Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS

Gangguan Menstruasi
(Amenorea, Dismenorea, Endometriosis, Kanker Serviks, Kanker Payudara)
Disusun Oleh:

Kelas A

Kelompok 3

1. Ramdan Hunowu (841418015)


2. Ramdan Hipi (841418021)
3. Widya Puspa Molou (841418027)
4. Febryananda Kelapa (841418009)
5. Hartin S Apia (841418033)
6. Safira R Pagau (841418113)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gangguan Menstruasi (Amenorhea, Dismenorhea)

Menurut Sari (2018) Haid (Menstruasi) adalah perdarahan secara periodik dan
siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Gangguan
Menstruasi dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan
menjadi 4, antara lain:
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada Menstruasi
(hipermenorea atau menoragia dan hipomenorea),
2. Kelainan siklus (polimenorea,oligomenorea, dan amenorea),
3. Perdarahan diluar haid (metroragia),
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid (premenstrual tension,
mittelschmerz, Dismenorea).
Amenorhea
Menurut Corwin,E (2009) dalam Sari (2018)
1. Amenore primer bila wanita tidak pernah mendapat daur Menstruasi. Amenore
primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk
diketahui, sepertikelainan-kelainan kongenital dan kelainan kelainan genetik. Jika
seorang perempuan telah berusia 18 tahun dan belum menarche (haid pertama)
maka dapat dikategorikan sebagai amenore primer.
2. Amenore sekunder lebihmenunjuk kepada sebab-sebab yang timbulkemudian
dalam kehidupan wanita, sepertigangguan Gizi, gangguan metabolisme,
tumortumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Amenore sekunder bila ia telah
mengalami daur menstruasi sebelumnya tetapi tidak lama

Dismenorhea
Dalam Sari (2018) disebutkan Dysmenorhoe adalah Menstruasi yang sangat
menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung serta biasanya
terasa seperti kram (Varney, 2006). Dysmenorrhoe atau nyeri haid dibagi atas
dysmenorrhoe primer dan dysmenorrhoe sekunder.

1
1. Dysmenorrhoe primer yaitu dysmenorrhoe yang tidak terdapat hubungan
dengan kelainan ginekologik (Wiknjosastro, H., 2009 dalam Sari, 2018).
Dismenore primer adalah nyeri saat menstruasi tanpa adanya kelainan pada
alat alat genital. Nyeri akan dirasakan sebelum atau bersamaan dengan
menstruasi dan berlangsung untuk beberapa jam (Efrida. 2019)
2. Dysmenorrhoe sekunder disebabkan oleh adanya kelainan ginekologik seperti
salpingitis, endometriosis dan adenomiosis uteri (Wiknjosastro, H., 2009
dalam Sari, 2018). Dismenore sekunder berarti nyeri panggul yang
disebabkan oleh gangguan atau penyakit. Atau bisa diartikan sakit yang
disebabkan oleh adanya gangguan patologis (Salamah, 2019).
Faktor-faktor penyebab Gangguan Menstruasi (Amenorhea, Dismenorhea)
Faktor–faktor yang menyebabkan gangguan Menstruasi yaitu
1. Faktor psikologis, seperti tekanan hidup, stres, kecemasan, kelelahan fisik
maupun psikis.
2. Gangguan yang bersifat hormonal yaitu ketidakseimbangan hormon estrogen
maupun hormon progesterone dan prostaglandin.
3. Hormon Prolaktin berlebih, meningkatnya hormon prolaktin secara otomatis
akan menurunkan hormon estrogen dan progesteron.
4. Kenaikan atau berkurangnya berat badan secara signifikan.
5. Status gizi (kurus jika IMT < 17,0 dan obesitas jika IMT > 27,0) akan
mempengaruhi kerja berupa peningkatan, keseimbangan ataupun penurunan
hormon.
6. Kelainan organik seperti radang, tumor, trauma dan sebagainya. (S, A ;
Wiknjosastro, 2012 dalam Sari, 2018).

