Anda di halaman 1dari 9

Dwi Aprianto (041611333022)

Firhad Alfajri Dilia (041611333278)

M Ahsan Firdaus (041711333189)

Kevin Prianto (041711333181)

Tawarikha Jeni P. (041311333019)

LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL

A. Pelaporan Audit Menurut SPAI

Kegiatan audit internal dan temuan yang diperolehnya selama pemeriksaan pada akhirnya akan
dituangkan ke dalam suatu laporan yang dapat digunakan oleh manajemen untuk melakukan koreksi
atas sistem yang ada di perusahaan.

Pengertian laporan kerja pemeriksaan menurut konsorsium organisasi audit internal (SPAI)
menyatakan bahwa “Auditor internal harus mengkomunikasikan hasil penugasnya secara tepat waktu.”
(2004:16-17)

Pengertian laporan kerja pemeriksaan menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing menyatakan
bahwa “Alat utama yang dipakai oleh auditor independen dalam mengkomunikasikan hasil
pekerjaannya kepada pemakai jasanya”. (2002:101)

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas maka dapat disimpulkan laporan hasil kegiatan pemeriksaan
tersebut merupakan alat pertanggungjawaban atas tugas dan wewenang yang dilimpahkan kepada
auditor internal.

Laporan hasil audit adalah merupakan salah satu tahap paling penting dan akhir dari suatu pekerjaan
audit. Dalam setiap tahap audit akan selalu terdapat dampak psikologis bagi auditor maupun auditee.
Dampak psikologis dalam tahapan persiapan audit dan pelaksanaan audit dapat ditanggulangi pada
waktu berlangsungnya audit. Tetapi dampak psikologis dari laporan hasil audit, penanggulangannya
akan lebih sulit karena:

a) Waktu audit sudah selesai

b) Laporan merupakan salah satu bentuk komunikasi tertulis, formal, sehingga auditor tidak dapat
mengetahui reaksi auditee secara langsung

c) Laporan telah didistribusikan kepada berbagai pihak sehingga semakin banyak pihak yang terlibat.
Karena laporan hasil audit akan mempunyai dampak luas, maka diperlukan pengetahuan khusus tentang
penyusunan laporan hasil audit. Pelaporan hasil audit merupakan tahap akhir kegiatan audit. Selain
harus sesuai dengan norma pemeriksaan, penyusunan laporan hasil audit juga harus
mempertimbangkan dampak psikologis, terutama yang bersifat dampak negatif bagi auditee, pihak
ketiga dan pihak lain yang menerima laporan tersebut

Karakteristik yang harus dipenuhi oleh suatu laporan hasil audit yang baik ialah:

1. Arti Penting

Hal – hal yang dikemukan dalam laporan hasil audit harus merupakan hal yang menurut pertimbangan
auditor cukup penting untuk dilaporkan. Hal ini perlu ditekankan agar ada jaminan bahwa penerima
laporan yang waktunya sangat terbatas akan menyempatkan diri untuk membaca laporan tersebut.

2. Tepat-waktu dan kegunaan laporan

Kegunaan laporan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, laporan harus tepat waktu dan
disusun sesuai dengan minat serta kebutuhan penerimaan laporan, terlepas dari maksud apakah
laporan ditujukan untuk memberikan informasi atau guna merangsang dilakukannya tindakan
konstruktif.

3. Ketepatan dan kecukupan bukti pendukung

Ketepatan laporan diperlukan untuk menjaga kewajaran dan sikap tidak memihak sehingga memberikan
jaminan bahwa laporan dapat diandalkan kebenarannya. Laporan harus bebas dari kekeliruan fakta
maupun penalaran. Semua fakta yang disajikan dalam laporan harus didukung dengan bukti–bukti
objektif dan cukup, guna membuktikan ketepatan dan kelayakan hal-hal yang dilaporkan.

4. Sifat menyakinkan

Temuan, kesimpulan dan rekomendasi harus disajikan secara menyakinkan dan dijabarkan secara logis
dari fakta–fakta yang ditemukan. Informasi yang disertakan dalam laporan harus mencukupi agar
menyakinkan pihak penerima laporan tentang pentingnya temuan–temuan, kelayakan kesimpulan serta
perlunya menerima rekomendasi yang diusulkan.

5. Objektif

Laporan hasil audit harus menyajikan temuan–temuan secara objektif tanpa prasangka, sehingga
memberikan gambaran (perspektif) yang tepat.

