Anda di halaman 1dari 29

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Relevan

Dalam rangka mewujudkan penulisan penelitian yang profesional dan

mencapai target yang maksimal, dalam artian untuk menghindari pengulngan

hasil penelitian yang dilakukan seorang penulis dalam sebuah karya ilmiah

yang mempunyai pembahasan yang sama, untuk itu penulis mencoba

menampilkan beberapa judul penelitian sebagai bahan perbandingan dengan

penelitian ini, yang dapat dijadikan informasi awal dan perbandingan terhadap

hasil penelitian ini antara lain:

1. Tika Dwi Nur Atin dalam Skripsi yang berjudul “Pengaruh Efektivitas

Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Peningkatan Profit Usaha

Mikro (Studi Kasus Pada Nasabah BRI Unit Purwomartani Kalasan

Sleman Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kemudian memaparkan efektivitas perkreditan BRI terhadap

peingkatan profit usaha mikro.1

2. Elvera Aulia dalam skripsi yang berjudul “Efektivitas Penyalluran

Kredit Usaha Rakyat Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kinerja

Usaha Mikro Kecil”. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

Efektivitas penyaluran KUR BRI Jatimulyo pada Usaha Mikro Kecil

Jatimulyo.2

1
Tika Dwi Nur Atin, “Pengaruh Efektivitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap
Peningkatan Profit Usaha Mikro (Studi Kasus Pada Nasabah BRI Unit Purwomartani Kalasan
Sleman Yogyakarta)”, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2018
2
Elvera Aulia dalam skripsi yang berjudul “Efektivitas Penyalluran Kredit Usaha Rakyat
Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Kinerja Usaha Mikro Kecil”, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Lampung, 2017
9
10

3. Vanni Sugestian, Zarah Puspitaningtyas, dan Ika Sisbintari dalam

Jurnal yang berjudul “Efektivitas Kredit Usaha Rakyat PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Kampus Cabang Jember Dalam

Meningkatkan Volumen Penjualan Usaha Mikro”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi efektivitas penyaluran KUR terhadap

UMKM di Jember.3

4. Antika Wulandari dalam skripsi yang berjudul “Efektivitas Penyaluran

Program Kredit Usaha Rakyat BRI Syariah Kantor Cabang Solo

Veteran dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro”. Penelitian

bertujuan untuk mengetahui efektivitas KUR serta dampaknya

terhadap peningkatan pendapatan UMKM. 4

5. Roza Gustika dalam karyanya yang berjudul “Pengaruh Pemberian

Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pendapatan Masyarakat Ladang

Panjang Kec. Tigo Nagari Kab. Pasaman”. Dalam tulisan ini dijelaskan

bahwa setiap kenaikan KUR yang mereka dapatkan pendapatan

masyarakat yang memiliki Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga

akan meningkat.”5

3
Vanni Sugestian, Zarah Puspitaningtyas, dan Ika Sisbintari, “Efektivitas Kredit Usaha
Rakyat PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Kampus Cabang Jember Dalam
Meningkatkan Volumen Penjualan Usaha Mikro”, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa,
2013
4
Antika Wulandari ,“Efektivitas Penyaluran Program Kredit Usaha Rakyat BRI Syariah
Kantor Cabang Solo Veteran dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro”Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, IAIN Surakarta, 2019
5
Roza Gustika, “Pengaruh Pemberian Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pendapatan
Masyarakat Ladang Panjang Kec. Tigo Nagari Kab. Pasaman” e-Jurnal Apresiasi Ekonomi
Volume 4, Nomor 2, Maret 2016
11

Dari beberapa karya tulis di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa persamaan dan perbedaan dengan skripsi yang peneliti lakukan.

Persamaannya adalah penelitian yang dilakukan sama-sama meneliti tentang

Efektivitas kredit perbankan teradap prfitabilitas usaha , sedangkan

perbedaannya yaitu jenis usaha dan jenis jasa perbenkan tersebut. Sedangkan

skripsi yang dibuat peneliti yaitu menganalsis bagaimana Efektivitas

Perkreditan Bank terhadap Proftablitas UD. Arafah. Dengan mengetahui

kontribusi tersebut usaha-usaha bukan hanya UD Arafah namun juga usaha

sekota Kendari akan bisa menentukan pilihan jasa perkreditan perbankan yang

akan digunakannya dalam pengembangan usaha serta mampu mengelola dana

kredit atau pembiayaan dengan sebaik-baiknya.

B. Landasan Teori

1. Definisi Efektivitas

a. Pengertian Efektivitas

Efektivitas diartikan sebagai perbandingan antara tujuan dan input.6

Beberapa ahli mendefinisikan sebagai berikut:

Menurut Sondang P. Siagian memberikan definisi sebagai berikut:

Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana


dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk
menghasilkan sejumlah barang atas kegiatan yang dijalankannya.
Erfektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati
sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Abdurrahmat memberi definisi bahwa Efektivitas adalah pemanfaatan


sumber adaya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
6
Sattar, Ekonomi Koperasi, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), h. 250
12

sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan


tepat pada waktunya.