Upaya Mengatasi Menstruasi (Amenorhea, Dismenorhea)


Adapun upaya untuk mengatasi terjadinya gangguan menstruasi tersebut
antara lain : memperbaiki keadaan kesehatan, termasuk perbaikan gizi, kehidupan
dalam lingkungan yang sehat dan tenang, serta pemberian estrogen dan progesteron..
(Wiknjosastro, 2012 dalam Sari, 2018).

2
Untuk menghilangkan rasa sakit yang disebabkan oleh dismenore dapat
dilakukan dengan menggunakan obat–obat golongan analgetik seperti aspirin,
asam mefenamat, parasetamol, ibu profen, kofein, dan feminax, obat-obat merek
dagang yang beredar di pasaran antara lain novalgin, ponstan, sering juga
digunakan untuk mengurangi keluhan. Ada juga yang menggunakan obat
tradisional seperti air daun sirih, daun pepaya, rimpang kunyit dan lain-lain.
Sebagian besar perempuan yang mengalami (Salamah, 2019).
Menurut Sumaryani & Indah (2015) dalam Rahmah disebutkan bahwa
penelitiannya, dismenore dapat ditangani dengan tindakan nonfarmakologi, salah
satunya adalah terapi murottal. Pada penelitian Sumaryani, terapi murottal
menggunakan Surah Ar-Rahman,sebagaimana sudah tersirat dalam QS Az-Zumar
(39): 23, surah Ar-Rahman merupakan salah satu surah yang menjelaskan tentang
nikmat Allah. Surah Ar-Rahman dapat memberikan ketenangan jiwa dan relaksasi
kepada tubuh. Terapi Ar-Rahman mampu meningkatkan hormon endorphin yang
menenangkan tubuh dan mengurangi nyeri pada dismenore.

B. Endometriosis

Definisi

Endometriosis merupakan gangguan sistem reproduksi wanita di mana


jaringan mirip endometrium (lapisan rahim) tumbuh di luar rongga uterus (rahim).
Jaringan endometrium yang terus tumbuh ini dapat meenyebabkan iritasi, rasa sakit
bahka infertilitas. Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan suami
istri yang setelah menikah 1 tahun atau lebih yang telah melakukan hubungan seksual
(Hendarto, 2016).

Tanda dan Gejala

Gejala paling umum yang menjadi ciri khas kasus endometriosis adalah:

a. Nyeri sangat hebat di bagian perut dan sekitar panggul yang terjadi seblum atau
awal siklus haid (75% kasus), sehingga membuat pasien tidak berdaya (pingsan),

3
tetapi tidak sampai mengancam nyawa. Lokasi nyeri di daerah panggul sering
berhubungan dngan lokasi lesi endometriosis. Bila endometriosis telah
menyerang indung telur, rasa nyeri tersebut mungkin berlanjut hingga akhir
siklus haid, dan semakin parah sakitnya sehubungan dengan perkembangan
penyakitnya.
b. Nyeri sendi kalau ditekan (fibromyalgia), yang disertai dengan kelelahan
sehingga membuat tidak nyaman.
c. Sakit sewaktu melakukan hubungan intim atau biasa disebut disperunia (32%
kasus).
d. Gangguan pra-haid dan pendarahan pada rahim. Gangguan siklus haid berupa
bercak-bercak menjelang haid dan perdarahan rahim harusnya tidak terjadi.
Kurangnya frekuensi ovuasi, tidak teratur, atau jumlahnya tidak cukup adalah
gejala umum yang juga mungkin dialami penderita endometriosis.
e. Gejala yang masih sering mengundang perdebatan adalah masalah infertilitas
(kemandulan) akibat penyempitan dan tersumbatnya saluran indung telur,
sehingga menghalangi sel telur sampai di rahim. (Alam, 2007)

C. Kanker Serviks

Definisi

Kanker Serviks adalah suatu penyakit akibat adanya tumor ganas yang
tumbuh di dalam leher rahim atau 1serviks (Setyowati, 2019). Kanker serviks adalah
kanker yang tumbuh dan berkembang pada serviks atau mulut rahim, khususnya
berasal dari lapisan epitel atau lapisan terluar permukaan serviks (Samadi, 2011
dalam Wijayanti, 2019). Dikutip dari Baharuddin (2019) Putri et al., (2016)
menjelaskan bahwa Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus,
suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah
rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina).

