BAB 5 Bekisting
BAB 5 Bekisting
MASALAH KHUSUS
METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN
KEBUTUHAN BEKISTING PELAT DAN BALOK LANTAI 4
48
5.2.2 Fungsi Bekisting
Pengertian sebelumnya bahwa bekisting merupakan konstruksi bersifat
sementara maka hakikat dari pada bekisting itu adalah konstruksi sederhana tapi
harus kuat, dan mampu menahan beban yang bekerja selama proses pekerjaan
bekisting, pengecoran serta pasca pengeoran. Pada dasarnya konstruksi
bekisting memiliki tiga hal fungsi:
1. Menentukan bentuk dari konstruksi beton yang dibuat.
2. Memikul dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton serta
beban luar lainya yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton.
Namun perubahan ini tidak melampui batas toleransi yang ditetapkan.
3. Bekisting harus dapat dengan mudah dipasang, dilepas dan dipindahkan.
Mempermudah proses produksi beton masal dalam ukuran yang sama.
Berdasarkan fungsi, konstruksi bekisting dapat dibagi dalam 3 bagian
konstruksi, yaitu:
1. Bekisting kontak
2. Konstruksi penopang
3. Bracing (penjaga kestabilan).
Dalam proses desain cetakan ada beberapa hal yang perlu memperhatikan
untuk mendapatkan cetakan atau bekisting yang baik adalah sebagai berikut:
1. Kualitas material cetakan yang digunakan harus mampu menghasilkan
permukaan beton yang baik dan ketepatan ukuran bekisting yang sesuai.
2. Keamanan dari cetakan harus diperhitungkan dari perubahan pembebanan
yang akan terjadi, tanpa menimpulkan bahaya bagi material maupun
pekerja konstruksi itu sendiri.
3. Memperhatikan faktor ekonomis agar dapat mereduksi biaya operasional
bekisting.
50
Berikut material-material yang diperlukan untuk dapat membuat bekisting
pelat lantai:
a. Plywood berukuran 122 × 244 dengan ketebalan 12 mm
b. Paku sebagai alat sambung triplek
c. Hollow
d. Kaso 50/50
e. Perancah yang terdiri dari jack base, U- head, esa.
2. Bekisting balok.
Berikut material-material yang diperlukan untuk dapat membuat bekisting
balok:
a. Plywood berukuran 122 × 244 cm
b. Paku sebagai alat sambung triplek
c. Hollow
d. Kaso 50/50
e. Perancah yang terdiri dari jack base, U- head, esa
f. Tie root sebagai alat sambung bekisting
51
Gambar 5.1 Flowchart tahapan pemasangan bekisting
52
Gambar 5.2 Pemasangan perancah
2. Pemasangan plywood
Setelah pekerjaan pemasangan perancah siap maka dilanjutkan dengan
pemasangan triplek di setiap area pelat lantai yang direncanakan. Pemasangan
plywood dapat dilihat pada gambar 5.3.
53
Gambar 5.4 Pembersihan area bekisting
4. Pekerjaan pembesian
Setelah pembersihan terhadap material plywood ataupun material
bekisting maka dilakukannya pekerjaan pembesian dan siap untuk melakukan
pengecoran. Pekerjaan pembesian balok dan pelat dapat dilihat pada gambar
5.5.
54
Gambar 5.6 Tie root
55
5.4.1 Data bekisting
Data bekisting merupakan data yang dibutuhkan untuk membuat bekisting
bekisting pelat lantai. Data bekisting di buat berdasarkan data dimensi pelat
lantai, balok, dan kolom yang telah direncanakan. Data bekisting pelat lantai,
balok anak, dan balok induk dapat dilihat pada tabel 5.1, 5.2 dan 5.3
Tabel 5.1 Tebal Pelat Lantai 4
Tebal Pelat Lantai
Jenis Pelat Tebal (cm)
S1 12
S2 12
S3 15
58
Jumlah set perancah = 841 set perancah
1 set perancah = 4 jack u-head
Jumlah jack u-head yang dibutuhkan = 4 × 841
= 3.364 buah jack u-head
4. Perhitungan kebutuhan base plate
Data mengenai base plate yang akan digunakan pada bekisting pelat lantai
4 pada proyek ini adalah sebagai berikut:
Jumlah set perancah = 841 set perancah
1 set perancah = 4 base plate
Jumlah jack u-head yang dibutuhkan = 4 × 841
= 3.364 buah base plate
5. Perhitungan kebutuhan hollow
Data mengenai hollow yang akan digunakan pada proyek pembangunan
sekolah dan fasilitas BPK Penabur Jakarta:
Dimensi hollow atau kaso yang akan digunakan = 50 / 50 mm
Panjang hollow atau kaso yang akan digunakan = 1,8 m
Jumlah set perancah yang dibutuhkan = 841 set perancah
Pada satu set perancah terdapat 4 U-head yang dapat digunakan oleh 2
hollow, maka dapat dihitung hollow yang diperlukan adalah sebagai berikut.
Jumlah hollow yang dibutuhkan = Jumlah set perancah : 2
= 841: 2
= 420,5 hollow yang akan digunakan
60
G34 400 800 1000 680 0,6 1 0,6
G35 300 800 4650 680 2,6 1 2,6
G36 300 800 9000 788 5,7 1 5,7
G37 300 800 9000 788 5,7 1 5,7
G38 400 800 1000 680 0,6 1 0,6
G39 400 800 1000 680 0,6 1 0,6
G40 300 650 2250 530 1,0 1 1,0
G41 500 650 4000 530 2,1 1 2,1
Jumlah kebutuhan plywood
187
keseluruhan (lembar)
62
Jumlah plywood yang dibutuhkan = (𝑙 balok × Lbalok) + [2 × ((hbalok – tpelat) × Lbalok)]
= (300 × 7500) + [2 × ((650 – 120) × 7500)]
= 2,094 lembar ≈ 2 lembar
63
2. Perhitungan kebutuhan tie root
Berikut ini data yang diperlukan untuk menghitung kebutuhan tie root untuk
balok anak B1 pada lantai 4.
Panjang balok = 7500 mm
Jarak yang digunakan pada setiap tie root = adalah 600 mm
Jumlah tie root yang dibutuhkan = Pbalok : Jarak tie root
= 7500 : 600
= 12, 5 tie root ≈ 13 tie root
64