Anda di halaman 1dari 7

Optimasi Sulfonating Agent H2SO4 dan Temperatur Operasi pada

Sintesis Senyawa á-Naftalen Sulfonat


Rintis Manfaati ; Dede Dini Rahman; Neng Sri Widianti
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
Email : rintismanfaati@gmail.com; dede.dini.tkim12@polban.ac.id;
neng.sriwidianti@gmail.com

ABSTRAK

Sulfonasi adalah proses memasukkan gugus sulfonic acid (-SO2OH) atau sulfonil halida
(-SO2Cl) pada bahan baku senyawa organik hidrokarbon. Pada penelitian ini proses sulfonasi
dilakukan dengan menggunakan bahan baku naftalen teknis dan sulfonating agent H2SO4 98 %
untuk mendapatkan produk á-naftalen sulfonat. Sulfonasi naftalen dipilih karena memiliki
kondisi operasi yang ringan yaitu berlangsung pada temperatur dibawah 80oC sehingga dapat
diterapkan pada Laboratorium Satuan Proses sebagai modul praktikum Satuan Proses 2. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah sulfonating agent (H2SO4 98%) dan
temperatur reaksi optimum pada sulfonasi naftalen. Variabel yang divariasikan adalah jumlah
sulfonating agent H2SO4 98% yang dihitung berdasarkan pada variasi nilai ð dan temperatur
operasi. Nilai ð menyatakan konsentrasi SO3 minimum yang harus dipertahankan di dalam
reaktor agar proses sulfonasi tetap berlangsung. Analisis yang dilakukan adalah pengujian titik
leleh, %yield produk, serta sisa asam. Proses sulfonasi naftalen dilakukan dengan massa naftalen
5 gram, waktu reaksi 60 menit dan kecepatan pengadukan 40-50 rpm. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh pada jumlah sulfonating agent H2SO4 98%
sebanyak 2,9 ml untuk nilai ð = 52 dan temperatur operasi 70oC dengan titik leleh 78,9oC dan
persentase yield produk sebesar 43,23%.

Kata Kunci . Sulfonasi, á-naftalen sulfonat, sulfonating agent , nilai ð, temperatur

PENDAHULUAN Sulfonasi adalah proses utama


industri kimia yang digunakan untuk
Pemilihan modul praktikum Satuan membuat berbagai macam produk. Proses
Proses harus disesuaikan dengan kapasitas sulfonasi diaplikasikan di industri kertas
laboratorium seperti peralatan proses yang dalam pembentukan lignin sulfonat, pada
mampu menyediakan kondisi operasi proses, pembuatan deterjen (dodecylbenzene
kesehatan dan keselamatan kerja, sulfonat) sebagai zat aktif permukaan,
ketersediaan bahan baku/agent, dan waktu metan/toluen sulfonat sebagai katalis untuk
praktikum. Sintesis senyawa organik elektroplating, dan aromatik sulfonil klorida
umumnya berlangsung pada kondisi operasi sebagai bahan baku pembuatan
(suhu dan tekanan) yang cukup tinggi, waktu sulfonat/sulfur amides (sulfadrugs, sweeting
reaksi dan purifikasi yang lama, dan agent, pewarna tekstil, dan taning agent) [1].
melibatkan bahan baku berbasiskan Proses sulfonasi menggunakan bahan
petroleum yang bersifat racun dan baku naftalen dengan sulfonating agent
karsinogenik. Penelitian yang seksama concentrated H2SO4 dapat berlangsung pada
diperlukan agar suatu modul praktikum layak temperatur kurang dari 80oC dengan tekanan
dan aman diaplikasikan pada skala 1 atm, oleh karena itu, reaksi sulfonasi
laboratorium. naftalen merupakan reaksi sulfonasi yang

