Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Industri di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat
seiring dengan kebutuhan akan tenaga kerja yang siap pakai, terampil dalam
mengoperasikan alat-alat industri, mempunyai keahlian yang sesuai dengan
spesifikasinya, serta memiliki kemampuan adaptasi yang cukup tinggi terhadap
penggunaan teknologi yang sering digunakan di bidang industri dimana penggunaan
yang dimaksud didalamnya meliputi proses dan maintenance.
Sehubungan dengan hal itu perguruan tinggi sebagai tempat untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas, berkepribadian mandiri, dan memiliki
kemampuan intelektual yang baik merasa terpanggil untuk semakin meningkatkan
mutu mahasiswa lulusannya.
Sejalan dengan pemikiran tersebut Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
(PPNS) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai sebuah institusi
perguruan tinggi di Indonesia berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia
dan iptek guna menunjang pembangunan industri, serta sebagai research university
untuk membantu pengembangan kawasan timur Indonesia. Output dari PPNS-ITS
diharapkan siap untuk dikembangkan ke dalam bidang yang sesuai dengan
spesifikasinya.
Guna menunjang terwujudnya komitmen dari perguruan tinggi untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas unggul dan sesuai dengan standar
kompetensi dunia kerja maka wawasan mahasiswa tentang dunia kerja yang berkaitan
dengan industrialisasi sangat diperlukan, mengingat kondisi Indonesia yang
merupakan negara berkembang, dimana teknologi masuk dan diaplikasikan oleh
industri terlebih dahulu.
Sebagai mahasiswa D-4 Teknik Pengelasan kami dituntut untuk mampu
mengaplikasikan perkembangan dan penerapan teknologi pengelasan di industri,
sesuai dengan standart yang telah banyak digunakan industri didunia. Hal ini

1
dilakukan sebagai langkah aplikatif dari pemberian teori yang kami terima di bangku
perkuliahan.
Oleh karena itu kerja sama dengan bidang industri perlu lebih ditingkatkan agar
terdapat keseimbangan dalam penyampaian ilmu kepada mahasiswa, yaitu antara teori
yang disampaikan melalui pemberian materi, yang dilakukan secara rutin di kelas
sebagai salah satu metode kegiatan perkuliahan, dengan praktek yang merupakan di
industri sebagai upaya untuk mengaplikasikan teori yang telah di dapat secara
langsung di dunia kerja. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan studi
ekskursi, magang, joint research, praktek kerja lapangan, On The Job Training dan
lain sebagainya.
PPNS menetapkan On The Job Training (OJT) sebagai salah satu kurikulum
wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan D-4 Teknik Pengelasan
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS)-Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS). Melalui kegiatan On The Job Trainning (OJT) di berbagai bidang
industri yang sesuai dengan spesifikasi yang diambil oleh masing-masing mahasiswa
diharapkan bahwa mahasiswa sebagai calon keluaran dari perguruan tinggi dapat
lebih mengenal suasana kerja sebenarnya dalam industri dimana hal tersebut akan
sangat membantu mahasiswa dalam mengatasi kecanggungan ketika nantinya terjun
langsung sebagai pekerja di sebuah industri.
Selain itu kegiatan ini secara khusus bagi mahasiswa D4 Teknik Pengelasan
diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
teknologi pengelasan khususnya aplikasi las di dunia industri. Pemahaman tentang
teknologi serta permasalahan Pegelasan di dunia industri akan banyak diharapkan
dapat menunjang pengetahuan secara teoritis dan pratikum yang didapat dari materi
perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia
yang siap menghadapi tantangan era globalosasi.
Pemerintah mendukung terwujudnya kerjasama antara industri dan perguruan
tinggi melalui kebijakan link and match yang telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan merupakan upaya dari pihak pemerintah. Hal tersebut
dilakukan untuk menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi sebagai salah

2
satu wadah untuk menghasilkan tenaga kerja dengan industri sebagai pihak pemakai
tenaga kerja dalam rangka memberikan sumbangan yang lebih besar dan sesuai, untuk
menjadi Partner in Progress bagi pembangunan bangsa dan negara.