Hidayat juga memberikan penjelasan, Efektivitas adalah suatu ukuran


yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan
waktu)telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang
dicapai, maka makin tinggi efektivitasnya.

Prasetyo Budi Saksono memberikan penjelasan terkait Efektivitas

adalah seberapa jauh tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output

yang diharapkan dari sejumlah input.7

Efektivitas berasal dari kata effective yang berarti terjadinya suatu efek

atau akibat. Efek dipandang sebagai pengaruh yang ditimbulkan atau

disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh

mana dampak atau tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan

yang dilakukan.8

Efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan.

Kamus ilmiah populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketetapan

penggunaan, hasil guna, atau menunjang tujuan. Efektivitas merupakan salah

satu dimensi dari produktifitas, yaitu mengarah kepada pencapaian unjuk

kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,

kuantitas, dan waktu. Efektivitas merupakan pencapaian tujuan organisasi

melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Efektivitas

dapat dilakukan dengan memperhatikan kepuasan pelanggan, pencapaian visi

organisasi, pemenuhan aspirasi, menghasilkan keuntungan bagi organisasi,

7
Hari Sucahyowati, “Manajemen Sebuah Pengantar”, (Malang: Wilis, 2017), h. 12`
8
Asep Segara, Analisis Tingkat Efektivitas Pemberian Kredit Di Bank DPM (PT. BPR
Duta Pakuan Mandiri) Cabang Tangerang, Jurnal Mozaik, Vol IX Edisis 1, Juli 2017, h. 62
13

pengembangan sumber daya manusia organisasi, serta memberikan dampak

positif bagi masyarakat di luar organisasi.

Mengukur efektivitas suatu organisasi bukanlah suatu hal yang sangat

sederhana, karena efektivitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang yang

menilai serta menginterpretasikannya. Tingkat efektivitas juga dapat diukur

dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil

yang nyata yang telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan

dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak

tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.9

Efektivitas startegi pemberian kredit erat kaitannya dengan tujuan

kredit, yaitu profitability dan safety. Profitability mwnyangkut keuntungan

dari bunga kredit, sedangkan safety menyangkut kelancaran dari

pengembalian kredit. Di samping itu, apabila kita perhatikan unsur-unsur yang

menyebabkan kegagalan kredit, pada adasarnya merupakan kegagalan dari

strategi yang digunakan.10

2. Definisi Bank

a. Pengertian Bank dan Perbankan

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara, dan proses dalam

9
Radita Arindya, “Efektivitas Organisasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi”,
(Surabaya: Media Sahabat Cendekia, 2019), h. 65-66
10
Ikatan Bankir Indonesia, “Bisnis Kredit Perbankan”, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2015), h. 165
14

melaksanakan kegiatan usahanya.11 Dalam Undang-Undang No 10 Tahun

1998 Pasal 1 huruf 2 definisi bank itu sediri dinyatakan bahwa Bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/ atau bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.12

Ada yang mendefinisikan bank sebagai suatu badan yang tugas

utamanya menghimpun uang dari pihak ketiga. Sedangkan definisi lain

mengatakan, bank adalah suatu badan yang tugas utamanya sebagai perantara

untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang

ditentukan. Penulis lain mendefinisikan bank adalah suatu badan yang usaha

utamanya menciptakan kredit.

Prof. G. M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik mengatakan:

“Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan


kebutuhan kredit , baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau
dengan uang yangdiperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan
mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral”

A.Abdurachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan

Perdagangan menjelaskan bahwa:

“Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan


berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan
mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempay
penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha
perusahaan, dan lain-lain.”

11
Boy Leon Dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Indonesia, (Jakarta:
Grasindo, 2008), h. 1
12
Gunarto Suhardi, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, (Yogyakarta: Kanisius,
2003), h. 17
15

Dilihat dari fungsinya, berbagai macam definisi tentang bank itu dapat

dikelompokkan menjadi tiga.

Pertama, bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertian

pertama ini, bank menerima uang serta dana-dana lainnya dari masyarakat

dalam bentuk:

a. Simpanan atau tabungan biasa yang dapat diminta/ diambil kembali setiap

saat

b. Depositi berjangka, yang merupakan tabungan atau simpanan yang

penarikannya kembali hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang

ditentukan habis

c. Simpanan dalam rekening koran/giro, yang penarikannya hanya dapat

dilakukan dengan menggunkan cek, bilyet giro, atau perintar tertulis

kepada bank.

Pengertian pertama ini mencerminkan bahwa bank melaksanakan

operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun uang dari pihak ketiga.

