Anda di halaman 1dari 76

2015

LAPORAN KINERJA
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tahun 2015
LAPORAN
KINERJA Kementerian
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Kata Pengantar 2
Ringkasan Eksekutif 5

Bagian Pertama: Pendahuluan 10


A. Umum 12
B. Organisasi Kementerian PP dan PA 12

Bagian Kedua: Perencanaan Kinerja 16


A. Rencana Strategis 18
B. Penetapan Kinerja Tahun 2015 20
C. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 23

Bagian Ketiga: Akuntabilitas Kinerja 24


Program Kesetaraan Gender dan Perlindungan Perempuan 26
A. Meningkatkan Kualitas Hidup dan Peran Perempuan di berbagai bidang pembangunan 26
B. Meningkatkan Perlindungan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Perempuan dan Keluarga 30
C. Mekanisme perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan termasuk TPPO 31
D. Meningkatkan efektivitas kelembagaan PUG dan kelembagaan perlindungan perempuan 33
dari berbagai tindak kekerasan

Program Perlindungan Anak 34


A. Penguatan sistem perlindungan anak mencakup pencegahan, penanganan dan 34
rehabilitasi anak korban tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran dan perlakuan salah
lainnya
B. Penguatan sistem perlindungan anak mencakup pencegahan, penanganan dan 38
rehabilitasi anak korban tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran dan perlakuan salah
lainnya

Bagian Keempat: Penutup 44

Bagian Kelima: Lampiran 46


1. Target dan realisasi Deputi Bidang PUG Bidang Ekonomi 48
2. Target dan realisasi Deputi Bidang PUG Bidang Politik, Sosial, dan Hukum 49
3. Target dan Realisasi Deputi Bidang Perlindungan Perempuan 50
4. Target dan Realisasi Deputi Bidang Perlindungan Anak Tahun 2015 51
DAFTAR ISI

5. Target dan Realisasi Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Tahun 2015 54

Peta Kab/Kota menuju Kota layak anak 56


Jumlah Kementerian/Lembaga Dan Daerah Yang Menerapkan Model Partisipasi 58
Anak Dalam Perencanaan Pembangunan (Papp) Tahun 2015
Pengembangan Pelayanan Ramah Anak Di Puskesmas (Prap) Tahun 2015 60
Jumlah Rute Aman Dan Selamat Ke/Dari Sekolah (Rass) Tahun2015 62
Jumlah Kementerian/Lembaga Dan Daerah Yang Menerapkan Model Ruang 64
Bermain Ramah Anak (Rbra) Tahun2015
Jumlah Sekolah Ramah Anak (Sra) Tahun2015 66

Perjanjian Kinerja 2015 68

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 1


Kata Pengantar
Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
menjadi poros utama pembangunan nasional.
Perempuan dan anak yang berkualitas, mandiri dan
berkepribadian menjamin percepatan terwujudkan
negara yang adil, makmur dan sentosa.

Walaupun sudah banyak kebijakan, program dan


kegiatan telah dilakukan pada 2015, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(Kementerian PP dan PA) menyadari kesenjangan pada akses, partisipasi, manfaat
dan penguasaan sumberdaya di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik
dan alam masih ada.

Upaya mewujudkan kesetaraan gender, sesuai amanat Rencana Pembangunan


Jangka Panjang 2005-2025, Kementerian PP dan PA telah menetapkan konsep
gender sebagai salah satu dari tiga pilar utama pembangunan. Karenanya,
seluruh program dan kegiatan pembangunan harus bertumpu pada strategi
pengarusutamaan gender. Demikian juga dengan perlindungan dan pemenuhan
hak anak, menjadi prioritas untuk memastikan anak-anak terlindungi dan
terpenuhi haknya.

Laporan Kinerja Kementerian PP dan PA (LAKIP KPPPA) tahun 2015 berisi berbagai
capaian kinerja dan kegiatan untuk mewujudkan kesetaraan gender, perlindungan
perempuan, perlindungan dan pemenuhan hak anak.

2 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


LAKIP Kementerian PP dan PA tahun 2015 menjadi laporan kinerja tahun pertama
pelaksanaan RPJMN 2015-2019 pada masa Kepresidenan Bapak Joko Widodo dan
Bapak Jusuf Kalla. Banyak perubahan mendasar baik pada tataran visi dan misi,
program unggulan, perubahan dan penyederhanaan nomenklatur, pendekatan
pembangunan dan struktur organisasai kementerian.

Perubahan-perubahan mendasar di muka yang menekankan pada pendekatan


program membutuhkan penyesuaian-penyesuaian dan terobosan-terobosan
baru di tingkat strategi, outcome dan output untuk percepatan tercapai visi dan
misi Presiden.

Terkecuali sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi, laporan


kinerja ini menjadi pembelajaran dan rekomensasi untuk selalu menata kembali
semangat, tujuan, strategi dan program unggulan Kementerian PP dan PA.

Kami senantiasa bersemangat menjadi garda terdepan mewujudkan kesetaraan


gender, pemberdayaan perempuan, perlindungan hak anak, memastikan tumbuh
kembang anak yang optimal dan memperluas partisipasi masyarakat.

Jakarta, Februari 2016

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Yohana S. Yembise

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 3


RINGKASAN
EKSEKUTIF

4 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 5
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah
mengembangkan strategi, program dan kegiatan pada 2015 untuk mendukung
visi dan misi pemerintah mewujudkan masyarakat yang berkualitas, mandiri
dan berkepribadian yang bertumpu pada semangat gotong royong.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memiliki 2


(dua) program teknis yakni (1) Kesetaraan Gender dan Perlindungan Perempuan,
(2) Perlindungan Anak.

Kedua program utama dirinci menjadi berbagai kegiatah yang dilakukan oleh
masing-masing kedeputian. Berikut ini disenaraikan tujuh capaian penting
pada 2015.

Pertama, program peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan di


berbagai bidang pembangunan melalui penerapan kesamaan kesempatan,
perlakukan dan tanpa diskrimnasi bagi buruh perempuan, penyediaan sarana
publik yang responsif gender, membangun portal internet sebagai terminal
komunikasi pemberdayaan perempuan, meluncurkan desain besar untuk
keterwakilan perempuan di legislatif, penyediaan sumberdaya manusia yang
tahu dan trampil merencanakan pembangunan yang responsif gender di pusat
dan daerah dan mempromosikan kesetaraan gender pada berbagai kegiatan
dan dukungan publik luas.

Kedua, peningkatan perlindungan dan pemberdayaan tenaga kerja perempuan


dan keluarga melalui pembentukan Bina Keluarga Tenaga Kerja Indonesia
(BKTKI) sebagia model jejaring pengaman sosial, pencanangan Gerakan
Pekerja Perempuan Sehat untuk memastikan kesehata reproduksi para buruh
perempuan, memetakan masalah Tenaga Kerja Perempuan baik pra, saat dan
sesudah penempatan di Hongkong, Malaysia dan Singapura.

6 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


Ketiga, mekanisme perlindungan perempuan dan anak korban kekekerasan
melalui penguatan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak di seluruh Polda dan
Polres, penguatan pelayanan seribu lebih Pusat Kesehatan Masyarakat supaya
ramah perempuan dan anak, mencanangkan 29 pusat pelayanan warga
negara Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Konsulat Jenderal
di manca negara, pembentukan satuan tugas perlindungan ibu dan anak di
pusat dan daerah dan membangun kesepatan-kesepatan internasional untuk
perlindungan perempuan dan anak serta mendorong setiap kementerian dan
lembaga melaksanakan kebijakan yang responsif gender.

Keempat, meningkatkan efektivitas kelembagaan pengarusutamaan gender


dan perlindungan perempuyan melalui memastikan semua K/L menarapkan
kebijakan, program dan kegiatan serta anggaran yang responsif gender,
mengintegrasikan isu gender pada rencana pembangunan jangka menengah
di tingkat K/L dan pemerintah daerah, memastikan pengarusutamaan gender,
perlindungan perempuan dan anak dalam kerjasama luar negeri.

Kelima, meningkatkan akses semua anak pada pelayanan yang berkualitas


melalui kepastian anak memiliki akta kelahiran, informasi layak anak,
mempromosikan Model Sekolah Ramah Anak, standarisasi pengembangan
anak usia dini, Model Puskesmas Ramah Anak, Model Rute Aman dan Selamat
ke dan dari Sekolah (RASS), Model Ruang Bermain Ramah Anak, Kota Layak
Anak dan memperkuat Forum Anak serta mempromosikan perusahaan
sahabat anak.