1.2. Tujuan On the Job Training


1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di Jurusan D-4 Teknik Pengelasan PPNS-ITS.
2. Mengenal secara khusus bidang yang menjadi minat peserta yakni tentang
teknologi perpipaan dan penerapannya di PT. Meco Inoxprima.
3. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih
berwawasan bagi mahasiswa.
4. Mahasiswa mampu memahami implementasi teknologi pengelasan di dunia
industri sekaligus sanggup mengadakan pendekatan masalah secara utuh serta
menganalisa kekurangan dan kelebihannya.
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan mengembangkan pelaksanaan
aplikasi teoritis ilmunya kedalam praktek secara nyata di dunia industri sehingga
mahasiswa mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh.
6. Mengenal lebih jauh tentang pemanfaatan serta pengoperasian teknologi yang
sesuai dengan bidang yang dipelajari di Jurusan D-4 Teknik Pengelasan PPNS-
ITS.
7. Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan individu dengan terjun langsung
mempraktekkan pelaksanaan tugas sebagai welding inspector atau welding
engineer yang diharapkan akan diemban nantinya
8. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia
perguruan tinggi dengan dunia kerja sebagai pengguna outputnya.
9. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam memberikan
kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
10. Membuka kesempatan bagi dunia kerja dalam hal ini industri sebagai user dari
output perguruaan tinggi untuk dapat melihat secara langsung kemampuan
sesungguhnya dari mahasiswa sebagai calon karyawan dimana hal tersebut

3
diharapkan merupakan bagian dari proses seleksi sehingga dapat terjadi
penyerapan tenaga kerja.

1.3. Permasalahan khusus yang dibahas


Perusahaan yang saya tempati selama 2 bulan ini adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang manufacturing, PT. Meco Inoxprima memproduksi
bermacam jenis tanki, bertekanan maupun tidak bertekanan. Oleh karena itu masalah
yang sering muncul adalah proses pembuatannya, mulai dari manajemen pengerjaan,
kedatangan material, proses pengelasan, fitting dan lain sebagainya. Permasalahan
yang akan kami bahas disini adalah mengenai pengaruh penggunaan backing tape
pada kwalitas hasil pengelasan plasma welding untuk material sus304.

1.4. Batasan masalah yang diambil


1. penggunaan backing tape pada kwalitas hasil pengelasan plasma welding
untuk material sus304.
2. Penelitian ini dikerjakan di PT. Meco Inoxprima.

4
BAB II
DATA UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan


Perusahaan ini didirikan pada tahun 1978, sebagai mekanik bengkel kecil,
oleh Bapak S. Widjaja, presiden direktur saat ini PT. Meco Inoxprima, yang
menyelesaikan studinya teknik mesin di Technische Universität Berlin, Jerman. Dia
telah membuat setiap usaha untuk mengembangkan teknik dan kemampuan
manufaktur pabrik, khususnya di bidang peralatan pengolahan dan tanaman. Saat ini
kami bangga menjadi salah satu perusahaan terkemuka di bidang peralatan
pengolahan dan tanaman.
Pada tahun 2008, PT. Meco Inoxprima merayakan ulang tahun ke 30, yang
menunjukkan perjuangan terus menerus Bapak S. Widjaja untuk meningkatkan PT.
Meco Inoxprima untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih baik. Kita tahu bahwa
kita belum mencapai puncak belum dan bahwa itu masih jauh untuk sampai ke sana.
Itulah sebabnya kami memberikan yang terbaik untuk memperbaiki diri langkah demi
langkah terus menerus.
2.1.1 Direksi
1. Dipl.-Ing. S. Widjaja (Komisaris)
2. Dipl.-Ing. Yanuar B. Widjaja (Managing Director)
3. Otto R. Widjaja (Direktur Teknik)
4. Johannes Julianto (Direktur Supply Chain)

