Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

Stress dan Adaptasi


(remedial ke-2)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas mata Kuliah psikosossial dan budaya
dalam keperawatan dengan dosen pengampu
Ninik Yunitri, Ns.M.Kep,Sp.Kep.J

KELAS : 3C
Adinda Putri Aulia
Kelas 3C

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah
PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN dengan judul
“Stress dan Adaptasi ”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta ,Januari 2020

penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………….ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………5

 A. Latar Belakang ………………………………………….......5


 B. Rumusan Masalah…………………………………………….5
 B. Tujuan...............………………………………………......6

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………...7

A. KONSEP Stress…………..……………………………………7
B. Manifestasi Stress…....................................8
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Stress.......................................................9
D. Adaptasi…………..........................................11
E. Proses Keperawatan Stress Managemen Stress Untuk
Perawat....................................................12
F. Asuhan Keperawatan stress dan adaptasi................15

BAB III STUDI KASUS ……………………………………….,18

BAB IV PEMBAHASAN ANTARA TEORI DAN KASUS……19

a. PENGKAJIAN.....................................19
b. ANALISA DATA..................................24
c. MASALAH KEPERAWATAN....................24
d. INTERVENSI......................................25
e. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI…………….27

BAB V PENUTUP…………………………………………………………………29

3
A. Kesimpulan…………………………………………………………………29
B. Saran……………………………………………………………………………29

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata stres telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stress merupakan salah satu
gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stres dapat timbul karena adanya konflik
dan frustrasi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa yang dimaksud stres adalah sesuatu yang
tidak menyenangkan dan membuat orang tersebut merasa tidak nyaman, bingung,mudah marah,
tekanan darah meningkat, detak jantung lebih cepat, gangguan pencernaan, dsb. Sebagian besar
stres dapat dipicu karena pengaruh eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor internal
individu tersebut. Stres sebenarnya dapat dicegah dan diatasi dengan cara-cara tertentu. Tapi
melihat hal-hal tersebut,tampaknya tidak banyak orang yang mengetahui tentang stres,
bagaimana mencegahnya, mengatasi, ataupun memanfaatkan stres tersebut sebagai salah
satu bagian dari hidup kita. Pemahaman yang baik terhadap stres akan membantu kita dalam
menghadapi stres ketika stres tersebut menyerang kita, melalui penanganan yang tepat dengan
adanya pemahaman yang baik mengenai stres, maka individu tidak akan terkena dampak negatif
dari stres tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang termasuk ke dalam konsep stres tersebut ?

2. Apakah manifstasi stress?

3. Apa factor-faktor yang mempengaruhi stress?

4. Apakah yang disebut adaptasi?

5. Apakah proses keperawatan stress managemen stress untuk perawa

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep stress.

5
2. Untuk mengetahui manifestasi stress.

3. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi stress.

4. Untuk mengetahui adaptasi.

5. Untuk mengetahui proses keperawatan stress mangemen stress untuk perawat

6
BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

2.1 Konsep Stress

Stres adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu
untuk merespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 ).Respon atau tindakan ini termasuk
respon fisiologis dan psikologis.Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan
perubahan.

1. Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang (demam, kondisi seperti kehamilan,
menopause atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah )

2. Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam suhu
lingkungan, perubahan peran dalam keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan ).

Berbagai pandangan manusia mengenai stres menghasilkan pengertian yang berbeda-


beda tentang stres itu sendiri. Stres hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang
menyebabkan tubuh berkeringat, tangan menggenggam, jantung berdetak kencang,dan wajah
memerah. Paham realistik memandang stress sebagai suatu fenomena jiwa yang terpisah
dengan jasmani atau tubuh manusia atau fenomena tubuh belaka tanpa ada hubungan dengan
kejiwaan. Sedangkan paham idealis menganggap stres adalah murni fenomena jiwa. Hal ini
membuat kita sulit untuk menjelaskan kenapa jika fenomena stres hanyalah fenomena jiwa
namun memberikan dampak pada fisik seseorang seperti dada yang berdebar-debar, keringat,
dan sebagainya.