Keenam, penguatan sistem perlindungan anak mulai dari pencegahan,


penanganan dan rehabilitasi anak korban tindak kekerasan, ekploitasi,
penelantaran dan perlakukan salah lainnya melalui kebijakan sistem
perlindungan anak, pencanangan Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 7


pada Anak, kampanye antikekerasan pada anak, sistem pengasuhan anak yang
baik, penguatan pusat pelayanan terpadu bagi anak korban kekerasan di tingkat
kabupaten dan kota, standarisasi lembaga penanganan anak berkebutuhan
khusus, menjadikan keadilan restoratif sebagai pendekatan penanganan anak
yang berhadapan dengan hukum, dan menjadikan Indonesia menjadi front
runner dalam melindungi hak-hak anak.

Ketujuh, peningkatan efektivitas kelembagaan perlindungan anak melalui


menguatkan kerjasama internasional, memastikan berfungsinya pusat-pusat
pelayan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak di tingkat kabupaten
dan kota. Ketujuh capaian di muka tetap menghadapi kendala baik dari
lingkungan strategik eksternal maupun lingkungan strategik internal. Tantangan
dari lingkungan eksternal perubahan politik dan kondisi ekonomi dunia yang
melambat mengakibatkan masalah-masalah kekerasan pada perempuan dan
anak masih tinggi. Sedangkan tantangan dari lingkunga internal, keterbatasan
sumberdaya manusia, perubahan struktur organisasi dan penyesuaian

8 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


anggaran mengakibatkan pelaksanaan program dan kegiatan mengalami
perlambatan.

Selain capaian kinerja program teknis, kami terus memperbaiki diri,


mereformasi/melakukan perubahan diberbagai bidang, terbukti dari indeks
reformasi biroraksi (RB) kami pada Tahun 2015 meningkat menjadi 67,73
dari 56,00. Akuntabilitas keuangan mendapatkan opini terbaik, Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP), sejak Tahun 2009 sampai 2015. Akuntabilitas kinerja
mendapatkan nilai B sejak Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015.

Alokasi anggaran Kementerian PP dan PA tahun 2015 sesuai dengan Surat


Menteri Keuangan Nomor S-642/MK.2/2014 tanggal 24 September adalah
sebesar Rp 217.719.899.000,- (dua ratus tujuh belas milyar tujuh ratus sembilan
belas juta delapan ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah). Alokasi tersebut
dipergunakan untuk mendukung 3 (tiga) program, yaitu kesetaraan gender
dan Perlindungan Perempuan; Perlindungan Anak serta Dukungan Manajemen
dengan realisasi sebesar Rp 200.202.538.000 (dua ratus milyar dua ratus dua
juta lima ratus tiga puluh delapan ribu rupiah) atau sebesar 91,95 persen.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 9


Bagian Pertama
PENDAHULUAN

10 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 11
A. Umum
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian
PP-PA) mengemban mandat menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi
pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak Indonesia
baik di dalam maupun di luar negeri.

Pembangunan sumberdaya manusia yang dilakukan Kementerian PP dan


PA bertumpu pada pendekatan responsif gender. Pendekatan responsif
gender mendudukan perempuan dan laki-laki pada posisi yang adil untuk
bisa mendapatkan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan.
Responsif gender berarti perempuan dan laki-laki diperlakukan adil dan setara
sesuai pengalaman, kebutuhan dan permasalah khas masing-masing.

Wujud pendekatan responsif gender bukan sekedar meningkat derajat


perempuan dalam pembangunan melainkan bagaimana mendudukan
perempuan dan laki-laki setara sebagai aset pembangunan.

Dalam upaya mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG),


Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang 2025 telah menetapkan
pengarusutamaan gender menjadi salah satu pilar utama pembangunan
nasional.

B. Organisasi Kementerian PP dan PA

Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2015 tentang Kementerian Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak mengamanatkan kepada Kementerian
PP dan PA untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dan membantu Presiden
dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

12 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


Untuk melaksanakan amanat tersebut, Kementerian PP dan PA berfungsi
sebagai berikut:

• Merumuskan dan menetapan kebijakan di bidang kesetaraan gender,


perlindungan hak perempuan, perlindungan anak, tumbuh kembang anak,
dan partisipasi masyarakat.
• Menetapkan sistem data gender dan anak.
• Mengkoordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
kesetaraan gender, perlindungan hak perempuan, perlindungan anak,
tumbuh kembang anak, dan partisipasi masyarakat;
• Mengkoordinasi pelaksanaan penanganan perlindungan perempuan dan
anak berbasis gender;
• Mengkoordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi di lingkungan Kementerian PP dan PA;
• Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab
Kementerian PP dan PA; dan
• Mengawasi pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian PP dan PA.

Pada pertengahan 2015, struktur organisasi mengalami perubahan sesuai


dengan Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjadi struktur baru yang
terdiri atas Sekretariat Kementerian, Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Deputi
Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Deputi Bidang Perlindungan Anak,
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak, Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat.
Sedangkan komposisi staf ahli menteri menjadi Staf Ahli Bidang Pembangunan
Keluarga, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, Staf Ahli Bidang
Penanggulangan Kemiskinan, dan Staf Ahli Bidang Komunikasi Pembangunan.
Struktur baru ini berfungsi efektif pada Tahun Anggaran 2016.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 13


STRUKTUR KEMENTERIAN PP DAN PA

DEPUTI BIDANG
KESETARAAN GENDER

DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN HAK
PEREMPUAN

DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN ANAK

DEPUTI BIDANG
TUMBUH KEMBANG ANAK
DEPUTI BIDANG
PARTISIPASI MASYARAKAT

14 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


SEKRETARIAT
KEMENTERIAN

MENTERI
PP DAN PA

Staf Ahli Bidang


Pembangunan Keluarga

Staf Ahli Bidang


Hubungan Antar Lembaga

Staf Ahli Bidang


Penanggulangan Kemiskinan

Staf Ahli Bidang


Komunikasi Pembangunan

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 15


Bagian Kedua
PERENCANAAN KINERJA

16 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 17
A. Rencana Strategis
Menteri PP dan PA menetapkan Peraturan Menteri PP dan PA No.1 Tahun 2015
berisi visi, misi dan rencana strategis Kementerian PP dan PA Periode 2015-
2019.

Visi Pemerintah adalah terwujudnya


Indonesia yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan gotong
royong.

Misi Pemerintah disenaraikan sebagai berikut : (1) mewujudkan keamanan


nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian
ekonomi dengan mengamankan sumberday amaritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan, (2) mewujudkan masyarakat
maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan Negara hukum, (3)
mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif dan emperkuat jati diri sebagai
Negara maritim, (4) mewujudkan bangsa yang berdaya saing, (5) mewujudkan
Indonesia menjadi Negara Maritim yang mandi, maju, kuat dan berbasikan
kepentingan nasional dan (6) mewujudkan masyarakat yang berkepribadian
dalam kebudayaan.

Tujuan strategis Kementerian PP dan PA untuk berkontribusi pada pencapaian


visi dan misi pemerintah dielaborasi menjadi berikut : (1) meningkatnya
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, (2) meningkatnya
penerapan kebijakan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan,
(3) meningkatnya pemenuhan hak semua anak dan perlindungan anak
termasuk anak yang berkebutuhan khusus serta (4) mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian PP dan PA.

Setiap tujuan strategis diukur capaian melalui rincian Indikator Kinerja Utama.

18 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


VISI PEMERINTAH
Terwujudnya Indonesia
yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan
gotong-royong
TUJUAN
KEMENTERIAN
PP DAN PA
1. Meningkatnya Kesetaraan
Gender dan Pemberdayaan
Perempuan;
2. Meningkatnya penerapan
kebijakan perlindungan
perempuan dari tindak
kekerasan;
3. Meningkatnya pemenuhan
hak semua anak, termasuk
anak dalam kondisi khusus
dan perlindungan anak;
4. Mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik di
lingkungan Kementerian
PP dan PA

MISI
1. Mewujudkan keamanan Nasional 3. Mewujudkan politik luar negeri
yang mampu menjaga kedaulatan bebas-aktif dan memperkuat jati
wilayah, menopang kemandirian diri sebagai Negara Maritim
ekonomi dengan mengamankan
sumberdaya maritim, dan 4. Mewujudkan bangsa yang berdaya
mencerminkan kepribadian saing
Indonesia sebagai Negara
5. Mewujudkan Indonesia menjadi
Kepulauan.
Negara Maritim yang mandiri,
2. Mewujudkan masyarakat maju, kuat dan berbasiskan
maju, berkesinambungan dan kepentingan Nasional
demokratis berlandaskan Negara
6. Mewujudkan masyarakat yang
hukum
berkepribadian dalam kebudayaan

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 19


Dalam upaya pencapaian Visi dan Misi, maka perlu ditetapkan sasaran dari
masing-masing:

Tujuan Pertama:
Meningkatnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Untuk
mencapai tujuan pertama, sasaran strategisnya meningkatnya pelaksanaan
pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di berbagai
bidang pembangunan. Pencapaian tujuan pertama diindikasikan dengan
(1) meningkatnya jumlah kebijakan yang responsif gender dan mendukung
pemberdayaan perempuan, dan (2) meningkatnya jumlah lembaga yang
melaksanakan kebijakan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan
perempuan.

