Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK RESEVOIR

Kelompok 3 :
ULFA MANDASARI
VIVIAYUNITA A.M
PUTRI DIFA QURANTIA
REIFAN TALLAMMA
RUDY ALPIANSYAH
OTNIEL TANDI SENGA
MUHAMMAD ASLIM
DWI YALDI PATABANG
FERDI YANTO BEKA’
KEVIN JOSHUA P

KELAS: TEKNIK PERMINYAKAN B

STT MIGAS BALIKPAPAN


Pengertian Reservoir
Reservoir adalah suatu tempat yang ada dalam kerak bumi yang dapat
menampung hidrokarbon yang terperangkap. Sedangkan reservoir engineering adalah
penerapan pengetahuan ilmiah yang relevan pada statika dan dinamika reservoir
dalam upaya memproduksikan minyak dan gas bumi dengan cara/metoda yang efektif
dan efisien.

Komponen Reservoir
a. Batuan reservoir, sebagai wadah yang diisi dan dijenuhi oleh minyak bumi, gas
bumi atau keduanya. Biasanya batuan reservoir berupa lapisan batuan yang porous
dan permeable.

b. Lapisan penutup (cap rock), yaitu suatu lapisan batuan yang bersifat impermeable,
yang terdapat pada bagian atas suatu reservoir, sehingga berfungsi sebagai penyekat
fluida reservoir.

c. Perangkap reservoir (reservoir trap), merupakan suatu unsur pembentuk reservoir


yang mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga lapisan beserta penutupnya
merupakan bentuk konkav ke bawah dan menyebabkan minyak dan/ atau gas bumi
berada di bagian teratas reservoir.

d. Kondisi reservoir (tekanan dan temperatur), tekanan dan temperatur sangat


berpengaruh terhadap sifat – sifat fisik minyak dan gas serta kemampuan minyak dan
gas tersebut untuk dapat diproduksikan ke permukaan

Jenis-jenis reservoir
Klasifikasi jenis-jenis reservoir dapat dibagi menurut kondisi dan pengelopokan

reservoir.

Klasifikasiki jenis-jenis reservoir ini terdiri atas:

1. Klasifikasi reservoir berdasarkan perangkap geologi.

2. Klasifikasi reservoir berdasarkan tekanan awal.

3. Klasifikasi reservoir berdasarkan fasa fluida.

4. Klasifikasi reservoir berdasarkan tenaga dorong.


1. Klasfikasi Reservoir Berdasarkan Perangkap Geologi

Dalam kenyataan di lapangan ada tiga jenis atau tipe perangkap reservoir, yaitu

perangkap struktur, perangkap stratigrafi dan perangkap kombinasi antar keduanya.

a. Perangkap Struktur

Perangkap Struktural

Perangkap structural ini dibedakan menjadi dua macam yaitu fault traps (perangkap

struktur yang berupa sesar) dan anticlinal traps (perangkap structural yang berupa

lipatan pada bagian antiklin). Perangkap ini banyak dipengaruhi oleh kejadian

deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang

merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli

dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang

membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoir sehingga dapat menangkap

minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau struktur seperti pelipatan dan patahan.
b. Perangkap Stratigrafi

Perangkap Stratigrafi

Perangkap stratigrafi merupakan perangkap yang terjadi karena adanya berbagai

variasi lateral dalam litologi suatu lapisan reservoir atau penghentian dalam

kelanjutan penyaluran minyak dan gas bumi. Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi

oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan

ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam

perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas

bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah

terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar telah

menghilang atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang

permeabilitas.

c. Perangkap Kombinasi

Perangkap ini merupakan tipe perangkap reservoir yang terbentuk oleh adanya

kombinasi antara perangkap stratigrafi dan struktur dimana pada perangkap jenis ini

merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak minyak


bumi. Pada jenis perangkap ini, terdapat lebih dari satu jenis perangkap yang

membentuk reservoir. Sebagai contohnya antiklin patahan, terbentuk ketika patahan

memotong tegak lurus pada antiklin. Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya

tidak saling mengendalikan perangkap itu sendiri.

Perangkap Kombinasi

2. Klasifikasi Reservoir Berdasarkan Tekanan Awal

Tekanan awal masing masing reservoir menentukan awal hidrokarbon yang

terkandung dalam reservoir. Menurut tekanan awalnya, reservoir dapat

diklasifikasikan dalam beberapa kategori sebagai berikut:

a. Undersaturated Oil Reservoir.