Dengan Jumlah karyawan sekitar 400 orang termasuk staf. Dan terdiri dari :
1. Manajemen 30 orang
2. Insinyur 15 orang
3. Desainer 15 orang
4. Perancang 18 orang
5. Supervisor 30 orang

5
6. Tukang las 30 orang
7. QA personel / QC 15 orang

2.2 Produk dan Pemasaran


Sejak didirikan pada tahun 1978 perusahaan kami sekarang telah menjadi
produsen besar peralatan pengolahan dan pabrik. Peralatan berkisar dari garis kompak
untuk fasilitas produksi pabrik terintegrasi, semua menampilkan peralatan yang
dirancang modular. Meco memiliki banyak model standar dan mereka dirancang
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.2.1 Peralatan pengolahan Meco Inoxprima - Drier Lifting.
Kami sudah punya tradisi panjang untuk rekayasa dan manufaktur semua jenis
peralatan pabrik yang terbuat dari stainless steel atau baja ringan , seperti tekanan
pembuluh, tangki, filter, penukar panas, pendingin, autoclave, konveyor, katup,
fitting, dll. Teknik-teknik manufaktur yang paling modern dan bahan terbaik yang
digunakan dalam produksi peralatan kami.
2.2.2 Processing Plant
Dengan pengalaman kami dalam rekayasa dan memasok proyek turnkey , kami
menawarkan tanaman lengkap, perpanjangan, modernisasi, pemeliharaan dan
perbaikan ,dengan keuntungan sebagai berikut :
a. Peralatan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan
b. Jaminan bahwa akan beroperasi dan seperti yang diharapkan
c. Tata letak fungsional
d. Daya Saing dan pabrik disesuaikan dengan anggaran
e. Pelatihan personil
f. Pengiriman relieable
g. Pelayanan setelah penjualan
Pabrik pengolahan industri harus disesuaikan dengan kebutuhan khusus dari setiap
pengguna . Kami akan senang untuk mempelajari spesifikasi dan mengusulkan desain
kami , kami dapat memproduksi dan mendirikan peralatan dan pabrik juga, sesuai

6
dengan kontraktor atau konsultan desain . Kami siap untuk mendukung industri
berikut :
Makanan dan minuman pabrik industri
1. Coklat
2. Herbal
3. Pengalengan Buah
4. Sirup
5. Air Mineral , dll

Agro pabrik industri


1. Getah
2. Palm Oil
3. Minyak Goreng
4. Gula
5. Animal Food , dll

Kimia pabrik industri


1. Pupuk
2. Gumrosin
3. Lem , dll
Pabrik industri farmasi
1. Obat
2. Kinidine
3. Eucalyptus Oil , dll

7
Adapun produk tanki transportasi BBM yang menjadi produk unggulan dari PT.
Meco Inoxprima yaitu adalah :

24.000l FUEL TANK TECHNICAL SPECIFICATION

Type: Semi-Trailer
Petrol, Avtur, Diesel and Kerosene with Specific Gravity
Service:
up to 0.85kg/l
Design Code: UN-ADR
Loading System: Bottom Loading
Tank Shape: Envelope
Material: Aluminium Alloy
Total Capacity: 24,000l
Compartment: 3 nos.
Compartment Capacity: 8,000l each
Ullage: min. 227l - max. 400l per compartment
Shell: Full Length without Circumferential Welding Line
Head and Baffle: Using Single Piece Material
Suspension: Air Suspension with 1 (one) Lift-Axle
Axles: 2 nos.
Brake System: Air Brake with ABS Generation II
Dimension and Weight:

