Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBIJAKAN RELOKASI PASAR

(Studi Kasus Relokasi Pasar Dinoyo Malang)

Aldinur Armi, Saleh Soeaidy, Ainul Hayat


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: Aldinur.armi@gmail.com

Abstract: Social and Economy Impact on Market Relocation Policy (Case Study on Relocation
of Dinoyo Traditional Market Kota Malang). Purpose of the relocation policy at Dinoyo
Traditional Market to Merjosai Temporary Market is to revitalize Dinoyo Traditional Market to
be more modern. This policy is temporary until revitalizing old market is done. On the
implementation of this policy, there will be social and economic impacts occur that influence
stakeholders Dinoyo Traditional Market. Research type is descriptive with qualitative approach,
this research aim to describe the implementation of relocation policy Dinoyo Market to Merjosari
Market before implementation on progress, during implementation progress, and after the
implementation finish also describing social and economic impacts that happen in this
implementation of relocation policy.

Keywords: social impact, economic impact, relocation policy, traditional market

Abstrak: Dampak Sosial Ekonomi Keijakan Relokasi Pasar (Studi Kasus Pasar Merjosari
Kota Malang). Kebijakan relokasi pasar dari Pasar Dinoyo ke Pasar Penampungan Sementara
Merjosari yang bertujuan untuk merevitalisasi Pasar Dinoyo yang tradisional menjadi lebih
modern. Kebijakan Pemerintah Kota Malang ini merupakan relokasi sementara. Dalam
implementasi kebijakan tersebut akan timbul dampak-dampak sosial dan ekonomi yang
mempengaruhi stakeholder Pasar Tradisional Dinoyo. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan implementasi kebijakan relokasi Pasar Dinoyo Ke PPS Merjosari, baik saat
sebelum relokasi berjalan, sedang relokasi, dan setelah relokasi selesai juga menjelaskan dampak
sosial maupun ekonomi yang terjadi di dalam implementasi kebijakan relokasi pasar ini.

Kata kunci: dampak sosial, dampak ekonomi, kebijakan relokasi, pasar tradisional

Pendahuluan Permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini


Pembangunan adalah salah satu tujuan adalah fenomena dampak sosial ekonomi
penting dalam suatu tata kelola. Dan tujuan kebijakan relokasi pasar Dinoyo. Pembangunan
utama pembangunan adalah meningkatkan adalah alasan utama dari kebijakan relokasi Pasar
kualitas hidup manusia sehingga Untuk Dinoyo sehingga untuk sementara waktu akan
mencapai tujuan tersebut, maka pembangunan dipindah tempatkan di kawasan Merjosari
perlu mekanisme atau metode tertentu agar dapat sampai selesainya proses modernisasi Pasar
meningkatkan kualitas hidup manusia dan suatu Dinoyo baru yang memiliki konsep
pedoman mekanisme, metode, cara dalam menggabungkan pasar tradisional dan pasar
pelaksanaan pembangunan tersebut yang di modern di satu komplek bisnis. Jika dilihat lebih
pahami sebagai kebijakan. Di dalam kebijakan lanjut, kebijakan relokasi ini menunjukan pada
ada berbagai tahap yang akan menentukan arah kita bahwa dalam pembuatan kebijakan ada
kebijakan atau sasaran kebijakan sehingga stakeholder yang dapat mempengaruhi arah
menjadi suatu kebijakan yang efektif dalam kebijakan selain pemerintah, stakeholder tersebut
pembangunan (Suharto, 2008,h.2). pembangunan adalah pemilik modal besar atau investor dan
memiliki alat untuk melaksanakan pembangunan bisa juga masyarakat yang sehari-hari terlibat
yaitu kebijakan publik. Dalam ilmu Administrasi dalam dinamika pasar. Berkat peran pemilik
Publik, kebijakan publik merupakan salah satu modal besar ini pasar Dinoyo menjadi salah satu
bidang kajian Administrasi Publik sehingga objek pembangunan modernisasi.
dalam ilmu Administrasi Publik juga memiliki Fenomena relokasi Pasar Dinoyo ini sangat
hubungan erat dengan studi pembangunan. menarik perhatian peneliti karena kebijakan
relokasi pasar ini adalah kebijakan yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 4, No. 10, Hal. 1-6 |1


