Anda di halaman 1dari 17

BAB 5

MASALAH KHUSUS
METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN
KEBUTUHAN BEKISTING PELAT DAN BALOK LANTAI 4

5.1 URAIAN MASALAH


Konstruksi pada bangunan terdiri dari pondasi, pelat lantai, kolom, dan
balok dimana fungsi pondasi adalah sebagai penopang suatu bangunan, pelat
lantai sebagai dasar atau pijakan di setiap lantai, kolom sebagai penopang lantai
atau beban dari balok, balok sebagai penopang atau penerima beban dari pelat
lantai dan menyalurkan bebannya ke kolom. Untuk membuat pelat lantai, balok,
kolom, dan sebagainya diperlukan bekisting sebagai alat cetak dari bangunan
tersebut. Maka dari itu diperlukan ketelitian dan perhitungan dalam
merencanakan kebutuhan bekisting yang akan digunakan.

5.2 LANDASAN TEORI


5.2.1 Bekisting
Bekisting merupakan suatu konstruksi pendukung pada pekerjaan
konstruksi beton dan biasanya terbuat dari bahan kayu, alumunium, dan
sebagainya. Berbagai material dapat digunakan namun pemilihan jenisnya harus
mempertimbangkan dari segi teknis dan nilai ekonomisnya
Berdasarkan cara pengerjaannya bekisting dapat dibentuk secara
konvensional yang langsung dikerjakan dilapangan maupun dengan sistem
pabrikasi atau merupakan pengembangan dari sebuah sistem bekisting yang
mudah dipasang, kuat, awet, dan mudah dibongkar.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konstruksi bekisting adalah
sebuah konstruksi non permanent yang mampu memikul beban sendiri berat
beton basah, beban hidup dan sebagai sarana pendukung dalam mencetak
konstruksi beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa serta bentuk permukaan
yang diinginkan, dengan demikian bekisting berperan dalam proses produksi
konstruksi beton.

48
5.2.2 Fungsi Bekisting
Pengertian sebelumnya bahwa bekisting merupakan konstruksi bersifat
sementara maka hakikat dari pada bekisting itu adalah konstruksi sederhana tapi
harus kuat, dan mampu menahan beban yang bekerja selama proses pekerjaan
bekisting, pengecoran serta pasca pengeoran. Pada dasarnya konstruksi
bekisting memiliki tiga hal fungsi:
1. Menentukan bentuk dari konstruksi beton yang dibuat.
2. Memikul dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton serta
beban luar lainya yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton.
Namun perubahan ini tidak melampui batas toleransi yang ditetapkan.
3. Bekisting harus dapat dengan mudah dipasang, dilepas dan dipindahkan.
Mempermudah proses produksi beton masal dalam ukuran yang sama.
Berdasarkan fungsi, konstruksi bekisting dapat dibagi dalam 3 bagian
konstruksi, yaitu:
1. Bekisting kontak
2. Konstruksi penopang
3. Bracing (penjaga kestabilan).
Dalam proses desain cetakan ada beberapa hal yang perlu memperhatikan
untuk mendapatkan cetakan atau bekisting yang baik adalah sebagai berikut:
1. Kualitas material cetakan yang digunakan harus mampu menghasilkan
permukaan beton yang baik dan ketepatan ukuran bekisting yang sesuai.
2. Keamanan dari cetakan harus diperhitungkan dari perubahan pembebanan
yang akan terjadi, tanpa menimpulkan bahaya bagi material maupun
pekerja konstruksi itu sendiri.
3. Memperhatikan faktor ekonomis agar dapat mereduksi biaya operasional
bekisting.

