Anda di halaman 1dari 9

Judul : Rangkaian Arus Listrik Searah (Hukum Ohm)

Tujuan : Menyelidiki hubungan arus dan tegangan pada kedua terminal


hambatan atau bola lampu

I. Dasar Teori
Arus listrik adalah aliran muatan listrik. Arah arus listrik sesuai dengan
arah aliran muatan positif atau berlawanan arah dengan aliran muatan negatif.
Arus listrik mengalir dari titik yang berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial
rendah dalam rangkaian tertutup. Arus listrik searah adalah arus listrik yang
nilainya hanya positif atau hanya negatif saja (tidak berubah dari positif ke negatif
atau sebaliknya).

Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu
titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih
rendah. Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung
positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih
baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron)
yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan
terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang “tampak” mengalir dari kutub
positif ke kutub negatif. Contoh dari penggunaan listrik arus searah yaitu penyaluran
tenaga listrik komersil yang pertama (dibuat oleh Thomas Alfa Edison di akhir abad
ke 19) menggunakan listrik arus searah. Generator komersiel yang pertama di dunia
juga menggunakan listrik arus searah.

Ada beberapa asas penting yang perlu di ingat dan di pahami kembali yaitu:

 Terdapat dua jenis muatan listrik, yaitu muatan positif ( + ) dan muatan
negative ( - )
 Muatan positif ada pada inti atom, sedangkan muatan negative ada pada
electron
 Electron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain, sedangkan inti tidak
dapat pindah
 Atom-atom penghantar (konduktor) memiliki electron-elektron bebas yang
sangat mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam
penghantar itu.
 Muatan listrik dapat bergerak (mengalir) jika ada beberapa potensial
(tegangan)
Kuat arus adalah Jumlah muatan yang mengalir melalui suatu penghantar
persatuan waktu. Dengan demikian satuan arus listrik dalam SI adalah columb per
sekon (C/s) yang telah dikenal dengan Ampere (A) yang diambil dari nama
seorang Fisikawan Prancis bernama Andre Marie Ampere. Seorang ahli fisika dari
Jerman yang bernama George Simon Ohm menemukan hubungan antara kuat arus
dan tegangan listrik.

Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat arus yang mengalir pada suatu
kawat penghantar sebanding dengan tegangan yang menimbulkannya maka
persamaannya adalah
V=ixR
V = tegangan/beda potensial (volt)
i = kuat arus (A)
R = hambatan/resistansi (Ohm)

Dalam persamaan tersebut, R dapat dianggap sebagai tetapan kesebandingan.


Tetapan ini selanjutnya disebut hambatan listrik (resistor ).
Dari persamaan hukum ohm ini, dapat disimpulakn sebagai berikut :

Kuat arus yang mengalir dalam suatu kawat penghantar ( yang tidak mengalami
perubahan suhu ) besaranya :

 Sebanding dengan tegangan yang menimbulkannya


 Berbanding terbalik dengan hambatan kawat penghantar

Rangkaian Listrik Arus Searah


Arus listrik yang mengalir hanya ke satu arah disebut arus searah (direct
current, disingkat DC). Arus listrik yang lebih banyak dipakai orang ialah arus
bolak – balik (alternating current, disingkat AC ).

II. Alat dan Bahan


1. Power Suplay/ Baterai
2. Voltmeter
3. Ampermeter
4. Resistor tetap
5. Lampu DC 9 Volt
6. Papan Rangkain (Circuit Board)
7. Kabel Konduktor
8. Saklar
III. Langkah Kegiatan

1. Siapkan semua alat dan bahan sesuai daftar.

2. Ukur beda potensial untuk 1 baterai, 2 baterai, 3 baterai dst. secara terpisah
kemudian catat hasil pada tabel.

3. Pasang alat dan bahan seperti pada gambar kemudian ukur beda potensial
dengan voltmeter serta arus listrik yang mengalir dengan ampermeter
secara teliti dan tepat.

4. Ulangi langkah percobaan diatas dengan menggunakan 2 baterai, 3 baterai


dan seterusnya.

5. Dari tabel yang diperoleh, buat grafik hubungan tegangan V terhadap arus
listrik I.

6. Buatlah kesimpulan di akhir laporan.

IV. Data Hasil Praktikum


I. Tabel Data Hasil Pengukuran Baterai langsung (tidak pada rangkaian) :

Jumlah Baterai Beda Potensial yang Ditunjukkan Voltmeter


1 1,5 V
2 2,6 V
3 4,2 V
4 6,5 V
5 8,7 V
II. Tabel Data Hasil Pengukuran pada rangkaian :

Percobaan Beda Potensial (yang ditunjukkan Arus Listrik yang timbul


ke oleh voltmeter) (yang ditunjukkan oleh
Amperemeter)
1 1,4 V 3A
2 2,6 V 6A
3 4,0 V 9A
4 6,5 V 12 A
5 8,6 V 15 A
I. Pengolahan Data

1. Perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik untuk masing-
masing data hasil percobaan.

Jumlah Baterai V I V/i


1 1,4 3 0,46
2 2,6 6 0,43
3 4,0 9 0,44
4 6,5 12 0,54
5 8,6 15 0,57

2. Rata-rata hasil perbandingan

0,46  0,43  0,44  0,54  0,57 2,44


= = 0,48
5 5
3. Grafik beda potensial (V) terhadap kuat arus listrik (I)

