LAPORAN KINERJA
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tahun 2015
LAPORAN
KINERJA Kementerian
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
Tahun 2015
Kata Pengantar 2
Ringkasan Eksekutif 5
5. Target dan Realisasi Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Tahun 2015 54
Laporan Kinerja Kementerian PP dan PA (LAKIP KPPPA) tahun 2015 berisi berbagai
capaian kinerja dan kegiatan untuk mewujudkan kesetaraan gender, perlindungan
perempuan, perlindungan dan pemenuhan hak anak.
Kedua program utama dirinci menjadi berbagai kegiatah yang dilakukan oleh
masing-masing kedeputian. Berikut ini disenaraikan tujuh capaian penting
pada 2015.
DEPUTI BIDANG
KESETARAAN GENDER
DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN HAK
PEREMPUAN
DEPUTI BIDANG
PERLINDUNGAN ANAK
DEPUTI BIDANG
TUMBUH KEMBANG ANAK
DEPUTI BIDANG
PARTISIPASI MASYARAKAT
MENTERI
PP DAN PA
Setiap tujuan strategis diukur capaian melalui rincian Indikator Kinerja Utama.
MISI
1. Mewujudkan keamanan Nasional 3. Mewujudkan politik luar negeri
yang mampu menjaga kedaulatan bebas-aktif dan memperkuat jati
wilayah, menopang kemandirian diri sebagai Negara Maritim
ekonomi dengan mengamankan
sumberdaya maritim, dan 4. Mewujudkan bangsa yang berdaya
mencerminkan kepribadian saing
Indonesia sebagai Negara
5. Mewujudkan Indonesia menjadi
Kepulauan.
Negara Maritim yang mandiri,
2. Mewujudkan masyarakat maju, kuat dan berbasiskan
maju, berkesinambungan dan kepentingan Nasional
demokratis berlandaskan Negara
6. Mewujudkan masyarakat yang
hukum
berkepribadian dalam kebudayaan
Tujuan Pertama:
Meningkatnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Untuk
mencapai tujuan pertama, sasaran strategisnya meningkatnya pelaksanaan
pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di berbagai
bidang pembangunan. Pencapaian tujuan pertama diindikasikan dengan
(1) meningkatnya jumlah kebijakan yang responsif gender dan mendukung
pemberdayaan perempuan, dan (2) meningkatnya jumlah lembaga yang
melaksanakan kebijakan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan
perempuan.
Tujuan Kedua:
Meningkatnya penerapan kebijakan perlindungan perempuan dan
ank dari tindak kekerasan. Untuk mencapai tujuan di atas, sasaran
strategisnyaadalahmeningkatnya perlindungan perempuan dan anak dari
berbagai tindak kekerasan yang ditandai : (1) meningkatnya jumlah kebijakan
perlindungan perempuan dan anak, (2) meningkatnya jumlah lembaga
yang melaksanakan perlindungan perempuan dan anak, (3) meningkatnya
persentase pelayanan komprehensif bagi korban kasus kekekerasan terhadap
perempuan dan anak.
Tujuan Ketiga:
Meningkatnya pemenuhan hak semua anak dan perlindungan anak termasuk
anak yang berkebutuhan khusus. Untuk mewujudkannya ditempuh dua
strategi :
a. meningkatnya pemenuhan hak ank termasuk tindakan afirmasi bagi
anak dalam kondisi khusus yang ditandai dengan adanya kebijakan
pemenuhan hak anak dan meningkatnya jumlah lembaga yang
melaksanakan pemenuhan hak anak.
Tujuan Keempat:
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian
PP dan PA. Untuk mencapai tujuan ini, hasil yang ingin dicapai sebagai berikut :
c. meningkatnya koordinasi bantuan hukum dan hubungan masyarakat
yang ditandai dengan (1) terlaksananya koordinasi dan penyusunan
peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum serta (2)
terlaksananya promosi kebijakan pembangunan kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan serta (3) Meningkatnya pemenuhan
hak anak dan perlindungan hak anak yang didistribusikan serta
direspon.
d. meningkatnya koordinasi perencanaan, pelaksanaan serta pelaporan
program dan anggaran yang ditandai dengan (1) terlaksananya
koordinasi dan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran,
(2) tersedianya bahan penataan sistem, organisasi, prosedur dan
tata hubungan kereja, (3) terlaksananya pengelolaan administrasi
kerjasama antara lembaga dalam negeri dan luar negeri, (4)
terlaksananya pemantauan dan evaluasia pelaksanaan program,
kegiatan dan anggaran.