6. Jelas dan sederhana

Agar dapat melaksanakan fungsi komunikasi secara efektif, pelaporan harus disajikan sejelas dan
sesederhana mungkin. Ungkapan dan gaya bahasa yang berlebihan harus dihindari. Apabila terpaksa
menggunakan istilah–istilah teknis atau singkatan–singkatan yang tidak begitu lazim, harus didefinisikan
secara jelas.
7. Ringkas

Laporan hasil audit tidak boleh lebih panjang dari pada yang diperlukan, tidak boleh terlalu banyak
dibebani rincian (kata-kata, kalimat, pasal atau bagian-bagian) yang tidak secara jelas berhubungan
dengan pesan yang ingin disampaikan, karena hal ini dapat mengalihkan perhatian pembaca, menutupi
pesan yang sesungguhnya, membingungkan atau melenyapkan minat pembaca laporan.

8. Lengkap

Walaupun laporan sedapat mungkin harus ringkas namun kelengkapannya harus tetap dijaga, karena
keringkasan yang tidak informative bukan suatu hal yang baik. Laporan harus mengandung informasi
yang cukup guna mendukung diperolehnya pengertian yang tepat mengenai hal-hal yang dilaporkan.
Untuk itu perlu diserahkan informasi mengenai latar belakang dai pokok-pokok persoalan yang
dikemukakan dan memberikan tanggapan positif terhadap pandangan-pandangan pihak objek audit
atau pihak lain yang terkait. Dalam bahasa yang lain, dapat dinyatakan bahwa laporan hasil audit
seyogyanya mempunyai karakteristik: accurate, clear and concise, complete, objective, constructive, dan
prompt.

9. Nada yang konstruktif

Sejalan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pelaksanaan kegiatan dari objek
audit, maka laporan hasil audit harus disusun dengan nada konstruktif sehingga pembangkitkan reaksi
positif terhadap temuan dan rekomendasi yang diajukan.

B. Kegunaan Dan Pentingnya Laporan Hasil Audit

Pelaporan hasil pengawasan intern kepada pihak-pihak yang berkepentingan merupakan hal yang
penting dari pelaksanaan tugas audit internal. Nilai tambah pekerjaan audit internal bukan terletak
pada informasi yang dikumpulkan, tetapi pada penilaian dan penyajian informasi tersebut.
Perencanaan, anggaran, kertas kerja, penilaian risiko, serta mekanisme penjaminan mutu kegiatan
pengawasan intern bukan merupakan produk akhir, melainkan sekadar alat untuk menghasilkan
produk akhir pengawasan yang bermutu. Penerim aan dan perhatian pihak yang berkepentingan
terhadap simpulan akhir laporan hasil pengawasan, serta tindak lanjut terhadap permasalahan
yang dilaporkan merupakan ukuran kesuksesan pekerjaan audit internal.

1. Kegunaan Laporan Hasil Audit

Laporan hasil pengawasan berfungsi sebagai media komunikasi auditor untuk menyampaikan
informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi tersebut digunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan yang sangat beragam sesuai dengan
kepentingan masing-masing. Laporan hasil audit menginformasikan hasil penilaian kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan
fungsi instansi pemerintah. Laporan hasil reviu menginformasikan apakah kegiatan tersebut telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.

Laporan hasil pemantauan menginformasikan hasil penilaian kemajuan suatu program/kegiatan


dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Laporan hasil evaluasi menginformasikan hasil
pembandingan antara prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang telah
ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
kegiatan dalam m encapai tujuan. Laporan hasil pengawasan lainnya (asistensi, sosialisasi, dan
konsultansi) menginformasikan pelaksanaan kegiatan pengawasan lainnya serta saran-saran yang
memiliki nilai tambah kepada pihak yang berkepentingan. Selain untuk menyampaikan informasi,
laporan hasil pengawasan juga berfungsi sebagai media komunikasi untuk menyampaikan
rekomendasi/saran untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi.

Laporan hasil pengawasan intern juga berfungsi sebagai dokumen untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan kegiatan pengawasan yang telah dilaksanakan oleh auditor. Pelaksanaan kegiatan
pengawasan menyerap sumber daya publik seperti anggaran, tenaga kerja, sarana prasarana dan
lain-lain. Auditor harus mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya tersebut dalam
bentuk kinerja. Laporan hasil pengawasan dapat dijadikan sebagai indikator output kegiatan
pengawasan.