Kedua, Bank dilihat sebagai pemberi kredit, ini berarti bahwa

melaksanakan operasi perkreditan secara aktif. Menurut Mac Leod Bank is a

shop for the sale of credit. Rumusan yang sama diberikan oleh R. G. Hawttey,

yang mengatakan bahwa banking are merrely dealers in credit. Jadi fungsi

bank dilihat sebagai pemberi kredit, tanpa mempermasalahkan apakah kredit

itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber ada

penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri.


16

Ketiga, bank dilihat sebagai pemberi kredit kepada masyarakat

melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan/ tabungan

masyarakat maupun melalui penciptaan uang bank.13

b. Fungsi dan Peran Bank

Fungsi dan peranan bank secara umum adalah (3) tiga hal, yaitu:

1) Penghimpun dana

Dana yang dapat dimanfaatkan oleh sebuah bank untuk menjalankan

fungsinya antara lain bersumber dari:

a) Pemilik modal yang berupa setoran modal awal pendirian ataupun

pengembangan modal

b) Masyarakat luas yang diperoleh dari usaha bank menawarkan

prosuk simpanan, berupa tabungan, deposito, dan giro

c) Lembaga keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang

berupa kredit likuiditas dan call money (dana yang sewaktu-waktu

dapat ditarik kembali oleh bank yang meminjam)

2) Penyalur dana

Penyaluran atas dana yang berhasil dihimpun oleh sebuah bank

diwujudkan bank dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya kepada masyarakat

yang memerlukan, seperti pembelian surat-surat berharga, penyertaan,

pemilikan harta tetap, dan lain sebagainya. Aktivitas ini menimbulkan risiko,

13
Tomas Suyatno, Dkk., Kelembagaan Perbankan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2007), h. 1-2
17

karena itu dalam memenuhi asas kehati-hatian, pelaksanaannya ditetapkan

sebagai persyaratan dan ketentuan.

3) Pelayanan Jasa Keuangan

Sebagai pelaksana lalu lintas pembayaran, bank melakukan berbagai

aktivitas kegiatan lainnya, seperti pengiriman uang atau transfer, penagihan

surat berharga/ collection, penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu

(debit/ kredit), BI-RTGS, SKN-BI, ATM, E-Banking, sampai dengan

penyelenggara jasa sistem pembayaran.

Bank dapat berfungsi sebagai agen of trust, agen of development, dan

agen of services.

a) Agen Of Trust, yaitu lembaga yang berlandaskan kepercayaan

dalam menghimpun dan menyalurkan dana. Mayarakat mau

menyipan dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam

fungsi ini, dibangun kepercayaan dari pihak penyimpan dana

(termasuk investor), bank, juga debitur. Kepercayaan ini penting

sebagai landasan aktivitas usaha yang sasling diuntungkan, baik

dari aktivitas penyimpanan dana, penampung dana, maupun

penerima penyaluran dana.

b) Agen Of Development, yaitu lembaga yang memobilisasi dana

untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan penghimpun dan

penyaluran dana berdampak pada perkembangan lancarnya

kegiatan perekonomian di sektor rill. Kegiatan bank tersebut


18

memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,

distribusi, serta konsumsi barang dan jasa. Kelancaran kegiatan

inilah yang akan menggerakan pembangunan oerekonomian suatu

masyarakat.

c) Agen Of Services, yaitu sebagai lembaga yang memobilisasi dana

untuk pembangunan sekonomi, di samping melakukan kegiatan

penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan

penawaran jasaperbankan kepada masyarakat. Jasa yang

ditawarkan ini erat kaitannya dengan seluruh aktivitas keuangan

yang dapat menggerakkan perekonomian secara umum.

Selain ketiga fungsi tersebut, saat ini bank juga berfungsi sebagai agen

literasi keuangan dan inklusi keuangan. Sebagai agen literasi keuangan, bank

elakukan serangkaian proses edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampialan, dan keyakinan masyarakat , yang kemudian akan

mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat untuk meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai

kesejahteraan. Aktivitas ini mendukung upaya pemerintah dalam

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap lembaga,

produk dan layanan jasa keuangan.

Sedangkan sebagai agen dari inklusi keuangan, bank berkontribusi

dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur pendukung negara.

Hal ini diwujudkan melalui penyediaan berbagai aksespada berbagai lembaga,


19

produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

masyarakat. Layanan keuangan digital salah satunya merupakan bagian dari

inovasi yang sengaja dihadirkan agar kondisi geografis serta wilayah yang

terbatas dan jauh dari perkotaan bukan merupakan hambatan bagi masyarakat

desa dan perbatasan untuk menikmasti fasilitas jasa keuangan yang diberikan

oleh bank. Tujuan ini diharapkan dapat memberikan manfat yang signifikan

terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat secara merata.14

c. Definisi Perkreditan

a. Pengertian Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa latin credere yang berarti