Tujuan Kedua:
Meningkatnya penerapan kebijakan perlindungan perempuan dan
ank dari tindak kekerasan. Untuk mencapai tujuan di atas, sasaran
strategisnyaadalahmeningkatnya perlindungan perempuan dan anak dari
berbagai tindak kekerasan yang ditandai : (1) meningkatnya jumlah kebijakan
perlindungan perempuan dan anak, (2) meningkatnya jumlah lembaga
yang melaksanakan perlindungan perempuan dan anak, (3) meningkatnya
persentase pelayanan komprehensif bagi korban kasus kekekerasan terhadap
perempuan dan anak.

Tujuan Ketiga:
Meningkatnya pemenuhan hak semua anak dan perlindungan anak termasuk
anak yang berkebutuhan khusus. Untuk mewujudkannya ditempuh dua
strategi :
a. meningkatnya pemenuhan hak ank termasuk tindakan afirmasi bagi
anak dalam kondisi khusus yang ditandai dengan adanya kebijakan
pemenuhan hak anak dan meningkatnya jumlah lembaga yang
melaksanakan pemenuhan hak anak.

20 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


b. meningkatnya perlindungan anak yang ditandai dengan meningkatnya
jumlah kebijakan perlindungan anak dan meningkatnya jumlah
lembaga yang melaksanakan kebijakan perlindungan anak, dan
meningkatnya persentasi tindak lanjut pengaduan kasus kekerasan
pada anak.

Tujuan Keempat:
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian
PP dan PA. Untuk mencapai tujuan ini, hasil yang ingin dicapai sebagai berikut :
c. meningkatnya koordinasi bantuan hukum dan hubungan masyarakat
yang ditandai dengan (1) terlaksananya koordinasi dan penyusunan
peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum serta (2)
terlaksananya promosi kebijakan pembangunan kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan serta (3) Meningkatnya pemenuhan
hak anak dan perlindungan hak anak yang didistribusikan serta
direspon.
d. meningkatnya koordinasi perencanaan, pelaksanaan serta pelaporan
program dan anggaran yang ditandai dengan (1) terlaksananya
koordinasi dan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran,
(2) tersedianya bahan penataan sistem, organisasi, prosedur dan
tata hubungan kereja, (3) terlaksananya pengelolaan administrasi
kerjasama antara lembaga dalam negeri dan luar negeri, (4)
terlaksananya pemantauan dan evaluasia pelaksanaan program,
kegiatan dan anggaran.
e. meningkatnya pelembagaan data terpilah dan data anak yang ditandai
dengan meningkatnya jumlah kebijakan penyusunan data terpilah dan
data anak serta meningkatnya jumlah lembaga yang melaksanakan
kebijakan data terpilah dan data anak.
f. meningkatnya pengembangan sumberdaya manusia, administrasi
dan pengelolaan penunjang pelaksana tugas Kementerian PP dan
PA yang ditandai dengan terlaksananya perencanaan, pembinaan

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 21


dan manajemen kepegawaian menuju sumberdaya manusia yang
kompetitif dan profesional.
g. meningkatnya pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur
Kementerian PP dan PA yang ditandai dengan terlaksananya
pengawasan keuangan dan kinerja program yang akuntabel.
h. meningkatnya telaah Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan serta Program Perlindungan Anak yang ditandai dengan
tersedianya hasil telaahan untuk penyempurnaan kinerja pelaksanaan
Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempyan serta
Program Perlindungan Andak.

22 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Menteri PP dan PA telah menandatangani Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015
yang menjadi komitmen pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan
berdasarkan Rencana Strategis Kementerian PP dan PA Tahun 2015-2019. Pada
PK tersebut dicantumkan indikator kinerja sasaran dan target dari sasaran
tersebut. Sasaran strategis yang ingin dicapai meliputi meningkatnya K/L dan
Pemda yang menerapkan kebijakan yang responsif gender, yang menerapkan
kebijakan perlindungan perempuan, yang menerapkan kebijakan perlindungan
anak dan tumbuh kembang anak dengan target 46 dokumen kebijakan K/L dan
Pemda, serta 8 instansi untuk penerapan model. Selain itu ditetapkan pula
target tercapainya 55% dari total seluruh kabupaten/kota di Indonesia yang
menuju layak anak. Secara rinci PK Tahun 2015 Kementerian PP dan PA dapat
dilihat pada dokumen terlampir.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 23


Bagian Ketiga
AKUNTABILITAS KINERJA

24 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 25
Program
Kesetaraan Gender dan
Perlindungan Perempuan
A. Meningkatkan Kualitas Hidup dan Peran
Perempuan di berbagai bidang pembangunan

89.52 90.07 90.19 90.34


89.42
90

80

68.31 68.9
70 67.09 67.7
65.53

60
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik: Perkembangan IPM Dan IPG Tahun 2010-2014

1. Optimalisasi Penerapan Kesempatan dan Perlakuan yang Sama


Tanpa Diskriminasi dalam Pekerjaan (Equal Employment Opportunity/
EEO). Merupakan tindaklanjut dari Kesepakatan Bersama 4 Menteri: yaitu
Menakertrans, Mendagri, Menteri PP dan PA, dan Menteri PPN/Kepala
Bappenas Tahun 2014.

26 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


Realisasinya, telah terbentuk gugus tugas EEO di 4 Provinsi; Banten, Jawa
Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dengan tujuan agar tidak ada
diskriminasi antara buruh laki-laki dengan buruh perempuan. Baik dari segi
upah, penempatan, kesempatan pelatihan, pelayanan kesehatan, termasuk
hak khusus bagi buruh perempuan seperti cuti haid 2 hari kerja dengan
tidak memotong upah yang bersangkutan.

2. Penyediaan Sarana Kerja Yang Responsif Gender Dan Peduli Anak di


Tempat Kerja melalui Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 5 Tahun 2015. Penyediaan sarana kerja yang
responsive gender dan peduli anak di tempat kerja diharapkan menjadi
“stimulus” dalam meningkatkan produktifitas perempuan dan laki-laki
yang bekerja, baik di lingkungan Instansi Pemerintah ataupun swasta,
tanpa membedakan pembagian waktu/jam kerja mengingat keduanya
adalah sumberdaya yang potensial dan handal. Sarana dimaksud meliputi
Penyediaan Ruang ASI, Ruang Penitipan Anak (Day Care Center), Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan sarana kerja lainnya yang menunjang.

3. Selain Sosialisasi Permen PP dan PA Nomor 5 Tahun 2015, dilakukan pula


Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP) sebagai salah satu
upaya pemenuhan hak reproduksi pekerja perempuan. Program GP2SP
dilakukan karena sebagian besar pekerja perempuan berada pada usia
reproduktif dan bila tidak dilindungi, maka akan berkontribusi terhadap
tingginya angka kematian ibu. Program ini diarahkan pada pemenuhan
kecukupan gizi pekerja perempuan, pemeriksaan kesehatan pekerja
perempuan, pelayanan kesehatan reproduksi pekerja perempuan, dan
peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja.

4. Penyediaan Media komunikasi terkait pemberdayaan perempuan dan


perlindungan anak. Seperti e-learning, e-commerce dan e-public service
melalui website SEREMPAK sebagai portal interaktif yang digagas oleh
Kementerian PP dan PA.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 27


Situs telah diakses oleh masyarakat, khususnya pemerhati perempuan dan
anak serta para blogger di seluruh Indonesia;

5. Dalam upaya meningkatkan keterwakilan perempuan di Legislatif pada


Pemilu 2019, Kementerian PP dan PA kerjasama dengan Kementerian Dalam
Negeri, Pusat Kajian Ilmu Politik Universitas Indonesia menyusun Grand
Design Peningkatan Keterwakilan Perempuan di Legislatif pada Pemilu 2019
sebagai tolak ukur peran Kementerian PP dan PA dalam upaya peningkatan
partisipasi perempuan dalam politik;

6. Tersedianya Bahan ajar kasus berbasis kesetaraan gender pada diklat ASN
di lembaga Administrasi Negara.

7. Materi Kesetaraan Gender telah masuk dalam kurikulum pada setiap jenjang
Diklat PIM, baik pusat maupun daerah. Untuk menyiapkan Widyaiswara
pada Diklat tersebut, telah dilatih 50 orang Widyaiswara di Pusat dan 155
orang Widyaiswara di Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan
Timur, dan Provinsi Aceh, agar mampu menjadi fasilitator untuk pendidikan
Kesetaraan Gender, baik untuk diklat maupun sebagai narasumber pada
daerah tersebut.