GRAFIK
16

14

12
KUAT ARUS (A)

10

8
GRAFIK
6

0
1.4 2.6 4 6.5 8.6

BEDA POTENSIAL (V)

VII. Jawaban Pertanyaan

4. Hasil grafik yang didapatkan

Bentuk grafik yang didapatkan yaitu meningkat yang menunjukkan hubungan


kenaikan yang berbanding lurus. Jika angka voltmeter naik, maka amperemeter
juga naik.
5. Kemiringan untuk perata-rataan perbandingan beda potensial dan arus
listrik

Untuk mencarari kemiringan sama dengan mencari gradien, maka:


y=m.x
X I = m. X V
3+6+9+12+15/5 = m. 1,4+2,6+4,0+6,5+8,6/5
45/5 = m. 23,1/5
9 = m.4,62
m=1,94
6. Perbandingan hasil rata-rataan dalam b ntuk persamaan matematika
e
hubungan antara kuat arus listrik (I) yang melalui resistor tetap (R) atau
lampu DC dengan beda potensial (V)

Hubungan arus listrik dan beda potensial :


Arus listrik adalah muatan - muatan positif, sedangkan beda potensial menyatakan
beda nilai potensial antara dua titik berbeda dalam satu rangkaian. Arus listrik
mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik dalam rangkaian, yaitu dari
titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial lebih rendah.
Hubungan dengan beda potensial :
Besarnya arus yang mengalir pada kawat penghantar tidak hanya bergantung pada
tegangan, tetapi juga pada hambatan yang dimiliki kawat terhadap aliran elektron.
Kuat arus listrik berbanding terbalik dengan hambatan :
1
I
R
Aliran elektron pada kawat penghantar diperlambat karena adanya interaksi
dengan atom-atom kawat. Makin besar hambatan ini, makin kecil arus suatu
tegangan V. Dengan demikian, arus I yang mengalir berbanding lurus dengan
beda potensial antara ujung-ujung penghantar dan berbanding terbalik dengan
hambatannya. Pernyataan ini dikenal dengan hukum ohm dan dinyatakan dengan
persamaan :
V
I
R
Dengan R adalah hambatan kawat atau suatu alat lainnya, V adalah beda potensial
antara kedua ujung pengantar, dan I adalah arus yang mengalir. Hubungan ini
sering dituliskan : V = I.R
7. Faktor-faktor kesalahan yang terjadi dalam melaksanakan percobaan :

 Kurangnya ketelitian dalam pembacaan skala pada alat multitester

 Salahnya perhitungan pada kalkulator untuk menemukan nilai volt/ampere


 Banyaknya goyangan dapat menyebabkan panah pada alat multitester tidak
stabil

 Penempatan kabel yang tidak pada tempatnya

8. Apabila dalam pengukuran menggunakan basicmeter(Shunt) voltmeter


dengan batas ukur 0-50 V, berapakah skala terkecil dan ketelitian
basicmeter itu?

Skalah terkecil dan ketelitian basicmeter voltmeter dengan batas ukur 0-50V yaitu
1V

9. Konduktor dan isolator listrik serta contohnya

Konduktor adalah suatu zat atau bahan yang dapat menghantarkan arus listrik,
baik itu zat padat, cair, ataupun gas karena sifat dari zat atau benda tersebut yang
konduktif, maka disebut dengan konduktor dan ciri – ciri konduktor yang baik itu
sendiri memiliki tahanan jenis yang kecil dan salah satu penghantar atau contoh
konduktor yg sangat baik adalah emas. Contoh konduktor bersifat logam antara
lain : Emas, Tembaga, Perak, Aluminium, Zink, Besi, dll.

Isolator adalah bahan yang tidak dapat atau sulit untuk melakukan
perpindahan muatan listrik, atau secara umum isolator adalah penghambat aliran
listrik. Fungsi isolator yang lainnya ialah sebagai penopang beban ataupun
pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya aliran arus yang mengalir keluar
atau antara konduktor. Alat ini juga sering digunakan sebagai alat yg digunakan
untuk menyangga kabel transmisi listrik yang terdapat pada tiang listrik. Fungsi
isolator sendiri yang paling utama ialah untuk menghindari sengatan listrik,
hubungan arus pendek, dan juga menghindari bahaya kebakaran yang dikarenakan
kabel saling bersentuhan dan menghasilkan sambungan silang. Beberapa contoh
isolator yang baik itu sendiri diantaranya ialah : Kertas, Kaca, ataupun Teflon.
Sedangkan beberapa contoh bahan isolator lainnya yang masih cukup bagus
digunakan sebagai isolator diantaranya adalah Karet dan Plastik.

10. Apabila beda potensial 9 volt dipasang seri dengan sebuah resistor tetap
10 k pada rangkaian tertutup. Berapa kuat arus yang akan ditunjukkan
oleh amperemeter?
Diketahui :

V = 9V

R = 10 kOhm

Ditanya :

I = ..... ?

Jawab :

I = V.R

I = 9.10

I = 90 kA

I = 90.000 A

VIII. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kuat arus yang
mengalir pada suatu kawat penghantar sebanding dengan tegangan, dengan kata
lain hambatan berbanding terbalik dengan kuat arus. Semakin besar kuat arus
listrik maka semakin kecil hambatannya.

Anda mungkin juga menyukai