kepercayaan. Dapat dikatakan dalam hubungan bahwa kreditor (yang memberi

kredit, atau lazimnya bank) dalam hubungan perkreditan dengan debitor

(nasabah penerima kredit) mempunyai kepercayaab, bahwa debitor dalam

waktu dan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama, dapat

mengembalikan kredit yang bersangkutan. 15

Manusia adalah homo economicus dan setiap manusia akan berusaha

untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam

sesuai dengan harkatnya selalu meningkat, sedangkan kemampuan untuk

mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas. Hal ini memnyebabkan

manusia memerlukan bantuan untuk mencapai harkat dan cita-citanya. Dalam

14
Ikatan Bankir Indonesia, Menguasai Fungsi Kepatuhan Bank, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2015), h. 3-5
15
Rachmad Usman, “Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia” (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 236
20

hal ia berusaha, maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan

daya guna suatu barang, ia membutuhkan bantuan dalam bentuk permodalan.

Bantuan dari bank dalam bentuk penambahan modal inilah yang disebut

dengan kredit.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-

Pokok Perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan iti


berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak
lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah
ditetapkan”.16

b. Unsur-Unsur Kredit

Sesungguhnya kredit memiiliki beberapa unsur yang terkandung,

unsur-unsur tersebut meliputi:

1) Waktu, yang menyatakan bahwa ada jarak antara persetujuan

pemberian kredit dan pelunasannya.

2) Kepercayaan, yang melandasi pemberian kredit oleh pihak

kreditur kepada debitur akanmengembalikannya sesuai kesepaktan

yang telah disetujui oleh kedua pihak.

3) Penyerahan, yang menyatakan bahwa kreditur akan menyerahkan

nilai ekonomi kepada debitur yang harus dikembalikan sesuai

jatuh tempo.

16
Thomas Suyatno, Chalik, Made Sukada, dll., “Dasar-Dasar Perkreditan”, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 236
21

4) Risiko, yang menyatakanadanya risiko yang mungkin timbul

selama jangka waktu tertentu antara pemberian dan pelunasannya.

5) Persetujuan atau Perjanjian, yang menyatakan bahwa natar

kreditur dn debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan

dengan adanya suatu perjanjian.17

c. Jenis-Jenis Kredit

Ada beberapa jenis kredit yang disalurkan bank, penggolongan jenis

kredit ini berdasarkan:

1) Tujuan Penggunaan

Berdasarkan tujuan penggunaan dana oleh debitur, kredit dapat

dibedakan menjadi:

a) Kredit Modal Kerja

Kredit modal kerja yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai

kebutuhan modal kerja nasabah. Kredit modal kerja dapat digunakan untuk

pembelian bahan baku, ersediaan barang dagangan, ongkos angkut, biaya

tenaga kerja, niaya listrik/ air, dll. Kredit modal kerja biasanya berjangka

pendek dan disesuaikan dengan jangka waktu perputaran modal kerja nasabah.

b) Kredit Investasi

Kredit investasi yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah untuk

keperluan pembiayaan barang modal, pem biayaan perluasan usaha/ pabrik,

dan kantor, dan lain-lain yang sifatnya jangka menengah atau jangka panjang.

17
Adrianto, “Manajemen Kredit (Teori dan Konsep Bagi Bank Umum), (Pasuruan: CV
Penerbit Qiara Media, 2020), h. 2-3
22

Pengembalian kredit investasi umumnya dilakukan dengan cara mengangsur

er triwulanan setelah jangka waktu tertentu dimana objek yang dibiayai telah

memperoleh pendapatan.

c) Kredit Konsumsi

Kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah yang

digunakan untuk tujuan konsumtif, misalnya untuk pembelian rumah, mobil,

barang-barang elektronik dan sebagainya.

2) Cara Penarikan Dana

Berdasarkan cara penarikan dana yang diperkenankan oleh bank,

kredit dapat dibedakan menjadi:

a) Cash Loan, yaitu fasilitas kredit yang memungkinkan nasabahnya

melakukan penarikan tunai untuk pembayaran objek yang dibiayai

denga kredit yang dimaksud, sebagaimana diberlakukan terhadap

kredit investasi mauoun kredit modal kerja.

b) Non Cash Loan, Yaitu fasilitas kredit yang tidak memungkinkan

nasabah melakukan penarikan tunai secara langsung kaena

fasilitas kredit semacam ini bersifat antisipatif, yaitu kewajiban

bank baru timbul ketika nasabah yang diberikan fasilitas ini

wansprestasi atau gagal melaksanakan kewajibannya.18

d. Manfaat Kredit

Manfaat kredit dapat digolongkan sebagai berikut:

18
Boy Leon dan Sonny Ericson, Manajemen Aktiva Pasiva Bank Indonesia, (Jakarta:
Grasindo, 2008), h. 86-87
23

1) Manfaat Kredit Bagi Bank

a) Kredit yang diberikan bank kepada nasabah akan mendapatkan

balas jasa berupa bunga

b) Peningkatan bunga bank berpengaruh pada peningkatan

profitabilitas bank

c) Pemberian kredit kepada nasabah secara sinergi akan memasarkan

produk lain seperti produk dana jasa

d) Kegiatan kredit dapat mendoong peningkatan kemampun pegawai

untuk lebih memahami secara perinci aktivitas usaha para debitur

di berbagai sektor usaha. Dengan demikian para pegawai menjadi

terlatih dan memunyai keahlian dalam beberapa usaha nasabah.