8
Length (approx.) 7.748 mm
Width (approx.) 2.450 mm
Height (max.) 3.250 mm From Ground Level to Coaming Top
Tare Weight (approx.) 3.400 kg
Suitable Tractor Head: Nissan PK 260 CT (6 Wheeler)
Hino SG 260 J (6 Wheeler)

32.000l FUEL TANK TECHNICAL SPECIFICATION

Type: Semi-Trailer
Petrol, Avtur, Diesel and Kerosene with Specific Gravity
Service:
up to 0.85kg/l
Design Code: UN-ADR
Loading System: Bottom Loading
Tank Shape: Envelope
Material: Aluminium Alloy
Total Capacity: 32,000l
Compartment: 4 nos.
Compartment Capacity: 8,000l each
Ullage: min. 227l - max. 400l per compartment
Shell: Full Length without Circumferential Welding Line

9
Head and Baffle: Using Single Piece Material
Suspension: Air Suspension with 1 (one) Lift-Axle
Axles: 2 nos.
Brake System: Air Brake with ABS Generation II
Dimension and Weight:
Length (approx.) 9.766 mm
Width (approx.) 2.450 mm
Height (max.) 3.350 mm From Ground Level to Coaming Top
Tare Weight (approx.) 5.500 kg
Suitable Tractor Head: MAN CLA 26.280 (10 Wheeler)
Nissan CWA 260 X (10 Wheeler) *)
Hino FM 260 JM (10 Wheeler) *)

*) Please contact truck manufacturer for modifications needed to be used as tractor


head.

40.000l FUEL TANK TECHNICAL SPECIFICATION

Type: Semi-Trailer
Petrol, Avtur, Diesel and Kerosene with Specific Gravity
Service:
up to 0.85kg/l

10
Design Code: UN-ADR
Loading System: Bottom Loading
Tank Shape: Envelope
Material: Aluminium Alloy
Total Capacity: 40,000l
Compartment: 5 nos.
Compartment Capacity: 8,000l each
Ullage: min. 227l - max. 400l per compartment
Shell: Full Length without Circumferential Welding Line
Head and Baffle: Using Single Piece Material
Suspension: Air Suspension with 1 (one) Lift-Axle
Axles: 3 nos.
Brake System: Air Brake with ABS Generation II
Dimension and Weight:
Length (approx.) 12.100 mm
Width (approx.) 2.450 mm
Height (max.) 3.350 mm From Ground Level to Coaming Top
Tare Weight (approx.) 7.500 kg
Suitable Tractor Head: MAN CLA 26.280 (10 Wheeler)
Nissan CWM 330 H (10 Wheeler)
Hino FM 320 P (10 Wheeler)

11
2.3 Visi dan Misi

Visi
1. Menjadikan perusahaan yang terus berkarya di Internasional
Misi
1. Meningkatkan terus kemanpuan karyawan.
2. Menghasilkan produk yang berkwalitas tinggi.
3. Terus meningkatkat etos kerja yang baik.

2.4 Kebijakan Perusahaan tentang Safety dan lingkungan


Setiap perusahaan di Indonesia pastinya mengutamakan yang namanya safety
yang berkaitan langsung tentang K3, hal ini sudah diterapkan pada PT. Meco
Inoxprima. Dilihat dalam keseharianya setiap pekerja harus diwajibkan menggunakan
yang namanya perlengkapan alat pelindung diri (APD), contohnya penggunaan helm
dan sepatu safety pada saat bekerja.
Selain penggunaan APD, penataan ruang produksi sudah dilengkapi dengan
rambu-rambu saran ataupun larangan. Contohnya saran penggunaan earplug saat
kondisi bising pada lingkungan yang berdebu disarankan menggunakan masker.
Adapun contoh larangan di PT. Meco Inoxprima dalam menyalakan api pada daerah
yang mudah terbakar, dilarang mengambil gambar tanpa seijin direksi. Hal yang
berkaitan dengan lingkungan yaitu penanaman pohon area sekitar pabrik, ini
berdampak pada tingkat kesejukan di area pabrik. Selain penanaman pohon,
penempatan limbah pabrik yang tak terpakai sudah ditempatkan pada tempat
tersendiri agar mudah didaur ulang kembali sebagai barang siap pakai.
Kebijakan PT. Meco Inoxprima dalam hal kesehatan, ahli K3 memiliki program
pemeriksaan kesehatan setiap karyawan. Hal ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali
agar kesehatan setiap karyawan terjaga dengan baik sehingga produktivitas dari
karyawan tetap terjaga.