Jika tekanan awal reservoir lebih besar daripada tekanan bubble point fluida

reservoir, maka reservoir tersebut digolongkan sebagai undersaturated oil

reservoir.
b. Saturated Oil Reservoir.

Ketika tekanan awal reservoir sama denga tekanan bubble point fluida reservoir,

maka reservoir tersebut dinamakan saturated oil reservoir.

c. Gas-Capped Reservoir.

Apabila tekanan awal reservoir kurang dari tekanan bubble point fluida
reservoir, maka reservoir tersebut dinamakan gas capped reservoir atau reservoir
dua fasa.

Pembagian jenis reservoir berdasarkan tekanan awal reservoir dapat

diproyeksikan pada diagram fasa.

Diagram Fasa
3. Klasifikasi Reservoir Berdasarkan Fasa Fluidanya

Pada umumnya, reservoir dapat diklasifikasian berdasarkan posisi titik yang

merepresentasikan tekanan awal reservoir dan temperature pada diagram fasa

reservoir. Oleh karena itu, berdasarkan fasa fluidanya, reservoir dapat dibagi menjadi

dua yaitu reservoir minyak dan reservoir gas.

a. Reservoir Minyak

Reservoir minyak adalah reservoir yang pada diagram fasa, temperaturnya

kurang dari temperature kritis (critical temperature) Reservoir Minyak terdiri atas

black oil reservoir dan volatile oil reservoir.

 Black Oil Reservoir

Terdiri dari variasi rantai hidrokarbon termasuk molekul-molekul yang

besar, berat dan tidak mudah menguap (nonvolatile). Diagram fasa-nya

mencakup rentang temperatur yang luas.Diagram fasa dari black oil secara

umum ditunjukkan pada Gambar 2.3. Garis pada lengkungan fasa mewakili

volume cairan yang konstan, diukur sebagai persentase dari volume total.

Garis-garis ini disebut iso-vol atau garis kualitas. Harap diperhatikan bahwa

iso-vol memiliki jarakyang seragam pada lengkungan. Garis vertikal 1-2-3

menandakan penurunan tekanan pada temperatur konstan yang terjadi di

reservoir selama produksi. Tekanan dan temperatur separator yang terletak di

permukaan juga ditandai.Ketika tekanan reservoir berada pada garis 1-2,

minyak dikatakan dalam keadaan tak jenuh (undersaturated) karena minyak


dapat melarutkan banyak gas pada kondisi ini. Jika tekanan reservoir berada

pada titik - 2, minyak berada pada titik gelembungnya dandikatakan dalam

keadaan jenuh (saturated). Minyak mengandung sebanyak mungkin larutan

gas yang dapat dikandungnya. Penurunan tekanan akan membebaskan

sebagian gas terlarut untuk membentuk fasa gas bebas dalam reservoir.Saat

tekanan reservoir menurun mengikuti garis 2-3, gas tambahan mengembang di

dalamreservoir. Volume gas dalam persentase adalah seratus dikurangi

persentase cairan. Sebenarnya minyak dalam keadaan jenuh di sepanjang garis

2-3. Titik gelembung (titik - 2) merupakan kasus istimewa dari saturasi

dimana muncul gelembung gas untuk pertama kali. Gas tambahan yang

mengembang dari minyak bergerak dari reservoir ke permukaan. Hal ini

menyebabkan penyusutan pada minyak. Walaupun demikian, kondisi

separator yang berada padal engkungan fasa menunjukkan bahwa jumlah

cairan yang relatif cukup besar sampai di permukaan.

Diagram Fasa dari Black Oil yang Umum


 Volatile Oil Reservoir

Volatile oil mengandung relatif lebih sedikit molekul-molekul berat dan

lebih banyak intermediates (yaitu etana sampai heksana) dibanding black oil.

Diagram fasa dari volatile oil secara umum ditunjukkan pada Gambar 2.

Rentang harga temperatur yang tercakup lebih kecil daripada black oil.

Temperatur kritik-nya jauh lebih kecil daripada black oil, bahkan mendekati

temperatur reservoir. Iso-vol-nya juga tidak seragam jaraknya, tetapi

cenderung melengkung ke atas di depan garis titik gelembung. Garis vertikal

menunjukkan jalur penurunan tekanan pada temperatur konstan selama

produksi. Harap diperhatikan bahwa penurunan yang kecil pada tekanan di

bawah titik gelembung, titik -2, menyebabkan bebasnya sejumlah besar gas di

reservoir. Suatu volatile oil dapat menjadi gas sebesar 50% di reservoir pada

tekanan hanya beberapa ratuspsi di bawah tekanan gelembung. Iso-vol dengan

persentase cairan jauh lebih kecil melintasi kondisi separator. Oleh karena itu

disebut volatile oil (minyak yang mudah menguap).