Hal ini merupakan aset dari bank.

2) Manfaat Kredit Bagi Debitur

a) Meningkatkan usaha nasabah. Kredit yang diberikan oleh bank

untuk memperluas volume usaha, misalnya kredit untuk mebeli

bahan baku, pengadaan mesin dan peralatan dapat membantu

nasabah untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan.

b) Biaya kredit bank (provisi dan administrasi) pada umumnya murah

c) Bank menawarkan berbagai jenis kredit sehingga debitur dapat

memilih berbagai jenis kredit sesuai dengan penggunaannya


24

d) Bank juga memberikan fasilitas linnya kepada debitur, sehingga

debitur dapat menikmati fasilitas lainnya yang ditawarkan oleh

bank.

e) Jangka waktu kredit disesuaikan dengan kemampuan dan

kevutuhan debitur dalam membayar kembali kredit tersebut.

Sehingga debitur daat mengestimasikan keuangannya dengan

tepatnya.

3) Manfaat Kredit bagi Pemerintah

a) Kredit dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi. Apabila krdit tersebut diberikan kepada

perusahaan untuk investasi atau modal kerja, maka perusahaan

akan meningkatkan volume produksinya. Peningkatan volume

produksi akam berpengaruh pada peningkatan volume usaha dan

pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan secara nasional.

b) Kredut bank dapat digunakan sebagai alat pengendalo moneter.

Pada saat peredaran uang di masyarakat terlalu banyak maka

kredut dapat dikurangi. Peningkatan kredit tersebut dengan cara

meningkatkan suku bunga, sehingga masyarakat tidak mengajukan

kredit ke bank. Bank lebih fokus kepada pernghimpunan dana

pihak ketiga agar uang yang beredar dapat diturunkan. Sebaliknya

pada saat peredaran uang sedikit, maka rus tukar b=menukar

barang dan jasa menjadi terhambat. Pada saat demikian bank dapat
25

meningkatan kreditnya dengan menurunkan suku bunga sehingga

arus tukar menukar barang dan jasa menjadi lancar karen adanya

kenaikan jumlah uang beredar.

c) Kredit bank dapat meningklatkan lapangan kerja dan

meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan lapangan kerja

akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya

secara total akan meningkatkan pendapatan nasional.

d) Secara tidak langsung kredit bank dapat meningkatkan pendapatan

negara, yaitu pendapatan pajak.

4) Manfaat Kredit bagi Mayarakat Luas

a) Mengurangi pengangguran. Kredit yang diberikan kepada

perusahaan dapat menyebabkan adanya peningkatan permintaan

tenaga kerja karena adanya peningkatan volume produksi.

b) Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu , misalnya

akuntan, notaris, apparaisal independen, dan asuransi. Pihak-pihak

tersebut diperlukan oleh bank untuk mendukung kelancaran kredit.

c) Penyimpanan dana akan mendapat bunga lebih tinggi dari bank

apabila bank dapat meningkatkan keuntungannya.

d) Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan

pelayanan jasa erbankan, misalnya letter of credit, bank garansi,

transfer, kliring, inkasi, dan layanan jasa lainnya.19

19
Ismail MBA, “Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi”, (Jakarta:
Prenamedia Group, 2018), h. 97-99
26

Jenis kredit yang diberikan bank dilihat dari segi jangka waktu dibagi

menjadi:

a) Kredit jangka pendek, jangka waktu selama-lamanya satu tahun

b) Kredit jangka menengah adalah kredit yang berjangka waktu satu

sampai dengan tiga tahun

c) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih

dari tiga tahun.

Jenis kredit yang diberikan bank dilihat dari segi pemakaiannya dibagi

menjadi:

a) Kredit dengan uang muka

Pada kredit uang muka ini, penarikan kredit dilakukan sekaligus dalam

arti kata maksimum kredit pada waktu penarikan pertama sepenuhnya.

b) Kredit rekening koran

Dalam sistem ini debitor menerima seluruh kreditnya dalam bentuk

rekening koran dan kepadanya diberikan blangko cek. Nasabah bebas

melakukan penarikan-penarikan kreditnya sesuai dengan yang dibutuhkan

untuk usahanya sampai batas maksimum kredit yang ditetapkan, sedang

rekening koran pinjamannya diisi menurut besarnya kredit yang ditarik.

Penarikan yang telah melebihi batas maksimum telah ditetapkan tidak

dikabulkan.