12
BAB III
DASAR TEORI

Stainlessteel merupakan jenis baja tahan karat yang banyak digunakan


dalam dunia industri. Sifat tahan karat yang dimiliki stainlessteel itu sendirilah yang
menjadi alasan atau faktor seleksi material yang akan digunakan dalam industry,
seperti strorage tank yang digunakan untuk menyimpan cairan yang mempunyai sifat
corrosive lebih tinggi misalnya urea, air garam, dan lain-lain. Material stainlessteel
tipe tertentu juga diaplikasikan pada industry makan, seperti material sus304 yang
digunakan untuk storage tank untuk menyimpan cokelat.
Berikut adalah jenis-jenis stainlessteel dan beberapa sifat nya:
1. Ferritic Stainless Steel
Bersifat magnetic, tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas tapi
dapat dikeraskan dengan cold work, dapat dicold work maupun dihot work,
pada kondisi annealed keuletan dan ketahanan korosi tertinggi, kekuatan
mencapai 50% lebih tinggi dari pada baja plain carbon, ketahanan korosi dan
machinability lebih baik dari pada stainless steel Martensitic.
2. Martensitic Stainless Steel
Bersifat magnetic, dapat dikeraskan dengan perlakuan panas, dapat di cold
work maupun di hotd work, machinabilitynya bagus, ketangguhan baik,
ketahanan korosinya cukup bagus terhadap cuaca tetapi tidak sebaik stainless
steel ferritic maupun austenitic.
3. Austenitic Stainless Steel
Bersifat non magnetic, pada kondisi annealed, tidak dapat dikeraskan
dengan perlakuan panas, dapat di hot-work dan dicold-work, memiliki shock
resistant yang tinggi, sulit dimachining kecuali dengan penambahan S atau Se,
sifat tahan korosinya paling baik diantara jenis lainnya, kekuatan pada
temperature tinggi dan ketahanan scaling sangat baik.
4. Precipitation-Hardening Stainless Steel

13
Baja tahan karat yang mengalami pengerasan presipitasi, mudah
dipabrikasi, kekuatan tinggi, keuletan elative baik, ketahanan korosinya baik.

3.1 Stainless steel grades


100 Series—austenitic paduan chromium-nickel-manganese
 Type 101—austenitic yang mengalami pengerasan melalui proses
pendinginan
 Type 102—austenitic yang kegunaan utamanya sebagai bahan perabotan
dan furniture·
200 Series—austenitic paduan chromium-nickel-manganese
 Type 201—austenitic yang mengalami pengerasan melalui proses
pendinginan
 Type 202—austenitic general purpose stainless steel.
300 Series—austenitic paduan chromium-nickel
 Type 301—mudah dibentuk, proses pengerasan cepat, baik untuk proses
pengelasan dan daya tahan lebih tinggi dari tipe 304.
 Type 302—Tingkat ketahanan terhadap karat sama dengan 304, tapi sedikit
lebih tinggi tingkat kekuatan bahannya karena adanya tambahan karbon.
 Type 303—versi 304 tanpa mesin dengan tambahan sulfur dan pospor.
 Type 304—Grade yang paling umum digunakan
 Type 304L— sama seperti 304 dengan kadar karbon lebih rerndah agar
lebih baik untuk digunakan dalan pengelasan.
 Type 304LN—sama dengan 304L, dengan tambahan nitrogen agar
meningkatkan tingkat yield and tensile strengthnya.
 Type 308—digunakan sebagai logam pengisi ketika mengelas 304
 Type 309—lebih tahan panas dari 304, biasa digunakan sebagai logam
pengisi dalam proses pengelasan.