8. Bekerjasama dengan organisasi-organisasi perempuan (KOWANI, Dharma


Wanita, PKK, Bhayangkari, Dharma Pertiwi) dalam upaya peningkatan
pemahaman kesehatan ibu khusus nya penurunan angka kematian ibu (AKI)
dari sisi masyarakat. Kegiatan yang dilakukan, diantaranya: penandatangan
Kesepakatan Bersama antara Menteri PP dan PA dengan Ketua Umum
KOWANI, Dharma Wanita, TP.PKK, Bhayangkari, Dharma Pertiwi tentang
partisipasi organisasi masyarakat dalam penurunan AKI; Penyusunan
Pedoman Percepatan Penurunan AKI bagi Organisasi Kemasyarakatan;
Rakor Percepatan Penurunan AKI, dan Sosialisasi Percepatan Penurunan
AKI dg Organisasi Keagamaan dan Organisasi Masyarakat.

28 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


9. Pengembangan Model Industri Rumahan dalam Usaha Pasca Panen
Produksi Pertanian. Bekerja sama dengan dengan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, mengembangkan model Pemberdayaan Masyarakat
Kawasan Pinggir Hutan di Kab. Agam (Sumatera Barat), Berau (Kaltim),
Malinau (Kaltara) dan Kapuas Hulu (Kalbar), dan bekerja sama dengan
Kementerian Pertanian mengembangkan model integrasi Industri Rumahan
dalam model Desa Pangan Lestari di Kulon Progo dan Sleman (provinsi DIY)
serta Maros (provinsi Sulsel), Kabupaten Agam (provinsi Sumatera Barat).

10. Kajian tentang pembangunan keluarga untuk meningkatkan ketahanan


keluarga dan kesetaraan gender. KPP dan PA akan melanjutkan kajian ini
pada Tahun 2016 dengan harapan dapat memberikan konstribusi kepada
K/L tentang indikator ketahanan keluarga melalui kesetaraan dan keadilan
gender.

11. Peringatan Hari Ibu (PHI) Tingkat Nasional dilaksanakan di daerah ( PHI
Tahun 2015 dilaksanakan di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur), dengan
harapan makna dari peringatan tersebut, dapat dirasakan oleh masyarakat
di daerah.

12. Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak dilaksanakan di Jakarta dan di wilayah timur (Balikpapan- Kalimantan
Timur, dan Papua).

13. Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara yang mengikuti kampanye


global HeforShe yang dibentuk untuk meningkatkan partisipasi laki-
laki dalam mewujudkan kesetaraan gender dan pencegahan kekerasan
terhadap perempuan dan anak. 4 (empat) Gubernur (Nusa Tengara Timur,
Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Tengah) menjadi Kepala Daerah pertama
yang berkomitmen untuk mendukung kampanye HeforShe.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 29


14. Pengembangan program peran mahasiswa untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah mereka. Pendekatan ini disebut One Student
Saves One Family (OSSOF). Program ini akan diintegrasikan ke dalam
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Perguruan Tinggi dan akan bekerjasama
dengan Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi serta Perguruan Tinggi.

Progam ini diharapkan meningkatkan pengetahuan dan kepekaan


mahasiswa tentang situasi di dalam masyarakat dan di sisi lain membantu
keluarga-keluarga, terutama keluarga kurang mampu untuk mendapatkan
akses pelayanan yang terkait dengan ekonomi, pendidikan, kesehatan,
sosial maupun hukum, dan pencegahan kekerasan.

Program ini diujicobakan bagi 760 mahasiswa IPB dan 500 mahasiswa
Universitas Pasundan Jabar melalui Program Kuliah Kerja Profesi/KKN
selama 2 (dua) bulan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi
kebutuhan dan permasalahan keluarga yang ditempati dan ditindaklanjuti
ke Pemda, Lembaga Masyarakat dan Perguruan Tinggi.

B. Meningkatkan Perlindungan dan Pemberdayaan


Tenaga Kerja Perempuan dan Keluarga, dengan
capaian:
1. Pembentukan Bina Keluarga TKI (BK-TKI), yang merupakan salah satu
upaya alternatif pemerintah untuk membantu mengatasi permasalahan
TKI dan keluarganya.
Pembentukan Bina Keluarga TKI (BK-TKI) merupakan salah satu upaya
alternatif pemerintah untuk membantu mengatasi permasalahan TKI dan
keluarganya. BK-TKI sebagai salah satu upaya pencegahan dan penanganan
permasalahan ekonomi keluarga TKI agar mereka tidak terus bekerja sebagai
TKI, dengan salah satu bentuk konkrit koordinasi penerapan kebijakan
BK-TKI adalah ditandatanganinya Nota Kesepahaman Bersama (NKB)

30 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


3 (tiga) menteri, yaitu Menteri Ketenagakerjaan, Menteri PP dan PA, dan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) tentang Perluasan
Kesempatan Kerja dan Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kerja Melalui
Gerakan Perempuan Mandiri di Negeri Sendiri. Fokus utama kerjasama
yang dijalankan oleh tiga kementerian tersebut adalah sinergitas program/
kegiatan pemberdayaan dan pembinaan terpadu guna meningkatkan
kemandirian kaum perempuan seperti peningkatan kapasitas SDM, fasilitasi
akses permodalan, pemberdayaan wirausaha, penguatan kelembagaan
pemberdayaan perempuan, serta akses menuju koperasi. Sampai saat ini
telah terbentuk kelompok BK-TKI di 35 kabupaten di 10 provinsi kantong TKI;

2. Identifikasi permasalahan TKI di negara penempatan baik saat kedatangan,


selama penempatan, maupun saat kepulangan melalui kunjungan kerja ke
Negara Hongkong, Malaysia, dan Singapura.

C. Mekanisme perlindungan perempuan dan anak


korban kekerasan termasuk TPPO, dengan capaian:
1. Penguatan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak di 34 Polda dan 510 Polres,
serta kebijakan adanya 2 (dua) Polwan di 1 (satu) Polsek yang merupakan
tindak lanjut MoU Kementerian PP dan PA dengan Kepolisian RI;
2. 1.060 Puskesmas mampu tatalaksana KtA dan 377 Puskesmas mampu
tatalaksana KtP yang merupakan tindak lanjut MoU Kementerian PP dan PA
dengan Kementerian Kesehatan;
3. 29 Citizen Service di KBRI/KJRI yang merupakan tindak lanjut MoU
Kementerian PP dan PA dengan Kementerian Luar Negeri;
4. Terbentuknya Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Perempuan dan Anak di
pusat dan daerah;
5. Terbentuknya Gugus Tugas Nasional TPPO di 33 Provinsi dan 163 Kabupaten/
Kota.
6. RAN PTPPO Tahun 2015-2019 bersama Kementerian/Lembaga terkait yang
di launching tanggal 27 Januari 2016 oleh Menko. Bidang PMK.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 31


7. Menindaklanjuti Colombo Plan, Indonesia telah melaksanakan kegiatan
pelatihan bagi perempuan dan aktivis perempuan yang berasal dari
Afganistan dan dilakukan dalam bentuk sharing best practices on ending
violence against women and assistance to child protection. Kegiatan ini
merupakan implementasi yang pertama kali dilakukan dari program-
program Gender Affairs Colombo Plan dan dihadiri oleh Menteri Perempuan
Afganistan sebagai peserta.
8. Meningkatkan pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap
perempuan dan anak, dengan membantu jejaring internasional. Menteri
PP dan PA telah ikut membangun kesepakatan internasional untuk
penanggulangan kekerasan dalam kegiatan konferensi internasional
tentang penanggulangan kekerasan PBB di Istanbul, Turki tahun 2015.
Indonesia menegaskan bahwa penanggulangan kekerasan menjadi salah
satu prioritas pemerintah dan akan meningkatkan upaya pencegahan,
penguatan kelembagaan, penguatan prosedur pelayanan dan kerjasama
antara stakeholders, serta membangun peranserta masyarakat dalam
penanggulangan kekerasan dan pemberantasan perdagangan orang.