Tanda dan Gejala

4
Gejala kanker serviks tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, pada tahap
pra kanker sampai stadium I, praktis tidak ada keluhan yang dirasakan. Gejala awal
kanker serviks yaitu pendarahan pasca senggama, pendarahan spontan di luar masa
haid, keputihan berulang yang tidak sembuh walau sudah diobati. Sedangkan gejala
lanjut yaitu keluarnya cairan dari vagina yang berbau tidak sedap, nyeri (panggul,
pinggang dan tungkai dan gangguan berkemih. Sebagaimana kanker umumnya maka
kanker serviks akan menimbulkan masalah-masalah berupa kesakitan (morbiditas),
penderitaan dan akibat serius dari penyakit ini adalah kematian. Namun menurut para
ahli kanker, kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah
dan paling dapat disembuhkan dari semua kasus kanker (Diananda, 2009 dalam
Wijayanti, 2019).

Survival rate kanker serviks tergantung dari stadium penyakit. Pada Stadium
0, 100 % penderita dalam stadium ini akan sembuh.

a. Pada Stadium I kanker serviks dibagi menjadi IA dan IB.


b. Wanita yang terdiagnosis pada stadium IA memiliki 5-years survival rate
sebesar 95%.
c. Untukstadium IB 5-years survival rate sebesar 70 sampai 90
(Wijayanti, 2019)

Penyebab

Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus). Infeksi
HPV menimbulkan lesi/bercak yang identik dengan lesi prakanker. Sel-sel yang
sifatnya mengarah ke sel kanker terjadi dalam waktu median 26 bulan setelah infeksi
HPV terdeteksi, dan sepertiganya akan menjadi karsinoma/kanker invasif yang
merasuk pada sel-sel atau jaringan-jaringan sehat dalam masa 10 tahun jika tidak
diterapi (Wijayanti, 2019).

Pengobatan

Harapan hidup pasien kanker serviks sangat tinggi apabila masih di stadium
awal, kemungkinan untuk sembuhnya besar. Hal ini bisa diupayakan dengan skrining

5
wanita yang telah aktif berhubungan seksual. Deteksi dini kanker serviks bisa
dilakukan dengan tes pap smear dan tes IVA. Tes pap smear adalah salah satu deteksi
dini terhadap kanker serviks yang banyak ditawarkan oleh klinik laboratorium. Pada
prinsipnya, pap smear adalah mengambil sel epitel yang ada dileher rahim yang
kemudian dilihat kenormalannya. Tes ini tergolong mudah dan murah (Wijayanti,
2019).

Salah satu terapi non farmakologis untuk menurunkan nyeri adalah Slow
Stroke Back Massage (SSBM). SSBM adalah suatu tindakan stimulasi kulit untuk
memberi kenyamanan, meredakan ketegangan, merilekskan badan, dan meningkatkan
sirkulasi darah di dalam tubuh.

D. Kanker Payudara

Definisi

Kanker payudara merupakan keganasan umum pertama pada wanita di


seluruh dunia dan menjadi pembunuh nomor dua dari keseluruhan kanker di
Indonesia. Kanker payudara adalah tumor ganas yang berawal dari dalam sel-sel
payudara. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya pada wanita, tetapi pria juga bisa
mendapatkannya. (Maria, 2017).