Diagram Fasa Volatile Oil yang Umum


b. Reservoir Gas

Reservoir disebut sebagai reservoir gas jika temperature reservoir lebih besar

daripada temperature kritis fluida hidrokarbon. Reservoir Gas terdiri atas

retrograde gas reservoir, dry gas reservoir, dan wet gas reservoir.

 Retrograde Gas Reservoir

Diagram fasa untuk retrograde gas lebih kecil daripada untuk minyak dan

titik kritik-nya berada jauh di arah bawah dari lengkungan. Perubahan tersebut

merupakan akibat dari kandungan retrograde gas yang terdiri dari lebih

sedikit hidrokarbon berat daripada minyak.Diagram fasa dari retrograde gas

memiliki temperatur kritik lebih kecil dari temperatur reservoirdan

cricondentherm lebih besar daripada temperatur reservoir. Seperti terlihat

pada Gambar 3, awalnya retrograde gas merupakan fasa gas di reservoir, titik

- 1. Bersamaan dengan menurunnya tekanan reservoir, retrograde gas

memberikan titik embun, titik - 2. Dengan menurunnya tekanan, cairan

mengembun dari gas untuk membentuk cairan bebas di reservoir.Cairan ini

sebagian tidak mengalir dan tidak dapat diproduksi. Jalur tekanan reservoir

pada diagram fasa (Gambar 3) menunjukkan bahwa pada beberapa tekanan

yang rendah cairan mulai mengembun. Hal ini terjadi di laboratorium;

walaupundemikian, ada kemungkinan hal ini tidak terjadi secara luas di

reservoir karena selama produksi keseluruhan komposisi dari fluida reservoir

berubah.
Diagram Fasa Retrograde Gas yang Umum

 Wet Gas Reservoir

Seluruh diagram fasa dari suatu campuran hidrokarbon dengan molekul-

molekul yang lebih kecil dan menonjol akan berada di bawah temperatur

reservoir. Sebuah contoh dari diagram fasa wetgas diberikan pada Gambar

4.Wet gas terjadi semata-mata sebagai gas di dalam reservoir sepanjang

penurunan tekanan reservoir. Jalur tekanan, garis 1-2, tidak masuk ke dalam

lengkungan fasa. Maka dari itu, tidak ada cairan yang terbentuk di dalam

reservoir. Walaupun demikian, kondisi separator berada pada lengkungan

fasa, yang mengakibatkan sejumlah cairan terjadi di permukaan (disebut

kondensat). Kata “wet” (basah) pada wet gas (gas basah) bukan berarti gas

tersebut basah oleh air, tetapi mengacu pada cairan hidrokarbon yang

terkondensasi pada kondisi permukaan.


Diagram Fasa Wet Gas yang Umum

 Dry Gas Reservoir

Dry gas terutama merupakan metana dengan sejumlah intermediates.

Gambar menunjukkan bahwa campuran hidrokarbon semata-mata berupa gas

di reservoir dan kondisi separator permukaan yang normal berada di luar

lengkungan fasa. Maka dari itu, tidak terbentukcairan di permukaan.

Reservoir dry gas biasanya disebut reservoir gas.

Diagram Fasa Dry Gas yang Umum


4. Klasifikasi Reservoir Berdasarkan Mekanisme Pendorong

Klasifikasi reservoir berdasakan mekanisme pendorongnya dititikberatkan pada

mekanisme pendorong alamiah. Tenaga dorong alamiah yang dimaksud adalah:

a. Solution gas drive

Tenaga pendorong yang menyebabkan minyak mengalir kepermukaan

berekspansi gas yang terlarut dalam minyak. Gas yang terlarut yang

berekspansi akan mendorong minyak dalam pori-pori batuan bergerak menuju

kelobang sumur.

b. Gas cap drive

Tenaga pendorong yang menyebabkan minyak mengalir kepermukaan

adalah berekspansinya tudung gas (gas cap) yang berada diatas lapisan

minyak. Pori-pori batuan yang ditinggalkan minyak akan diisi dengan gas

sehingga GOC (Gas Oil Contact) turun dengan cepat.

c. Water drive

Minyak dalam pori-pori batuan mengalir ke dalam lubang sumur

diakibatkan oleh tenaga dorongan dari aquifer yang mendorong ke lpaisan

minyak diatasnya.Dengan diproduksinya minyak,maka pori pori batuan yang

ditinggalkan minyak akan diisi oleh air (proses water influx).

d. Combination drive

Tenaga pendorongnya merupakan kombinasi dari water drive,gas cap

drive,dan solution gas drive.