Laporan hasil pengawasan intern sekurang-kurangnya harus memenuhi empat tepat untuk memenuhi
fungsi-fungsi ini. Laporan hasil pengawasan dalam bentuk dokumen tertulis dapat berfungsi sebagai
alat bukti dalam rangka penegakan hukum maupun dasar pelaksanaan tindak lanjut oleh manajemen
lembaga pemerintah. Laporan yang disampaikan dalam bentuk dokumen tertulis dapat dibaca
berulang-ulang sehingga pembaca terhindar dari kesalahpahaman maupun kesalahan tafsir
( misinterpretation ).

2. Pentingnya Laporan Hasil Audit

Laporan hasil pengawasan intern terutama ditujukan untuk melayani manajemen, bukan auditor
itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menghasilkan laporan hasil pengawasan yang berkualitas auditor
harus memahami bagaim ana manajemen akan menggunakan laporan tersebut. Manajemen
berkepentingan untuk mengetahui risiko yang relevan, area yang bermasalah, serta pengendalian
yang terkait. Manajemen juga ingin mengetahui tindakan yang sedang dan yang masih perlu
dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dalam memutuskan apakah akan melaksanakan
tindakan yang direkomendasikan/disarankan auditor, manajem en harus memiliki keyakinan bahwa
isi laporan tersebut valid dan berpengaruh signifikan. Dengan demikian, tujuan dari laporan hasil
pengawasan adalah sebagai berikut:

a) Menginformasikan
Manajemen ingin mengetahui hasil pekerjaan auditor dan memperoleh informasi berupa simpulan
hasil pengawasan. Laporan hasil pengawasan harus menyajikan informasi penting yang dapat dengan
cepat dan mudah dipahami manajemen.

b) Meyakinkan/Mengajak/ To Persuade

Laporan hasil pengawasan harus dapat meyakinkan manajemen bahwa informasi yang disajikan
bersifat andal dan berpengaruh signifikan bagi organisasi. Oleh karena itu, laporan hasil pengawasan
harus memuat fakta yang didukung dengan data dan argumentasi yang meyakinkan.

c) Menghasilkan/ To Get Results

Tujuan akhir laporan hasil pengawasan adalah m endorong manajemen untuk melaksanakan
tindakan yang memiliki nilai tambah bagi organisasi. Pelaksanaan tindak lanjut oleh manajem en
terhadap rekomendasi/saran auditor untuk mengurangi risiko, mencegahmasalah, serta
memperbaiki kesalahan merupakan hasil yang diharapkan dari laporan pengawasan. Agar dapat
menghasilkan nilai tambah bagi organisasi, laporan hasil pengawasan harus memuat rekomendasi
yang benar-benar dapat mengatasi sebab dan akibat, menghasilkan manfaat yang lebih besar dari
biaya, s erta dapat dilaksanakan oleh manajemen.

C. Teknik-Teknik Penulisan Laporan Yang Efektif

Laporan hasil pengawasan intern secara umum memiliki tiga tujuan, yaitu menginformasikan,
meyakinkan, dan menghasilkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor harus mengggunakan teknik
penulisan laporan yang mampu menarik perhatian pembaca, membangun kepercayaan, serta
mendorong tindakan.

1. Teknik Menulis untuk Menginformasikan

Agar laporan hasil pengawasan dapat menyampaikan informasi kepada para pembaca secara efektif,
penulis laporan perlu menguasai teknik untuk merebut perhatian pembaca dan teknik untuk mengelola
detail informasi.

2. Teknik untuk Memperoleh Perhatian Pembaca

Kesempatan terbaik untuk merebut perhatian pembaca terletak pada kalimat pertama. Dengan
membuat kalimat pembuka atau paragraf yang padat, langsung, dan menarik, laporan kita mampu
merebut perhatian pembaca, mendorong pembaca untuk membaca lebih lanjut, serta menumbuhkan
respons positif manajemen. Terdapat beberapa teknik menulis pembukaan yang dapat secara efektif
menarik perhatian dan membuat pesan yang kita sampaikan betul-betuljelas. Teknik tersebut meliputi:
a).Menyatakan simpulan secara langsung, b).Menulis secara tegas dan jelas, c).Menggunakan istilah
yang dipahami pembaca, d).Mendahulukan informasi yang paling diminati pembaca, dan
e).Menggunakan format yang mengarahkan pembaca.