menimbulkan banyak kalangan yang pro dan kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan di
kontra, bahkan para pedagang melakukan atas meja para pembuat atau perencana
penolakan walaupun akhirnya relokasi masih kebijakan. Setiap implementasi kebijakan publik
tetap berjalan. Alasan lain peneliti memilih yang dilaksanakan pasti memiliki dampak. Kata
relokasi Pasar Dinoyo karena pasar dinoyo “dampak” perlu dipertegas oleh karena suatu
adalah pasar pertama yang terkena kebijakan kebijakan itu lazimnya memang menimbulkan
relokasi walaupun hanya sementara hingga akibat langsung dan akibat tidak langsung, baik
akhirnya akan kembali ke lokasi lama, hal ini yang memang diniatkan atau pun yang tidak
sudah cukup menarik bagi peneliti untuk meneliti diniatkan (unintended results).
dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dari C. Dampak Sosial Ekonomi dalam
kebijakan relokasi pasar ini karena analisa Pembangunan
dampak kebijakan relokasi yang pertama ini akan Berbicara mengenai dampak tidak lepas
dapat menjadi acuan atau bahan pertimbangan dari sifat dampak tersebut. Ada dua sifat dampak
kebijakan relokasi pasar lain di masa yang akan yang umum kita jumpai yaitu dampak primer dan
datang baik relokasi sementara maupun relokasi dampak sekunder, dampak primer berhubungan
permanen. dengan berubahnya lingkungkan sekitar yang
Adapun tujuan penelitian ini adalah; disebabkan secara langsung oleh kegiatan
Untuk mengetahui bagaimna dampak sosial dan contohnya adalah ada kegiatan pelebaran jalan
dampak ekonomi pada sebelum relokasi, sedang raya di desa maka lingkungan tempat pelebaran
relokasi, dan setelah relokasi. jalan raya akan otomatis secara langsung berubah
misalnya terjadi penggusuran rumah penduduk.
Tinjauan Pustaka Dampak sekunder adalah dampak yang
A. Teori Pembangunan ditimbulkan karena dampak primer contoh
1. Persepsi Pembangunan dalam kasus pelebaran jalan dampak sekunder
Persepsi adalah pemahaman tertentu adalah perubahan pola hidup penduduk karena
terhadap peristiwa tertentu dan dimasukkan penggusuran rumah sehingga tidak lagi bisa
dalam pengalaman hidup dan kerangka berpikir beraktifitas seperti biasa sampai dapat
(Suryono, 2004, h.20). Menurut Siagian dalam menemukan rumah baru. Selain dari sifatnya,
Suryono (2004, h.21) pembangunan merupakan dampak dari kebijakan ada yang bersifat
suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan diinginkan dan tidak diinginkan salah satu
dan perubahan yang terencana yang dilakukan contoh misalnya untuk mengutai kemacetan lalu
secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan lintas di jalanan sebuah kota, para pembuat
pemerintah untuk menuju modernitas dalam kebijakan menerapkan pelebaran jalan agar dapat
rangka pembinaan bangsa. Sehingga ide dasar menampung kendaraan lebih banyak dan arus
pemikiran Siagian adalah pembangunan adalah lalulintas menjafi lancar. Setelah kebijakan
proses, pembangunan adalah usaha yang secara pelebaran jalan di implementasikan, arus lalu
sadar dilakukan, pembangunan dilaksanakan lintas memang menjadi lancar. Arus lalulintas
secara berencana dan berorientasi pada yang lancar merupakan dampak yang diinginkan
pertumbuhan, pembangunan mengarah pada dari implementasi kebijakan tersebut. Akan
modernitas, dan kegiatan pembangunan berbeda jika implementasi pelebaran jalan justru
ditujukan pada kegiatan usaha membina bangsa meningkatkan angka kecelakaan di jalan raya
dalam rangka pencapaian tujuan negara. karena masih minimnya kesadaran pengguna
B. lmplementasi Kebijakan Publik kendaraan bermotor atau mungkin juga
Studi implementasi merupakan suatu kajian penggunaan jalan yang sudah lebar dan masih
yang mengarah pada proses pelaksanaan dari baru (datar dan mulus) sebagai tempat balapan
suatu kebijakan. Definisi dari implementasi liar oleh beberapa orang. Peningkatan angka
kebijakan adalah tindakan yang dilakukan baik kecelakaan dan penggunaan jalan baru sebagai
individu pejabat, kelompok pejabat pemerintah, area balapan liar adalah dampak yang tidak
atau swasta yang diarahkan pada tercapainya diinginkan. Sekalipun dampak yang sebenarnya
tujuan yang telah digariskan (Van Meter dalam dari suatu kebijakan mungkin jauh dari harapan
Agustino, 2008, h.138). Penjelasan di atas dan keinginan pembuat kebijakan, tetapi
menunjukkan bahwa implementasi terkait kebijakan itu memiliki konsekuensi penting bagi
dengan tujuan atau sasaran kebijakan, aktivitas masyarakat. Misalnya, suatu program
atau kegiatan pencapaian tujuan, dan hasil pengentasan kemiskinan tidak berjalan efektif di
kegiatan. sebuah negara, akan tetapi kebijakan ini
Implementasi merupakan proses krusial menunjukan bahwa pemerintah negara tersebut
dari kebijakan publik. Tanpa adanya masih memiliki perhatian dalam pengentasan
implementasi kebijakan, sebuah keputusan kemiskinan.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 4, No. 10, Hal. 1-6 |2