Jenis kredit yang diberikan bank dilihat dari segi jaminannya dibagi

menjadi:
27

1) Kredit tanpa jaminan

Kredit ini diberikan kepada nasabah tanpa adanya jaminan.Kredit

tanpa jaminan ini disebut juga kredit blangko. Dalam dunia perbankan di

Indonesia, jenis ini tidak lazim dipergunakan karena mengandung resiko yang

besar bagi bank.

c) Kredit dengan jaminan

Kredit ini diberikan kepada setiap nasabah (debitor) yang sanggup

menyediakan suatu benda tertentu atau surat berharga atau orang diikat

sebagai jaminan.20

d. Definisi Profitabilitas

a. Pengertian Profitabilitas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Profitabilitas diartikan

sebagai kemampuan atau kemungkinan untuk mendatangkan keuntungan

(memperoleh laba).21 Profitabilitas adalah selisih antara nilai penjualan

dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keluaran. Dengan asumsi

harga jual produk atau jasa layanan yang sama, maka tingkat produktivitas

yang tinggi akan menurunkan tingkat biaya yang dikeluarkan dan tentunya

tingkat profitabilitas akan meningkat pula, karena hubungan antara

profitabilitas dengan biaya adalah berbanding terbalik.22

b. Rasio Profitabilitas

20
Winda Elo Mendari, Ratna Widayati, Upaya Penanganan Kredit Bermasalah Pada
Bank Nagari Cabang Utama Padang, Akademi Keuangan Dan Perbankan Padang, h. 4-6
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia
22
Farid Poniman dan Yayan Hadiyat, “Manajemen HR STIFIn”, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2015), h. 106
28

Rasio profitabilitas yaitu rasio untuk mengukur kinerja perusahaan

secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan aktiva, kewajiban, dan

kekayaan. Rasio profitabilitas berujuan mengukur efisiensi aktifitas

perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.23

Rasio Profitabilitas terdiri dari:

1) Gross Profit Margin

Rasio ini menunjukan berapa besar keuntungan kotor yang diperoleh

dari penjualan produk.

Laba Kotor
Gross Profit Margin = Penjualan

Untuk kondisi normal, laba kotor seharusnya positif karena perusahaan

menjual barang di atas harga pokoknya. Namun, dalam beberapa situasi

biasanya Gross Profit Margin adalah negatif, disebabkan oleh salah satu

faktor di bawah ini:

a) Perusahaan baru beroperasi sehingga belum mencapai skala

ekonomis yang berdampak terhadap tingginya biaya tetap pada

overhead pabrik.

b) Perusahaan memberikan harga jual yang murah untuk melakukan

penetrasi pasar. Hal ini merupakan suatu kebijakan harga. Dalam

masa pengenalan produk, sering perusahaan melakukan potongan

harga untuk merebut pangsa pasar.

23
Arief Sugiono dan Edy Untung, “Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan
Keuangan”, (Jakarta: Grasindo, 2008), h.59-60
29

c) Terjadi peran harga di pasaran. Hal ini dapat membahayakan

perusahaan jika terjadi terus-menerus karena pada akhirnya

perusahaan yang betul-betul kuat yang dapat terus bertahan.

2) Net Profit Margin atau Return On Sales

Rasio ini menunjukan berapa besar keuntungan bersih yang diperoleh

perusahaan. Jika profit margin suatu perusahaan lebih rendah dari rata-rata

indutrinya, hal itu dapat disebabkan oleh harga jual perusahaan yang lebih

rendah daripada perusahaan pesaing., atau harga pokok penuualan lebih tinggi

daripada harga pokok penjualan pesaing, ataupun kedua-duanya.

Laba Bersih
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Penjualan Bersih

Besarnya persentase keuntungan baik laba kotor maupun laba bersih

bergantung pada jenis usaha perusahaan. Perusahaan perdagangan biasanya

mempunyai persentase laba yang lebih kecil jika dibandingkan dengan

persentase laba perusahaan manufactur. Hal ini disebabkan oleh faktor risiko.

Perusahaan perdagangan mempunyai risiko yang lebih kecil jika dibandingkan

dengan perusahaan manufaktur.

3) Cash Flow Margin

Rasio ini adalah persentase aliran kas dari hasil oerasi terhadap

penjualannya. Cash Flow Margin mengukur kemampuan perusahaan untuk

mengubah penjualan menjadi aliran kas.

Arus kas hasil operasi


𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Penjualan bersih
30

4) Return On Asset (ROA) atau Return On Investment (ROI)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset
yang ada. Rasio ini menggambarkan efisiensi ada dana yang digunakan dalam
perusahaan.
Laba Bersih
ROA =
Total Aktiva

Semakin tinggi ROA, berarti perusahaan semakin mampu

mendayagunakan aset dengan baik untuk memperoleh keuntungan.