32 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


D. Meningkatkan efektivitas kelembagaan PUG
dan kelembagaan perlindungan perempuan dari
berbagai tindak kekerasan, dengan capaian:
1. 34 Kementerian/Lembaga dan 34 Provinsi telah menerapkan kebijakan yang
responsif gender yang tercermin dalam program/kegiatan dan anggaran
masing-masing K/L dan Pemerintah Daerah;

2. 34 Kementerian dan Lembaga telah mengintegrasikan isu gender dalam


perumusan kebijakan melalui Renstra dan Kebijakan Teknis Operasional
(diantaranya Program Hidup Bersih Sehat, Peningkatan Akses Masyarakat
Miskin terhadap Pelayanan Dasar Berbasis Gender, Pemberian Cuti Bagi
Suami dalam Pendampingan Istri Melahirkan, dan lain-lain) serta 34 Provinsi
dan 514 Kabupaten/kota juga telah mengintegrasikannya dalam dokumen
RPJMD;

3. Kesepakatan Bersama antara Menteri Luar Negeri dengan Menteri


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk Penerapan
Pengarusutamaan Gender, Perlindungan Perempuan dan Anak dalam
Penyelenggaraan Hubungan dan Politik Luar Negeri.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 33


Program

Perlindungan Anak

A. Meningkatkan akses semua anak terhadap


pelayanan yang berkualitas dalam rangka
mendukung tumbuh kembang dan kelangsungan
hidup, dengan capaian:

1. Sekitar 83,15% anak Indonesia telah memiliki akta kelahiran (Data Supas
2015, BPS) yang merupakan hasil MoU 8 Menteri (Menteri Dalam Negeri,
Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, Menteri Sosial dan Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) tentang Percepatan
Kepemilikan Akta Kelahiran.

2. Informasi Layak Anak melalui kesepakatan bersama dengan 5 Menteri


(Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Agama, dan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak).

3. Advokasi penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pencegahan


Pornografi Anak. Saat ini telah ada rencana aksi daerah tentang pencegahan
pornografi anak di 19 propinsi (Jateng, Gorontalo, Banten, Kalteng, Maluku,
Sulbar, Sulsel, DIY, Kaltara, Sumatera Barat, Babel, Aceh, Malut, Bengkulu,
Kalbar, Jatim, NTB, Kepri, dan Jabar);

4. Penyelenggaraan Pertemuan Forum Anak Nasional (FAN) tahun 2015


dengan tema Cinta Tanah Air, Kebhinekaan Dalam Keberagaman
Budaya, dan Persaudaraan untuk Kerukunan dan Gotong Royong,

34 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


pertemuan FAN ini diikuti oleh 700 anak dari seluruh provinsi dan kabupaten/
kota dan menghasilkan 8 butir suara anak Indonesia sebagai berikut : 1)
Jauhkan kami dari rokok, miras dan narkoba, 2) Kami berharap pendidikan
karakter ditingkatkan, 3) Perhatikan pendidikan kami di daerah pelosok, 4)
Utamakan kami yang lebih membutuhkan, 5) Lindungi kami dari kekerasan,
diskriminasi dan eksploitasi, 6) Awasi makanan kami, 7) Perhatikan kami
di daerah rawan bencana dan konflik, 8) Hargai pendapat dan berikan
kesempatan kepada kami.

5. Standarisasi dan KIE Pengembangan Anak Usia Dini Holistik dan Integratif
(PAUD- HI) sebagai dasar pelaksanaan Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Bina Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu secara holistik dan terintegrasi,
bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Kesehatan dan BKKBN di 77 kabupaten/kota di 20 provinsi
(amanat Perpres Nomor 60 Tahun 2013).

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 35


6. Model Puskesmas dengan Pelayanan Ramah Anak (PPRA) di 125
puskesmas yang terdapat di 31 kabupaten/kota (16 provinsi) dalam upaya
mendukung penurunan angka kesakitan dan angka penularan penyakit
pada anak. Ini merupakan tindak lanjut dari upaya pemenuhan hak anak
atas kesehatan. Terutama di tingkat pelayanan dasar, bekerjasama dengan
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan dan Pemerintah
Daerah.

7. Model Rute Aman dan Selamat ke dan dari Sekolah (RASS), disepakati
oleh 7 kementerian/lembaga sebanyak 6.202 yang terdapat di 56 kabupaten/
kota (17 provinsi), dalam upaya memberikan perlindungan bagi anak
selama perjalanan dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. Sekaligus untuk
menurunkan angka kecelakaan yang dialami anak, bekerjasama dengan
Kementerian Perhubungan, Kementerian PU-Pera, Polri, dan Pemerintah
Daerah.

8. Model Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) sebanyak 27, yang terdapat
di 27 kabupaten/kota dalam upaya memberikan perlindungan bagi anak
selama bermain dan dalam memanfaatkan waktu luangnya, bekerjasama

36 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


dengan Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi.

9. Pembentukan dan penguatan kapasitas Forum Anak di tingkat


nasional, 33 provinsi, 267 kabupaten/kota, 300 kecamatan, serta 193 desa
dan kelurahan.

10. Pelatihan partisipasi anak dalam perencanaan pembangunan terutama


peran anak dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Mulai dari
tingkat desa/kelurahan sampai dengan tingkat nasional, bekerjasama
dengan Kementerian Dalam Negeri, Bappenas dan Pemerintah Daerah; dan
telah diterapkan Model Partisipasi Anak dalam Perencanaan Pembangunan
di 7 provinsi (Banten, DIY, Jabar, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau,
Maluku Utara), dan 8 kabupaten/kota

(Kabupaten Bengkalis, Kota Balikpapan, Kota Ternate, Kota Kendari, Kota


Surabaya, Kabupaten Belitung, Kabupaten Sikka, dan Kota Kupang).

11. Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), yang merupakan sistem pembangunan


berbasis hak anak, yang ditujukan untuk pemenuhan hak dan perlindungan

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 37


anak di era otonomi daerah telah diinisiasi oleh 287 Kabupaten/Kota menuju
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), bekerjasama dengan 24 Kementerian/
Lembaga, Lembaga Masyarakat, Dunia Usaha dan Pemerintah Daerah.

12. Sebanyak 28 perusahaan bergabung dalam Asosiasi Perusahaan


Sahabat Anak Indonesia (APSAI), serta terbentuknya APSAI Daerah di
3 kabupaten/kota yaitu di Kabupaten Gianyar, Kota Denpasar dan Kota
Kendari, yang menerapkan Child Rights and Business Principles untuk
mendukung pemenuhan hak dan perlindungan anak oleh dunia usaha.

B. Penguatan sistem perlindungan anak mencakup


pencegahan, penanganan dan rehabilitasi anak
korban tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran
dan perlakuan salah lainnya, dengan capaian:

1. Penerbitan Peraturan Menteri PP dan PA nomor 6 tahun 2015 tentang Sistem


Perlindungan Perempuan dan Anak;

2. Penerbitan Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak


(Stranas PKTA) melalui Peraturan Menteri Koordinator Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Nomor 02 Tahun 2016 yang telah diluncurkan
pada tanggal 27 Januari 2016 dengan focus 6 area intervensi komprehensif,
yaitu:

a. Legislasi dan penerapan kebijakan yang melindungi anak dari segala


bentuk kekerasan;
b. Perubahan norma sosial dan praktik budaya yang menerima,
membenarkan, atau mengabaikan kekerasan;
c. Pengasuhan yang mendukung hubungan yang aman dan penuh kasih
sayang antara pengasuh (khususnya orang tua) kepada anak untuk

38 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


mencegah kekerasan;
d. Peningkatan ketrampilan hidup dan ketahanan diri anak dalam
mencegah kekerasan serta mendukung program wajib belajar untuk
anak;
e. Penyediaan layanan pendukung yang terjangkau dan berkualitas untuk
korban kekerasan daan anak pelaku, serta anak dalam resiko;
f. Peningkatan kualitas data dan bukti pendukung tentang kekerasan
terhadap anak.
3. Penguatan kelembagaan perlindungan anak di tingkat desa melalui
kebijakan Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat,
dengan berbagai kegiatan antara lain pelatihan bagi tokoh agama, tokoh
masyarakat, dan anak tentang pencegahan kekerasan terhadap anak.

4. Penguatan P2TP2A baik sumberdaya manusia maupun sarana prasarana


dalam rangka penjangkauan perempuan dan anak korban kekerasan,
pemberdayaan perempuan korban kekerasan.

5. Pedoman Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Bersumberdaya


Masyarakat. Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian
dan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan penanganan anak
berkebutuhan khusus.

6. Pedoman Penanganan Anak dengan Kesulitan Belajar Khusus. Pedoman


ini bertujuan untuk memberikan tuntunan bagi semua pihak tentang
bagaimana cara penanganan anak dengan kesulitan belajar khusus.
Khususnya (1) untuk memberikan pengetahuan kepada orangtua, keluarga,
dan masyarakat bagaimana mendapatkan penanganan yang efektif
terhadap anak dengan kesulitan belajar khusus, (2) terpenuhinya kebutuhan
pembelajaran terhadap anak dengan kesulitan belajar khusus, dan (3)
membantu penanganan praktis anak dengan kesulitan belajar khusus.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 39


7. Standardisasi Lembaga Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Panduan ini bertujuan bagi siapa saja yang ingin mendirikan lembaga
penanganan ABK, termasuk di dalamnya memberikan pembinaan bagi
lembaga yang belum memenuhi standar.

8. Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang


Sistem Peradilan Pidana Anak, KPP dan PA telah menginisiasi penyusunan
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara Pelaksanaan Koordinasi,
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan Sistem Peradilan Pidana Anak. Draf
RPP tersebut telah diharmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM.

9. Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014


tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, KPP dan PA sedang menyusun: 1) Rancangan Peraturan
Pemerintah tentang Koordinasi Penyelenggaraan Perlindungan Anak. Draft
RPP tersebut dalam proses pembahasan oleh panitia antar Kementerian/
Lembaga, 2) Rancangan Peraturan Presiden tentang KPAI (yang sudah
dibahas dan diharmonisasikan dengan K/L, dan 3) Rancangan Peraturan
Presiden tentang Kabupaten/Kota Layak Anak.

10. Dalam rangka perlindungan dan penanganan anak yang berhadapan dengan
hukum (ABH) pada tahun 2015 telah diterbitkan Kesepakatan bersama antara
Kementerian Hukum dan HAM dengan Kementerian PP dan PA tentang
Perlindungan dan Penanganan ABH. Sebagai implementasi kesepakatan
bersama tersebut telah diselenggarakan forum koordinasi Penanganan
ABH melalui peningkatan kapasitas petugas Balai Pemasyarakatan (BAPAS),
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Lembaga Penempatan Anak
Sementara (LPAS).

11. Kunjungan kerja ke daerah untuk melihat sejauhmana pemenuhan hak dan
perlindungan anak di LPAS, Puskesmas Ramah Anak, dan Sekolah Ramah

40 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


Anak serta mengajak organisasi keagamaan di daerah bersangkutan untuk
ikut terlibat dalam upaya pemenuhan hak dan perlindungan anak.

12. Indonesia menjadi Front Runner untuk Child Protection yang menjadi bagian
dari Global Partnership on ending violence against children dalam UN dan
UNICEF.

13. Membangun kerjasama antar Negara (50 negara besar) untuk menghapus
Online Child Sexual Exploitation (London, Abu Dhabi). Indonesia khususnya
Kementerian PP dan PA berkomitmen:

a. Mempersiapkan serangkaian pertemuan tingkat menteri untuk tindak


lanjut penghapusan kekerasan terhadap anak melalui IT
b. Mendorong penegak hukum untuk memberikan pemberatan hukuman
terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak
c. Mempersiapkan peraturan pemerintah untuk restitusi terhadap anak
korban kekerasan/eksploitasi seksual

14. Membangun kerjasama dengan negara-negara ASEAN, Asia, dan Asia Pasifik
dalam memperkuat dan mengembangkan Kabupaten/Kota Layak Anak
(KLA). Pada November 2016 Indonesia akan menjadi tuan rumah The Fourth
Asian Forum on the Implementation of the Convention on the Rights of the
Child;

15. Terbentuknya Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan


Anak (P2TP2A) di 34 Provinsi dan 390 di Kab/Kota, bekerjasama dengan
Pusat Studi Wanita (PSW) dan Badan PP Provinsi, menghasilkan kategori: 6
provinsi (DKI Jakarta, Bali, Banten, Sumbar, DIY, Jawa Barat) maju, 22 Provinsi
berkembang, 2 Provinsi (Kalbar dan Gorontalo) dasar, dan membutuhkan
pembinaan 4 provinsi (Aceh, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Utara),

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 41


Pemetaan juga menghasilkan dari 34 Provinsi hanya 2 Provinsi (Banten dan
DKI Jakarta) yang memiliki sarana pendukung memadai, selebihnya cukup
dan kurang. Hasil pemetaan menjadi dasar melakukan penguatan P2TP2A
melalui dana dekonsentrasi

16. Kampanye bertajuk “Proklamasi Anak Indonesia” dalam rangka


memberikan penyadaran kepada masyarakat untuk terlibat aktif dalam
upaya penghapusan kekerasan terhadap anak, eksploitasi eksual anak, dan
perkawinan anak.

42 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 43
Bagian Keempat
PENUTUP

44 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


Laporan Kinerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tahun 2015 menyajikan berbagai keberhasilan dan kegagalan program  strategis yang
tercermin dalam capaian  Indikator Kinerja Utama.   Secara umum,  Kementerian PP
dan PA berhasil melampaui seluruh sasaran strategis 2015 namun belum sepenuhnya
mencapai apa target  Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2019.

Kementerian PP dan PA telah melahirkan banyak kebijakan untuk memastikan K/L


dan Pemerintah Daerah serta Aparat Penegak Hukum konsisten mengintegrasikan
nilai-nilai kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Walaupun semua pihak telah melakukan berbagai upaya menurunkan angka kekerasan
pada perempuan dan anak, menghentikan perdagangan manusia dan menurunkan
kesenjangan akses perempuan pada akses politik, ekonomi dan sumberdaya alam.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyadari masih
belum mampu menjangkau seluruh anak, perempuan dan keluarga Indonesia.

Strategi penjangkauan ini penting untuk memastikan setiap anak dan perempuan
di Indonesia tahu hak-hak mereka.  Pengetahuan dan kesadaran kolektif masyarakat
akan mampu menghentikan semua masalah kekekerasan pada perempuan dan anak.

Untuk itu,  pada 2016,  dengan struktur organisasi yang baru, semangat baru dan
terobosan baru, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
akan fokus pada tiga program unggulan “3 END”, yakni: (1) Akhiri kekerasan pada
perempuan dan anak, (2) Akhiri perdaganan manusia dan (3) Akhiri Ketidakadilan
Ekonomi pada Perempuan.

Selain mengumumkan tiga program unggulan,  Kementerian Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak akan mengajak partisipasi masyarakat yang lebih
luas untuk memastikan ketiga program unggulan di muka diwujudkan.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 45


Bagian Kelima
LAMPIRAN

46 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 47
1. Target dan realisasi Deputi Bidang PUG Bidang Ekonomi

No. Target Realisasi Keterangan


1. 5 dokumen/ 7 dokumen/ 1. Permen PP dan PA Nomor 4 Tahun
kebijakan kebijakan 2015 tentang Pedoman Umum
pelaksanaan (140%) Penyusunan Data Terpilah Bidang
PUG di bidang Perindustrian, Perdagangan dan
ekonomi di Koperasi yang responsif gender
tingkat Nasional 2. Pedoman Profil Gender di daerah
dan daerahi 3. Pedoman Pemanfaatan TIK bagi
perempuan
4. Grand Design PUG Bidang sanitasi
dan air bersih
5. Pedoman umum pembangunan
industri rumahan untuk
meningkatkan kesejahteraan
keluarga melalui pemberdayaan
perempuan
6. Pedoman Monev PUG di daerah
7. Petunjuk Teknis (Juknis) data
Terpilah Bidang Tenaga Kerja

48 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


2. Target dan realisasi Deputi Bidang PUG Bidang Politik, Sosial,
dan Hukum

No. Target Realisasi Keterangan


1. 10 dokumen/ 10 dokumen/ 1. Grand Design Peningkatan
kebijakan kebijakan Keterwakilan Perempuan di
pelaksanaan (100%) Legislatif pada Pemilu 2019
PUG di bidang 2. Kesepakatan Bersama antara
politik, sosial Menteri Luar Negeri dengan
dan hukum Menteri Pemberdayaan
tingkat Nasional Perempuan dan Perlindungan
dan daerah Anak untuk Penerapan
Pengarusutamaan Gender,
Perlindungan Perempuan dan
Anak dalam Penyelenggaraan
Hubungan dan Politik Luar Negeri.
3. Pedoman Percepatan Penurunan
Angka Kematian Ibu Bagi
Organisasi Kemasyarakatan
4. Pengintegrasian gender dalam
kebijakan Penanggulangan HIV
AIDS
5. MoU Antara KemenPPPA
dengan BADAN POM mengenai
Implementasi PUG dan PUHA
bidang obat dan makanan
6. Design peningkatan kesadaran dan
pemahaman tentang kesetaraan
gender melalui perguruan tinggi
islam
7. Pedoman penyusunan bahan
ajar yang responsif gender bagi
penyusun buku sekolah
8. Panduan umum adaptasi
perubahan iklim yang responsif
gender
9. Panduan teknis adaptasi
perubahan iklim yang responsif
gender di daerah
10. Panduan pelaksanaan PUG di
daerah

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 49


3. Target dan Realisasi Deputi Bidang Perlindungan Perempuan

No. Target Realisasi Keterangan


1. 9 dokumen/ 10 dokumen/ 1. Nota Kesepahaman Bersama
kebijakan kebijakan (NKB) 3 (tiga) menteri, yaitu
perlindungan (111%) Menteri Ketenagakerjaan,
perempuan Menteri PP dan PA, dan Menteri
terhadap tindak Koperasi dan Usaha Kecil
kekerasan Menengah (KUKM) tentang
Perluasan Kesempatan Kerja dan
Peningkatan Kesejahteraan Tenaga
Kerja Melalui Gerakan Perempuan
Mandiri di Negeri Sen
2. Rencana Aksi Nasional (RAN)
Penanganan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (PTPPO)
Tahun 2015-2019.
3. Pedoman Penyusunan Peraturan
Desa tentang Tindak Pidana
Perdagangan Orang
4. Peraturan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Penyediaan Sarana Kerja Yang
Responsif Gender dan Peduli Anak
di Tempat Kerja
5. Panduan Perlindungan Perempuan
lanjut usia responsif gender
6. Panduan Penyusunan Rencana
Aksi Daerah Perlindungan dan
Pemberdayaan Perempuan dan
Anak dalam Konflik Sosial (P3AKS)
7. Buku Pembangunan Manusia
Berbasis Gender 2015
8. Buku Profil Anak Indonesia 2015
9. Buku Profil Perempuan Indonesia
2015
10. Buku Pintar Psikososial (Pegangan
Bagi Petugas Layanan Perempuan
dan Anak Penyintas Kekerasan)

50 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


4. Target dan Realisasi Deputi Bidang Perlindungan Anak Tahun
2015
No. Target Realisasi Keterangan
1. 13 Dokumen/ 16 1. Rancangan Peraturan Pemerintan tentang
Kebijakan Dokumen/ Koordinasi Penyelenggaraan Perlindungan
Pemenuhan Kebijakan Anak
Hak (123%) 2. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Perlindungan Restitusi bagi Anak yang Menjadi Korban
Anak Tindak Pidana
3. Rancangan Peraturan Presiden tentang
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
4. Kesepakatan Bersama antara Kementerian
PP dan PA dengan Kementerian Hukum
dan HAM tentang Perlindungan dan
Penanganan Anak Berhadapan dengan
Hukum
5. Nota Kesepahaman antara Kementerian
PP dan PA dengan Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama, Kementerian Pemuda dan
Olahraga tentang Informasi Layak Anak
6. Nota Kesepahaman antara Kementerian
PP dan PA dengan Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Luar Negeri, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama, Kementerian Sosial, Kementerian
Kesehatan, tentang Percepatan
Kepemilikan Akta Kelahiran dalam rangka
Perlindungan Anak.
7. Draft Pedoman Tata Cara pemantauan,
Evaluasi, dan Pelaporan Pelaksanaan
Sistem Peradilan Pidana Anak
8. Draft Pedoman Jejaring Data Penanganan
Anak Berhadapan dengan Hukum
9. Intrumen Monitoring dan Evaluasi
Pemenuhan Hak Sipil Anak
10. Pedoman Pengelolaan Data Masalah
Sosial Anak
11. Profil Pengelolaan Data Masalah Sosial
Anak
12. Instrumen Pemantauan Penanganan
Masalah Sosial Anak

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 51


No. Target Realisasi Keterangan
13. Petunjuk Teknis Rencana Aksi Daerah
(RAD) tentang Pencegahan Pornografi
Anak
14. Pedoman Penanganan Anak dengan
Kesulitan Belajar Khusus
15. Standardisasi Lembaga Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)
16. Pedoman Pemantauan Pelaksanaan
Kebijakan Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)
2 6 Instansi 5 K/L 1. Kejaksaan Agung menerbitkan Peraturan
(2 K/L, 4 (250%) Kejaksanaan Agung Nomor: PER-
Pemda) yang 006/A/J.A/ 04/2015 tentang Pedoman
menerapkan Pelaksanaan Diversi pada Tingkat
model Penuntutan
pelaksanaan 2. Kementerian Hukum dan HAM
kebijakan menerbitkan Peraturan Pemerintah
pemenuhan Nomor 65 Tahun 2015 tentang Pedoman
hak dan Pelaksanaan Diversi dan Penanganan
perlindungan Anak yang Belum Berumur 12 (dua belas)
anak tahun
3. Kementerian Sosial menerbitkan:
a. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor
09 Tahun 2015 tentang Pedoman
Rehabilitasi Sosial Anak Yang
Berhadapan dengan Hukum
Oleh Lembaga Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial.
b. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor
44/HUK/2015 tentang Lembaga
Penyelengga-raan Kesejahteraan
Sosial sebagai pelaksana Rehabilitasi
Sosial Anak Yang berhadapan dengan
Hukum
c. RUU tentang Penyandang Disabilitas
4. RPP tentang Pelaksanaan Pengasuhan
Anak
5. Kementerian Dalam Negeri menerbitkan
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 472.11/4954/SJ Tanggal 31 Agustus
2015 tentang Peningkatan Cakupan
Kepemilikan Akta Kelahiran di Kalangan
Anak Usia 0 – 18 Tahun

52 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


No. Target Realisasi Keterangan
6. Kementerian Komunikasi dan Informatika
menyusun Rancangan Peraturan Menteri
Komunikasi dan Informatika RI tentang
Klasifikasi Permainan Interraktif Elektronik
3 9 Pemda 1. Provinsi Sumatera Barat menerbitkan
(225%) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
Barat Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Perlindungan dan Pemenuhan Hak
Penyandang Disabilitas
2. Provinsi DI Yogyakarta menerbitkan
Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan dan Kartu Identitas Anak
3. Provinsi Aceh menerbitkan Peraturan
Gubernur Aceh Nomor 38 Tahun 2015
tentang Pembentukan Gugus Tugas
Pencegahan dan Penanganan Pornografi
4. Provinsi Kalimantan Barat menerbitkan
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Barat Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Perlindungan Anak
5. Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan
Timur menerbitkan Peraturan Daerah Kota
Balikpapan Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak
6. Kota Tangerang Provinsi Banten
menerbitkan Peraturan Daerah Kota
Tangerang Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Perlindungan Anak
7. Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta
menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten
Kulon Progo Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Perlindungan Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan
8. Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa
Tengah menerbitkan Peraturan
Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan Anak
9. Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta
menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten
Bantul Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Pemenuhan Hak-Hak Penyandang
Disabilitas

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 53


5. Target dan Realisasi Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak
Tahun 2015

No. Target Realisasi Keterangan


1. 13 Dokumen/ 10 Dokumen/ 1. Draft Perpres tentang Kabupaten/Kota
Kebijakan Kebijakan Layak Anak (KLA)
Tumbuh (77%) 2. Draft Perpres tentang Gerakan Sekolah
Kembang Ramah Anak (SRA)
Anak 3. Permen PP-PA tentang Partisipasi
Anak dalam Perencanaan
Pembangunan (PAPP)
4. Draft SEB 3 Menteri (Men PP-PA,
Mendagri, Menkes) ttg Pengembangan
Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas
(PRAP)
5. Panduan Pengelolaan Data KLA
Berbasis Elektronik
6. Panduan Model Puskesmas dengan
Pelayanan Ramah Anak (PPRA)
7. Panduan Pelaksanaan SRA
8. Pedoman Rute Aman dan Selamat ke/
dari Sekolah (RASS)
9. Pedoman Ruang Bermain Ramah
Anak (RBRA)
10. Juknis Indikator KLA
2. 2 Instansi 15 K/L (750%) 1. Model PRAP telah disepakati oleh
(K/L) yang 11 K/L (Kemdagri, Kemkes, Kemsos,
menerapkan Kemdikbud, Kemenag, Kemhukham,
model KemPUPera, BNN, BPOM, BKKBN,
pelaksanaan KPP-PA) dan telah diterapkan di 125
kebijakan Puskesmas.
tumbuh 2. Model RASS telah disepakati oleh
kembang 7 K/L (Kemhub, KemPUPera,
anak Kemdikbud, Kemenag, Kemhukham,
Polri, KPP-PA) dan telah diterapkan di
6.202 lokasi RASS di 56 Kab/Kota di 17
Provinsi).
3. Model RBRA telah disepakati oleh
4 K/L (KemPUPera, Kemdikbud,
Kemhukham, KPP-PA) dan telah
diterapkan di 7 lokasi DI 3 kab/kota
dan 4 prov

54 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


No. Target Realisasi Keterangan
4. Model PPAP telah disepakati oleh 3
K/L (Kemdagri, Bappenas, KPP-PA)
dan telah diterapkan di 8 kabupaten/
kota dan 7 provinsi (terlampir).
5. Model SRA telah disepakati oleh
14 K/L (Kemdikbud, Kemenag,
Kemhukham, KLHK, Kemkes,
Kemdagri, Kemsos, KemPUPera,
Bappenas, BKKBN, BPOM, BNPB,
BNN, KPP-PA) dan telah diterapkan
di 373 sekolah yang berlokasi di 73
kabupaten/kota dan 22 provinsi
3. 55% kab/kota 287 1. 77 Kabupaten/kota memperoleh
menuju KLA Kabupaten/ Penghargaan KLA Tahun 2015.
Kota menuju 2. 107 Kabupaten/kota telah memiliki
KLA (59%) capaian dari 31 indikator KLA.
3. 103 Kabupaten/kota telah memiliki
kelembagaan KLA, yang antara lain
ditandai dengan: Perda/Kebijakan
Daerah tentang KLA, Gugus Tugas KLA,
Rencana Aksi Daerah (RAD) KLA, Profil
Anak, APBD, dll.