e. meningkatnya pelembagaan data terpilah dan data anak yang ditandai
dengan meningkatnya jumlah kebijakan penyusunan data terpilah dan
data anak serta meningkatnya jumlah lembaga yang melaksanakan
kebijakan data terpilah dan data anak.
f. meningkatnya pengembangan sumberdaya manusia, administrasi
dan pengelolaan penunjang pelaksana tugas Kementerian PP dan
PA yang ditandai dengan terlaksananya perencanaan, pembinaan
80
68.31 68.9
70 67.09 67.7
65.53
60
2010 2011 2012 2013 2014
Grafik: Perkembangan IPM Dan IPG Tahun 2010-2014
6. Tersedianya Bahan ajar kasus berbasis kesetaraan gender pada diklat ASN
di lembaga Administrasi Negara.
7. Materi Kesetaraan Gender telah masuk dalam kurikulum pada setiap jenjang
Diklat PIM, baik pusat maupun daerah. Untuk menyiapkan Widyaiswara
pada Diklat tersebut, telah dilatih 50 orang Widyaiswara di Pusat dan 155
orang Widyaiswara di Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan
Timur, dan Provinsi Aceh, agar mampu menjadi fasilitator untuk pendidikan
Kesetaraan Gender, baik untuk diklat maupun sebagai narasumber pada
daerah tersebut.
11. Peringatan Hari Ibu (PHI) Tingkat Nasional dilaksanakan di daerah ( PHI
Tahun 2015 dilaksanakan di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur), dengan
harapan makna dari peringatan tersebut, dapat dirasakan oleh masyarakat
di daerah.
Program ini diujicobakan bagi 760 mahasiswa IPB dan 500 mahasiswa
Universitas Pasundan Jabar melalui Program Kuliah Kerja Profesi/KKN
selama 2 (dua) bulan dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi
kebutuhan dan permasalahan keluarga yang ditempati dan ditindaklanjuti
ke Pemda, Lembaga Masyarakat dan Perguruan Tinggi.
Perlindungan Anak
1. Sekitar 83,15% anak Indonesia telah memiliki akta kelahiran (Data Supas
2015, BPS) yang merupakan hasil MoU 8 Menteri (Menteri Dalam Negeri,
Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, Menteri Sosial dan Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) tentang Percepatan
Kepemilikan Akta Kelahiran.
5. Standarisasi dan KIE Pengembangan Anak Usia Dini Holistik dan Integratif
(PAUD- HI) sebagai dasar pelaksanaan Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Bina Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu secara holistik dan terintegrasi,
bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Kementerian Kesehatan dan BKKBN di 77 kabupaten/kota di 20 provinsi
(amanat Perpres Nomor 60 Tahun 2013).
7. Model Rute Aman dan Selamat ke dan dari Sekolah (RASS), disepakati
oleh 7 kementerian/lembaga sebanyak 6.202 yang terdapat di 56 kabupaten/
kota (17 provinsi), dalam upaya memberikan perlindungan bagi anak
selama perjalanan dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. Sekaligus untuk
menurunkan angka kecelakaan yang dialami anak, bekerjasama dengan
Kementerian Perhubungan, Kementerian PU-Pera, Polri, dan Pemerintah
Daerah.
8. Model Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) sebanyak 27, yang terdapat
di 27 kabupaten/kota dalam upaya memberikan perlindungan bagi anak
selama bermain dan dalam memanfaatkan waktu luangnya, bekerjasama
10. Dalam rangka perlindungan dan penanganan anak yang berhadapan dengan
hukum (ABH) pada tahun 2015 telah diterbitkan Kesepakatan bersama antara
Kementerian Hukum dan HAM dengan Kementerian PP dan PA tentang
Perlindungan dan Penanganan ABH. Sebagai implementasi kesepakatan
bersama tersebut telah diselenggarakan forum koordinasi Penanganan
ABH melalui peningkatan kapasitas petugas Balai Pemasyarakatan (BAPAS),
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Lembaga Penempatan Anak
Sementara (LPAS).
11. Kunjungan kerja ke daerah untuk melihat sejauhmana pemenuhan hak dan
perlindungan anak di LPAS, Puskesmas Ramah Anak, dan Sekolah Ramah
12. Indonesia menjadi Front Runner untuk Child Protection yang menjadi bagian
dari Global Partnership on ending violence against children dalam UN dan
UNICEF.