Terkait dengan dampak sosial ekonomi atau padat seperti kelurahan Dinoyo, selain itu
adalah pembahasan terhadap sistem sosial jalan utama menuju PPS Merjosari tidak selebar
ekonomi yang meliputi norma, gagasan, aktifitas, jalan M.T. Haryono yang berada di kawasan
dan interaksi masyarakat. Dalam kasus relokasi Dinoyo. Walaupun sebelum relokasi dijalankan
pasar Dinoyo, dampak sosial bisa dikaitkan telah terjadi penolakan tetapi pada akhirnya
dengan beberapa aspek seperti dampak relokasi tetap berjalan karena resistensi pedagang
keamanan, dampak transportasi, dampak diminimalisir oleh pengarahan dari Pemkot
kebersihan lingkungan maupun pengaruh bagi Malang bahwa relokasi hanya bersifat sementara
pedagang itu sendiri. Sedangkan dampak sampai Pasar Dinoyo telah selesai direnovasi dan
ekonomi berhubungan dengan pola hidup PPS Merjosari telah menjadi pasar aktif seperti
ekonomi masyarakat pasar Dinoyo. Pasar Dinoyo dahulu
Metode Penelitian Dari penyajian data yang telah
Jenis penelitian yang digunakan dalam disampaikan di atas, dapat kita pahami bahwa
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan dalam proses sebelum relokasi adalah tahap
pendekatan kualitatif. Penelitian yang bersifat perumusan kebijakan yang didalamnya
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan perumusan tidak hanya melibatkan peran
secara tepat sifat-sifat individu dan keadaan Pemerintah Kota Malang tetapi juga para
sosial yang timbul dalam masyarakat untuk pedagang Pasar Dinoyo, walaupun peran Pemkot
dijadikan objek penelitian. Metode deskriptif Malang sangat dominan dan peran pedagang
adalah suatu metode dalam meneliti status hanya sebatas diberi pengarahan atau sosialisasi
sekelompok manusia atau objek, suatu set untuk meredam resistensi terhadap kebijakan
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu relokasi pasar dikarenakan hal ini tidak lepas dari
kelas peristiwa pada masa sekarang. kedudukan Pasar Dinoyo yang memang dimiliki
oleh Pemkot Malang.
Hasil Penelitian dan Pembahasan b. Ketika Relokasi
1. Proses Relokasi Pasar Dinoyo ke PPS Dilihat dari konsep relokasi bahwa
Merjosari definisi paling sederhana adalah memindahkan
a. Sebelum Relokasi dari lokasi satu ke lokasi lain. Namun dalam
Dalam teori kebijakan publik, perumusan implementasinya relokasi mencakup berbagai
kebijakan adalah suatu komponen awal dari bidang termasuk tata ruang, dinamika sosial
penerapan atau implementasi. Dalam kasus ekonomi maupun proses adaptasi pada hal baru.
relokasi Pasar Dinoyo, proses perumusan Maka diperlukan pemahaman mendalam dari
kebijakan relokasi dan modernisasi Pasar Dinoyo konsep relokasi tidak hanya bagi pemerintah
telah membuat dan menghasilkan keputusan daerah tetapi juga masyarakat terutama
bahwa Pemerintah Kota Malang setuju untuk stakeholder pasar. Ketika proses relokasi sedang
dilakukan relokasi Pasar Dinoyo ke Pasar berjalan, resistensi-resistensi pedagang seperti
Penampungan Merjosari. saat sebelum relokasi berlangsung sudah dapat
Ditinjau dari definisi kata relokasi yaitu diminimalisair oleh sosialisasi dan pengarahan
pemindahan tempat atau memindahkan tempat. dari Pemerintah Kota Malang. Penolakan dan
Relokasi merupakan salah satu kegiatan dalam resistansi terhadap perubahan merupakan hal
kebijakan pemerintah yang mencakup bidang umum yang sering terjadi di dalam masyarakat.
perencanaan tata ruang, peningkatan Permasalahan umum dalam implementasi
kesejahteraan ekonomi sosial dll. Sehingga kebijakan adalah tidak efektifnya implementasi
pemerintah, khususnya pemerintah daerah karena penolakan-penolakan terhadap kebijakan
memiliki hak melakukan relokasi pada sektor- termasuk dalam kasus relokasi Pasar Dinoyo.
sektor yang dikuasai pemerintah daerah termasuk Dalam tahap dimana relokasi sedang berjalan ini
fasilitas umum seperti pasar. Dalam hal relokasi penolakan dari pedagang memang tidak sebesar
Pasar Dinoyo Kota Malang, pemerintah daerah saat awal sebelum relokasi berjalan. Salah satu
melakukan relokasi dikarenakan menurut hal penting untuk menimalisir penolakan
Pemerintah Kota Malang kondisi Pasar Dinoyo terhadap kebijakan adalah dengan meningkatkan
yang lama sudah tidak lagi memenuhi standar partisipasi stakeholder selain pemerintah dalam
layak pasar. policy making. Dalam kasus relokasi Pasar
Pada awalnya, rencana relokasi Pasar Dinoyo sebaiknya Pemerintah Kota Malang
Dinoyo ini mendapat penolakan dari sebagian perlu meningkatkan partisipasi pedagang Pasar
besar pedagang karena para pedagang merasa Dinoyo dalam kebijakan relokasi Pasar Dinoyo
dengan dipindahnya Pasar Dinoyo ke PPS sehingga feedback dari pedagang Pasar Dinoyo
Merjosari hanya akan merugikan pedagang dapat menjadi pertimbangan dalam merelokasi
karena daerah kelurahan Merjosari tidak ramai pasar. Sehingga stakeholder dalam kebijakan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 4, No. 10, Hal. 1-6 |3


relokasi Pasar Dinoyo (Pemkot Malang, Investor terletak di bagian paling belakang PPS
Pasar Dinoyo, Pedagang Pasar Dinoyo) dapat Merjosari. Umumnya bagian belakang tersebut
sepakat dan meminimalisir resistensi terhadap adalah bagian kios penggilingan daging dan
kebijakan. bumbu yang di tempati beberapa penjual jasa
c. Setelah Relokasi penggilingan tetapi ada sebagian kios yang
Tahap sesudah relokasi adalah tahap digunakan pedagang untuk berjualan sayuran.
dimana kebijakan telah diimplementasikan dan
melihat perkembangan setelah implementasi Mengenai dampak kemacetan, hasil
telah terlaksana. Dari penyajian data yang telah wawancara dan observasi oleh peneliti tidak
disampaikan sebelumnya para pedagang dan staf menunjukkan tingkat kemacetan yang
UPT Pasar Penampungan Sementara Merjosari meresahkan karena di empat titik keluar dan
hanya perlu bersiap-siap karena pembangunan masuknya kendaraan di PPS Merjosari telah
Pasar Dinoyo telah mencapai tahap finishing. tersedia dua orang petugas parkir untuk mengatur
Implikasi-implikasi yang terjadi dapat lalu lintas kendaraan yang keluar dan masuk
menentukan bagaimana kebijakan selanjutnya pasar. Kepadatan kendaraan meningkat dan
dapat diformulasikan. Hal ini juga berlaku saat menjadikan kondisi jalan lebih padat tetapi tidak
nantinya Pasar Dinoyo telah dapat ditempati, macet dan dalam batas kelancaran yang normal,
hendaknya pemerintah Kota Malang dapat hanya pada saat pagi hari yang meliputi jam
memperhatikan aspirasi-aspirasi stakeholder masuk dimana banyak pengguna kendaraan
Pasar Merjosari dalam merelokasi kembali (pelajar, pekerja, dan orang umum termasuk
aktivitas pasar ke Pasar Dinoyo sehingga pembeli yang menuju PPS Merjosari) yang
kebijakan relokasi dalam rangka pembangunan melewati jalan dan pada saat sore hari volume
yang berkelanjutan dapat terlaksana dengan baik. kendaraan juga meningkat karena jadwal pulang
2. Dampak Sosial dan Ekonomi Relokasi pekerja dan pelajar.
Pasar Dampak sosial selanjutnya adalah mengenai
a. Dampak Sosial pengelolaan sampah. Sampah pasar pada
Menurut William Dunn (2000, h.89), dampak umumnya memiliki pengaruh yang besar
kebijakan adalah perubahan kondisi fisik terhadap lingkungan sekitar pasar. Volume dan
maupun sosial sebagai akibat dari output jumlah sampah yang ada di tempat pembuangan
kebijakan dan dampak kebijakan dapat sampah pada pasar tradisional sangat besar. Dari
menimbulkan efek segera (present) maupun efek pengamatan dan wawancara yang dilakukan
jangka panjang. Sudharto P. Hadi (1995, h.93) peneliti, ada beberapa poin penting yang patut
menjelaskan bahwa dampak sosial adalah diperhatikan dalam pengelolaan masalah sampah
konsekuensi sosial terhadap adanya suatu pasar tradisional. Dari hasil wawancara dan
kegiatan pembangunan maupun suatu penerapan pengamatan peneliti dijelaskan bahwa sampah
kebijakan atau program dan merupakan diangkut dua kali dalam sehari untuk selanjutnya
perubahan yang terjadi pada manusia dan dibuang ke pembuangan sampah akhir dan tidak
masyarakat yang diakibatkan aktifitas ada tindak lanjut lebih dari pengangkutan
pembangunan. sampah tersebut. Grindle dalam Wahab (2008,
Dalam penelitian ini dampak sosial yang h.188) menjelaskan kegiatan-kegiatan
terjadi di Pasar Penampungan Sementara implementasi kebijakan dipengaruhi oleh pihak-
Merjosari dialami oleh pedagang dan pekerja di pihak yang dipengaruhi kepentingannya, dalam
PPS Merjosari dan masyarakat sekitar. Terkait dampak pengelolaan sampah PPS Merjosari
dengan dampak sosial yang menunjukkan salah satu pihak tersebut adalah masyarakat
perubahan langganan yaitu bergantinya pembeli Merjosari khususnya yang berada dekat dengan
tetap (langganan) yang biasa membeli di satu PPS Merjosari yang memiliki kepentingan untuk
pedagang tetapi setelah relokasi, menjadi mendapatkan kawasan yang bersih. Kepentingan
pembeli langganan ke pedagang lain. Dari hasil masyarakat tersebut bisa menjadi pertimbangan
wawancara, peneliti mendapatkan data yang untuk meningkatkan skala prioritas dalam
menyatakan tidak ada perubahan pembeli yang pengelolaan sampah karena dengan pengelolaan
signifikan atau memiliki pengaruh besar bagi sampah yang sebatas mengangkut sampah dua
pedagang setelah pasar direlokasi. Walaupun ada kali dalam sehari tidak cukup karena masih
beberapa pedagang yang merasakan dampak meninggalkan bau tidak sedap dan pemandangan
perubahan pelanggan yaitu penurunan yang tidak menyenangkan karena sampah
pelanggan, dampak ini hanya mengena ke bercampur-campur tidak ada pemisahan seperti
sebagian kecil pedagang yang menurut sampah kering dan sampah basah.
pandangan peneliti adalah karena faktor tempat b. Dampak Ekonomi
atau kios berjualan pedagang-pedagang tersebut

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 4, No. 10, Hal. 1-6 |4


Dampak ekonomi dalam pembahasan ini Selanjutnya mengenai akses ekonomi
meliputi dampak relokasi pasar terhadap masyarakat, hasil wawancara peneliti
pendapatan pedagang dan akses ekonomi menunjukkan proses relokasi ke Pasar Merjosari
masyarakat yang tinggal di sekitar PPS telah membuka lapangan kerja baru bagi
Merjosari. Dampak adalah perubahan lingkungan masyarakat sekitar Merjosari. Terbukanya
oleh suatu kegiatan (Sudarmo, 1996, h.87). lapangan kerja baru ini yang di sebut sebagai
Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini bisa akses ekonomi masyarakat Merjosari. Banyak
berupa lingkungan fisik dan non fisik, warga Merjosari yang memilih berusaha atau
lingkungan fisik adalah lingkungan yang berdagang di PPS Merjosari, ada yang bekerja
meliputi aspek fisik yaitu lahan atau alam sebagai juru parkir, pedagang kaki lima, maupun
sedangkan lingkungan non fisik adalah pedagang yang menyewa kios atau bedak.
lingkungan yang tidak bersifat fisik yaitu Sumodiningrat (2011, h.7) menjelaskan bahwa
lingkungan sosial-budaya, ekonomi, dll. dalam rangka membangun kekuatan ekonomi
sehingga dampak ekonomi dalam pembahasan masyarakat dibutuhkan dukungan pemerintah
ini adalah perubahan lingkungan ekonomi yang dalam bentuk memperkuat posisi kemitraan
terjadi oleh suatu kegiatan yaitu relokasi Pasar usaha ekonomi masyarakat yang dalam kasus
Dinoyo ke Pasar Penampungan Sementara relokasi ke PPS Merjosari ini, terbukanya akses
Merjosari. ekonomi bagi masyarakat Merjosari dapat
Dari hasil wawancara peneliti umumnya menjadi salah satu upaya dalam mencapai
para pedagang tidak mengalami penurunan kemandirian ekonomi masyarakat walaupun
pendapatan karena minimnya pembeli walaupun masih dalam skala usaha kecil.
ada sebagian pedagang yang merasakan
pendapatannya turun. Para pedagang yang Kesimpulan
merasa pendapatannya berkurang hanya Relokasi Pasar Dinoyo ke PPS Merjosari
mencakup sebagian kecil saja sedangkan memilik dampak yang lebih condong kepada
sebagian besar pedagang di PPS Merjosari tidak dampak sosial-ekonomi yang positif, walaupun
mengalami penurunan dan cenderung stabil dan dampak negatif yang juga terjadi. Untuk dampak
bahkan banyak pedagang yang mengaku positif ekonomi yang muncul adalah akses
pendapatan mereka meningkat setelah pasar ekonomi yang lebih terbuka pada masyarakat
direlokasi. Relokasi ke PPS Merjosari bagi merjosari, sedangkan dampak negatif ekonomi
mayoritas pedagang dapat dianggap sebagai yang terjadi adalah beberapa pedagang
dampak ekonomi yang positif. Peningkatan dan mengalami penurunan pendapatan karena
penurunan pendapatan yang dialami pedagang di konfigurasi kios pedagang tidak sama seperti saat
PPS Merjosari disebabkan oleh jumlah pembeli. masih di pasar Dinoyo sehingga jika di pasar
Tata letak pedagang di PPS Merjosari memang sebelumnya beberapa pedagang mendapat lokasi
sedikit berbeda dengan di Pasar Dinoyo dulu kios yang strategis dan pada saat relokasi
sehingga sehingga berpengaruh terhadap akses mendapat kios yang tidak strategis maka akan
pembeli kepada pedagang. Pedagang yang berakibat turunnya pendapatan beberapa
mendapat kios dan pedagang kaki lima yang pedagang.. Dampak sosial positif yang terjadi
dekat area parkir merasakan peningkatan adalah proses interaksi di PPS Merjosari menjadi
pendapatan karena mudahnya akses pembeli ke lebih luas sehingga pasar menjadi ramai ini
pedagang tersebut. Berbeda dengan pedagang dikarenakan lokasi PPS Merjosari dekat dengan
yang tempat berjualannya masuk lebih jauh ke tiga kelurahan berbeda yaitu kelurahan
dalam pasar, para pedagang ini mengalami Sumbersari, Dinoyo, dan merjosari. Sedangkan
penurunan pendapatan karena banyak pembeli dampak sosial negatif yang terjadi adalah
yang malas untuk berjalan jauh ke dalam untuk mengenai sampah pasar yang menumpuk di
membeli barang di pasar. pinggir jalan sehingga mengganggu kenyamanan
pengguna jalan.

Daftar Pustaka
Abdul, Wahab, Solichin. (2008). Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang: UMM-Press.
Agustino, Leo. (2008). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung:Alfabeta.
Dunn N. William, (2000) Pengantar Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Sudarmo. (1995). Dampak Pembangunan Ekonomi (pasar) Terhadap Kehidupan Sosial Budaya
Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta:Studi Kasus Pertanian Salak Pondoh Desa

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 4, No. 10, Hal. 1-6 |5


Bangunkerto. Yogyakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Bagian Proyek Pengkajian dan
Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sudharto P. Hadi. (1995). Aspek Sosial Amdal. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Suharto, Edi. (2008). Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sumodiningrat, Gunawan.(2011). Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Suryono, Agus. (2004). Pengantar Teori Pembangunan. Malang: UM-Press.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 4, No. 10, Hal. 1-6 |6

Anda mungkin juga menyukai