Penyebab

Faktor risiko kanker payudara adalah jenis kelamin, dengan perbandingan


lakilaki perempuan kira-kira 1:100. Berdasarkan data penelitian Harrianto dkk di
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2005, faktor risiko kanker payudara di
antaranya adalah riwayat keluarga dengan penderita kanker payudara (15,79%),
menarche dini (8,77%), nullipara (7,02%) dan pemakaian pil yang mengandung
estrogen jangka panjang (42,11%). Selain itu, juga terdapat faktor risiko lain yang
diduga berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara yaitu menopause terlambat,
riwayat pemberian ASI, dan obesitas (Harianto, 2005 dalam Anggorowati, 2013).

6
Potter dan Perry mengemukakan bahwa ada kegiatan dan perilaku yang dapat
memberikan efek pada kesehatan. Perilaku yang berpotensi memberi-
kan efek negatif antara lain makan berlebihan atau nutrisi yang buruk, merokok,
minum minuman ber-alkohol, stres akibat krisis kehidupan dan gaya hidup.Perilaku
konsumsi makanan dan minuman junk food atau fast food, dan aneka jenis makanan
olahan berpotensi mempercepat pertumbuhan sel kanker.Organisasi Kesehatan Dunia
telah menentukan bahwa faktor pola makan mencakup sedikit- nya 30% dari
penyebab seluruh kanker di negara-negara barat dan sampai 20% di negara-negara
berkembang. Semakin gencarnya informasi dan promosi berbagai makanan cepat saji
seperti fast food atau junk food yang kaya lemak dan karbohidrat, tetapi rendah serat
menyebabkan masyarakat Indonesia mengubah pola makannya. Hal ini diperkuat
oleh penelitian yang dilakukan oleh Balasubramaniam et al., yang menemukan bahwa
wanita yang mengonsumsi lemak lebih dari 30 g/ hari, memiliki dua kali lipat risiko
terkena kanker (Maria, 2017).

Pengobatan

Hall E et.al (2014) mengatakan pengobatan untuk kanker payudara salah


satunya adalah dengan kemoterapi. Perawatan dengan obat sitotoksik ini sering
disertai dengan gejala seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, mulut kering
dan perubahan dalam persepsi rasa atau bau(de Vries et al, 2017 dalam Novitasari,
2019). Dukungan keluarga dan kegiatan keagamaan berperan penting dalam
mengatasi depresi, kegelisahan, dan kesedihan pada pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi (Mastectomizadas, Frente, & Cáncer, 2011).

7
Daftar Pustaka
([ARTIKELPENELITIAN] 2019
HubunganGaya Hidupdengan Dismenore Primerpada Wanita Dewasa Muda Nada
Ismalia1, TA Larasati2, Efrida Warganegara3 1Mahasiswa Profesi FK Unila,
2Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas FK Unila, 3Bagian Mikrobiologi FK Unil

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri terhadap Perilaku Penanganan


Dismenore (Umi Salamah
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Indonesia Jalan Raya Babelan, KM 9,6,
Kebalen, Babelan –Bekasi Email : umi@stikesprimaindonesia.ac.id 2019)

). ( HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN KARAKTERISTIK REMAJA PUTRI


DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER CERRELATION OF STRESS
LEVELS AND CHARACTERISTICS OF TEENAGE GIRL WITH THE PRIMARY
DISMENORE INCIDENCE Sri Rejeki1, Nikmatul Khayati2, Riski Yunitasari3
1Praktisi dan dosen Keperawatan Maternitas FIKKES UNIMUS 2 Praktisi
keperawatan UNIMUS 3Praktisi Keperawatan Email :
srirejeki@unimus.ac.idTersedia di http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/ DOI :
10.26714/jk.8.1.2019.50-55Jurnal Kebidanan, 8 (1), 2019, 50-55)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri terhadap Perilaku Penanganan


Dismenore Umi Salamah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Indonesia Jalan
Raya Babelan, KM 9,6, Kebalen, Babelan –Bekasi Email :
umi@stikesprimaindonesia.ac.id 2019

GAMBARAN IMT DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI (DYSMENORHOE,