5) Return On Equity (ROE)

Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bsinis atas seluruh

modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh

pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani. Rasio ini

disebut juga dengan istilah Rentabilitas Modal Sendiri.24

Laba Bersih
ROE =
Total Ekuitas

c. Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilias memberikan banyak manfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan. Rasio ini bermanfaat tidak hanya untuk perusahaan tapi juga

bagi pihak luar perusahaan. Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio

profitabilitas secara keselutuhan:

1) Untuk menghasilkan kemampuan perusahaan dalam

mebgasilkanlaba selama periode tertentu

24
Arief Sugiono, “Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan”, (Jakarta: Grasindo,
2009), h. 81
31

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahunsekarang

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

4) Untuk mengukur berapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset.

5) Untuk mengukur sebarapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dari setiap ekuitas

6) Untuk mengukur margin laba kotor atas penjualan bersih

7) Untuk mengukur margin laba operasional atas penjualan bersih

8) Untuk mengukur margin laba bersih atas penjualan bersih25

e. Definisi Usaha Dagang

a. Pengertian Usaha Dagang

Kegiatan usaha dagang adalah kegiatan membeli dan menjual kembali

barang ataujasa dengan tujuan mencari keuntungan termasuk menjadi

perantara dari kegiatan tersebut. Usaha dagang umumnya didirikan oleh

perorangan.26 Usaha dagang merupakan suatu badan usaha yang dijalankan

secara mandiri oleh satu orang saja dan tidak membutuhkan partner dalam

berusaha. Kalaupun ada yang membantu dalam usaha tersebut kedu dukannya

tidak sama dengan pemilik UD. Di mata hukum UD sama dengan pemiliknya.

Jadi perbuatan hukum yang dilakukan UD adalah perbuatan hukum

pemiliknya.

25
Hery, “Balanced Scorecard For Business” (Jakarta: PT Grasindo, 2017), h.38-39
26
Henry S. Siswosoediro, Pengurusan Perizinan Dan Dokumen, (Jakarta: Visimedia
Pustaka, 2008), h. 8
32

Secara hukum, UD adalah badan usaha dari pemiliknya, yang ingin

melegalkan usaha tersebut dalam suatu badan tertentu dan mengurus perizinan

bagi usaha tersebut. 27

b. Dasar Pembentukan

Usaha Dagang dibentuk atas dasar kehendak seorang yang mempunyai

cukup modal untuk berusaha di bidang perusahaan, dimana orang tersebut

telah merasa ahli.

c. Prosedur Mendirikan Usaha Dagang

Dalam proses pengurusannya dokumen yang diproses meliputi:

1) Mengajukan permohonan izin Usaha Perdagangan yang

dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian

dan Perdagangan Kota/ Wilayah sesuai domisili Perusahaan.

2) Mengajukan izin tempat usaha kepada pemerintah daerah setempat.

3) Mengajukan permohonan izin gangguan, yaitu pernyataan bahwa

perusahaan yang didirikan tidak mengganggu lingkungan

sekitarnya

4) Mengajukan permohonan NPWP

5) Tanda Daftar Perusahaan.28

d. Dasar Hukum dan Persyaratan

1) Dasar Hukum:

a) PP No. 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin PNS

27
Irma Devita Purnamasari, Mendirikan Badan Usaha, (Bandung: Mizan Pustaka, 2010),
h. 12
28
Handiri Raharjo, Hukum Perusahaan, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009), h. 27-29
33

b) PP No. 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan PNS dalam

Usaha Dagang

c) SE Kepala BAKN No. 23/ SE/ 1980 tentang Peraturan Disiplin

PNS; Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

2) Persyaratan:

a) Foto Copy KTP

b) Foto Copy Kartu Keluarga Penanggung Jawab

c) Foto Copy PBB

d) Pas Foto 3 x 4

e. Prosedur Pengajuan Izin

Pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada pejabat yang

berwenang dengan menyebutkan antara lain:

1) Bentuk Usaha Dagang

2) Kedudukan dalam Usaha Dagang

3) Tempat Usaha Dagang

4) Izin Usaha Dagang29

f. Peningkatan Usaha

Peningkatan proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan,

dsb). Jadi peningkatan adalah lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk

susunan, peningkatan berarti kemajuan, penambahan keterampilan dan

29
Anton Yudi Setianto Dan Niko Budiman, Panduan Lengkap Mengurus Perijinan Dan
Dokumen, (Jakarta: Forum Sahabat, 2010), h. 74-75
34

kemampuan agar menjadi lebih baik.30 Perkembangan usaha adalah suatu

bentuk usaha kepada usaha tersebut agar dapat berkembang menjadi lebih baik

lagi dan mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesuksesan. 31 Indikator

peningkatan usaha yaitu karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, dan startegi