15
16 Jurnal Fluida Volume 11, No. 2, Nopember 2015, Hlm. 15 - 21

cocok dan aman diterapkan di laboratorium Tabel 1. Sifat fisika dan kimia naftalen dan á-naftalen
Satuan Proses Teknik Kimia Politeknik sulfonat
Negeri Bandung.
Reaksi sulfonasi ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah
konsentrasi SO3 dalam sulfonating agent serta
temperatur operasi. Sulfonating agent H2SO4
menyediakan kebutuhan elektrofil SO3 agar
reaksi dapat berlangsung. Penentuan jumlah
H2SO4 yang ditambahkan berdasarkan pada
nilai ð, dimana nilai ð menunjukkan
konsentrasi minimum SO 3 yang harus
dipertahankan didalam reaktor agar 1 mol
naftalen dapat habis bereaksi/ tersulfonasi. Sulfonasi merupakan proses
Pada proses sulfonasi naftalen temperatur memasukkan gugus sulfonic acid (-SO2OH)
operasi akan mempengaruhi letak gugus atau sulfonil halida (-SO2Cl) pada bahan baku
sulfonat pada bahan baku, jika temperatur senyawa organik hidrokarbon. Sulfonasi
operasi tinggi maka yang terbentuk adalah merupakan salah satu jenis reaksi substitusi
â-naftalen sulfonat, sedangkan á-naftalen aromatis elektropilik [2]. Reaksi sulfonasi
sulfonat akan terbentuk pada temperatur merupakan reaksi reversibel atau bolak balik,
operasi yang lebih rendah. Jumlah sulfonating namun pada temperatur rendah bersifat
agent yang harus ditambahkan dan irreversibel karena reaksi desulfonasi
temperatur operasi sulfonasi naftalen harus berjalan sangat lambat. Reaksi sulfonasi
diperhitungkan secara tepat untuk sangat bergantung pada reaktifitas senyawa
menghasilkan yield produk yang maksimum. aromatis dan sifat dari senyawa elektrofilik
Tujuan dari penelitian ini adalah yang diturunkan dari H2SO4 (asam sulfat)
untuk mempelajari pengaruh jumlah
atau SO3 (sulfur trioksida) [3].
sulfonating agent H2SO4 dan temperatur
Mekanisme reaksi sulfonasi dengan
operasi pada sintesis á-naftalen sulfonat.
sulfonating agent concentrated H2SO4
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
jumlah sulfonating agent H2SO4 dan diawali dengan pembentukan elektrofilik
(SO3). Pada tahap ini terjadi penguraian asam
temperatur optimum untuk reaksi sulfonasi
naftalen. sulfat.

TINJAUAN PUSTAKA

Naftalen sulfonat merupakan hasil Pada tahap selanjutnya, terjadi proses


dari proses sulfonasi dengan menggunakan penyerangan senyawa naftalen oleh
naftalen sebagai bahan bakunya. Proses elektrofilik yang terbentuk [4].
sulfonasi naftalen membentuk 2 jenis naftalen
sulfonat, yaitu á dan â-naftalen sulfonat yang
dalam pembuatannya hanya dibedakan pada
temperatur operasi. á-naftalen sulfonat
berbentuk padatan putih keabuan dengan titik
leleh 77-79oC, tidak larut dalam air, namun
dapat larut dalam pelarut organik. Sifat fisika
dan kimia dari naftalen dan á-naftalen
sulfonat ditunjukkan pada Tabel 1
Rintis Manfaati, Optimasi sulfonating agent H2SO4 dan temperature operasi pada 17
sintesis senyawa á-Naftalen Sulfonat

2. Temperatur Operasi
Proses sulfonasi naftalen membentuk
2 jenis naftalen sulfonat, yaitu á dan
â-naftalen sulfonat. Kedua jenis naftalen
sulfonat tersebut berbeda pada penempatan
Reaksi sulfonasi dengan sulfonating gugus –SO3H pada naftalen. Pengaruh
agent H2SO4 merupakan reaksi yang bersifat temperatur terhadap pembentukan naftalen
endoterm sehingga diperlukan penambahan sulfonat dan distribusi pembentukan á dan â-
energi dari luar sistem. Produk samping yang naftalen sulfonat disajikan pada Gambar 1
dihasilkan dari reaksi sulfonasi dengan dan Tabel 3.
sulfonating agent H2SO4 adalah H2O
Faktor-faktor yang mempengaruhi
proses Sulfonasi diantaranya adalah
konsentrasi SO3 pada Sulfonating Agent
dalam reaktor serta temperatur operasi.

1. Konsentrasi SO3 pada Sulfonating


Agent dalam reaktor
Proses sulfonasi dapat berlangsung
dengan baik tergantung pada konsentrasi SO3
dalam sulfonating agent yang digunakan.
Konsentrasi SO3 minimum yang diperlukan
agar reaksi sulfonasi tetap berlangsung
didefinisikan sebagai ð. Persamaan yang
menyatakan massa sulfonating agent H2SO4
(gr) yang dibutuhkan untuk mensulfonasi 1
mol senyawa organik diuraikan pada
persamaan (1).