3. Mengelola Detail Informasi

Menyajikan ringkasan bukti dari dokumen kertas kerja pengawasan setebal lima ratus halaman ke dalam
lima lembar halaman laporan yang diinginkan pembaca bukanlah hal yang mudah. Tugas Anda adalah
menyeimbangkan antara penyajian yang ringkas dengan pembuktian yang cukup. Untuk menentukan
jumlah dan seberapa detail informasi pendukung yang layak disajikan dalam laporan, Anda perlu:
a).Memikirkan pembaca dan tujuan laporan, b).Mengikhtisarkan data pendukung, c).Memilih informasi
yang dapat meyakinkan dan bermanfaat, d).Mempertimbangkan manfaat informasi, dan e).Menyajikan
data dalam format yang mudah dibaca.

4. Menulis untuk Meyakinkan

Apa tolak ukur keberhasilan kegiatan pengawasan? Dokumentasi kertas kerja yang baik, laporan yang
menyajikan banyak temuan, besarnya nilai temuan, pengakuan manajemen, pelaksanaan rekomendasi,
atau jumlah penghematan/manfaat dari pelaksanaan rekomendasi? Untuk menulis laporan yang
meyakinkan, Anda harus memegang teguh prinsip “report writting is a process of producing value rather
than volume”. Menulis untuk meyakinkan manajemen harus dilandasi sikap mau memahami dan tidak
menyepelekan keberatan-keberatan mereka. Untuk dapat memberikan hasil yang optimal, Anda harus
mengupayakan pengakuan dan tindak lanjut manajemen. Untuk mencapai hal tersebut, Anda harus
memosisikan diri sebagai “penjual rekomendasi” bukan sebagai “penyaji fakta”. Anda tidak dapat
mengubah pendirian awal dan keberatan-keberatan mereka, tetapi dengan memahami prioritas mereka
kemudian menunjukkan manfaat rekomendasi bagi pencapaian tujuan mereka, Anda dapat mengubah
sudut pandang mereka. Anda dapat memperkuat kemampuan laporan untuk meyakinkan dan
menghasilkan dengan melaksanakan teknik-teknik sebagai berikut: a).Menjelaskan dan menguantifikasi
nilai temuan, b).Menunjukkan akibat temuan dari sudut pandang manajemen, dan c).Menangani
keberatan.

5. Menulis Secara Konstruktif

Dalam diskusi bertatap muka, tata cara penyampaian pesan merupakan hal yang penting untuk
memperoleh respons positif, sama pentingnya dengan pesan itu sendiri. Penggunaan kata, nada suara,
atau gerakan mata akan memengaruhi perasaan seseorang apakah akan menerima atau menolak,
merasa dikecam atau dibantu, merasa diperlakukan secara adil atau dizalimi.

Pemilihan cara penyampaian yang efektif dan pengelolaan perilaku akan membantu Anda memengaruhi
orang lain memperoleh persetujuannya.

Dalam penulisan, makna pesan Anda dapat berubah karena perbedaan penekanan, pemilihan kata,
penyusunan paragraf, serta pemilihan data. Terlepas dari pesan yang disampaikan, Anda dapat menulis
secara konstruktif dan lebih persuasif dengan menerapkan beberapa prinsip berikut: a).Menghindari
bahasa perasaan (judgmental) dan generalisasi tanpa dukungan, b).Menyatakan gagasan positif dalam
kalimat positif, c).Menyajikan penyeimbang dan perspektif, d).Menekankan manfaat, rekomendasi, dan
solusi.

D. Model Laporan Yang Mendasar

Bentuk laporan audit intern menurut Amin Wijaya Tunggal dalam bukunya Internal Auditing
menyatakan bahwa :

1. Lisan

Laporan secara lisan biasanya timbul dari suatu kejadian yang serius atau segera, yang tidak
memerlukan pencatatan. Komunikasi secara lisan ini merupakan cara yang terbaik untuk memecahkan
maslah-masalah kecil (tidak penting) atau mendiskusikan terlebih dahulu masalah-masalah yang akan
dilaporkan dalam laporan tertulis.

2. Daftar kuesioner

Daftar kuesioner diperlukan untuk suatu check list atau berfungsi sebagai pencatat pekerjaan apa saja
yang telah dilakukan, tetapi sebagai suatu bentuk laporan daftar kuesioner tersebut kurang memberikan
informasi secara efektif

3. Surat

Laporan berbetuk surat dilakukan apabila masalah yang dibicarakan cukup singkat. Hal ini seringkali juga
digunakan sebagai pengantar suatu laporan resmi atau rekomendasi kepada staf yang bertanggung
jawab dalam suatu kegiatan perusahaan.

