Anda di halaman 1dari 11

JENIS KETRAMPILAN : MENERIMA PASIEN BARU DI KAMAR BERSALIN

NO ASPEK YANG DI NILAI


I PERSIAPAN ALAT
1. Pemeriksaan / Persiapan Fisik
 Meja Kursi
 Tempat tidur yang memadai
 Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
 Tensimeter & stetoskop dan thermometer (bila perlu)
 Funandoscope
 Jangka panggul
 Kain penutup atau selimut
 Reflek hammer
 Pita pengukur
 Handscoen untuk memeriksa dalam /vt
 Kapas steril & air DTT
 Korentang
 Bengkok
 Alat cuci tangan (air mengalir, desinfektan, sabun,
handuk)
 Haemometer (Hb set)
 Buku cacatan pemeriksaan
 Alat tulis sesuai kebutuhan
2. Persiapan pasien
 Pasien disuruh BAK & cuci kaki
3. Persiapan petugas
 Perhatian kesehatan, kebersihan, kerapian diri
 Perhatikan cara berbusana, berbicara, keramahan dan
kewibawaan (sentuhan kasih saying)
 Ucapkan do’a sebelum dan sesudah kerja
 Beri salam & beritahukan kepada ibu setiap
pertolongan / pelayanan yang akan diberikan
II LANGKAH-LANGKAH
Menentukan ibu inpartu / persalinan palsu dengan cara :
1. Anamnesa (umum, keluarga, medis, kebidanan)
2. Pemeriksaan umum :
 Penimbangan berat badan & tinggi badan
 Pengukuran tekanan darah
3. Pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskulasi & perkusi dan periksa
dalam ( VT )
4. Pemeriksaan penunjang bila diperlukan meliputi laboratorium
dan radiologi
III WAKTU KERJA
 Kecepatan
IV SIKAP
1. Teliti
2. Sabar
3. Sopan
4. Merapikan pasien
V PENYELESAIAN
1. Merapikan alat
2. Merapikan pasien
3. Pencatatan dan laporan
Jumlah
Tanggal
Lahan Praktek / Lapangan
Nama Pembimbing
Tanda Tangan Pembimbing

JENIS KETRAMPILAN : MENOLONG PERSALINAN KALA I

NO ASPEK YANG DI NILAI


I PERSIAPAN ALAT
1. Partograf
2. Alat tulis
3. Lembar observasi untuk pasien yang belum masuk fase akhir
4. Lembar informed consent
5. Kateter set
6. Peralatan makan & minum
7. Makanan & minuman
8. Perlengkapan untuk kenyamanan ibu (handuk kecil)
PERSIAPAN KELUARGA
Keluarga harus selalu mendapingi ibu yang inpartu (suami, orang tua,
atau keluarga lain)
II LANGKAH-LANGKAH
1. Memantau kemajuan persalinan dengan partograf
2. Pemenuhan kebutuhan nutrisi & cairan
3. Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
4. Pemenuhan kebutuhan istirahat
5. Pengosongan kandungan kemih & rectum (bila diperlukan)
6. Dukungn psikologis & supporting (baik dari keluarga &
petugas)
7. Memberikan penjelasan pada ibu tentang :
 Macam posisi persalinan
 Cara mengejan
 Tehnik bernafas
8. Informed consent
9. Menentukan posisi & ambulasi
10. Persiapan alat untuk persalinan
a. Ibu
 Partus set
 Klem anatomis 2 buah
 Gunting tali pusat 1 buah
 Gunting episiotomy 1 buah
 Pengikat tali pusat / klem tali pusat
 Kasa steril
 Duk steril
 Handscoen 2 pasang
 Hecting pack
 Nald volder 1 buah
 Gunting 1 buah
 Jarum segitiga & bundar 2 buah
 Kasa steril
 Duk steril
 Handscoen steril 1 pasang
 Spuit 2.5 cc 1 buah
 Spuit 5 cc 1 buah
 Oksitosin 2 ampul
 Lidocain 2 % 1 ampul
 Metal ergometrin 1 ampul
 Aquadest
 Bengkok, gelas ukur
b. Bayi
 Handuk bersih 2 buah
 Pakaian bayi lengkap
 Kasa steril untuk membungkus tali pusat
 Tempat plasenta
 Alcohol 70 %
11. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan

III ABNORMAL & KEGAWAT DARURATAN & DENGAN INTERVENSI YANG


SESUAI / RUJUKAN TEPAT WAKTU
IV WAKTU KERJA
 kecepatan
V SIKAP
1. Teliti
2. Sabar
3. Sopan
VI PENYELESAIAN
1. Merapikan alat
2. Merapikan pasien
3. Pencatatan dan laporan
Jumlah
Tanggal
Lahan Praktek / Lapangan
Nama Pembimbing
Tanda Tangan Pembimbing
JENIS KETRAMPILAN : MENOLONG PERSALINAN KALA II

NO ASPEK YANG DI NILAI


I MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II
 Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran
 Ibu merasa adanya tekanan pada anus
 Perineum menonjol
 Vulva dan anus membuka
II MENYIAPKAN PERALATAN
2. Menyiapkan dan memastikan kondisi peralatan dalam keadaan
baik dan siap
III MENYIAPKAN DIRI UNTUK MEMBERIKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
3. Memakai celemek plastic
4. Memastikan lengan / tangan tidak memakai perhiasan, memcuci
tangan dengan sabun dan air mengalir
5. Memakai satu sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam
6. Mengambil spuit sekali pakai dengan tangan yang bersarung
tangan, isi dengan oksitoksin & letakkan kembali ke dalam wadah
partus set
IV MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva perineum menggunakan kapas / kain dengan
gerakan dari vulva ke perineum (bila daerah perineum dan
sekitarnya kotor karena kotoran ibu yang keluar, bersihkan daerah
tersebut dari kotoran)
8. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan sudah
lengkap dan selaput ketuban sudah pecah
 Bila pembukaan belum lengkap, catat hasil pemeriksaan pada
partograf dan nilai kemajuan persalinan
 Bila selaput ketuban belum pecah : lakukan pemecahan
selaput ketuban
 Pastikan kepala sudah masuk, tidak teraba bagian kecil
janin atau tali pusat
 Masukkan kocher yang dipegang tangan kiri dengan
membimbing telunjuk dan jari tengah tangan kanan
hingga menyentuh selaput ketuban
 Saat his berkurang kekuatannya, gerakkan ujung jari tanga
kanan membimbing ujung kocher menggores selaput
ketuban hingga ketuban pecah
 Keluarkan kocher dari vagina ibu dengan tangan kiri,
masukkan kedalam ember berisi larutan klorin 0.5 %
 Pertahanka jari-jari tangan kanan tetap dalam vagina
sehingga yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali
pusat setelah selaput ketuban dipecahkan
 Keluarkan jari-jari tangan kanan dari vagina
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0.5 %, membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan meremdamnya dalam larutan klorin 0.5 %
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai
pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160/menit)
V MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
PIMPINAN MENERAN
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his, bila ia sudah
merasa ingin meneran
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
VI PIMPINAN MENERAN
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran
 Memimpin ibu untuk meneran pada saat timbul his,
menyesuaikan pimpinan meneran dengan kecepatan
persalinan /penurunan kepala
 Mendukung usaha ibu dengan meneran
 Member ibu kesempatan istirahat disaat tidak ada his
(diantara his)
 Meminta bantuan keluarga untuk member ibu minum saat
istirahat
 Memeriksa DJJ setiap kontraksi urerus selesai
 Bila belum mempunyai dorongan kuat untuk meneran, tunggu
hingga ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran
( maksimum 60 menit). Ibu dapat dianjurkan untuk ganti
posisi meneran : miring, jongkok, atau merangkak
 Bila bayi belum lahir setelah dipimpin meneran selam 2
jam/primipara 1 jam multipara, segera lakukan rujukan
VII PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN JANIN
14. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut
ibu
15. Mengambil kain bersih, melipat ⅓ bagian dan meletakkannya
dibawah bokong ibu
16. Membuka tutup partus set
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VIII MENOLONG KELAHIRAN BAYI
 Lahirnya kepala :
18. Saat sub-occiput tampak dibawah simfilis, tangan kanan
melindungi perineum dengan diatas lipatan kain di bawah bokong
ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak
terjadi defleksi yang terlalu cepat (minta ibu untuk tidak meneran
dengan bernafas pendek-pendek)
19. Setelah kepala lahir, mengusapkan kasa bersih untuk
membersihkan hidung dan mulut janin dari lender dan darah
 Bila didapatkan mekoneum pada air ketuban, segera lakukan
penghisapan lendir dari mulut dan hidung janin menggunakan
penghisap lendir De Lee
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
 Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat, minta ibu
berhenti meneran, dengan pertimbangan tangan kiri, pasang
klem di dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat
diantara dua klem tersebut
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan

 Lahirnya bahu :
22. Setelah kepala janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua
telapak tangan pada sisi kepala janin, tarik secara hati-hati kearah
bawah sampai bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara
hati-hati keatas sampai bahu posterior/belakang lahir

 Lahirnya bahu dan tungkai :


23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan
bahu janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher
(bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan
dada/punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan
dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri dan antara kedua lutut
janin)
IX PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
25. Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada
lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap kearah
penolong. Nilai upaya bayi untuk bernafas, kemudian letakkan
bayi diatas perut ibu denga posisi kepala lebih rendah dari badan
(bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi ditempat yang
memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian tali pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari
umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama
28. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri,
dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat
diantara 2 klem
 Bila bayi tidak bernafas spontan lihat hal……..
29. Mengganti pembungkus bayi denga kain kering dan bersih
membungkus bayi hingga kepala
30. Memberikan bayi kepada ibu untuk disusui ibu bila ibu
menghendaki
X WAKTU KERJA
 kecepatan
XI SIKAP
1. Teliti
2. Sabar
3. Sopan
XII PENYELESAIAN
4. Merapikan alat
5. Merapikan pasien
6. Pencatatan dan laporan
Jumlah
Tanggal
Lahan Praktek / Lapangan
Nama Pembimbing
Tanda Tangan Pembimbing

JENIS KETRAMPILAN : MENOLONG PERSALINAN KALA III

NO ASPEK YANG DI NILAI


I PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III
 Menyuntikkan oksitosin :
31. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32. Memberitahu ibu akan disuntik
33. Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara intramuskuler pada bagian
luar paha kanan ⅓ atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu
untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh
darah

 Penegangan tali pusat terkendali


34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dari
vulva
35. Meletakkan satu tangan diatas simfinis menahan bagian bawah
uterus, sementara tangan lain memegang tali pusat menggunakan
klem atau kain kasa dengan jarak 5 – 10 cm dari vulva
36. Saat uterus kontraksi, tangan kanan memegang tali pusat
sementara tangan lain mendorong uterus kearah dorso-kranial
 Bila uterus tidak segera kontraksi, minta ibu / keluarga
untuk melakukan

