Abstrak
Latar belakang : Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyebab kematian terbesar baik pada bayi maupun anak
balita. ISPA merupakan pandemi yang kurang mendapat perhatian dan merupakan masalah yang perlu ditangani secara lintas
sektor. Dewasa ini Indonesia mempunyai kesenjangan sosial ekonomi yang cukup besar, karena itu pelayanan kesehatan yang
mampu berkontribusi dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah pelayanan yang memperhatikan aspek sosial
budaya.Tujuan umum penelitian adalah tersusunnya model pelayanan penanganan ISPA pada bayi berupa asuhan terpadu yang
memperhatikan aspek sosial budaya Indonesia.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dengan menggunakan rancangan penelitian mixed method, yaitu
penelitian campuran kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Jakarta, Bandung, Surakarta dan Padang. Penelitian
dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap ibu-ibu yang membawa anaknya berobat ke pusat pelayanan kesehatan.
Hasil : Sebagian besar subjek adalah ibu rumah tangga (hanya sebagian kecil ibu yang bekerja) yang membawa anaknya berobat
ke pusat pelayanan kesehatan. Usia subjek sebagian besar antara 20 – 30 tahun. Tingkat pendidikan terbanyak adalah sekolah
menegah tingkat atas (SMTA). Subjek membawa anaknya yang menderita ISPA ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Kesimpulan : Sebagian besar subjek sudah mengetahui gejala dan tanda ISPA. (J Respir Indo. 2013; 33:173-8)
Kata kunci : Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), kesehatan ibu dan anak.
Abstract
Background : Acute respiratory tract infections (ARI) are a leading cause of death both in infants and children under five years of
age. ARI has a characteristic of a pandemic, nevertheless has received less attention and it needs to be addressed among all
sectors. Indonesia has a wide socioeconomic gap, hence, the health sector must contribute to efforts to reduce maternal and infant
mortality taking into account the sociocultural aspects of the country. The general objective of the research is to formulate a model for
handling infants with ARI in the form of integrated care that takes into account sociocultural aspects of Indonesia.
Methods : This study is preliminary study, uses a mixed method research design, which is a mixture of quantitative and qualitative
research. The research was conducted in Jakarta, Bandung, Surakarta and Padang. The study was conducted through interviews
with mothers who took their children to the health centers for treatment.
Results : Most of the subjects were housewives (only a small number were working mothers) who brought their children to the health
center for treatment. Subjects were aged mostly between 20-30 years. Most of the mothers' education level was high school.
Subjects brought their children with ARIs to health care facilities.
Conclusion : Most of the subjects know about signs and symptoms of respiratory tract infections. (J Respir Indo. 2013; 33:173-8)
Keywords : Acute respiratory tract infections (ARI), maternal and infant health care.
PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah diketahui bahwa pneumonia menjadi penyebab 22,3%
penyebab kematian terbesar baik pada bayi maupun dari seluruh kematian bayi. Studi mortalitas pada riset
anak balita. Pada tahun 2005 di 10 provinsi di Indonesia kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan
Pemahaman
persepsi orang tua
mengenai masalah
kesehatan yang
menjadi faktor risiko
ISPA
Bandung, Jawa Barat padat huni. Faktor risiko lain meliputi perilaku bayi
· Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) akibat cara perawatan dan persepsi perawat bayi
Surakarta, Jawa Tengah tentang penyakit ISPA, perilaku keluarga tidak sehat,
· Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM), Lubuk pendidikan/status sosial ekonomi rendah, budaya yang
Alung, Sumatera Barat tidak menunjang, akses layanan kesehatan terbatas
· Rumah Sakit Paru Padang Panjang, Sumatera dan lingkungan psikologis buruk.9
Barat Karakteristik demografi bayi dan perawat bayi
Karena belum ada data mengenai faktor sosial merupakan data yang juga akan dianalisis. Pada bayi
budaya pada bayi dengan ISPA, maka besaran sampel adalah usia, gender, usia kehamilan pada saat lahir,
adalah jumlah minimum yang dapat dianalisis secara anak ke-berapa, proporsi gender pada sibling, frekuensi
kuantitatif pada setiap pusat penelitian berdasarkan ISPA pada enam bulan terakhir. Pada perawat bayi
laporan hasil riset kesehatan dasar nasional 2007. 8 adalah hubungan dengan bayi, usia dan gender.