5.2.3 Jenis-Jenis Bekisting


Bekisting yang digunakan pada pembangunan sebuah kontruksi terdiri dari
bekisting konvnsionak (tradisional) dan bekisting sistem, berikut adalah
penjelasannya.
1. Bekisting Konvensional (Tradisional)
Bekisting konvesional adalah bekisting yang menggunakan kayu ini
dalam proses pengerjaannya dipasang dan dibongkar pada bagian struktur
49
yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting dilakukan dengan melepas
bagian-bagian bekisting satu per satu setelah beton mencapai kekuatan
yang cukup. Jadi bekisting tradisional ini pada umumnya hanya dipakai
untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinan
untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen
struktur yang lain.
Pada bekisting konvensional (tradisional) memiliki beberapa
kekurangannya, seperti berikut:
a. Material kayu tidak awet untuk dipakai berulang-ulang kali;
b. Waktu untuk pasang dan bongkar bekisting menjadi lebih lama;
c. Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku, sehingga lokasi menjadi
kotor;
d. Bentuknya tidak presisi.
2. Bekisting Sistem
Bekisting sistem sering juga disebut bekisting modern, dimana dalam
pengerjaannya memiliki keunggulan dibanding bekisting konvensional.
Bekisting sistem memiliki beberapa keunggulan, seperti berikut:
a. Mudah dipasang dan dibongkar, ringan, dapat dipakai berulang kali
b. Kualitas pengecoran baik dengan siklus pembongkaran yang cepat
serta dapat dipakai pada pekerjaan konstruksi beton yang besar.
Pada bekisting sistem juga memiliki beberapa kekurangannya, seperti
berikut:
a. Mahal
b. Sulit didapat
c. Membutuhkan keahlian
d. Peralatan berat.

5.2.4 Material yang digunakan pada bekisting


Pada proyek ini menggunakan bekisting sistem Perth Construction Hire
(PCH), dan pada bekisting ini memerlukan beberapa material yang digunakan
untuk membuat sebuah bekisting atau sebagai penunjang bekisting agar dapat
bekerja secara maksimal, seperti sebagai berikut:
1. Bekisting pelat lantai.

50
Berikut material-material yang diperlukan untuk dapat membuat bekisting
pelat lantai:
a. Plywood berukuran 122 × 244 dengan ketebalan 12 mm
b. Paku sebagai alat sambung triplek
c. Hollow
d. Kaso 50/50
e. Perancah yang terdiri dari jack base, U- head, esa.
2. Bekisting balok.
Berikut material-material yang diperlukan untuk dapat membuat bekisting
balok:
a. Plywood berukuran 122 × 244 cm
b. Paku sebagai alat sambung triplek
c. Hollow
d. Kaso 50/50
e. Perancah yang terdiri dari jack base, U- head, esa
f. Tie root sebagai alat sambung bekisting

5.3 TAHAPAN PEMASANGAN BEKISTING


Pada proses pekerjaan sebuah bagian struktur dari bangunan seperti
kolom, balok, pelat dan lain-lain diperlukan adanya bekisting sebagai alat cetak
untuk penunjang pembentukan bagian struktur, maka perlu adanya pengawasan
terhadap tahap-tahap ataupun metode bekisting yang dilakukan agar
memperoleh hasil cetakan bekisting yang baik. Gambar 5.1 merupakan gambar
flowchart tahapan pemasangan bekisting.

51
Gambar 5.1 Flowchart tahapan pemasangan bekisting

Berikut ini merupakan tahapan pemasangan bekisting untuk pelat lantai


dan balok yang dilaksanakan di proyek BPK Penabur Jakarta.
1. Pemasangan perancah
Sebelum pemasangan plywood sebagai cetakan untuk bekisting pelat
lantai maka dibutuhkan perancah sebagai alat penopang beban dari atas seperti
besi maupun pengecoran yang akan dilakukan. Pekerjaan pemasangan
perancah juga sudah termasuk pekerjaan saat pemasangan Jack base sebagai
penumpu perancah, kaso atau hollow yang akan dipasang di setiap U-head.
Pemasangan perancah dapat dilihat pada gambar 5.2

52
Gambar 5.2 Pemasangan perancah

2. Pemasangan plywood
Setelah pekerjaan pemasangan perancah siap maka dilanjutkan dengan
pemasangan triplek di setiap area pelat lantai yang direncanakan. Pemasangan
plywood dapat dilihat pada gambar 5.3.

Gambar 5.3 Pemasangan plywood

3. Pembersihan area bekisting


Setelah pemasangan plywood selesai maka dilakukan pembersihan pada
area bekisting untuk menghindari adanya material yang tertinggal. Pembersihan
area bekisting dapat dilihat pada gambar 5.4.

53
Gambar 5.4 Pembersihan area bekisting

4. Pekerjaan pembesian
Setelah pembersihan terhadap material plywood ataupun material
bekisting maka dilakukannya pekerjaan pembesian dan siap untuk melakukan
pengecoran. Pekerjaan pembesian balok dan pelat dapat dilihat pada gambar
5.5.

Gambar 5.5 Pembesian area bekisting

Tahapan pemasangan bekisting untuk balok dilakukan bersamaan dengan


tahapan pemasangan bekisting untuk pelat lantai, yang membedakan hanyalah
pada bekisting balok di beri alat yang bernama tie root yang fungsinya sebagai
pengunci dimensi balok, supaya dimensi balok tetap terjaga sesuai dengan
dimensi balok yang telah direncanakan. Bentuk tie root dapat dilihat pada gambar
5.6.

54
Gambar 5.6 Tie root

5.3.1 Tahapan Menghitung Keperluan Bekisting


Pelaksanaan perhitungan keperluan bekisting terdapat langkah-langkah
yang harus dikerjakan seperti:
1. Menyiapkan gambar bangunan serta spesifikasi teknis bangunan.
Gambar bangunan berupa denah lantai yang akan dilakukan perhitungan
kebutuhan bekisting meliputi gambar denah, gambar tampak, potongan,
site plan, dan gambar detail.
2. Menghitung keperluan bekisting.
Perhitungan keperluan bekisting diperlukan untuk mengetahui besarnya
keperluan bekisting yang akan dilaksanakan pada setiap lantai,
perhitungan ini juga berkaitan dengan banyaknya material yang dibutuhkan
serta tenaga kerja yang diperlukan selama masa konstruksi berlangsung.

5.4 PERHITUNGAN KEBUTUHAN BEKISTING PELAT DAN BALOK


LANTAI 4
Tujuan dari menghitung keperluan bekisting ini adalah untuk mengetahui
berapa banyak material yang akan dibutuhkan untuk menunjang pembuatan
bekisting, kemudian data perhitungan tersebut akan digunakan untuk
menentukan jumlah atau produksi material bekisting yang akan didatangkan ke
tempat pelaksanaan proyek.
Pada laporan ini akan menghitung kebutuhan bekisting pelat lantai pada
lantai 4.

55
5.4.1 Data bekisting
Data bekisting merupakan data yang dibutuhkan untuk membuat bekisting
bekisting pelat lantai. Data bekisting di buat berdasarkan data dimensi pelat
lantai, balok, dan kolom yang telah direncanakan. Data bekisting pelat lantai,
balok anak, dan balok induk dapat dilihat pada tabel 5.1, 5.2 dan 5.3
Tabel 5.1 Tebal Pelat Lantai 4
Tebal Pelat Lantai
Jenis Pelat Tebal (cm)
S1 12
S2 12
S3 15

Luas lantai 4 = 1.006,37 m2


Elevasi lantai 3 ke 4 = +7.50 m s/d +11.50 m
Tabel 5.2 Dimensi Balok Anak
Lebar Tinggi Panjang
Nama Balok
(mm) (mm) (mm)
B1 300 650 7500
B2 300 750 9000
B3 300 650 7500
B4 300 650 7500
B5 300 750 9000
B6 300 750 9000
B7 300 650 2250
B8 250 650 1000
B9 300 650 4000
B10 300 750 9000
B11 300 650 3000
B12 300 750 9000
B13 300 650 6500
B14 250 500 2000
B15 250 500 2000
B16 300 650 6500
B17 250 500 6000
B18 250 650 9000
B19 250 650 9000
B20 250 650 9000
B21 300 650 6750
B22 250 500 2100
B23 300 650 7500
B24 300 750 9000
B25 300 750 9000
56
Tabel 5.3 Dimensi Balok Induk
Lebar Tinggi Panjang
Nama Balok
(mm) (mm) (mm)
G1 300 650 7500
G2 300 750 9000
G3 300 650 7500
G4 300 750 9000
G5 300 650 7500
G6 300 750 9000
G7 300 650 7500
G8 300 650 2250
G9 400 650 2250
G10 400 650 4000
G11 300 650 7500
G12 300 750 9000
G13 300 650 6500
G14 300 650 6500
G15 3000 650 6500
G16 300 650 1000
G17 300 650 1000
G18 300 750 9000
G19 300 650 1000
G20 400 800 9000
G21 400 800 9000
G22 500 650 2250
G23 400 800 9000
G24 400 800 9000
G25 400 800 9000
G26 500 800 9000
G27 400 800 9000
G28 400 800 9000
G29 400 800 9000
G30 400 800 9000
G31 400 800 1000
G32 400 800 9000
G33 400 800 9000
G34 400 800 1000
G35 300 800 4650
G36 300 800 9000
G37 300 800 9000
G38 400 800 1000
G39 400 800 1000
G40 300 650 2250
G41 500 650 4000
57
5.4.2 Perhitungan kebutuhan bekisting untuk pelat lantai
Berikut ini merupakan perhitungan kebutuhan bekisting pelat lantai 4 pada
proyek ini, data pelat lantai 4 adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan kebutuhan plywood
Menghitung kebutuhan bekisting untuk pelat lantai berdasarkan data luas
pelat lantai bersih sebagai berikut:
Panjang area bekisting pelat lantai 4 = 48,750 m
Lebar area bekisting pelat lantai 4 = 18,617 m
Luas area bekisting pelat lantai 4 = 907,580 m2
Berikut ini merupakan data mengenai plywood yang akan digunakan
sebagai pelat lantai 4 pada proyek ini.
Panjang plywood = 2,44 m
Lebar plywood = 1,22 m
Tebal plywood = 0,012 m
Luas plywood = 2,976 m2
Jumlah plywood yang dibutuhkan = Luas area pelat lantai 4 : luas plywood
= 907,580 : 2,976
= 304,880 lembar ≈ 305 lembar
2. Perhitungan kebutuhan perancah
Data mengenai set perancah yang akan digunakan sebagai penunjang
bekisting pelat lantai 4 pada proyek ini.
Panjang 1 set perancah = 1,8 m
Lebar 1 set perancah = 1,2 m
Tinggi 1 set perancah =2 m
Volume 1 set perancah = 4,32 m3
Jumlah set yang dibutuhkan = Volume ruangan × volume 1 set perancah
= (48,750 × 18,617 × 4) : 4,32
= 840,350 set perancah ≈ 841 set perancah
3. Perhitungan kebutuhan jack u-head
Data mengenai jack u-head yang akan digunakan pada bekisting pelat
lantai 4 pada proyek ini adalah sebagai berikut:

58
Jumlah set perancah = 841 set perancah
1 set perancah = 4 jack u-head
Jumlah jack u-head yang dibutuhkan = 4 × 841
= 3.364 buah jack u-head
4. Perhitungan kebutuhan base plate
Data mengenai base plate yang akan digunakan pada bekisting pelat lantai
4 pada proyek ini adalah sebagai berikut:
Jumlah set perancah = 841 set perancah
1 set perancah = 4 base plate
Jumlah jack u-head yang dibutuhkan = 4 × 841
= 3.364 buah base plate
5. Perhitungan kebutuhan hollow
Data mengenai hollow yang akan digunakan pada proyek pembangunan
sekolah dan fasilitas BPK Penabur Jakarta:
Dimensi hollow atau kaso yang akan digunakan = 50 / 50 mm
Panjang hollow atau kaso yang akan digunakan = 1,8 m
Jumlah set perancah yang dibutuhkan = 841 set perancah
Pada satu set perancah terdapat 4 U-head yang dapat digunakan oleh 2
hollow, maka dapat dihitung hollow yang diperlukan adalah sebagai berikut.
Jumlah hollow yang dibutuhkan = Jumlah set perancah : 2
= 841: 2
= 420,5 hollow yang akan digunakan

5.4.3 Perhitungan kebutuhan bekisting untuk balok induk


Berikut ini merupakan perhitungan kebutuhan bekisting untuk balok induk
yang berada di lantai 4, dikarenakan jumlah balok induk yang cukup banyak
maka pada perhitungan balok induk ini dilakukan perhitungan balok induk G1
yang dijadikan sebagai contoh perhitungan balok induk pada lantai 4.
1. Perhitungan kebutuhan plywood
Data balok induk yang akan dijadikan sebagai contoh perhitungan
kebutuhan balok pada lantai 4 adalah sebagai beerikut:
Nama balok yang digunakan = G1
Lebar balok = 300 mm
Tinggi balok = 650 mm
59
Panjang balok = 7500 mm
Jumlah plywood yang dibutuhkan = (𝑙 balok × Lbalok) + [2 × ((hbalok – tpelat) × Lbalok)]
= (300 × 7500) + [2 × ((650 – 120) × 7500)]
= 2,094 lembar ≈ 2 lembar

Tabel 5.4 Pehitungan Kebutuhan Plywood Balok Induk


h – Tebal Kebutuhan Jumlah
Nama Lebar Tinggi Panjang
pelat plywood nbalok plywood
Balok (mm) (mm) (mm)
(mm) (lembar) (lembar)
G1 300 650 7500 530 2,1 1 2,1
G2 300 750 9000 630 5,7 1 4,7
G3 300 650 7500 530 3,4 1 3,4
G4 300 750 9000 630 4,7 1 4,7
G5 300 650 7500 180 1,7 1 1,7
G6 300 750 9000 750 5,4 1 5,4
G7 300 650 7500 530 3,4 2 6,9
G8 300 650 2250 530 1,0 2 2,1
G9 400 650 2250 530 1,1 1 1,1
G10 400 650 4000 530 2,0 1 2,0
G11 300 650 7500 530 3,4 2 6,9
G12 300 750 9000 630 4,7 2 9,4
G13 300 650 6500 530 3,0 1 3,0
G14 300 650 6500 530 3,0 1 3,0
G15 3000 650 6500 530 3,0 1 3,0
G16 300 650 1000 530 0,5 1 0,5
G17 300 650 1000 530 0,5 1 0,5
G18 300 750 9000 630 4,7 1 4,7
G19 300 650 1000 530 0,5 1 0,5
G20 400 800 9000 680 5,3 5 26,6
G21 400 800 9000 680 5,3 1 5,3
G22 500 650 2250 530 1,2 1 1,2
G23 400 800 9000 680 5,3 1 5,3
G24 400 800 9000 680 5,3 2 10,6
G25 400 800 9000 680 5,3 1 5,3
G26 500 800 9000 680 5,6 1 5,6
G27 400 800 9000 680 5,3 1 5,3
G28 400 800 9000 680 5,3 1 5,3
G29 400 800 9000 680 5,3 1 5,3
G30 400 800 9000 680 5,3 1 5,3
G31 400 800 1000 680 0,6 1 0,6
G32 400 800 9000 680 5,3 1 5,3
G33 400 800 9000 680 5,3 3 16,0

60
G34 400 800 1000 680 0,6 1 0,6
G35 300 800 4650 680 2,6 1 2,6
G36 300 800 9000 788 5,7 1 5,7
G37 300 800 9000 788 5,7 1 5,7
G38 400 800 1000 680 0,6 1 0,6
G39 400 800 1000 680 0,6 1 0,6
G40 300 650 2250 530 1,0 1 1,0
G41 500 650 4000 530 2,1 1 2,1
Jumlah kebutuhan plywood
187
keseluruhan (lembar)

2. Perhitungan kebutuhan tie root


Berikut ini data yang diperlukan untuk menghitung kebutuhan tie root untuk
balok induk G1 pada lantai 4.
Panjang balok = 7500 mm
Jarak yang digunakan pada setiap tie root = adalah 600 mm
Jumlah tie root yang dibutuhkan = Pbalok : Jarak tie root
= 7500 : 600
= 12, 5 tie root ≈ 13 tie root

Tabel 5.5 Pehitungan Kebutuhan Tie Root Balok Induk


Nama Lebar Tinggi Panjang Kebutuhan tie root
Balok (mm) (mm) (mm) (bh)
G1 300 650 7500 13
G2 300 750 9000 15
G3 300 650 7500 13
G4 300 750 9000 15
G5 300 650 7500 13
G6 300 750 9000 15
G7 300 650 7500 13
G8 300 650 2250 4
G9 400 650 2250 4
G10 400 650 4000 7
G11 300 650 7500 13
G12 300 750 9000 15
G13 300 650 6500 11
G14 300 650 6500 11
G15 3000 650 6500 11
G16 300 650 1000 2
G17 300 650 1000 2
G18 300 750 9000 15
61
G19 300 650 1000 2
G20 400 800 9000 15
G21 400 800 9000 15
G22 500 650 2250 4
G23 400 800 9000 15
G24 400 800 9000 15
G25 400 800 9000 15
G26 500 800 9000 15
G27 400 800 9000 15
G28 400 800 9000 15
G29 400 800 9000 15
G30 400 800 9000 15
G31 400 800 1000 2
G32 400 800 9000 15
G33 400 800 9000 15
G34 400 800 1000 2
G35 300 800 4650 8
G36 300 800 9000 15
G37 300 800 9000 15
G38 400 800 1000 2
G39 400 800 1000 2
G40 300 650 2250 4
G41 500 650 4000 7
Jumlah tie root keseluruhan
428
(bh)

