LAPORAN MAGANG
Di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang
Peminatan Epidemiologi
Oleh :
Oleh:
Luqyana Fauzia Hadi
NIM: 1611215001
Menyetujui:
Koordinator Magang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta petunjuk yang berlimpah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan magang yang berjudul ” Pengendalian Faktor Risiko
Penyakit Pes Pada Seksi PRL di KKP Kelas II Padang Di Wilayah Kerja Muara
Tahun 2019” Dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari peran dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM, Ph.D selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
2. Ibu Ade Suzana Eka Putri, SKM, M.Comm Health Sc, Ph.D selaku
Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Sekaligus sebagai pembimbing akademik dalam melaksanakan magang.
3. Ibu Ch. Tuty Ernawati, SKM., M.Kes selaku koordinator magang yang
telah membekali penulisan ilmu yang bermanfaat.
4. Bapak dr. Jalil Alfani, M.Kes selaku Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Padang.
5. Ibu Isyurnita Dewi Putri, SKM selaku pembimbing lapangan di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Akhir
Magang ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Padang, April 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................xi
BAB 1 : PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum..............................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus.............................................................................3
1.3 Ruang Lingkup........................................................................................4
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
2.1 Pelabuhan..................................................................................................5
2.1.1 Pengertian.......................................................................................5
2.1.2 Peran dan Fungsi Pelabuhan...........................................................5
2.2 Kantor Kesehatan Pelabuhan....................................................................6
2.3 Surveilens Epidemiologi...........................................................................9
2.5.1 Defenisi........................................................................................9
2.5.2 Jenis Surveilens...........................................................................9
2.5.3 Ruang Lingkup Surveilens Kesmas...........................................10
2.5.4 Tujuan surveilens.......................................................................10
2.5.5 Jenis Surveilens Epidemiologi yang Dapat Dilakukan di
Pelabuhan...................................................................................11
2.4 Pes (Plaque)............................................................................................12
2.5 Tikus (Rodent)........................................................................................12
2.6 Pinjal (Flea)............................................................................................14
2.7 Peran Tikus dan Pinjal Dalam Penularan Penyakit................................15
vi
BAB 4 : PEMBAHASAN.....................................................................................51
4.1 Perencanaan............................................................................................51
4.2 Pengorganisasian....................................................................................52
4.3 Pelaksanaan............................................................................................52
4.4 Monitoring dan Evaluasi........................................................................52
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................54
5.1 Kesimpulan.............................................................................................54
5.2 Saran.......................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................57
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Padang..............................................................................................37
...........................................................................................................41
Table 4.1 Jumlah Perangkap Dipasang dan Total Tikus Tertangkap Pada
DAFTAR GAMBAR
Padang..............................................................................................35
2018...................................................................................................46
x
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
HT : Handy Talky
IC : In Clearance
Adiktif
TU : Tata Usaha
1.2 Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Untuk Mengetahui gambaran kegiatan pengendalian faktor risiko penyakit
Pes di Wilayah Kerja Muara pada tahun 2019 khususnya Trapping Tikus
2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran Institusi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II
Padang.
2. Mengetahui gambaran masing-masing seksi yang ada di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang.
3. Mengetahui perencanaan kegiatan pemberantasan tikus di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang.
4. Mengetahui pengorganisasian kegiatan pemberantasan tikus Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang.
4
2.1 Pelabuhan
1.1 Pengertian
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan
dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun
penumpang, dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh
kapal yang dilengkapai dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan
kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi. Pelabuhan sebagai salah satu unsur dalam
penyelenggaraan pelayaran, merupakan tempat untuk menyelenggarakan
pelayanan jasa kepelabuhanan, pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi lainnya, ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan jasa
kepelabuhan sesuai dengan tingkat kebutuhan.(3)
Kepelabuhanan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan
ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan atau barang, keselamatan dan
keamanan berlayar, tempat perpindahan intra dan atau antarmoda serta mendorong
perekonomian nasional dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang
wilayah.(3)
1.2 Peran dan Fungsi Pelabuhan
Pelabuhan memiliki peran sebagai berikut (3) :
1. Simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hierarkinya
2. Pintu gerbang kegiatan perekonomian
3. Tempat kegiatan alih moda transportasi
4. Penunjang kegiatan industri dan atau perdagangan
5. Tempat distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau barang
6. Mewujudkan wawasan nusantara dan kedaulatan negara
Sedangkan secara umum fungsi pelabuhan dapat dibedakan menjadi 4
fungsi, yaitu:
6
telah tersebar di seluruh wilayah Indoensia, yang terdiri dari 49 KKP Induk dan
306 wilayah kerja yang selalu siap memberikan pelayanan kepada masyarakat.
KELAS II :
KELAS I : 7 KELAS III : 20 KELAS IV : 1
21
1. Klasifikasi KKP
pusat-pusat kajian, pusat penelitian, serta unit lainnya. Adapun tujuan khusus
diselenggarakannya surveilans kesehatan masyarakat dari berbagai sumber dan
literatur adalah sebagai berikut (7):
1. Mendeteksi wabah;
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan kecenderungan penyebaran
penyakit;
3. Mengestimasi luas dan pengaruh masalah kesehatan;
4. Memberi penekanan pada penyebaran kejadian kesehatan secara geografis
dan demografis;
5. Mengevaluasi cara pengawasan;
6. Membantu dalam pengambilan keputusan;
7. Mengalokasikan sumberdaya kesehatan secara lebih baik;
8. Menggambarkan riwayat alamiah suatu penyakit;
9. Membuat hipotesis dalam rangka pengembangan penelitian epidemiologi;
10. Memonitor perubahan agen infeksi; dan
11. Memfasitasi program perencanaan kesehatan.
Muridae. Famili Muridae ini merupakan famili yang dominan dari ordo
Rodentia karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala
macam makanan (Omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan lingkungan
yang diciptakan manusia. Jenis tikus yang sering ditemukan di habitat rumah
dan ladang adalah jenis Rattus dan Mus.
Beberapa jenis dan ciri-ciri tikus antara lain adalah sebagai berikut :
Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
Tikus ini mempunyai panjang total ujung kepala sampai ujung ekor
220-370 mm, ekor 101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran
telinga 13-23 mm sedangkan rumus mamae 2+3 = 10. Warna rambut
badan atas coklat tua dan rambut badan bawah (perut) coklat tua
kelabu. Tikus ini banyak dijumpai di rumah (atap, kamar, dapur) dan
gudang. Kadang-kadang juga ditemukan pula di kebun sekitar rumah.
Tikus Got (Rattus norvegicus )
Tikus got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-400
mm, panjang ekornya 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga
18-22 mm dan mempunyai rumus mamae 3+3 = 12. Warna rambut
badan atas coklat kelabu, rambut bagian perut kelabu. Tikus ini banyak
dijumpai di seluruh air/riol/got di daerah pemukiman kota dan pasar.
Tikus Wirok (Bandicota indica)
Panjang dari tikus wirok ini dari ujung kepala sampai ekor 400-580
mm, panjang ekornya 160-315 mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga
29-32 mm, sedangkan rumus mamae 3+3 = 12. Warna rambut badan
atas dan rambut bagian perut coklat hitam, rambutnya agak jarang dan
rambut di pangkal ekor kaku seperti ijuk, jenis tikus ini banyak
dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang dan kadang-kadang di
kebun sekitar rumah.
Tikus Piti (Mus musculus)
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor kurang dari
175 mm, ekor 81-108 mm, kaki belakang 12-18 mm, sedangkan
telinga 8-12 mm, sedangkan rumus mamae 3+2 = 10. Warna rambut
badan atas dan bawah coklat kelabu. Jenis ini banyak terdapat di dalam
rumah, dalam almari, dan tempat penyimpanan lainya.
14
Indeks Pinjal =
Bahan:
A. Pemetaan;
Bagi KKP dengan daerah tidak terlalu luas, tidak perlu membuat
pembagian daerah pengawasan.
- Perangkap yang berisi tikus dan telah kosong harus dicuci dan
dikeringkan sebelum digunakan kembali.
18
bergerak lagi).
mengetahui apakah ada pinjal import dari Negara lain yang terbawa oleh
kapal.
2.2 Di Kapal
A. Pemeriksaan Kehidupan Tikus
Untuk menyimpulkan ada tidaknya kehidupan tikus di kapal dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda kehidupan tikud diatas kapal :
Pemeriksaan tanda-tanda kehidupan tikus di atas kapal dilakukan
pada saat melakukan perpanjangan SSCC/SSCEC atau pemeriksaan
dilakukan pada saat kedatangan kapal dari daerah terjangkit/luar negeri.
