PERCOBAAN I
(Praktikum Teknologi Legum Dan Serealia)
Kelompok 5
Ahmad Yusuf 1802301001
Bella Krestinawiyati F. 1802301004
Husnul Khotimah 1802301066
Rabiatul Adawiyah 1802301019
2.1 Beras
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam.
Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan
'lemma' (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen
padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit
gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan,
ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras. Beras umumnya tumbuh sebagai
tanaman tahunan. Tanaman padi dapat tumbuh hingga setinggi 1 - 1,8 m. Daunnya
panjang dan ramping dengan panjang 50 – 100 cm dan lebar 2 - 2,5 cm. Beras
yang dapat dimakan berukuran panjang 5 – 12 mm dan tebal 2 – 3 mm (Haryadi,
2006).
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok
terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai
macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk
dijadikan tapai. Selain itu, beras merupakan komponen penting bagi jamu beras
kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air
tajin. Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan
beras (lapisan aleuron), yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi
tepung bekatul (rice bran). Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan
dengan sebutan tepung mata beras (Dianti, 2010).
2.2 Pati
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glukosidik. Pati
tersusun atas jenis molekul polisakarida, yang satu linier (amilosa) dan yang lain
bercabang (amilopektin). Pada pati alami, kedua molekul ini disatukan berdekatan
dalam granula pati mikroskopik. Granula biasanya mengandung amilosa sekitar
15-30% dari keseluruhan granula tersebut (Fennema, 1976).
Menurut Sudarmanto (1999), pati merupakan cadangan bahan baku pada
tanaman yang disimpan pada berbagai jaringan penimbun. Pati tersimpan dalam
bentuk butiran (granula) yang kenampakan dan ukurannya beragam. Pati
merupakan glukan yang terdiri dari 2 macam fraksi. Granula pati tersusun secara
berlapis-lapis mengelilingi nukleus. Pembentukan granula pati dikontrol untuk
endogeneus. Granula pati bersifat higroskopis, mudah menyerap air, lembab dan
diikuti dengan peningkatan diameter granula. Pati tidak larut dalam air dingin
karena antar molekulnya terikat 1 dengan lainnya lewat ikatan H. Dalam proses
pembentukan jendalan pati, pati yang kandungan amilosanya tinggi akan lebih
cepat dan banyak menyerap air, hasil jendalannya bervolume lebih mengembang
dan kurang lekat. Sedangkan pati yang kadar amilosanya rendah lebih sedikit
menyerap air dan jendalannya kurang mengembang tetapi lebih lekat.
Amilosa merupakan suatu polimer lurus yang tersusun hampir seluruhnya
dari D-glukopiranosa yang disambung dengan ikatan α-1,4. Bila dalam bentuk
pilinan, maka amilosa dapat membentuk kompleks chlatrate dengan asam bebas,
komponen asam lemak gliserida, beberapa alkohol, dan iodin karena sebagian
dalam dari pilinan tersebut bersifat hidrofobik. Sedangkan amilopektin tersusun
atas segmen-segmen glukosa yang berikatan α-1,4 dan bagian-bagian tersebut
dihubungkan oleh titik-titik percabangan β-1,6 (Thomas dan Atwell, 1999).
Menurut Winarno (1992), amilopektin dan amilosa sebagai fraksi dalam
pati dapat dipisahkan berdasarkan kelarutannya dalam air panas. Amilosa
merupakan fraksi terlarut dalam air panas, sedangkan amilopektin merupakan
fraksi tidak terlarut.
3.2.1 Alat
Alat dan bahan yang digunakan pada pratikun ini yaitu piring kecil plastik,
panci, kompor gas, mangkok, neraca analitik, piring besar.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada pratikum ini yaitu air gallon, beras ketan,
beras Jawa, beras Banjar, dan santan
4.1 Hasil
Dalam pratikum mendapatkan hasil sebagai berikut.
Table 1. Hasil daya serap beras
NO Nama beras Daya serap
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini menggunakan tiga jenis beras yaitu beras
jawa,beras banjar dan beras ketan yang akan menghitung daya serap air.
Dalam metode kerjanya cukup mudah yaitu timbang ketiga jenis beras
sebesar 100 gram. Beras jawa dan beras banjar dicuci hingga bersih setelah
itu ditambahkan air masing-masing 300 ml. sedangkang beras ketan
ditambahkan santan 150 gr dan air 150 gr lalu di masak setelah itu ditimbang
kembali kemudian didapat daya serap air.
Yang pertama yang dihitung adalah daya serap air pada beras jawa
adalah 1,904 gr, sedangkan daya serap air pada Beras banjar adalah 1,983 gr
dan pada beras Beras ketan adalah 2,316 gr. Dari hasil tersebut dapat
ditentukan bahwa daya serap air paling rendah adalah beras jawa Hal ini
berarti bahwa mutu beras jawa berdasarkan daya serap airnya untuk tepung
terigu adalah yang paling baik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum berarti menunjukkan
bahwa semua jenis beras yang digunakan setelah ditanak/ dimasak beratnya
mengalami kenaikan dari berat awal. Hal ini disebabkan karena telah terjadi
penyerapan air ke dalam beras selama pemasakan. Akan tetapi kenaikan berat
dari ketiga beras setelah pemasakan berbeda.
Dimana pada jenis beras ketan mengalami kenaikan berat beras yang
paling tinggi setelah ditanak dibandingkan yang lain. Perbedaan berat beras
setelah pemasakan dari ketiga sampel tersebut disebabkan oleh kandungan
amilosa dan amilopektin dari masing-masing sampel beras. Dimana pada
beras ketan kandungan amilosanya paling rendah dan amilopektinnya paling
tinggi jika dibandingkan pada beras jawa dan beras banjar sehingga
pengembangan volumenya tinggi karena banyak air yang diserap selama
pemasakan dan mungkin penambahan ketan yg mempengaruhi serapannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam.
Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok
terpenting warga dunia. Pada praktikum yang telah dilakukan dengan cara
memasak ketiga jenis beras tersebut didapatkan hasil yaitu daya serap pada
masing-masing beras berbeda. Daya serap air pada beras jawa adalah 1,904
gr, sedangkan daya serap air pada Beras banjar adalah 1,983 gr dan pada
beras Beras ketan adalah 2,316 gr. Dari ketiga jenis beras tersebut
beras ketan mengalami kenaikan berat yang paling tinggi setelah dimasak
dibandingkan dengan beras yang lain.
5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya para praktikan
dapat serius dalam mendengarkan setiap materi yang diberikan asisten agar
pada saat dilapangan praktikan dapat menerapkannya dengan benar dan baik
serta dapat disiplin dalam melaksanakan praktikum sehingga proses
praktikum dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Beras jawa
290,4−100
daya serap air = 100
= 1,904 gr
Beras banjar
298,3−100
daya serap air = 100
= 1,983 gr
Beras ketan
331,6−100
daya serap air = 100
= 2,316 gr