5.4.4 Perhitungan kebutuhan bekisting untuk balok anak


Berikut ini merupakan perhitungan kebutuhan bekisting untuk balok anak
yang berada di lantai 4, dikarenakan jumlah balok induk yang cukup banyak
maka pada perhitungan balok anak ini dilakukan perhitungan balok induk B1
yang dijadikan sebagai contoh perhitungan balok induk pada lantai 4.
1. Perhitungan kebutuhan plywood
Data balok anak yang akan dijadikan sebagai contoh perhitungan
kebutuhan balok pada lantai 4 adalah sebagai beerikut:
Nama balok yang digunakan = B1
Lebar balok = 300 mm
Tinggi balok = 650 mm
Panjang balok = 7500 mm

62
Jumlah plywood yang dibutuhkan = (𝑙 balok × Lbalok) + [2 × ((hbalok – tpelat) × Lbalok)]
= (300 × 7500) + [2 × ((650 – 120) × 7500)]
= 2,094 lembar ≈ 2 lembar

Tabel 5.6 Perhitungan Kebutuhan Plywood Balok Anak


h – Tebal Kebutuhan Jumlah
Nama Lebar Tinggi Panjang
pelat plywood nbalok plywood
Balok (mm) (mm) (mm)
(mm) (lembar) (lembar)
B1 300 650 7500 530 3,4 7 24,0
B2 300 750 9000 630 4,7 3 14,1
B3 300 650 7500 530 3,4 1 3,4
B4 300 650 7500 530 ,3,4 1 4,7
B5 300 750 9000 630 4,7 1 4,7
B6 300 750 9000 630 4,7 1 4,7
B7 300 650 2250 530 1,0 6 6,2
B8 250 650 1000 500 0,5 1 0,5
B9 300 650 4000 530 1,8 1 1,8
B10 300 750 9000 630 4,7 1 4,7
B11 300 650 3000 530 1,4 1 1,4
B12 300 750 9000 630 4,7 1 4,7
B13 300 650 6500 530 3,0 1 3,0
B14 250 500 2000 380 0,7 2 1,4
B15 250 500 2000 380 0,7 1 0,7
B16 300 650 6500 530 3,0 1 3,0
B17 250 500 6000 380 2,0 2 4,1
B18 250 650 9000 530 4,0 2 7,9
B19 250 650 9000 530 4,7 2 9,4
B20 250 500 9000 530 4,0 2 7,9
B21 300 650 6750 530 3,1 1 3,1
B22 250 500 2100 380 0,7 4 2,9
B23 300 650 7500 530 3,4 2 6,9
B24 300 750 9000 630 4,7 1 4,7
B25 300 750 9000 630 4,7 1 4,7
Jumlah kebutuhan plywood
133
keseluruhan (lembar)

63
2. Perhitungan kebutuhan tie root
Berikut ini data yang diperlukan untuk menghitung kebutuhan tie root untuk
balok anak B1 pada lantai 4.
Panjang balok = 7500 mm
Jarak yang digunakan pada setiap tie root = adalah 600 mm
Jumlah tie root yang dibutuhkan = Pbalok : Jarak tie root
= 7500 : 600
= 12, 5 tie root ≈ 13 tie root

Tabel 5.7 Pehitungan Kebutuhan Tie Root Balok Anak


Nama Lebar Tinggi Panjang Kebutuhan tie root
Balok (mm) (mm) (mm) (bh)
B1 300 650 7500 13
B2 300 750 9000 15
B3 300 650 7500 13
B4 300 650 7500 13
B5 300 750 9000 15
B6 300 750 9000 15
B7 300 650 2250 4
B8 250 650 1000 2
B9 300 650 4000 7
B10 300 750 9000 15
B11 300 650 3000 5
B12 300 750 9000 15
B13 300 650 6500 11
B14 250 500 2000 3
B15 250 500 2000 3
B16 300 650 6500 11
B17 250 500 6000 10
B18 250 650 9000 15
B19 250 650 9000 15
B20 250 500 9000 15
B21 300 650 6750 11
B22 250 500 2100 4
B23 300 650 7500 13
B24 300 750 9000 15
B25 300 750 9000 15
Jumlah tie root keseluruhan
270
(bh)

64

Anda mungkin juga menyukai