Gambar 1. Pembentukan Naftalen Sulfonat pada


á adalah %SO3 yang terkandung dalam Temperatur Berbeda
sulfonating agent H2SO4. Setiap senyawa
Tabel 3. Pengaruh temperatur terhadap sulfonasi
organik memiliki nilai ð yang berbeda-beda naftalen [1]
seperti yang ditunjukkan Tabel 2. Semakin
mudah suatu bahan organik disulfonasi
semakin rendah nilai ð nya [1].

Tabel 2. Nilai ð beberapa senyawa organik [1]

Pada temperatur rendah, reaksi dikendalikan


oleh faktor kinetika atau faktor cepat-
lambatnya reaksi. á-naftalen sulfonat akan
lebih cepat terbentuk pada kondisi ini karena
reaksi berlangsung pada jalur energi aktivasi
18 Jurnal Fluida Volume 11, No. 2, Nopember 2015, Hlm. 15 - 21

yang lebih rendah. Reaksi yang berlangsung produk yang dihasilkan, titik leleh produk,
pada temperatur yang lebih tinggi akan jumlah sisa asam dan temperatur optimum
dikendalikan oleh faktor termodinamika atau sulfonasi.
faktor kestabilan produk. Pada kondisi ini Tahap IV adalah proses sulfonasi
reaksi akan menghasilkan â-naftalen sulfonat naftalen menjadi senyawa á-naftalen sulfonat
yang lebih stabil karena nilai ÄGâ yang lebih dengan menggunakan jumlah sulfonating
negatif meskipun memiliki energi aktivasi agent H2SO4 dan temperatur optimum.
yang lebih tinggi [5]. Diagram energi untuk Kemudian dilakukan analisis titik leleh, berat
sulfonasi naftalen disajikan pada Gambar 2. produk yang dihasilkan, sisa asam dan
analisis FTIR.
Proses reaksi sulfonasi naftalen
dilakukan secara batch di dalam erlemeyer
dengan menggunakan penangas air. Kondisi
operasi yang dipertahankan tetap adalah
massa naftalen sebanyak 5 gram yang
dilarutkan dalam pelarut diklorometan,
konsentrasi sulfonating agent H2SO4 98 %,
kecepatan pengadukan pada 40-50 rpm, dan
waktu reaksi selama 60 menit. Pemurnian
Gambar 2. Diagram Energi Sulfonasi Naftalen produk dilakukan dengan menggunakan
pelarut etanol 96%.
METODE Analisis yang dilakukan terhadap
produk á-naftalen sulfonat adalah analisis
Metode penelitian yang digunakan titik leleh menggunakan digital melting point
pada sintesis senyawa á-naftalen sulfonat apparatus-Elektrothermal, berat kering
merupakan metode eksperimental yang produk dengan metode gravimetri, analisis
terdiri dari beberapa tahap sisa asam dengan metode titrasi dan analisis
berkesinambungan. Tahap I adalah FTIR (Fourier Transform Infra Red). Analisis
mengetahui kondisi proses sulfonasi naftalen, FTIR (Fourier Transform Infra Red)
nilai ð, dan karakteristik produk berdasarkan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik,
literatur. Jurusan Kimia ITB.
Tahap II adalah proses sulfonasi
naftalen menjadi senyawa á-naftalen DISKUSI
sulfonat. Pada tahap ini jumlah naftalen yang Sulfonasi Naftalen pada Variasi Jumlah
digunakan adalah 5 gram, dengan variabel Sulfonating Agent H2SO4 98%
yang di variasikan adalah nilai ð. Jumlah Hasil analisis untuk sulfonasi naftalen
sulfonating agent H2SO4 ditentukan dengan pada variasi jumlah sulfonating agent H2SO4
menggunakan persamaan (1). Setelah itu disajikan pada Tabel 4.
dilakukan proses pemurnian produk dari sisa
asam dan naftalen yang tidak bereaksi. Data Tabel 4. Hasil analisis produk á-naftalen sulfonat
yang diambil adalah berat produk yang dengan variasi jumlah sulfonating agent H2SO4 98%
dihasilkan, titik leleh produk, sisa asam dan
jumlah sulfonating agent H2SO4 optimum.
Tahap III adalah proses sulfonasi
naftalen menjadi senyawa á-naftalen sulfonat
dengan menggunakan jumlah sulfonating
agent H 2 SO 4 optimum.Variabel yang
divariasikan adalah temperatur operasi, yaitu
dari 40 – 80oC. Data yang diambil adalah berat
Rintis Manfaati, Optimasi sulfonating agent H2SO4 dan temperature operasi pada 19
sintesis senyawa á-Naftalen Sulfonat