Tak seorang pun dapat menghindari stres karena untuk menghilangkannya berarti akan
menghancurkan hidupnya sendiri ( Hans Selye, 1978 ). Stres merupakan interaksi antara
individu dengan lingkungan. Pendekatan ini telah dibatasi sebagai “model psikologi”. Model
psikologi ini menggambarkan stress sebagai suatu proses yang meliputi stresor dan
ketegangan ( strain ). Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang saling
mempengaruhi itu dinamakan dengan interaksi transaksional yang di dalamnya terdapat
proses penyesuaian. Stres bukan hanya stimulus atau respon tetapi juga agen aktif yang dapat

7
mempengaruhi stresor melalui strategi prilaku, kognitif dan emosional. Individu akan
memberikan reaksi yang berbeda terhadap stresor yang sama.

Definisi tentang stres yang sangat beragam menunjukan bahwa stres bukanlah suatu hal
yang sederhana. Salah satu definisinya adalah stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran
yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan ( Vincent Cornelli, dalamMustamir
Pedak, 2007 ). Kesimpulan dari para ahli tentang stres yaitu stres bisa terjadi karena manusia
begitu kuat dalam mengejar keinginannya serta kebutuhannya dengan mengandalkan segala
kemampuannya dan potensinya.

2.2 Manifestasi Stress

Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi
cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu,
maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres dapat
mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya, antara lain :

a. Perubahan warna rambut kusam, ubanan, kerontokan


b. Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sulit
tersenyum/tertawa dan kulit muka kedutan (ticfacialis)
c. Nafas terasa berat dan sesak, timbul asma
d. Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit (constriksi)
sehingga mukanya nampak merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama
ujung-ujung jari juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan.
e. Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau diare.
f. Sering berkemih.
g. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada tulang terasa linu atau kaku
bila digerakkan.
h. Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan sakit (dysmenorhea)
i. Libido menurun atau bisa juga meningkat.
j. Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak ada nafsu makan.
k. Tidak bisa tidur
l. Sakit mental-histeris

8
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress

Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat
diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi
stressors.

Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya
stress yaitu:

1. Faktor Lingkungan

Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan
struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan terdapat tiga
hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi.
Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat
seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini dapat terjadi, misalnya perubahan
teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap teknologi akan membuat keahlian
seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir semua pekerjaan dapat terselesaikan
dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya teknologi yang digunakannya.

2. Faktor Organisasi

Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu role
demands, interpersonal demands, organizational structure dan organizational leadership.
Pengertian dari masing-masing faktor organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Role Demands

Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan
mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai
bersama dalam suatu organisasi tersebut.

b. Interpersonal Demands

Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan
komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat
menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi
9
terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan
pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.

c. Organizational Structure

Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan
jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan
dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.

d. Organizational Leadership

Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu
organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316)
dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada
hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik
pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.

Empat faktor organisasi di atas juga akan menjadi batasan dalam mengukur tingginya
tingkat stress. Pengertian dari tingkat stress itu sendiri adalah muncul dari adanya kondisi-
kondisi suatu pekerjaan atau masalah yang timbul yang tidak diinginkan oleh individu
dalam mencapai suatu kesempatan, batasan-batasan, atau permintaan-permintaan dimana
semuanya itu berhubungan dengan keinginannya dan dimana hasilnya diterima sebagai
sesuatu yang tidak pasti tapi penting (Robbins,2001:563).

3. Faktor Individu

Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah
ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara
keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan
karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah
ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan
yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan
seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat

10
menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut.
Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan
benar dalam kepribadian seseorang.

2.4 Adaptasi

Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu
terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh
baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku ini
dapat berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat
kembali pada keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptip ada
yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung
dari kematangan mental orang itu tersebut.

Adaptasi terhadap stress dapat berupa :

1. Adaptasi fisiologis

Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara fisiologis
untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan keadaan
menjadi tidak seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia.

2. Adaptasi psikologi

Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:


• LAS ( general adaptation syndroma)

adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit
terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll
yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.

• GAS ( general adaptation syndroma)

11
adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan
dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di seluruh
tubuh, berkeringat.

