PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengacu pada berbagai aspek yang dapat menjadi penyebab terjadinya korupsi,
dapat dikatakan bahwa penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau
individu, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya
pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan, atau
setidaknya mengurang kedua faktor penyebab korupsi tersebut. Faktor internal sangat
ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam dalam diri setiap individu.
Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan. Nilai-nilai anti korupsi
itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar
korupsi tidak terjadi untuk mencegah terjadinya faktor eksternal.
Fakta menunjukan bahwa tantangan bangsa indonesia untuk membrantas korupsi
masih terus berlanjut saat ini, sadar atau tidak sadar korupsi sudah merasuk kesegala
sendi-sendi kehidupan bangsa kita. Perilaku dan tabiat ini sangat susah luar biasa di
tanggulangi perlu upaya luar biasa juga untuk memberantas dari bumi indonesia. Salah
satu penanggulangan korupsi dalam kehidupan sehari-hari di mulai dari keluarga.
Keluarga merupakan tempat pertama seorang anak mengenyam pendidikan dan pondasi
awal dalam pembentuk karakter anak. Dari keluarga penanaman nilai-nilai karakter
termasuk di dalamnya nilai kejujuran dan anti korupsi diteladani anak dari perilaku orang
tuanya. Nilai-nilai kejujuran dan anti korupsi ini dapat di ajarkan pada setiap tindakan
baik hal sepele hingga tindakan yang besar.
Di lingkungan sekolah bisa menjadi tempat berseminya budaya anti korupsi hal
ini bisa dilakukan ddengan pendidikan karakter melalui pembentukan soft skills para
peserta didik. Korupsi yang biasa dilakukan peserta didik misalnya dengan korupsi
mencontek. Mereka rela melakukan segala sesuatu asalkan nilainya bagus, tanpa meliat
proses memperoleh nilai itu di dapat dari mencontek ataukah kejujuran. Dunia
pendidikan kita masih tidak menghargai proses, sehingga para pelakunya pun masih
mementingkan hasil, kemudian yang baik dan yang kurang baik akan tercampur dan
pastinya yang baik lama-lama akan terseret kedalam kondisi yang kurang baik.
Sedangkan dalam perguruan tinggi keterlibatan mahasiswa dalam upaya
pemberantas korupsi tentu tidak pada upaya penindakan yang merupakan kewenangan
institusi penegak hukum. Peran aktif mahasiswa di harapkan lebih di fokuskan pada
upaya pencegahan korupsi dengan ikut membangun budaya anti korupsi di masyarakat.
Mahasiswa di harpkan dapat berperan sebagai agen perubahan dan motor penggerak
gerakan anti korupsi di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari?
2. Bagaimana nilai-nilai anti korupsi?
3. Bagaimana perilaku anti korupsi dalam prakti kebidanan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui perilaku anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
praktik kebidanan
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan,
memperluas wawasan, meningkatkan pengetahuan, pemahaman, serta pembelajaran
tentang korupsi sehingga budaya korupsi dapat dihilangkan.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan tambahan kepustakaan mahasiswa/i Stikes Widya Nusantara Palu
Jurusan DIII Kebidanan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN