Disusun oleh :
Nama : Mochamad Gilang Ramdany
NIS : 117180024
Kelas : XII DPIB 1
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Rici Rahayuning, S.Pd yang telah membantu
saya baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga saya bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Saya menyadari, bahwa laporan makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis,
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kisah proyek reklamasi di teluk Jakarta yang penuh polemik akhirnya tamat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan resmi mencabut izin prinsip dan
pelaksanaan proyek pembangunan 13 pulau buatan yang dikembangkan swasta.
Proyek reklamasi dihentikan setelah Badan Koordinasi Pengelolaan Reklamasi
Pantai Utara Jakarta bentukan Anies melakukan verifikasi ketentuan perizinan dan
kewajiban pengembang. Hasilnya, "Kegiatan reklamasi telah dihentikan.
Reklamasi menjadi bagian dari sejarah dan bukan masa depan DKI
Jakarta,"katanya di Jakarta, Rabu (26/9). Yang dicabut izinya adalah Pulau A, B,
dan E yang dikelola oleh PT Kapuk Naga Indah, Pulau J dan K (PT Pembangunan
Jaya Ancol), Pulau L (PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Manggala Krida
Yudha), Pulau M (PT Manggala Krida Yudha), Pulau O dan F (PT Jakarta
Propertindo), Pulau P dan Q (PT Kawasan Ekonomi Khusus Marunda Jakarta),
Pulau H (PT Taman Harapan Indah), Pulau I (PT Jaladri Kartika Eka Paksi). Anies
mengungkapkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) telah mengirim surat pencabutan
persetujuan prinsip dan pembatalan surat perjanjian kerjasama kepada pihak
pengembang. Adapun 4 pulau reklamasi yang sudah terbangun, yakni Pulau C dan
D (PT Kapuk Naga Indah), Pulau G (PT Muara Wisesa Samudra), serta Pulau N
(Pelindo II) akan diambilalih tata ruang dan pengelolaannya oleh Pemprov DKI
sejalan dengan kepentingan masyarakat. Kecuali Pulau N, pemegang izin prinsip
untuk 3 pulau lain yang diambilalih pengelolaannya tersebut, menurut veridikasi
Badan Koordinasi Pengelolaan Reklamasi Jakarta, tidak memenuhi kewajiban-
kewajiban perizinan yang dipersyaratkan, contohnya ketentuan desain dan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Meski keputusan Anies mengejutkan,
proyek yang sudah menghabiskan dana besar pengembang swasta ini sejak awal
memang ditandai dengan proses yang berliku. Sejarah reklamasi pantai Jakarta tak
lepas dari proyek pembangunan Waduk Pluit di Jakarta Utara, pada awal dekade
1970-an. Tanah galian waduk tersebut dibuang ke laut yang tak jauh dari lokasi.
Saat itu belum ada rencana membangun pulau buatan di Jakarta. Rencana reklamasi
PEMBAHASAN
2.1 Kebijakan Alternatif
Reklamasi menjadi alasan utama dalam pemekaran kota sehingga alternatif
reklamasi pantai dilakukan karena berbagai alasan berkaitan dari pertambahan
penduduk alami maupun migrasi dan kesejahteraan penduduk yang miskin
mendorong mereka yang semula tinggal di tengah kota memilih ke daerah
pinggiran atau tempat baru untuk dapat memulai usaha demi meningkatkan
kesejahteraannya serta penyebaran keramaian kota, semula semua kegiatan terpusat
di kota sehingga dibutuhkan ruang baru untuk menampung semua kegiatan yang
mana tidak bisa difasilitasi dalam kota.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pencarian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
evaluasi dampak reklamasi pantai utara jakarta mengakibatkan menurunnya
kesejahteraan warga di sekitar pantai, menurunnya penghasilan warga, dan
reklamasi pantai merugikan warga yang bermata pencaharian di pinggir pantai
tersebut.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
3. Adanya lahan yang diberikan oleh pihak swasta sebesar 10 % yang dapat
digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan sosial, pariwisata dan lainnya.
4. Adanya hubungan dan kerja sama masyarakat dengan pihak swasta yang
melakukan reklamasi pantai yakni dengan memberikan lapangan pekerjaan dan
memberikan bantuan permodalan usaha seperti mengadopsi dari perusahaan
BUMN.
5. Memberikan lahan dan ruang untuk nelayan agar dapat memiliki lahan untuk
melakukan kegiatan penangkapan ikan yang mudah dijangkau oleh nelayan-
nelayan yang menangkap masih menggunakan cara tradisional.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://katadata.co.
id/amp/telaah/2018/10/05/jalan-panjang-proyek-reklamasi-teluk-
jakarta&ved=2ahUKEwiLjrqrk9znAhU47HMBHUd1BSoQFjAAegQIAxAB&usg
=AOvVaw2Pr0YZ2YtsPD8AY58VX42Y&cf=1
https://images.app.goo.gl/JiRgxFzeP1rzSMU8A
https://images.app.goo.gl/smsiirU1eUq6ySod9
https://images.app.goo.gl/3HwQWm7ZheoUgfRD6
https://images.app.goo.gl/6FBM5yC5SQ1ooGPg8
https://images.app.goo.gl/CiBPji66r9N5ZVvc9
https://images.app.goo.gl/QAozuGUdNyYqbJoF8
https://images.app.goo.gl/deW7JGjDvpUrT8ka8
https://images.app.goo.gl/GQkxzyq5rhMyH1uy8