2.5 Proses Keperawatan Stress Managemen Stress Untuk Perawat

Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau
intervasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada
tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab
pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.Untuk
mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat
dilakukan dengan cara :

1. Pengaturan Diet dan Nutrisi

Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi dan mengatasi
stres melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan mengatur jadwal
makan secara teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan monoton karena dapat
menurunkan kekebalan tubuh.

2. Istirahat dan Tidur

Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan istirahat
dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan memberikan
kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

3. Olah Raga atau Latihan Teratur

Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan
kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi
minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan keringat
setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.

4. Berhenti Merokok

12
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat meningkatkan
status kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan kekebalan tubuh.

5. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras

Minuman keras merupakan faktor pencetus yang dapat mengakibatkan terjadinya stres.
Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan semakin
baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung alkohol.

6. Pengaturan Berat Badan

Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres karena
mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan
meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.

7. Pengaturan Waktu

Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres.
Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat
dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif
dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk
menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat.

8. Terapi Psikofarmaka

Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami stres yang dialami dengan
cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor psikososial
yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau psikomotor yang dapat
mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya digunakan adalah
anti cemas dan anti depresi.

9. Terapi Somatik

Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami sehingga
diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.

13
10. Psikoterapi

Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan dengan kebutuhan
seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi redukatif di mana
psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien mengalami percaya diri,
sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan memberikan pendidikan secara berulang.
Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif, psikoterapi kognitif dan lain-lain.

11. Terapi Psikoreligius

Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam mengatasi permasalahan


psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis mengingat dalam mengatasi
atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik, psikis, sosial, dan sehat
spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.

12. Homeostatis

Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi


kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres
yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk
menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostatis adalah suatu
proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap
kondisi lingkungan sekitarnya.

Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem
endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam tubuh
manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat melalui
empat cara di antaranya:

1. Self regulation di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti
dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
2. Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam
tubuh.
3. Dengan cara sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari
keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh

14
dalam keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik
untuk menyeimbangkan dari keadaan yang ada.
4. Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.

2.6 ASUHAN KEPERAWATAN STRESS ADAPTASI

A. Pengkajian
1. Faktor Pendukung
• Biologis : Genetik, Status nutrisi
• Psikologis : Pengetahuaan, kemampuan berbicara, moral, personal, pengalaman
• Sosial Budaya : Umur, gender, pendidikan, budaya, kepercayaan.

2. Penilaian Respon terhadap Stress


a. Afektif=Perasaan sedih, marah, takut, senang, rasa tidak berdaya, (putus asa, merasa sendirian)
b. Kognitif=Tidak mau berkonsentrasi, menyalahkan diri sendiri, hilang perhatian, ilusi, bingung,
ragu-ragu.
c. Psikologi= Peningkatan ( Prolaktin, ACTH, Kolagen, Gangguan pencernaan, lemah, letih, lesu,
pusing, perubahan berat badan).
d. Tingkah laku=Menarik diri, gangguan tingkat aktivitas, mudah marah, menangis dan tersinggung.

3. Sumber koping
a. Dukungan sosial Mencari dukungan sosial seperti meminta bantuan kepada keluarga, teaman,
tetangga.
b. Ekonomi ketersediaan materi
c. Kemammpuan personal kemampuan untuk mengatasi yang trejadi sebelumnya.
d. Keyakinan Mencari dukungan spiritual dengan berdo’a dan meningkatkan keyakinanya.

B. Diagnosa Keperawatan

Data yang dikumpulkan dapat dikelompokan dalam masalah keperawatan ( potensial/aktual ) dan
etiologi dari masalah. Hubungan stress dan stressor merupakan hubungan masalah (stress) dengan
etiologi (stressor). Beberapa contoh diagnosa keperawatan pada stress :
1. Koping individu tak efektif yang brehubungan dengan :
a. Perubahan pola hidup

15
b. Sistem pendukung tidak eadekuat
c. Koping yang tidak ampuh
d. Stress yang brekepanjang
2. Koping keluarga yang ta efektif berhubungan dengan :
a. Masalah ekonomi
b. Kecacatan atau handaya yang berkepanjangan
c. Stress berkepanjangan ( psikologis, fisiologis, situasi )
3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan :
a. Stress fisiologis
b. Krisis emosi atau situasi
4. Keputusaan berhubungan dengan :
a. Tidak mampu menyelesaikan stress
b. Tidak mampu mengontrol stress
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :
a. Ansietas
b. Krisis situasi atau emosi

C. Intervensi

Rencana keperawatan terdiri dari tujuan dan tindakan keperawatan. Tujuan keperawatan pada klien
stress disesuaikan dengan diagnosa keperawatan.
Contoh tujuan :
a. Klien dapat menangani berbagai perubahan dalam kehidupan.
b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah.
c. Klien dapat menerima dukungan sosial yang adekuat.

D. Implementasi

1. Dukung Klien dan keluarga


Ungkapan perasaan merupakan salah satu cara mengurangi stress.contoh : mengekspresikan
perasaan, kekhawatiran dan masalahnya.
2. Orientasi Klien
Mengorientasikan klien tentang Rumah Sakit, fasilitas dan peraturan yang brelaku.

16
3. Pertahankan Identitas Klien
Pertahankan identitas klin dengan memanggil nama klien.
4. Memberi Informasi yang Dibutuhkan Klien
Contoh : Prosedur pemeriksaan dan tindakan keperawatan.
5. Ulangi informasi jika klien ukar mengingat
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman, tenang, dan mendukung kemendirian klien.
7. Meningkatkan harga diri klien
Libatkan klien dalam tindakan keperawatan
8. Membantu manejemen stress
Latihan nafas dalam
Latihan relaksasi bertahan
Latiahan liam fari
9. Bantu dan laih klien berfikir

E. Evalusi

1. Pada klien
a. Klien dapat menghadapi berbagai perubahan dalam kedepannya.
b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
c. Klien dapat menerima beberapa dukungan yang adekuat
2. Pada keluarga
a. Keluarga mampu berkomunikasi dengan klien secara terapetik
b. Keluarga mampu memberikan informasi yang dibutuhkan klien

17
BAB III

STUDI KASUS

Tn.A berumur 45 tahun Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
Bangkrut dalam usaha tekstil pada tahun 2014,serta bercerai dengan istrinya pada tahun
2014 istrinya serta kemudian anak-anaknya ikut bersama istrinya, Tn.M mengatakan semenjak
itu Tn.A suka melamun, menyendiri di kamar,suka marah-marah, tidak mau bergaul dengan
masyarakat,jarang berkomunikasi dengan orang lain sampai hubungan dengan tetangga
renggang.

Pada saat pengkajian di dapatkan hasil Tn.A sering menunduk, sering menyendiri serta kontak
mata tidak terlalu fokus saat berbicara . Saat ini Tn.A tinggal serumah dengan keponakannya saja
Yaitu Tn.m.

Tn. M mengatakan apabila Tn.A mempunyai masalah, pasien sering memendamnya (tidak mau
menceritakan pada orang lain)

18
BAB IV

PEMBAHASAN ANTARA TEORI DAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 02-02-2020

:-

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Biodata

Klien

Nama :Tn.A

Umur :45 Tahun

Agama :Islam

Jenis Kelamin :Laki-laki

Pendidikan SMA

Pekerjaan :Wiraswasta

Alamat :Panggang, Gunung Kidul

Status :Bercerai

Diagnosa Medis :

Penanggung Jawab

Nama Tn.M

Umur :25 Tahun

Agama :Islam

Jenis Kelamin :Laki-laki

Pendidikan :S-1

Pekerjaan :PNS

Alamat :Panggang,Gunung Kidul

19
Hubungan dengan klien :Keponakan

2.Keluhan Utama

3.Riwayat penyakit dahulu

a. Tn.A tidak pernah mengalami aniaya fisik dalam keluarga maupun dalam
lingkungannya.
b. Dalam keluarga Tn.A tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

4.Faktor Predisposisi

Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu Bangkrut dalam
usaha tekstil pada tahun 2011,serta bercerai dengan istrinya pada tahun 2011istrinya serta
anak-anaknya ikut bersama semenjak itu pasien suka melamun, menyendiri di kamar,suka
marah-marah, sering menunduk,tidak mau bergaul dengan masyarakat dan jarang
berkomunikasi dengan orang lain, sampai hubungan dengan tetangga renggang.