Dari Tabel 4 terlihat bahwa titik leleh jumlah asam sisa yang berada dalam reaktor
produk yang mendekati titik leleh á-naftalen akan semakin meningkat.
sulfonat berdasarkan literatur (77 - 79oC)
terjadi pada jumlah sulfonating agent H2SO4 S u l f o n a s i N a f t a l e n p a d a Va r i a s i
2,90 ml, 3,10 ml, dan 3,39 ml, masing-masing Temperatur Operasi
adalah 79oC, 78,4oC, dan 78,1oC. Produk yang
dihasilkan pada jumlah sulfonating agent Hasil penelitian untuk sulfonasi
H2SO4 2,90 ml, 3,10 ml, dan 3,39 ml memiliki naftalen pada variasi temperatur operasi
warna putih kelabu/abu-abu dan berbentuk disajikan pada Tabel 5.
kristal/serbuk halus. Sementara itu titik leleh
Tabel 5. Hasil analisis produk á-naftalen sulfonat
pada jumlah sulfonating agent H2SO4 2,75 ml dengan variasi temperatur operasi
dan 3,80 ml menyimpang dari nilai titik leleh
á-naftalen sulfonat. Titik leleh yang
menyimpang ini disebabkan oleh banyaknya
pengotor dalam produk yang dihasilkan.
Pengotor ini dapat berupa naftalen yang tidak
bereaksi serta senyawa pengotor lain yang
terdapat pada bahan baku yang digunakan.
Tabel 4 juga menunjukkan bahwa
%yield pada penambahan sulfonating agent
H2SO4 sebanyak 2,75 ml ke 2,90 ml
mengalami peningkatan yang cukup berarti, Hasil analisis menghasilkan %yield produk
namun pada penambahan sulfonating agent dengan bahan baku naftalen teknis lebih besar
H2SO4 sebanyak 3,10 ml hingga 3,80 ml dari %yield produk yang menggunakan
menunjukan penurunan %yield yang cukup naftalen pa. Hal ini terjadi karena ada
berarti pula. Hal ini terjadi karena sifat pengotor dari naftalen teknis yang ikut
alamiah dari senyawa aromatik, dimana tersulfonasi sehingga menambah % yield
senyawa aromatik merupakan senyawa yang produk. Pengotor yang terdapat dalam produk
sangat reaktif. Pada senyawa aromatik masih berada dalam batas yang normal karena
terdapat elektron – elektron yang bergerak tidak mempengaruhi kualitas dari produk á-
pada cincin aromatiknya [2]. Kelebihan asam naftalen sulfonat yang ditunjukan dengan titik
pada reaktor akan menarik elektron dalam leleh kedua produk yang dihasilkan berada
cincin aromatik naftalen. Penurunan jumlah pada rentang titik leleh á-naftalen sulfonat
elektron di cincin naftalen akan mengurangi sesuai literatur.
kereaktifan naftalen sehingga %yield produk Pada penggunaan bahan baku naftalen teknis,
yang dihasilkan menjadi berkurang. keadaan optimum proses sulfonasi tercapai
Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa pada pada nilai ð 52 dan suhu 70oC, nilai tersebut
penambahan H2SO4 sebanyak 2,7 ml ke 2,9 ml menunjukkan penyimpangan dari kondisi
konsentrasi sisa asam mengalami penurunan, optimum menurut Groggins (lihat Tabel 2)
namun pada penambahan sulfonating agent yang mana kondisi proses sulfonasi untuk
H2SO4 dari 3,1 ml ke 3,8 ml konsentrasi sisa monosulfonasi naftalen pada suhu 60oC
asam dalam reaktor mengalami kenaikan. dengan nilai ð sebesar 56. Perbedaan nilai
Penambahan jumlah H2SO4 berlebih pada optimum tersebut disebabkan karena
awal reaksi akan berpengaruh pada jumlah perbedaan kereaktifan dari bahan baku yang
asam sisa. Semakin banyak penambahan digunakan. Untuk bahan baku Naftalen
jumlah H2SO4 akan menyebabkan kereaktifan Teknis yang digunakan dengan merk dagang
aromatik naftalen berkurang. Kereaktifan “Bagus”, kondisi optimum tercapai pada
naftalen yang berkurang menyebabkan temperatur yang lebih tinggi dengan nilai ð
20 Jurnal Fluida Volume 11, No. 2, Nopember 2015, Hlm. 15 - 21