pemasaran.32

Modal usaha adalah mutlak diperlukan untuk melakukan kegiatan

usaha. Oleh karena itu diperlukan sejumlah dana sebagai dasar ukuran

finansial atas usaha yang digalakan. Sumber modal usaha dapat diperoleh dari

modal sendiri, bantuan pemerintah, lembaga keuangan, baik bank maupun

lembaka keuangan non bank. Modal adalah faktor usaha yang harus tersedia

sebelum kegiatan dimula. Besar kecilnya modal akan mempengaruhi


33
perkembangan usaha dalam pencapaian pendapatan. Modal sangat penting

dalam usaha dagang. Dari beberapa penelitian modal usaha memiliki

keterkaitan langsung dengan peningkatan usaha.34

Kebijakan pengembangan UMKM sektor Usaha Dagang melalui

lembaga pembiayaan Bank pemerintah bersama instasi terkait melakukan

koordinasi untuk memberikan solusi atas permasalahan Usaha Dagang di

30
Kamus Besar Bahasa Indonesia
31
Fitriani Prastiawati Dan Emile Setia Darma, “Peran Pembiayaan Baitul Mal Wat
Tamwil Terhadap Perkembangan Usaha Dan Peningkatan Kesejahteraan Anggotanya Dari
Sektor Mikro Pedagang Pasar Tradisional, Jurnal Akuntansi Dan Investasi, Vol. 17 No. 2, Juli
2016,h. 200
32
Endang Purwanti, Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi
Pemasaran Terhadap Perkembangan Umkm, Jurnal Among Makarti, Vol. 5 No. 9 Juli 2012, h.
16-19
33
Bambang Riyanto, Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: Bpfe, 1996), h. 24
34
Ifani Damayanti, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang
Di Pasar Gede Kota Surakarta, Fakultas Ekonomi, 2011, h. 16
35

bidang permodalan, antara lain melalui Kredit Usaha Rakyat dan Kebijakan

Bank Indonesia, diantaranya:

1) Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/ 2/ PBI/ 2001 tentang

Pemberian Kredit Usaha Rakyat Kebijakan ini menganjurkan Bank

menyalurkan sebagian kreditnya kepada usaha kecil.

2) PBI No. 6/ 25/ PBI/ 2004 sebagaimana telah diubah oleh PBI No.

12/ 21/ PBI/ 2010 perihal rencana bisnis bank umum dalam

penyaluran kredit UMKM. Setiap bank umum baik konvensional

maupun syariah wajib mencantumkan realisasi kredit usaha mikro,

kecil dan menengah dalam rencana bisnisnya.

3) PBI No. 14/ 22/ PBI/ 2012 tentang pemberian kredit atau

pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka

pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.35

C. Kerangka Pikir

Usaha Dagang adalah usaha yang didirikan oleh perorangn dan

dikelola oleh dirinya sendiri dengan bantuan karyawan. Usaha dagang

memiliki peran penting dalam peingkatan kesejahteraan masyarakat. Sejauh

ini Usaha Dagang yang termasuk dalam UMKM telah berkontribusi terhadap

Produk Domestik Bruto.

Dalam peningkatannya, salah satu faktor yang dapat mendorong

peningkatan suatu usaha adalah modal yang dikelola. Modal atau dana sendiri

35
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Analisis Peran Lembaga Pembiayaan
Dalam Pengembangan Umkm, Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, 2013, h. 34-35
36

menentukan besar kecilnya usaha yang dijalankan. Dalam memperoleh dana

ada dua pilihan yang dapat dipilih oleh pemilik usaha yakni modal sendiri atau

modal yang berasal dari pinjaman. Modal sendiri tentu memiliki keterbatasan

jumlah yang dimiliki oleh pemilik usaha. Jika berbicara modal pinjaman tentu

perlu melibatkan pihak kedua dalam menjalan usaha yakni Lembaga

Keuangan baik bank maupun non bank.

Lembaga keuangan sendiri merupakan lembaga yang bergerak

dibidang jasa salah satunya adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang

membutuhkan dana, salah satunya adalah Perbankan. Jasa perbankan inilah

yang kemudian banyak digunakan oleh pemilik usaha baik kecil maupun

besar, termasuk usaha dagang dalam pemenuhan kebutuhan modal usahanya.

UD Arafah merupakan salah satu usaha dagang yang tergolong UMKM yang

juga menggunakan jasa perkreditan bank dalam hal ini adalah jasa Bank BRI

dalam menjalankan usahanya, terutama awal berdiirnya UD Arafah.


37

Berikut peneliti akan menyajikan dalam bentuk bagan:

Bagan Kerangka Pikir Penelitian

Efektivitas
Perkreditan
BRI Cabang
Kendari

Meningkatkan
Usaha Nasabah,
Jasa Kredit dengan
peningkatan
volume usaha

Rasio
Profitabilitas:

Gross Profit Profitabilitas


Margin UD. Arafah
Return On Asset Kendari
(ROA)
Return On Equity
(ROE)

Anda mungkin juga menyukai