14
 Type 316—Stainless Steel yang paling umum digunakan setelah 304.
biasanya digunakan sebagai peralatan yang berhubungan dengan makanan.
 Type 321—mirip dengan type 304 dengan tambahan titanium.
400 Series—ferritic and martensitic chromium alloys
 Type 405— ferritic untuk digunakan dalam proses pengelasan
 Type 408—tahan panas, tahan karat dengan kadar rendah; 11% chromium,
8% nickel.
 Type 409—Type yang paling murah, biasanya digunakan sebagai knalpot
mobil; ferritic (iron/chromium only).
 Type 410—martensitic (high-strength iron/chromium). Wearresistant, but
less corrosion-resistant.
 Type 416—easy to machine due to additional sulfur
 Type 420—Cutlery Grade martensitic;
 Type 430—Mudah dibentuk, dengan temperatur rendah dan tahan karat.
 Type 439—ferritic grade, Grade yang lebih tinggi dari 409. peningkatan
kandungan krom untuk meningkatkan tingkat ketahan terpadap karat dan
oksidasi
 Type 440—Grade alat pemotong yang lebih tinggi dengan lebih banyak
karbon. Terbagi atas 4 tingkat lagi : 440A(kandungan karbon paling
rendah), 440B, 440C(yang terbaik, sering digunakan sebagai bahan dasar
pisau), dan 440F
 Type 446—For elevated temperature service
500 Series—paduan chromium tahan panas
600ries—martensitic precipitation hardening alloys
 601 through 604: Martensitic low-alloy steels.
 610 through 613: Martensitic secondary hardening steels.
 614 through 619: Martensitic chromium steels.
 630 through 635: Semiaustenitic and martensitic precipitationhardening
stainless steels.

15
 Type 630 is most common PH stainless, better known as 17-4; 17%
chromium, 4% nickel.
-650 through 653: Austenitic steels strengthened by hot/cold work.
- 660 through 665: Austenitic superalloys; all grades except alloy 661 are
strengthened by second-phase precipitation.
 Type 2205— the most widely used duplex (ferritic/austenitic) stainless
steel grade. It has both excellent corrosion resistance and high strength

16
17
18
19
20
z

21
3.2.WELDING BACKING TAPES
Penggunaan backing Tapes ini dapat dimungkinkan sebagai ganti dari proses
Purging atau lebih familiar dilapangan disebut juga dengan infuse. Sebenanrya
tujuan utama dari purging adalah mempertahankan sifat ketahanan korosi material
selama pengaruh panas welding. Panas yang terjadi pada saat proses pengelasan
akan menyebabkan perubahan struktur mikro pada logam lasan, dan HAZ.
Perubahan inilah yang akan menyebabkan baja tahan korosi atau stainlessteel
berkurang sifat tahan korosinya. Pengelasan stainlessteel akan terjadi peristiwa
oxidasi apabila lingkungan disekitarnya mengandung oksigen ( H2O jadi H2 dan
O2 ). Nah peristiwa inilah yang harus dihindari. Supaya tidak ada O2 yang masuk
kedalam logam lasan, maka lingkungannya harus dibuat bebas oksigen dengan
mengalirkan gas inert seperti Argon.
Penggunaan purging atau infus diatas masih terbatas penggunaannya, pada
benda kerja dengan dimensi dan bentuk tertentu tidak dimungkinkan dilakakukan