Sifat-Sifat Fisik Batuan Reservoir

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral


dibentuk dari beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang
menyusunnya akan menentukan jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir
umumnya terdiri dari batuan sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat (sedimen
klastik) serta batuan shale (sedimen non-klastik) atau kadang-kadang vulkanik.
Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang berbeda, demikian
juga dengan sifat fisiknya. Pada hakekatnya setiap batuan dapat bertindak sebagai
batuan reservoir asal mempunyai kemampuan menyimpan dan menyalurkan minyak
bumi. Komponen penyusun batuan serta macam batuannya dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini.

1. Porositas (∅ )

Dalam reservoir minyak, porositas mengambarkan persentase dari total ruang


yang tersedia untuk ditempati oleh suatu cairan atau gas. Porositas dapat
didefinisikan sebagai perbandingan antara volume total pori-pori batuan dengan
volume total batuan per satuan volume tertentu. Porositas batuan reservoir dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap
volume batuan total yang dinyatakan dalam persen.

2. Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling


berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume.
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1. Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan
dengan proses pengendapan berlangsung.
2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses
pengendapan.

Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir,
susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan. Untuk
pegangan dilapangan, ukuran porositas dapat dilihat pada Tabel berikut :

2. Permeabilitas ( k )

Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk


meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media berporinya tidak saling
berhubungan maka batuan tersebut tidak mempunyai permeabilitas. Oleh karena
itu ada hubungan antara permeabilitas batuan dengan porositas efektif. Sekitar
tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari aliran
air yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil penemuannya diformulasikan
kedalam hukum aliran fluida dan diberi nama Hukum Darcy. Dapat dilihat pada
gambar 2 dibawah :
Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas yang
melewatkan fluida dengan viskositas 1 centipoises dengan kecepatan alir 1 cc/det
melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan penurunan tekanan 1 atm/cm.
Persamaan 4 Darcy berlaku pada kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible

Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas


dibedakan menjadi tiga, yaitu :
• Permeabilitas absolute (Kabs)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir
melalui media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida,
misalnya hanya minyak atau gas saja.
• Permeabilitas efektif (Keff)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir
lebih dari satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak)
atau ketiga-tiganya. Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw,
dimana masing-masing untuk minyak, gas dan air.
• Permeabilitas relatif (Krel)
Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu
terhadap permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 – 1 darcy.
Permeabilitas relatif reservoir terbagi berdasarkan jenis fasanya, sehingga didalam
reservoir akan terdapat Permeabilitas relatif air (Krw), Permeabilitas relatif
minyak (Kro), Permeabilitas relatif gas (Krg), dimana :
Krw = permeabilitas relatif air
Kro = permeabilitas relaitf minyak
Krg = permeabilitas relatif gas
3. Saturasi

Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida
formasi tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau
jumlah kejenuhan fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh
karena didalam reservoir terdapat tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi
tiga yaitu saturasi air (Sw), saturasi minyak (So) dan saturasi gas (Sg).

Beberapa faktor yang mempengaruhi saturasi fluida reservoir adalah :


a. Ukuran dan distribusi pori-pori batuan.
b. Ketinggian diatas free water level.
c. Adanya perbedaan tekanan kapiler.

Didalam kenyataan, fluida reservoir tidak dapat diproduksi semuanya. Hal ini
disebabkan adanya saturasi minimum fluida yang tidak dapat diproduksi lagi atau
disebut dengan irreducible saturation sehingga berapa besarnya fluida yang
diproduksi dapat dihitung dalam bentuk saturasi.

4. Resistiviti

Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori.


Padatan-padatan mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali
mineral clay. Sifat kelistrikan batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori
batuan dan fluida yang mengisi pori. Minyak dan gas bersifat tidak
menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat menghantarkan arus listrik
apabila air melarutkan garam.

Arus listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion
elektronik. Untuk menentukan apakah material didalam reservoir bersifat
menghantar arus listrik atau tidak maka digunakan parameter resistiviti.
Resistiviti didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu material untuk
menghantarkan arus listrik.