AMENORE,OLIGOMENORE) PADA MAHASISWA TINGKAT 1Eka Janita Sari¹
email : jibriljenita@yahoo.comSugiarti² 2018

8
.(13) (Umi Salamah
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Indonesia Jalan Raya Babelan, KM 9,6,
Kebalen, Babelan –Bekasi Email : umi@stikesprimaindonesia.ac.id 2019)

(Muhidin, 2016). (Alfiana Maulida Rahmah1, Yuni Astuti 1 1Program Studi Ilmu
Keperawatan FKIK, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Korespondensi: Alfiana
Maulida Rahmah Email: alfianamaulidar@gmail.com Pengaruh Terapi Murottal dan
Aromaterapi Terhadap Intensitas Dismenore pada Mahasiswi Keperawatan)

Hendarto. 2016. Endometriosis dari Aspek Teori Sampai Penanganan Klinis.


Surabaya: Airlangga University Press)

(Alam, Syamsir., dan Hadibroto, Iwan. 2007. Endometriosis. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama)

. (Efektivitas Slow Stroke Back Massage dengan Minyak Aromaterapi Lavender


terhadap Penurunan Nyeri Penderita Kanker ServiksSri Setyowati, Anik Rakhmawati,
Sumarsih, Maria Indri WigatiningsihMed Hosp 2019; vol 6 (1) : 35–39)

(2019 Pengembangan Video Edukasi Kanker Serviks sebagai Upaya Pencegahan


Kanker Serviks di Kota Malang Rina Wijayanti1), Rachmawati2), Era Dewi
Kartika3) 1Pendidikan Matematika, Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan
Keolahragaan, IKIP Budi Utomo Malang 2Pendidikan Matematika, Fakultas
Pendidikan Ilmu Eksakta dan Keolahragaan, IKIP Budi Utomo Malang 3Pendidikan
Matematika, Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan Keolahragaan, IKIP Budi Utomo
Malang 1Email : rina.statistika12@gmail.com 2Email : rachmawati603@gmail.com
3Email : erfolgera@gmail.com)

9
(Vol. 2, No. 1 Januari 2019 pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151 Telp. +62 853-
3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com Online Jurnal:
http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes PENGARUH PENGGUNAAN
PEMBALUT SAAT MENSTRUASI TERHADAP RISIKO KANKER SERVIKS
PADA SISWI SMA NEGERI 2 PANGKAJENE SIDENRENG RAPPANG. The Use
Effect of Sanitary Napkins During Menstruation On The Risk Of Cervical Cancer In
to The Students Of SMA Negeri 2 Pangkajene Sidenreng Rappang . Annisa
Baharuddin, Henni Kumaladewi Hengky, Ayu Dwi Putri Rusman (Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Parepare) (nieshaairen@gmail.com, 082346428005)

Febrianti, Sofia. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Serviks:


Terintegrasi dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar
Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) PPNI. Yogyakarta: Depublish (Group Penerbitan CV Budi Utama)

1. JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 2, Juni 2017

RISIKO GAYA HIDUP TERHADAP KEJADIAN KANKER PAYUDARA


PADA WANITA

Lifestyle Risk Factors of Women with Breast Cancer

Ida Leida Maria1, Andi Asliana Sainal1, Mappeaty Nyorong2 1Departemen


Epidemiologi, FKM Universitas Hasanuddin, 2Departemen Studi Promosi
Kesehatan, FKM Universitas Hasanuddin, (idale_262@yahoo.com)

(KEMAS 8 (2) (2013) 121-126Jurnal Kesehatan MasyarakatFAKTOR RISIKO


KANKER PAYUDARA WANITLindra Anggorowati Pemuda Sarjana Penggerak

10
Pembangunan Pedesaan (PSP3) Kemenpora RI, Penempatan Kabupaten BandungInfo
Artikel Sejarah Artikel: Diterima September 2012 Disetujui Oktober 2012
Dipublikasikan Januari 2013)

11

Anda mungkin juga menyukai