5.Faktor presipitasi

Klien bangkrut dalam usaha tekstilnya pada tahun 2011 dan bercerai dengan istrinya
pada tahun 2011 serta anak-anaknya ikut bersamaistrinya.

6.Pemeriksaan Fisik

A. Tanda – tanda vital :

Pemeriksaan pada Tn.A diperoleh dengan keadaam umum : Pasien dalam keadaan sadar,
tanda – tanda vital : tensi darah: 130/90 mmHg nadi : 80x/mnt, respiratori : 20x/mnt, suhu :
36oC, berat badan : 50 kg, tinggi badan 153 cm, keadaan fisik : kulit : putih, tidak keriput,
turgor baik, tidak ada luka, kepala : rambut hitam, tidak kotor , mata : konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, hidung : bersih, tidak ada polip, telinga : bersih, tidak ada
sekret, mulut : mukosa lembab, Leher : tidak ada pembesaran tyroid, dada : simetris,
pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak ada keluhan nyeri pada dada, abdomen :
tidak ada masa dan tidak ada benjolan, ekstremitas atas: di tangan tidak terpasang infus,
tidak terjadi odem begitu juga dengan ekstremitas bawah tidak terpasang infus pada
kakinya, dan tidak didapati odem.

20
7. Konsep Diri

1. Gambaran Diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya, tidak ada kecacatan pada anggota
tubuhnya
2. identitas Diri
Pasien adalah seorang laki-laki, pasien menerima dirinya sebagai seorang laki-
laki.
3. Peran
Sebelum sakit pasien mampu menjalankan tugas sebagai seorang laki-laki
(bekerja,bersosialisai dan sebagainya), namun setelah sakit pasien tidak bisa
menjalankan perannya sebagai laki-laki.
4. Ideal Diri
Pasien mengharapkan bisa kembali membangun usahanya serta keluarganya
memperhatikan dirinya, pasien ingin berkumpul kembali bersama anak-anak dan
istrinya

8. Hubungan Sosial

Pasien tidak ikut dalam organisasi masyarakat, pasien lebih suka sendiri, dan diam,
pasien sering menyendiri, menundukkan kepala, sulit di ajak komunikasi, dan Tn.A
mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.

Masalah Keperawatan : Coping Tidak efektif

9. Spiritual

Pasien menganggap sakit yang dialami saat ini merupakan cobaan dari Allah. Selama
di rumah pasien jarang melaksanakan kegiatan ibadah

10. Status Mental

a. Penampilan

Penampilan pasien cukup rapi, pasien memakai pakaian dengan sesuai.

21
b. Pembicaraan

Pasien bicara dengan suara lambat, halus tapi jelas, inisiatif untuk memulai
pembicaraan kurang namun sudah sesuai dengan topik pembicaraan

c. Aktivitas Motorik

Pasien termasuk pasien yang kurang kooperatif, suka menyendiri

d. Alam Perasaan

Pasien mengatakan hatinya sedih ketika ingat anak-anak dan istrinya.

e. Afek :

Pasien mengalami jenis afek apropiate (tepat) yaitu: klien sesuai dengan suasana yang
terjadi, klien mengatakan senang dan klien tampak senyum ketika di ajak bermain,
klien mengatakan benci dan muka tampak tegang ketika ada pertanyaan yang
memojokan dirinya

f. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara respon pasien mau menceritakan masalahnya kepada perawat


walaupun kontak mata sulit dipertahankan selama berinteraksi.

g.Persepsi halusinasi

Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.

h.Proses piker

Pasien mampu bercerita secara urut dan berarah.

i.Tingkat Kesadaran

Kesadaran pasien composmentis, pasien menyadari bahwa dirinya ada di Rumah,


pasien mengetauhi hari, pasien mengenal nama istri,anak-anaknya dan teman-temannya.

j.Memori

1) Daya ingat jangka panjang baik : pasien dapat mengatakan kalau

dirinya lahir di panggang.