yang lebih rendah. Uji FTIR produk á-naftalen sulfonat


menunjukkan bahwa gugus SO3- telah
Karakteristik Produk á-Naftalen Sulfonat tersubstitusi ke dalam naftalen pada nilai
dengan Analisis FTIR serapan SO3 tak simetris 1359,82 cm-1 dan
SO3 simetris 1176,58 cm-1. Nilai serapan
Hasil analisis gugus fungsi produk tersebut masuk dalam range nilai serapan
naftalen sulfonat dengan menggunakan alat literatur yaitu nilai serapan SO3 tak simetris
FTIR pada penggunaan bahan baku naftalen 1372 – 1335 cm-1 dan SO3 simetris 1195 –
teknis ditunjukkan pada Gambar 3. 1168 cm-1.

SIMPULAN
Sulfonasi naftalen merupakan proses
sulfonasi yang dapat dilakukan pada kondisi
operasi yang ringan sehingga dapat
diaplikasikan di Laboratorium Satuan Proses
Politeknik Negeri Bandung. Reaksi sulfonasi
naftalen sangat dipengaruhi oleh jumlah
sulfonating agent yang ditambahkan dan
temperatur operasinya. Jumlah sulfonating
agent H2SO4 berpengaruh pada pemenuhan
Gambar 3. Hasil Analisis FTIR Produk Naftalen konsentrasi elektrofil SO 3 agar reaksi
Sulfonat Bahan Baku Naftalen Teknis sulfonasi dapat berlangsung, sedangkan
temperatur operasi berpengaruh pada
pemenuhan energi yang dibutuhkan selama
Nilai panjang gelombang masing-masing proses sulfonasi. Jumlah sulfonating agent
gugus fungsi berdasarkan literatur dan hasil H2SO4 optimum untuk mensulfonasi naftalen
dari analisis disajikan pada Tabel 7.
teknis dengan merk “Bagus” sebanyak 5 gram
Tabel 7. Nilai serapan gugus fungsi adalah 2,90 ml dengan nilai ð 52. Produk yang
naftalen sulfonat [6] dihasilkan memiliki titik leleh 78,9oC dan
%yield produk sebanyak 43,23%. Temperatur
optimum reaksi sulfonasi naftalen adalah
70oC.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitan ini baik di
Laboratorium Satuan proses maupun di
lingkungan Program Studi D3 Teknik Kimia
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA

Groggins, P.H. (1958). Unit Processes in Organic Chemistry, 2nd Edition.


Organic Syntesis, 5th Edition. Massachusetts, USA: Williard Grant
International Student Edition: Mc. Press Publisher.
Gram- Hill kogakusha, Ltd. Katrizky, A. R., Kim, M. S., Fedoseyenko,
Fessenden, R., & Fessenden, J. (1982). D., Widyan, K.,Siskin, M., &
Rintis Manfaati, Optimasi sulfonating agent H2SO4 dan temperature operasi pada 21
sintesis senyawa á-Naftalen Sulfonat

Fransisco, M. (2014). The sons, Inc.


Sulfonation of A r o m a t i c We i n i n g e r , S . , & S t e r m i t z , F.
a n d H e t e r o a r o m a t i c (1984).Organic Chemistry. Academic
Polycyclic Compound. USA: Press, Inc: United States of America.
Department of C h e m i s t r y , Silverstein, R., Bassler, C., & Morril T.
University of Florida. (1986). Penyidikan Spektrometrik
S o l o m o n s , T. G . ( 1 9 7 8 ) . O r g a n i c Senyawa Organik Edisi Keempat.
Chemistry. Newyork: John Wiley & Jakata : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai