Anda di halaman 1dari 2

Tiga Proyek Deepwater Jadi Andalan Produksi Gas Masa Depan

Oleh Administrator

SURABAYA — Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) dan
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) sedang mengembangkan tiga proyek gas laut
dalam yaitu proyek Indonesia Deepwater Development (IDD); Lapangan Abadi Blok Masela;
dan Lapangan Jangkrik Blok Muara Bakau. Ketiga proyek ini diharapkan mulai mengalirkan gas
dalam lima tahun ke depan.

Proyek IDD dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) di Cekungan Kutai,
Kalimantan Timur. Sedangkan Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau, dikembangkan oleh Eni
Muara Bakau b.v dilokasi yang bersebelahan dengan Cekungan Kutai. Lapangan Abadi, Blok
Masela, dikembangkan oleh Inpex Masela Ltd di Laut Arafura.

“Ketiga proyek ini menjadi andalan produksi gas masa depan,” ujar Kepala Divisi Penunjang
Operasi BPMIGAS Amir Hamzah dalam acara Rapat Kerja (Raker) Implementasi Regulasi
Pemerintah Dalam Proyek Indonesia Deepwater Development; Lapangan Abadi; dan Lapangan
Jangkrik. Raker yang diadakan BPMIGAS di Surabaya, Kamis (9/2) ini bertujuan untuk
mensinergikan pemangku kepentingan agar pelaksanaan proyek strategis ini dapat berjalan
lancar.

Berikut profil ketiga proyek laut dalam tersebut:

Indonesia Deepwater Development

Indonesia Deepwater Development atau lebih dikenal dengan nama IDD merupakan proyek
laut dalam yang dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) melalui empat
production sharing contract yaitu: PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau.
Terdapat lima lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD ini yaitu Lapangan
Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.

Cico akan mengembangkan 28 sumur bawah laut di lima lapangan yang terintegrasi melalui
dua floating production unit (FPU) hub dan satu subsea tie-back. Dua FPU hub tersebut adalah
Hub Gendalo yang merupakan fasilitas yang akan mengintegrasikan Lapangan Gendalo, Maha,
dan Gandang di kedalaman 2.200 sampai 5.600 kaki dan Hub Gehem yaitu fasilitas produksi
Lapangan Gehem di kedalaman 6.000 kaki. Sementara Lapangan Bangka di kedalaman 3.200
kaki akan menjadi subsea tie back ke FPU West Seno yang sudah ada dan dioperasikan oleh
Chevron. Fasilitas ini diperkirakan akan membutuhkan investasi antara US$ 4 sampai 7 miliar
dolar.

Front-end engineering design (FEED) untuk Lapangan Bangka telah selesai pada Desember
2011, sedangkan FEED untuk Gendalo- Gehem diharapkan bisa rampung pada April tahun ini.

Chevron menyampaikan bahwa perusahaan tersebut mengharapkan final investment decision


(FID) untuk Lapangan Bangka bisa dibuat di tahun 2013, sedangkan FID untuk Hub Gendalo
dan Gehem setahun kemudian. Lapangan Bangka diharapkan mulai menghasilkan gas di tahun
2015, sedangkan produksi di Hub Gendalo dan Gehem masing-masing diharapkan bisa
terwujud di tahun 2017 dan 2018.

1/2
Tiga Proyek Deepwater Jadi Andalan Produksi Gas Masa Depan

Oleh Administrator

Lapangan Abadi, Blok Masela

Lapangan Abadi yang merupakan bagian dari Blok Masela dikembangkan oleh Inpex Masela
LTD. Lapangan gas yang berlokasi di Laut Arafura ini diperkirakan memiliki cadangan gas 
terbukti sebesar 6.05 triliun kaki kubik (TCF). Dalam Plan of Development pertama (POD I)
yang disetujui Desember 2010, kontraktor akan membangun kilang LNG terapung dengan
kapasitas 2.5 juta ton per tahun (MTPA). Fasilitas yang membutuhkan investasi sebesar US$5
miliar ini diharapkan dapat mulai berproduksi pada akhir 2016.

Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau

Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja Muara Bakau ditandatangani pada 30 Desember 2002.
Lapangan Jangkrik sendiri ditemukan kemudian di tahun 2009. Lapangan ini berlokasi pada
kedalaman air 450 meter dengan jarak 70 kilometer dari arah timur Balikpapan. Lokasi ini
sangat ideal untuk pengembangan proyek gas karena dekat dengan sistem pemipaan
Kalimantan Timur dan fasilitas LNG Bontang.

Proyek ini dikembangkan oleh Eni Muara Bakau b.v. Plan of Development (POD) lapangan ini
disetujui menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) pada 29 November 2011. Lapangan
Jangkrik diharapkan bisa berproduksi tahun 2015.

(Sumber : BP Migas)

2/2

Anda mungkin juga menyukai