sekeliling sumber cahaya.
4) Sulit melihat dengan jelas saat malam hari.
5) Warna terlihat pudar atau tidak cerah.
6) Objek terlihat ganda.
7) Ukuran lensa kacamata yang sering berubah.
d) Pencegahan
1) Memeriksa mata secara teratur.
2) Mengurangi konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat
meningkatkan risiko katarak.
3) Memakai kacamata hitam. Sinar ultraviolet dari matahari dapat
meningkatkan risiko katarak.
4) Mengontrol berat badan.
5) Makan buah dan sayur.
e) Pengobatan
1) Operasi katarak Small incision cataract surgery (phacoeulsification).
Operasi ini dilakukan dengan melakukan insisi kecil pada tepi kornea.
Dokter menyinarkan gelombang ultrasound untuk menghancurkan lensa
lalu diambil menggunakan penghisap dan Extracapsular surgery yang
membutuhkan insisi yang lebih lebar untuk mengeluarkan inti lensa yang
berkabut. Sisa lensa dikeluarkan dengan menggunakan penghisap,
operasi ini membutuhkan waktu sekitar 1 jam dan tanpa rasa nyeri.
2) Pergi ke dokter jika masalah penglihatan Anda sudah mengganggu
aktivitas harian Anda.
3) Periksakan mata Anda secara teratur pada dokter ahli kacamata anda.
4) Lindungi mata Anda dari benturan dan cahaya matahari yang terlalu
lama. Gunakan kacamata yang melindungi 100% dari sinar ultraviolet
baik UVA dan UVB, khususnya selama musim panas.
5) Pertahankan kadar gula darah dalam rentang yang normal jika Anda
menderita diabetes. Katarak lebih cepat berkembang jika kadar gula
darah Anda tinggi.
6) Perbaiki pencahayaan di rumah Anda.
7) Gunakan kaca pembesar saat membaca.
8) Batasi kebiasaan menyetir di malam hari.
D. Pencegahan Penyakit Lansia
Menua secara fisiologis ditandai dengan semakin menghilangnya fungsi
dari banyak organ tubuh. Bersamaan dengan itu meningkat pula insiden penyakit
seperti coronary arterial disease (CAD), penyakit-penyakit serebrovaskular,
penyakit ginjal dan paru. Hal ini akan menyebabkan semakin cepatnya tubuh
kehilangan fungsi-fungsi organnya. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk
mencegah, menunda, atau menemukan dan mengenali secara dini berbagai
penyakit atau gangguan kesehatan, serta mengatasi penyakit-penyakit yang
muncul untuk mencegah komplikasi. Upaya tersebut disebut pencegahan primer,
sekunder, dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk
menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.
Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) :
a) Stop merokok,
b) Turunkan kolesterol,
c) Obati tekanan darah tinggi,
d) Latihan jasmani yang bersifat aerobik,
e) Pelihara berat badan ideal,
f) Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan,
g) Kelola dan kurangi stres.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini
adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana
sedini mungkin pula :
a) Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan payudara
sendiri (sarari), setiap bulan setelah selesai menstruasi, dan pemeriksaan
payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia 40 tahun, mamografi setiap
tahun setelah usia 40 tahun.
b) Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap tahun pada orang dewasa setelah
usia 40 tahun.
c) Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun.
d) Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap tahun antara 50 sampai dengan 70
tahun.
e) Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun.
f) Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan pemeriksaan urin
lengkap.
g) Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan 1 kopi hasil EKG tersebut
kepada pasien. Manakala pasien mengalami masalah jantung (nyeri dada),
hasil EKG tersebut dapat diberikan ke dokter yang melayaninya untuk
digunakan oleh sang dokter dalam membuat penilaian klinis.
h) Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan setiap
tahun setelah berusia 40 tahun.
i) Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona setiap 1-3 tahun
setelah usia 50 tahun.
j) Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50 tahun.
k) Pengkajian fungsi fisik dan mental.
3. Pencegahan Tersier
Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus
dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien
serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang diderita pasien
dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan
kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita agar tidak
timbul komplikasi atau penyulit.
Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan
kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di
dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan
bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya
menghentikan pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan
kemudian timbul berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam
nyawa.

Anda mungkin juga menyukai