13. Membangun kerjasama antar Negara (50 negara besar) untuk menghapus
Online Child Sexual Exploitation (London, Abu Dhabi). Indonesia khususnya
Kementerian PP dan PA berkomitmen:
14. Membangun kerjasama dengan negara-negara ASEAN, Asia, dan Asia Pasifik
dalam memperkuat dan mengembangkan Kabupaten/Kota Layak Anak
(KLA). Pada November 2016 Indonesia akan menjadi tuan rumah The Fourth
Asian Forum on the Implementation of the Convention on the Rights of the
Child;
Walaupun semua pihak telah melakukan berbagai upaya menurunkan angka kekerasan
pada perempuan dan anak, menghentikan perdagangan manusia dan menurunkan
kesenjangan akses perempuan pada akses politik, ekonomi dan sumberdaya alam.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyadari masih
belum mampu menjangkau seluruh anak, perempuan dan keluarga Indonesia.
Strategi penjangkauan ini penting untuk memastikan setiap anak dan perempuan
di Indonesia tahu hak-hak mereka. Pengetahuan dan kesadaran kolektif masyarakat
akan mampu menghentikan semua masalah kekekerasan pada perempuan dan anak.
Untuk itu, pada 2016, dengan struktur organisasi yang baru, semangat baru dan
terobosan baru, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
akan fokus pada tiga program unggulan “3 END”, yakni: (1) Akhiri kekerasan pada
perempuan dan anak, (2) Akhiri perdaganan manusia dan (3) Akhiri Ketidakadilan
Ekonomi pada Perempuan.
8-3
SUMATRA
UTARA RIAU KEP. KALIMANTAN
KALIMANTAN
SELATAN
28 9 RIAU
6
BARAT
13
8
KALIMANTAN
TENGAH
JAMBI
7 6
ACEH
JAWA
JAWA
6 BARAT JAWA
TENGAH
TIMUR
SUMATRA
BARAT
18 33 33
10
BANGKULU DKI JAKARTA
7 6
BALI
SUMATRA
SELATAN
BANTEN 9
12 6 DI
YOGYAKARTA
5
LAMPUNG BANGKA
BELITUNG
8 4 NTB
3 GORONTALO
2
SULAWESI
TENGAH MALUKU
1 UTARA
3 PAPUA
BARAT
SULAWESI
7
UTARA
SULAWESI MALUKU
TENGGARA PAPUA
SULAWESI
SELATAN 2 2 3
5
NTT
287 150 77
RIAU KALIMANTAN
KALIMANTAN
BARAT TIMUR
JAWA
BARAT
DI
BANTEN YOGYAKARTA
KEMENDAGRI 7 8
BAPPENAS
4
BARAT
3
4
KALIMANTAN
TENGAH
ACEH
JAWA
3 JAWA
TENGAH
TIMUR
SUMATRA
BARAT 51 1
5
BANGKULU DKI JAKARTA
4 9
BALI
23
10 3
NTT
2
PUSKESMAS KABUPATEN/ PROVINSI
KOTA
125 31 16
50
SUMATRA
UTARA RIAU KEP. KALIMANTAN
4 4
JAMBI
22
JAWA
BARAT JAWA
JAWA TIMUR
TENGAH
SUMATRA
BARAT
21 644 2283
102
2
DKI JAKARTA
BALI
35
BANTEN
219 DI
YOGYAKARTA
LAMPUNG 850
3
NTT
172
6.202 56 17
RASS KABUPATEN/
KOTA
PROVINSI
KALIMANTAN
SELATAN
SUMATRA
BARAT
DKI
JAKARTA
KEMENDIKBUD
KEMEN PU-PERA
KEMENHUKHAM
4 3
9
SUMATRA
UTARA RIAU KEP. KALIMANTAN
KALIMANTAN
SELATAN
7 2 RIAU BARAT
1
1 3
KALIMANTAN
TENGAH
JAWA
BARAT JAWA
JAWA TIMUR
TENGAH
SUMATRA
BARAT
27 318 8
2
DKI JAKARTA
1
BALI
SUMATRA
SELATAN
BANTEN 4
1 3 DI
YOGYAKARTA
LAMPUNG
1
3 BANGKA
BELITUNG
NTT
2
KABUPATEN/ PROVINSI
SEKOLAH KOTA
373 73 22
berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai dengan lampiran
perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab
kami.