22
2) Daya ingat jangka pendek baik : pasien mengutarakan kalau disini

bersama keponaknya

3) Daya ingat sesaat baik : pasien masih ingat nama teman-temannya selama 10

menit.

k.Kemampuan Penilaian

Setelah makan klien mampu mencuci dan membereskan piring serta gelas tersebut, dan
menaruhnya di tempatnya.

l.Daya titik diri

Pasien tidak mengingkari bahwa dirinya berada dalam rumah akan tetapi pasien
menganggap dirinya tidak sakit.

1) Makan

Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-alat makan

2) BAK/ BAB

Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempat wc.

3) Mandi

Pasien secara mandiri dapat mandi 2x sehari.

4) Berpakaian

Pasien dapat mengenakan pakaian sendiri dengan rapi, menyisir ambut, dan memakai
sandal.

5) Istirahat tidur

Pasien mengatakan bisa beristirahat , pasien istirahat siang hari 2-3 jam, malam 8-9 jam.

6) Mikanisme koping

Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah, pasien sering memendamnya


(tidak mau menceritakan pada orang lain) dan

7) Penggunaan obat

23
Klien minum obat 3x sehari setelah makan. Haloperidol 2x5 mg, trihexiperidine 2x2 mg.

8) Pemeliharaan Kesehatan

Sebelumnya klien tidak pernah memeriksakan kesehatanya baik ke dokter maupun


ke rumah sakit

 Diagnosa keperawatan

Coping Tidak Efektif

B. Analisa Data

Data Subjektif Data Objektif Diagnosa Keperawatan


Ds : Do : Coping Tidak Efektif b.d
- Pasien mengatakan apabila - klien tampak tingkat persepsi kontrol yang
pasien mempunyai menyendiri,menunduk ke tidak adekuat
masalah, pasien sering bawah, serta kontak mata
memendamnya (tidak tidak terlalu fokus saat
mau menceritakan pada orang berbicara
lain)
-Ny.M mengatkan setelah di
tinggal oleh anak-anak dan
istrinya Tn.A menjadi berubah
seperti suka melamun,
menyendiri di kamar,suka
marah-marah, tidak
mau bergaul dengan
masyarakat,jarang
berkomunikasi dengan orang
lain sampai hubungan dengan
tetangga renggang.

C. Daftar Masalah Keperawatan

Coping Tidak Efektif b.d tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat

24
D. Intervensi Keperawatan

tgl no Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional


02- 1 1. Coping Tidak 1. Klien SSsetelah 1x interaksi di Bina hubungan 1. Hubungan saling
02- Efektif b.d
dapat harapkan: saling percaya Percaya merupakan
2020 tingkat persepsi
kontrol yang tidak membina Mengungkapkan dengan Dasar kelancaran
adekuat hubungan menggunakan Hubungan interaksi
kemampuan untuk
saling Komunikasi yang selanjutnya
menanggulangi
percaya terapeutik: 2. Agar
dan meminta bantuan a. Sapa pasien menimbulkan kesan
jika perlu dengan ramah tamah terapeutik dan
baik verbal maupun membuat pasien
-menunjukkan nonverbal merasa nyaman
kekemampuan untuk b. Perkenalkan diri 3.Agar pasien
mememecahkan masalah dengan sopan merasa nyaman
dan ikuikut serta c.Bantupasien dengan kedatangan
bermasyarakat menentukan tujuan perawat
yang realistis dan 4. Agar pasien
mengenali mengenali dan
-M-mempertahankan
ketrampilan dan mengetahui
bebas dari prilaku pengetahuan pribadi kemajuan dirinya
yangdestruktif pada d. Gunakan serta mampu berbuat
diri sendiri maupun komunikasi empatik, sesuatu untuk
orang lain dan dorong dirinya
pasien/keluarga 5.Agar pasien
-Mengkomunikasikan untuk merasa nyaman serta
kebutuhan mengungkapkan mengetahui apa yang
danberunding dengan ketakutan, di harapkan dan
orang lain untuk mengekspresikan yang di inginkan
memenuhi kebutuhan emosi, dan pasien.
menetapkan tujuan 6.Agar pasien
e. Jelaskan mengetahui prospek
tujuan pertemuan yang akan di lakukan
f. Beri perhatian 7..Agar pasien
dan perhatikan meraskan
kebutuhan dasar kenyamanan serta
klien,serta perawat mengetahui
melakukan hal yang kebutuhan dasar
di sukainya seperti yang di inginkan
olahraga. atau yang harus di