4. Laporan yang berisi sekumpulan komentar

Laporan yang berisi sekumpulan komentar ini sangat tepat digunakan untuk tabulasi, rincian hasil
diskusi, rekomendasi yang cukup banyak atau bila laporan terdiri banyak halaman. Laporan dalam
bentuk ini lebih mudah penggunannya”. (2005:97)

Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa laporan-laporan tersebut beragam sifatnya, tetapi seluruh
laporan tersebut harus dapat memberikan informasi kepada para pengguna akan tingkat kesesuaian dari
informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Biasanya auditor akan memilih salah
satu dari bentuk laporan tersebut diatas sesuai dengan kebutuhan manajemen.

E. Pemantauan Tindak Lanjut (Follow Up) Menurut SPAI

Penanggungjawab fungsi audit internal harus menyusun dan menjaga sistem untuk memantau tindak
lanjut hasil penugasan yang telah dikomunikasikan kepada manajemen. Penanggungjawab fungsi audit
internal harus menyusun prosedur tindak lanjut untuk memantau dan memastikan bahwa manajemen
telah melaksanakan tindak lanjut secara efektif atau menanggung resiko karena tidak melakukan tindak
lanjut.

Dalam standar profesi disebutkan bahwa pemeriksa intern harus melakukan tindak lanjut untuk
memastikan apakah tindakan koreksi telah dilakukan oleh manajemen atas temuan yang dilaporkan.
Kewajiban atau tanggung jawab untuk melaksanakan tindak lanjut oleh unit pemeriksa intern harus
dicantumkan dalam piagam pengukuhan wewenang dan tanggung jawab pemeriksa intern (audit
charter). Pemeriksa intern harus memasukan kegiatan tindak lanjut di dalam perencanaan jangka
panjang dan perencanaan tahunan. Dalam pelaksanaannya pemeriksa intern perlu menyusun prosedur
kerja pelaksanaan tindak lanjut dengan berdasarkan pertimbangan risiko, kegagalannya, disamping
tingkat kesulitan dan pentingnya ketepatan waktu pelaksanaan koreksi.

Penentuan tindakan koreksi yang akan diambil dalam melaksanakan rekomendasi dari temuan
pemeriksaan yang dilaporkan merupakan tanggung jawab manajemen unit yang diperiksa. Pemeriksa
intern bertanggung jawab untuk memberikan jalan keluar bagi manajemen untuk mengambil tindakan
koreksi sehingga pelaksanaannya dapat tepat waktu. Dalam memutuskan perluasan tindak lanjut,
pemeriksa intern harus mempertimbangkan pelaksanaan prosedur dengan sifat tindak lanjut yang sama
oleh pihak lain dalam organisasi.

F. Peran-Peran Auditor, Manajemen dalam Follow Up Hasil Audit

1. Peran-Peran Auditor

Auditor harus memantau dan menganalisis serta melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut
yang telah di lakukan oleh auditee. Tindak lanjut tersebut, meliputi :

1) Pemantauan Atas Pelaksanaan Tindak Lanjut, yaitu harus dilakukan, agar dapat diketahui
perkembangannya dan dapat diingatkan kepada auditee apabila auditee belum dapat melaksanakan
komitmen perbaikan menjelang atau sampai batas waktu yang dijanjikan.

2) Analisis Kecukupan Tindak Lanjut, yaiut dari hasil pemantauan pelaksanaan tindak lanjut dilakukan
analisis kecukupan atas realisasi janji perbaikan yang telah dilaksanakan auditee. Selanjutnya
pengecekan kembali tindak lanjut perlu dilakukan apabila terdapat kesulitan atau hambatan yang
menyebabkan tindak lanjut tersebut tidak dapat dilakukan sebagaimana semestinya.

3) Pelaporan Tindak Lanjut, yaitu dalam hal pelaksanaan tindak lanjut tidak dilaksanakan oleh auditee,
maka auditor memberikan laporan tertulis kepada direktur utama dan dewan komisaris untuk tindakan
lebih lanjut.

2. Peran-Peran Manajemen
Untuk temuan pemeriksaan yang dianggap penting manajemen harus melaksanakan tindakan koreksi
sesegera mungkin. Selain itu pemeriksa intern harus terus memonitor tindakan koreksi yang dilakukan
oleh manajemen tersebut karena dapat terjadi berbagai akibat yang mungkin ditimbulkan dari dampak
tersebut sangat besar sehingga perlu dilakukan tindakan koreksi secepatnya.

Anda mungkin juga menyukai