5. Wettabiliti

Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh


fasa fluida atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke
permukaan batuan. Sebuah cairan fluida akan bersifat membasahi bila gaya adhesi
antara batuan dan partikel cairan lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel
cairan itu sendiri. Tegangan adhesi merupakan fungsi tegangan permukaan setiap
fasa didalam batuan sehingga wettabiliti berhubungan dengan sifat interaksi (gaya
tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.

Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak atau gas yang
terletak diantara matrik batuan.

Gambar memperlihatkan sistem air-minyak yang kontak dengan benda padat,


dengan sudut kontak sebesar θ. Sudut kontak diukur antara fluida yang lebih
ringan terhadap fluida yang lebih berat, yang berharga 0o – 180o, yaitu antara air
dengan padatan, sehingga tegangan adhesi (AT).

a. Wetting-Phase Fluid dan Non-Wetting Phase Fluid

 Wetting-Phase Fluid
Fasa fluida pembasah biasanya akan dengan mudah membasahi
permukaan batuan. Akan tetapi karena adanya gaya tarik menarik antara
batuan dan fluida, maka fasa pembasah akan mengisi ke pori-pori yang
lebih kecil dahulu dari batuan berpori. Fasa fluida pembasah umumnya
sangat sukar bergerak ke reservoir hidrokarbon.
 Non-Wetting Phase Fluid
Non-wetting phase fluid sukar membasahi permukaan batuan. Dengan
adanya gaya repulsive (tolak) antara batuan dan fluida menyebabkan non-
weting phase fluid umumnya sangat mudah bergerak.

b. Batuan Reservoir Water Wet


Batuan reservoir umumnya water wet dimana air akan membasahi
permukaan batuan. Kondisi batuan yang water wet adalah :
• Tegangan adhesinya bernilai positif
• σsw ≥ σso, AT > 0
• Sudut kontaknya (0°< θ <90°)
Apabila θ = 0°, maka batuannya dianggap sebagai strongly water wet.
c. Batuan Reservoir Oil Wet
Batuan reservoir disebut sebagai oil wet apabila fasa minyak membasahi
permukaan batuan. Kondisi batuan oil wet adalah :
• Tegangan adhesinya bernilai negatif
• σso ≥ σsw, AT < 0
• Sudut kontaknya (90°< θ <180°)
Apabila θ = 180°, maka batuanya dianggap sebagai strongly oil wet.
d. Imbibisi dan Drainage
Imbibisi adalah proses aliran fluida dimana saturasi fasa pembasah
(water) meningkat sedangkan saturasi non-wetting phase (oil) menurun.
Mobilitas fasa pembasah meningkat seiring dengan meningkatnya saturasi
fasa pembasah. Misalnya pada proses pendesakan pada reservoir minyak
dimana batuan reservoir sebagai water wet.
Drainage adalah proses kebalikan dari imbibisi, dimana saturasi fasa
pembasah menurun dan saturasi non-wetting phase meningkat.
Adapun skema proses imbibisi dan drainage dapat dilihat pada gambar 4
berikut :

6. Tekanan Kapiler (Pc)

Tekanan kapiler pada batuan berpori didefinisikan sebagai perbedaan tekanan


antara fluida yang membasahi batuan dengan fluida yang bersifat tidak
membasahi batuan jika didalam batuan tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida
yang tidak bercampur dalam kondisi statis.
Hubungan tekanan kapiler di dalam rongga pori batuan dapat dilukiskan
dengan sebuah sistim tabung kapiler. Dimana cairan fluida akan cenderung untuk
naik bila ditempatkan didalam sebuah pipa kapiler dengan jari-jari yang sangat
kecil. Hal ini diakibatkan oleh adanya tegangan adhesi yang bekerja pada
permukaan tabung. Besarnya tegangan adhesi dapat diukur dari kenaikkan fluida ,
dimana gaya total untuk menaikan cairan sama dengan berat kolom fluida.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan kapiler merupakan kecenderungan
rongga pori batuan untuk menata atau mengisi setiap pori batuan dengan fluida
yang berisi bersifat membasahi.
Tekanan didalam tabung kapiler diukur pada sisi batas antara permukaan dua fasa
fluida. Fluida pada sisi konkaf (cekung) mempunyai tekanan lebih besar dari pada
sisi konvek (cembung). Perbedaan tekanan diantara dua fasa fluida terebut
merupakan besarnya tekanan kapiler didalam tabung.

Anda mungkin juga menyukai