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 55


PETA KAB/KOTA MENUJU
KOTA LAYAK ANAK
KALIMANTAN
TIMUR & UTARA

8-3
SUMATRA
UTARA RIAU KEP. KALIMANTAN
KALIMANTAN
SELATAN
28 9 RIAU

6
BARAT
13
8
KALIMANTAN
TENGAH
JAMBI

7 6

ACEH
JAWA
JAWA
6 BARAT JAWA
TENGAH
TIMUR

SUMATRA
BARAT
18 33 33
10
BANGKULU DKI JAKARTA

7 6
BALI
SUMATRA
SELATAN
BANTEN 9
12 6 DI
YOGYAKARTA

5
LAMPUNG BANGKA
BELITUNG
8 4 NTB

56 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


SULAWESI
BARAT

3 GORONTALO

2
SULAWESI
TENGAH MALUKU
1 UTARA

3 PAPUA
BARAT

SULAWESI
7
UTARA

SULAWESI MALUKU
TENGGARA PAPUA
SULAWESI
SELATAN 2 2 3
5

NTT

2 KABUPATEN/ KABUPATEN/ KABUPATEN


KOTA YANG KOTA YANG KOTA PENERIMA
SUDAH BELUM PENGHARGAAN
INISIASI KLA INISIASI KLA TAHUN 2015

287 150 77

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 57


JUMLAH KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN DAERAH
YANG MENERAPKAN MODEL PARTISIPASI ANAK
DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN (PAPP)
TAHUN 2015

RIAU KALIMANTAN
KALIMANTAN
BARAT TIMUR

JAWA
BARAT

DI
BANTEN YOGYAKARTA

58 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


MALUKU
UTARA

KEMENTERIAN/ PROVINSI KABUPATEN /


LEMBAGA KOTA

KEMENDAGRI 7 8
BAPPENAS

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 59


PENGEMBANGAN PELAYANAN
RAMAH ANAK DI PUSKESMAS (PRAP)
TAHUN 2015
SUMATRA
UTARA RIAU KEP. KALIMANTAN
KALIMANTAN
SELATAN
1 1 RIAU

4
BARAT
3
4
KALIMANTAN
TENGAH

ACEH
JAWA
3 JAWA
TENGAH
TIMUR

SUMATRA
BARAT 51 1
5
BANGKULU DKI JAKARTA

4 9
BALI

23

60 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


SULAWESI MALUKU
TENGGARA

10 3

NTT

2
PUSKESMAS KABUPATEN/ PROVINSI
KOTA

125 31 16

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 61


JUMLAH RUTE AMAN DAN SELAMAT
KE/DARI SEKOLAH (RASS)
TAHUN2015 KALIMANTAN
TIMUR

50
SUMATRA
UTARA RIAU KEP. KALIMANTAN

1724 60 RIAU SELATAN

4 4
JAMBI

22

JAWA
BARAT JAWA
JAWA TIMUR
TENGAH
SUMATRA
BARAT
21 644 2283
102
2
DKI JAKARTA
BALI

35
BANTEN

219 DI
YOGYAKARTA

LAMPUNG 850
3

62 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


SULAWESI
UTARA

NTT

172

6.202 56 17
RASS KABUPATEN/
KOTA
PROVINSI

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 63


JUMLAH KEMENTERIAN/LEMBAGA
DAN DAERAH YANG MENERAPKAN
MODEL RUANG BERMAIN RAMAH
ANAK (RBRA) TAHUN2015

KALIMANTAN
SELATAN

SUMATRA
BARAT
DKI
JAKARTA

64 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


MALUKU

KEMENTERIAN/ PROVINSI KABUPATEN /


LEMBAGA KOTA

KEMENDIKBUD
KEMEN PU-PERA
KEMENHUKHAM
4 3

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 65


JUMLAH SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA)
TAHUN2015
KALIMANTAN
TIMUR

9
SUMATRA
UTARA RIAU KEP. KALIMANTAN
KALIMANTAN
SELATAN
7 2 RIAU BARAT
1
1 3
KALIMANTAN
TENGAH

JAWA
BARAT JAWA
JAWA TIMUR
TENGAH
SUMATRA
BARAT
27 318 8
2
DKI JAKARTA

1
BALI
SUMATRA
SELATAN
BANTEN 4
1 3 DI
YOGYAKARTA

LAMPUNG
1
3 BANGKA
BELITUNG

66 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


MALUKU PAPUA
SULAWESI
SELATAN
1 10
4

NTT

2
KABUPATEN/ PROVINSI
SEKOLAH KOTA

373 73 22

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 67


KEMENTERIAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan


akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Dipl. Apling., MA


Jabatan : Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai dengan lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan.

Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab
kami.

Jakarta, Januari 2015


Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak

Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Dip. Apling., MA

Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta 10110,


Telepon (021) 3842638, 3805562 Fax. (021) 3805562, 3805559

68 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


KEMENTERIAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015


KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1. Meningkatnya K/L dan Jumlah Kebijakan, Program, dan 5 Dokumen/


pemda yang menerapkan Kegiatan Pelaksanaan PUG di Bidang
Kebijakan
kebijakan yang responsive Ekonomi di Tingkat Nasional dan
gender di bidang ekonomi Daerah

2. Meningkatnya K/L dan Jumlah Kebijakan, Program, dan 10 Dokumen/


pemda yang menerapkan Kegiatan Pelaksanaan PUG Di Bidang
Kebijakan
kebijakan yang responsif Sosial, Politik, dan Hukum di Tingkat
gender di bidang polsoskum Nasional dan Daerah

3. Meningkatnya K/L dan Jumlah Kebijakan Perlindungan 9 Dokumen/


pemda yang menerapkan Perempuan Terhadap Berbagai Tindak
Kebijakan
kebijakan perlindungan hak Kekerasan
perempuan

4. Meningkatnya K/L dan 1. Jumlah kebijakan pemenuhan hak 13 Dokumen/


pemda yang menerapkan dan perlindungan anak yang
Kebijakan
kebijakan perlindungan hak diterapkan
anak
2. Jumlah KL dan pemda yang 6 Instansi
menerapkan model pelaksanaan
kebijakan pemenuhan hak dan
perlindungan anak

5. Meningkatnya K/L dan 1. Jumlah kebijakan pemenuhan hak 9 Dokumen/


pemda yang menerapkan perlindungan anak yang diterapkan
Kebijakan
kebijakan tumbuh kembang
anak
2. Jumlah KL dan pemda yang 2 Instansi
menerapkan model pelaksanaan
kebijakan pemenuhan hak

3. Persentase kabupaten/kota menuju 55%


KLA

6. Mewujudkan tata kelola 1. Persentase (%) rencana program 100%


pemerintahan yang baik di dan anggaran KPP dan PA yang
lingkungan Kementerian diselesaikan tepat waktu,
Pemberdayaan Perempuan dilaksanakan, dipantau dan
dan Perlindungan Anak dievaluasi berdasarkan tersedianya
data terkini, terintegrasi dan
harmonis

2. Persentase (%) layanan sarana 100%


prasarana, keuangan dan

Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta 10110,


Telepon (021) 3842638, 3805562 Fax. (021) 3805562, 3805559

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 69


KEMENTERIAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015


KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET


pengembangan SDM yg sesuai
kebutuhan dan akuntabel

3. Persentase (%) Koordinasi dan 100%


penyusunan peraturan perundang-
undangan dan bantuan hukum

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Rp. 92.367.499.000,-


Lainnya Kementerian PP&PA
2. Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Rp. 67.466.600.000,-
3. Program Perlindungan Anak Rp. 57.885.800.000,-

Jakarta, Januari 2015


Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Dipl. Apling., MA

Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta 10110,


Telepon (021) 3842638, 3805562 Fax. (021) 3805562, 3805559

70 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015


Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia

Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta 10110


Telepon (021) 3842638, 3805562 Fax. (021) 3805562, 3805559

Anda mungkin juga menyukai