 Mengeluarkan plasenta
37. Jika tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya
kemajuan pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit
sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah
kemudian keatas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta
tampak pada vulva
Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir
pindahkan klem hingga berjarak 5 – 10 cm dari vulva
 Bila plasenta belum lepas setelah mencoba langkah no. 36
dalam waktu 15 menit :
 Suntik ulang 10 unit oksitosin I.M
 Periksa kandung kemih, lakukan kateterisasi bila
perlu
 Beritahu keluarga untuk persiapan merujuk
 Ulang lagi langkah no. 36 selama 15 menit
 Rujuk ibu bila plasenta tidak lahir setelah
mencoba langkah no. 36 dalam waktu 15 menit
kedua
38. Jika tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya
kemajuan pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit
sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah
kemudian keatas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta
tampak pada vulva
 Bila selaput ketuban robek, dapat digunakan klem untuk
menarik robekan selaput ketuban tersebut keluar massage
uterus
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan massage pada fundus
uteri dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan
bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga tonus uterus baik (fundus
teraba keras)
 Bila kontraksi uterus tidak baik dan bila terjadi pendarahan,
mulai melakukan kompresi bimanual intema (lihat
penanggulangan atonia uteri hal …..)
II WAKTU KERJA
 kecepatan
III SIKAP
1. Teliti
2. Sabar
3. Sopan
IV PENYELESAIAN
1. Merapikan alat
2. Merapikan pasien
3. Pencatatan dan laporan
Jumlah
Tanggal
Lahan Praktek / Lapangan
Nama Pembimbing
Tanda Tangan Pembimbing
JENIS KETRAMPILAN : MENOLONG PERSALINAN KALA IV

NO ASPEK YANG DI NILAI


I MEMERIKSA KEMUNGKINAN ADANYA PERDARAHAN PASCA
PERSALINAN
40. Segera setelah placenta lahir, melakukan massage pada fundus
uteri dengan menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
tonus uteri baik (fundus teraba keras)
 Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan
41. Memeriksa bagian maternal dan bagian fetal placenta untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah
lahir lengkap
 Bila placenta / selama ketuban tidak lahir lengkap dan ada
perdarahan. Lihat hal ….
II PASCA TINDAKAN
42. Memasukkan placenta kedalam kantong plastik yang tersedia
43. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam
larutan klorin 0.5 %, periksa kembali tonus uterus dan tanda
adanya perdarahan pervaginam, kemudian bilas tangan yang
masih mengenakan sarung tangan dengan air yang sudah
didesinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya
 Mengikat tali pusat
44. Mengikat tali pusat kurang lebih 1 cm dari umbilicus dengan
simpul mati
45. Mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya
46. Melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya ke dalam
wadah berisi larutan klorin 0.5 %
47. Membungkus kembali bayi
48. Memberikan kepada ibu untuk disusui
III EVALUASI
49. Lanjutkan pemantauan terhadap tonus uterus, tanda perdarahan
pervaginam dan tanda vital ibu :
 2 – 3 kali dalam 10 menit pertama
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pastikan tonus
 Setiap 20 – 30 menit pada jam kedua uterus baik
Bila tonus uterus tidak baik, lakukan massage uterus dan beri
metal ergometrin 1 ampul intramuskuler
50. Mengajarkan ibu / keluarga untuk memberikan / merasakan
uterus yang memiliki tonus baik dan mengajarkan untuk
melakukan massage uterus apabila tonus uterus tidak baik
51. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
52. Memeriksa tekanan darah dan nadi ibu
 Bila terjadi robekan jalan lahir, lakukan penjahitan (lihal hal
penjahitan robekan perineum)

IV KEBERSIHAN DAN KEAMANAN


53. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0.5
%
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang disediakan
55. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah dan
mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih/kering
56. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga
untuk membantu apabila ibu ingin minum
57. Dekontaminasikan tempat persalinan dengan larutan klorin 0.5 %
58. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0.5 %
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0.5 %
59. Mncuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir
60. Melengkapi partograf
V WAKTU KERJA
 kecepatan
VI SIKAP
1. Teliti
2. Sabar
3. Sopan
VII PENYELESAIAN
1. Merapikan alat
2. Merapikan pasien
3. Pencatatan dan laporan
Jumlah
Tanggal
Lahan Praktek / Lapangan
Nama Pembimbing
Tanda Tangan Pembimbing

Anda mungkin juga menyukai