25
g.Memberikan perhatikan pasie agar
pujian yang wajar mengembalikan
dalam keberhasilan energi semangat
klien pasien.
8. Agar klien merasa
mendapat
peghargaan atas
pencapaiannya

26
E. Implementasi dan Evaluasi

Tgl Dx.Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd


02-02- 1. Coping Tidak Bina hubungan saling S : Tn.A mengatakan
2020 Efektif b.d percaya dengan "Selamat siang mas, nama
tingkat persepsi Menggunakan saya Tn.A panggil saja
kontrol yang tidak komunikasi yang Tn.A, rumah saya di
adekuat terapeutik: panggang, saya selama di
a.Sapa pasien dengan rumah bersih-bersih rumah,
ramah,tamah,baik mencuci piring dan
verbalmaupun nonverbal gelas, serta bergaul dengan
b. Perkenalkan diri tetangga dan masyarakat
dengan sopan sekitar
c.Bantupasien
menentukan tujuan yang O: Suara klien pelan,kontak
realistis dan mengenali mata sulit dipertahankan,
ketrampilandan klien tampak mencuci
pengetahuan pribadi gelas,mencuci piring serta
d.Gunakan komunikasi melakukan olahraga yang di
empatik, dan dorong sukainya.
pasien/keluarga untuk
mengungkapkan A : Tn.A mampu
ketakutan, mengidentifikasi
mengekspresikan emosi, kemampuan dan aspek
dan menetapkan tujuan positif yang dimiliki,
e. Jelaskan tujuan Tn.A mampu menilai
pertemuan kemampuan yang
f. Beri perhatian dan masih dapat
perhatikan digunakan, Tn.A
kebutuhan dasar klien mampu memilih
g.Memberikan pujian kegiatan yang akan
yang wajar dalam dilatih sesuai dengan
keberhasilan klien kemampuan, Tn.A
mampu mengeluarkan
energi positiv yang ia
miliki.

P : Menganjurkan klien
untuk menerapkan
rencana kegiatan yangtelah

27
di buat bersama serta
menganjurkan klien agar
mau membuka diri pada
orang-orang sekitarnya.

28
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Stress merupakan bagian dari kehidupan yang dialami setiap orang setiap hari. Stress ridak dapat
dihilangkan tetapi perlu dipelajri cara-cara penanganannya. Keberasilan menyelesaikan berbagai
stress merupakan modal kemampuan untuk menghadapi stress yang akan datang.
Klien yang dirawat di Rumah sakit tentu mengalami berbagai stress yang mungkin sudah tidak
mampu mengatasinya. Perawat perlu berupaya membantu klien menyelesaikan masalah, melatih
klien menghadapi dan menyelesaikannya dan menggerakan sumber yang dimiliki klien.
Dengan membanu klien menghadapi dan menyelesaikan stress berarti perawat telah meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia, menghemat hari rawat, menghemat biaya perawatan dan
meningkatkan produktivitas manusia.

B. SARAN

Sebaiknya,Koping stress dipelajari serta dipilih secara tepat dalam menghadapi setiap kondisi
stress.apabila koping tersebut tidak dapat dilakukan secara personal,sebagai makhluk sosial setiap
individu dapat membagikan keluh kesahnya kepada orang kepercayaan sehingga tingkat stress
dalam diri menurun.

29
Daftar Pustaka

Potter, A.Dan Anne G. Perry.2010.Fundamental Keperawatan, ed. 7 buku 2.

Singapura:Elsevier

Yosef. H. Iyus,dkk.2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Refika Aditama:Bandung.

https://ijammeru.blogspot.com/2011/04/makalah-asuhan-keperawatan-stress.html

https://yayuk-yanuarti.blogspot.com/2014/01/askep-pada-tn-dengan-coping-tidak.html

30

Anda mungkin juga menyukai