22
purging atau infuse. Backing Tapes Welding atau dilapangan sering disebut juga
isolasi welding dapat digunakan untuk menggantikan proses infuse tadi.
Penggunaan backing tapes ini secara prinsip sama dengan proses infuse, yaitu
mendorong dan menghalangi oksigen supaya tidak masuk kedalam cairan logam
lasan. Backing Tapes yang digunakan ini adalah terbuat dari aluminium foil dan
fiberglas strip yang berada ditengahnya seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

(gambar weld backing tapes)

23
Sifat tahan panas yang dimiliki dari komponen tersebut adalah sebagai
berikut:
 Adhesive = 400o C
 Aluminium Foil Tape = 600 o C
 Fiberglas Strip = 1000 o C

24
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH

Cara penggunaan backing tape adalah sebagai berikut:


1. Ukur panjang dari backing tape yang dibutuhkan.
2. Buka cover penutup yang terdapat pada aluminium foil.
3. Tempelkan pada belakan material yang akan dilas, pastikan bahwa fiberglas
strip berada pada tengah dan menutupi grove atau kampuh lasan.
4. Pastikan dan rapatkan supaya tidak ada gas oksigen dapat masuk kedalamnya.
5. Proses pengelasan dapat dilaksanakan.

Berdasarkan analisa dan pengamatan yang telah kami lakukan di PT MECO


INOXPRIMA penggunaan weld backing tapes sebagai berikut:
1. Meningkatkan productivitas pengelasan karena lebih praktis untuk
dilakukan daripada menggunakan infuse.
2. Tidak menimbulkan pencemaran udara seperti argon pada proses infuse.

25
3. Hasil penetrasi atau tembusan bagus. Root dan pengisian pertama jadi
satu.
4. Mempercepat proses persiapan.
5. Tidak membutuhkan gouging atau grinding pada root pass.
6. Meminimalisir terjadinya cacat pengelasan.

Berdasarkan analisa yang kami lakukan pada PT Meco Inoxprima dapat


disimpulkan tentang penggunaan weld backing tapes lebih efisien jika
dibandingkan dengan infuse.

26
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

PT. MECO INOXPRIMA salah satu perusahaan keluarga yang bergerak


dalam manufacturing ini sudah menghasilkan banyak produk berkualitas dalam
rentang beberapa tahun ini. Hampir seluruh produk dari perusahaan ini terbuat
dari stainless stell yang digunakan untuk memproduksi makanan. Tak jarang
perusahaan ini menerima pesananan dari perusahaan lain yang bergerak dalam
bidang produksi kimia, karena ini lah kebanyakan produk terbuat dari stainless
steel.
Selain itu, salah satu produk unggulan dari perusahaan ini adalah LPG Truck
Mounted Tranport Tank . Hampir semua komponen di kerjakan di perusahaan
ini, mulai dari tanki, kelistrikan, hingga perakitan ke mobil dan siap digunakan.
Kapasitas juga bervariasi, mulai dari 2 ton hingga 13 ton. Ada juga LPG Semi –
Trailer Transport Tank, yang memiliki kapasitas lebih besar dari pada Truck
mounted Tranport Tank, yaitu antara 15 ton hingga 25 ton. Material yang
digunakan adalah aluminum, karena selain memiliki kekuatan menahan tekanan,
berat dari material ini lebih ringan, sehingga tidak teralu membebani mobil.
Pada divisi BBM juga memproduksi storage tank yang memiliki kapasitas
hingg 170 ton.

5.2. SARAN
Setalah 2 bulan saya berada di prusahaan ini, saya merasa cukup terkagum
terhadap pencapaian yang perusahaan ini dapatkan. Mulai dari hal kecil seperti
tingkat kedisiplinan karyawan dalam menaati peraturan. Tapi jika saya boleh
memberikan saran kepada perusahaan untuk lebih memberikan bimbingan dan
pembelajaran yang lebih dari perusahaan. Yang saya harapkan mahasiswa
mendapatkan pembibimg yang tepat sesuai bidang masing – masing.

27

Anda mungkin juga menyukai