Pemeriksaan dimulai dari Anjungan kapal, kamar perwira kapal,
Dapur, Pantry, Ruang Makan, Gudang dan Ruang Mesin.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat tanda-tanda kehidupan
tikus, yaitu adanya : bau tikus, sarang, bekas kencing, kotoran, bekas
makanan, bangkai, bekas gigitannya, bekas jalan dan bekas telapak kaki.
Apabila ditemukan tanda-tanda seperti yang telah disebutkan
diatas, maka direkomendasikan untuk dilakukan tindakan Derattisasi yang
pelaksanaannya oleh Badan Usaha Swasta (BUS) dengan pengawasan dari
petugas KKP.
B. Pengawasan Tindakan Pencegahan Tikus Di Kapal
20
9.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian (Organizing) merupakan suatu kegiatan pengaturan pada
sumber daya manusia yang tersedia dalam orgganisasi untuk menjalankan rencana
yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan organisasi. Pengorganisasian berarti
bahwa manjer mengoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya bahan
yang dimiliki organisasi bersangkutan agar pekerjaan rapi dan lancar. Keefektifan
sebuah organisasi tergantung pada kemampuan untuk mengerahkan sumber daya
guna mencapai tujuan. Berikut adalah jenis-jenis organisasi yaitu:
24
9.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan atau aktuasi lebih memusatkan perhatian pada pengelolaan
sumber daya manusia, menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan program.
25
epidemiologi
sebanyak 6 orang dari tahun 2016. Kemudian pegawai pada bidang/seksi PRL
pada tahun 2018 berjumlah 16 orang. Sedangkan di bagian seksi PKSE berjumlah
18 orang. Untuk pegawai di seksi UKLW berjumlah 32 orang.
jumlah pegawai yang dikatakan cukup untuk sebuah kantor pusat di pintu masuk
negara. Jumlah pegawai pada tahun 2018 bertambah dari tahun 2016 sebanyak 20
orang yang mana pada tahun 2016 jumlah pegawai sebanyak 81 orang.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang ada di
kantor kesehatan pelabuhan kelas II padang sudah dapat dikatakan lengkap dan
memadai. Sarana dan prasaran yang lengkap dapat membuat semua kegiatan yang
dilaksanakan KKP berjala dengan lancar. Semua kebutuhan di kantor KKP sudah
Kepala Kantor
dr. Jalil Alfani, M.Kes
Pengendalian Vektor dan Binatang Penular Penyakit. Salah satu kegiatan rutin
yang dilaksanakan adalah kegiatan trapping tikus. Tujuan utama dari kegiatan
trapping tikus ini adalah untuk mengendalikan vektor pes, yaitu pinjal X. Cheopis.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka surveilans
epidemiologi kesehatan lingkungan yang dilakukan secara aktif karena penemuan
masalah dilakukan langsung ke lapangan. Kegiatan trapping tikus ini dilakukan
untuk mengukur indeks pinjal di daerah perimeter KKP Kelas II Padang. Setelah
dilakukan pemasangan perangkap tikus, petugas KKP melakukan pengambilan
tikus yang terkena perangkap, melakukan penyisiran dan identifikasi spesies tikus
serta pinjal yang ditemukan saat penyisiran.
3.1 Pengorganisasian
Kegiatan pengendalian tikus merupakan program kerja dari seksi
Pengendalian Risiko Lingkungan, sehingga menjadi tanggung jawab Kepala
Seksi dan Staf Pengendalian Risiko Lingkungan sebagai pelaksana. Staf
pelaksana disesuaikan dengan POA yang telah ditentukan oleh seksi PRL.
Staf pelaksana yang bertanggung jawab terhadap kegiatan Pengendalian
Tikus dan Pinjal terdiri dari :
Kepala Seksi : dr Hannie Masyita
Penanggung Jawab Kegiatan: Winda Safitri, SKM
Petugas yang melaksanakan kegiatan ini adalah pihak PRL yang berada di
wilayah kerja Muaro. Kegiatan ini dilakukan pada daerah sekitar pelabuhan
Muaro.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah perangkap yang dipasang selama
tahun 2018 sebanyak 6255 dengan jumlah tikus tertangkap sebanyak 453 ekor.
Wilayah yang paling banyak tertangkap yaitu di Pelabuhan Teluk Bayur sebanyak
165 ekor dan yang paling sedikit di BIM sebanyak 33 ekor. Sedangkan untuk
gambaran jenis tikus yang tertangkap dapat dilihat pada gambar berikut :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa succes trap tertinggi berada di Wilayah
Kerja Sikakap, akan tetapi dari semua tikus tertangkap tidak ditemukan pinjal.
(Indeks pnjal 0). dari hasil identifikasi tikus, hanya ditemukan kutu (Mites) pada
tikus yang tertangkap.
makan dan ruang penyimpanan makanan serta tempat tidur ABK. Serta Pada Hari
Rabu/ 27 Maret 2019 Dilakukan pada kapal Lone Star dari Maldives menuju Bali.
6.1 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses terpenting dari keseluruhan fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi manajemen lain yaitu
pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi tidak dapat
terlaksana. Pada dasarnya perencanaan merupakan alat manajemen yang berfungsi
membantu organisasi atau program agar dapat berkinerja dengan baik dan
mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien.
Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan merupakan pemegang peran
penting dalam pemberantasan serangga penular penyakit, tikus dan pinjal di
lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Perencanaan kegiatan Trapping tikus berdasarkan SOP direncanakan
kegiatan ini akan dilakukan setiap 40 hari yang dilakukan 5 hari berturut-turut.
Ditinjau dari segi Manusia (Man), Jumlah petugas di seksi pengendalian vektor
dan binatang penular penyakit secara keseluruhan sudah mencukupi dan sesuai
dengan SOP karena memiliki entomolog dan sanitarian. Menurut SOP syarat
petugas harus berjumlah dua orang yaitu satu entomolog dan satu sanitarian, tetapi
tenaga ahli S1 belum memenuhi standart karena hanya memiliki 1 orang. Dalam
kegiatan bulan Maret 2019 seksi pengendalian vektor dan binatang penular
penyakit dibantu oleh mahasiswa magang yang berjumlah 2 orang.
Ditinjau dari segi dana, Pembiayaan kegiatan Trapping Tikus Dalam
Rangka Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan bersumber dari daftar
isian perencanaan angaran (DIPA) KKP Kelas II Padang. Ditinjau dari segi
material Sarana dan prasarana pendukung harus dipertimbangkan kelayakan dan
kelengkapannya agar mampu menunjang keberhasilan suatu kegiatan. Peralatan
pendukung kegiatan trapping tikus sudah sesuai dengan SOP, tetapi ada beberapa
sarana dan prasarana yang belum dipunyai oleh KKP, yaitu ketika kegiatan
trapping tikus petugas tidak menggunakan baju khusus petugas, seharusnya
setelah melakukan identifikasi seharusnya petugas berganti pakaian karena
49
dikhawatirkan pinjal yang masih hidup loncat ke baju petugas dan ada mikroba-
mikroba lain yang menempel pada saat proses melakukan identifikasi.
6.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan berbagai kegiatan yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sehingga tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai. Pengorganisasian akan menetapkan, menggolongkan,
dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan
pendelegasian wewenang pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Begitu pula halnya dengan pengorganisasian yang dilakukan oleh
Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan.
Pengorganisasian dan pembagian tanggung jawab tugas dalam kegiatan
trapping tikus sudah berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari adanya struktur
organisasi dan pembagian tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
Kegiatan Trapping tikus ini merupakan program kerja yang dilakukan tiap
40 hari yang dilaksanakan oleh seksi Pengendalian Resiko Lingkungan, sehingga
kepala seksi dan semua staf turut bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
kegiatan ini. Selanjutnya, dipilih seorang penanggung jawab dalam kegiatan ini
dari staf seksi Pengendalian Resiko Lingkungan yaitu Sonya Oktarita, Amd.KL.
Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan trapping tikus oleh Kepala Seksi PRL.
Pengorganisasian dan pembagian tanggung jawab tugas dalam kegiatan ini sudah
berjalan dengan baik.
6.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan trapping tikus dilakukan berpedoman pada Standar
Operasional Prosedur (SOP) pengendalian tikus dan pinjal. Pengendalian tikus
dengan pemasangan perangkap terdapat dalam Plan Of Action (POA) tahunan
KKP dan POA bulanan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan. Berdasarkan
laporan bulanan tentang pelaksanaan kegiatan trapping tikus diketahui bahwa
selama tahun 2018 kegiatan ini sudah dilaksanakan sebanyak 9 kali yaitu dari
Bulan Januari sampai Bulan Desember, Dilakukan setiap 40 hari sekali.
50
Menurut Standard Operating Procedure (SOP) Pengendalian Resiko Lingkungan
KEMKES-PKH/SOP/PRL/001 untuk kegiatan trapping tikus pemasangan
perangkap dilakukan pada sore hari, di gudang-gudang yang ada disekitar area
pelabuhan Muaro padang. Perangkap dipasang tiap jarak 10 m. umpan
dipasangkan pada seluruh perangkap kemudian perangkap diambil keesokan
harinya pada pagi hari.
Dalam pelaksanaan kegiatan trapping tikus ini sudah dilakukan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Prosedur dan alat yang
digunakan sama dengan apa yang ada di Standar Operasional Prosedur Nasional
Kegiatan Pelabuhan di Pintu Masuk Negara. Namun, pelaksanaan kegiatan
terkadang tidak sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan pada rancangan
tahunan kegiatan Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dikarenakan ada petugas
yang berhalangan dengan tugas yang lain atau cuaca tidak mendukung untuk
pelaksanaan Kegiatan dilapangan serta pada pengambilan perangkap tidak
langsung diambil pada keesokan harinya dan juga dilakukan pada siang hari.
51
BAB 7 : KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah unit pelaksana teknis di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan yang saat ini berubah menjadi Dirjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. Kantor Kesehatan Pelabuhan Padang merupakan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II yang beralamat di Jalan Sutan
Syahrir No.337, Rawang, Padang Selatan, Kota padang dengan empat (5)
Wilayah Kerja, yaitu: Wilayah Kerja Muara, Pelabuhan Muara, Pelabuhan
Bungus, Pelabuhan Sikakap, dan Pelabuhan Udara BIM.
2. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang terdiri dari tiga seksi yaitu:
Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan (PKSE), Seksi Pengendalian
Risiko Lingkungan (PRL), dan Seksi Upaya Kesehatan dan Lintas
Wilayah (UKLW), serta satu subbagian Tata Usaha.
3. Segi perencanaan (Planning) kegiatan trapping tikus di kawasan Muaro
Padang sudah memiliki perencanaan yang baik, seperti tenaga dan alat
yang digunakan sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur.
Kegiatan Pengendalian vektor lalat ini dilakukan berdasarkan SOP yang
sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
4. Segi pengorganisasian (Organizing) kegiatan ini sudah sesuai Standar
Operasional Prosedur ditandai dengan adanya penanggung jawab
program/kegiantan ini. Staf PRL juga ikut melakukan kegiatan ini sesuai
dengan POA yang telah dibuat.
5. Segi pelaksanaan (Actuating) Kegiatan Trapping Tikus dikawasan
pelabuhan Muaro Padang sudah sesuai dengan tata cara pelaksanaan yang
terdapat pada Standar Operasional Prosedur Nasional Kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan di Pintu Masuk Negara.
52
6. Segi monitoring dan Evaluasi kegiatan disimpulkan sudah sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur dengan adanya pengawasan dalam bentuk
laporan tertulis yang sudah lengkap dan adanya pengawasan secara
langsung pada saat kegiatan. Pengawasan dan evaluasi dari kegiatan ini
dijelaskan dalam bentuk laporan tertulis berupa laporan tahunan sebagai
pertanggungjawaban dan diketahui oleh pimpinan Kepala Seksi PRL dan
Kepala KKP Kelas II Padang.
7.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari kegiatan magang di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang adalah sebagai berikut:
1. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang diharapkan agar dapat
mempertahankan dan lebih meningkatkan kinerja sesuai dengan SOP
(Standar Operasional Prosedur).
2. Bagi pimpinan KKP agar dapat meningkatkan Pengawasan dan melakukan
pembinaan dalam setiap kegiatan terutama kegiatan pengendalian tikus
agar dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
3. Bagi petugas lapangan agar terbiasa dan nyaman memakai APD pada saat
bertugas dilapangan supaya terhindar dari bahaya kecelakaan diperjalanan
dan bahaya terinfeksi pinjal.
4. Diharapkan kepada masyarakat yang tinggal di wilayah kerja pelabuhan
Muaro untuk menjaga, memelihara, meningkatkan kesehatan melalui
perilaku hidup bersih dan sehat sehingga terciptanya lingkungan yang
sehat.
53
DAFTAR PUSTAKA
54
14. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Padang Tahun 2016.
55
Laporan 3 Dokumentasi Kegiatan Selama Magang