Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH PRAMUKA

PRAMUKA adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan


pendidikan kepanduan di Indonesia. Bagaimana sejarah lahirnya pramuka di Tanah
Air? Kali ini Cerita Pagi akan mengulasnya secara singkat.

Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda
yang suka berkarya. Dalam dunia internasional, Pramuka disebut dengan istilah
‘Kepanduan’ (Boy Scout).

Sejarah pramuka di Indonesia tidak terlepas dari Gagasan Baden PowelI yang
merupakan Bapak Pandu sedunia. Lord Robert Baden-Powell Of Gilwell menuliskan
pengalaman dalam pembinaan remaja di negara lnggris, yang kemudian tumbuh
berkembang menjadi gerakan kepanduan (kepramukaan).

Ide cemerlang Baden-Powell yang ditulis dalam buku Scouting for Boys menyebar ke
berbagai negara, termasuk ke Belanda dengan nama "Padvinder". Oleh orang Belanda,
gagasan itu dibawa ke Hindia Belanda (Indonesia) yang merupakan daerah jajahannya.
Kemudian didirikanlah organisasi bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders
Vereeniging atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).

Melihat gerakan kepanduan itu, tokoh-tokoh gerakan nasional berniat mendirikan


Padvinders (Pandu) untuk anak bangsa dan kemudian muncullah Padvinders Indonesia
seperti JPO (javaanse Padvinders Orgcmizatie), JJP (jong java Padvindery), NATIPIJ
(Nationale Islamftsche Padvinderzj), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), dan
Padvinders Muhammadiyah yang kemudian menjadi nama Hizbul Wathan atau HW.

Sejarah telah mencatat bahwa gerakan pramuka (kepanduaan) turut berperan aktif
dalam Kongres Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang mencetuskan sumpah
pemuda sehingga kepanduan Indonesia semakin berkembang. KH Agus Salim
mencetuskan ide untuk mengganti Padvenders dengan nama Pandu atau kepanduan
setelah adanya larangan Pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery.

Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun
1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu
Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian
tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang kemudian
berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada
tahun 1938.

Pada masa penjajahan Jepang, pergerakan Kepanduan sempat dilarang karena para
pandu ikut terjun dan bahu-membahu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Namun, idealisme dan semangat tetap menjiwai para pandu.

Setelah kemerdekaan Indonesia, terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia di Solo pada


tanggal 28 Desember1945 yang merupakan satu-satunya organisasi kepanduan
Indonesia dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Nomor
93/Bhg.A, tanggal 1 Februari 1947.
Pada awal tahun 1950, banyak bermunculan organisasi-organisasi kepanduan
sehingga Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, mengganti keputusan
Nomor 93/Bhg.A, Tanggal 1 Februari 1947 dengan Keputusan Nomor 23441/ Kab,
Tanggal 6 September 1951.
Hal ini memungkinkan organisasi kepanduan lain selain Pandu Rakyat Indonesia. Pada
tanggal 16 September 1951, terbentuklah IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) yang
diterima menjadi anggota Internasional Conference (Organisasi Kepanduan Sedunia)
mewakili Indonesia masuk dalam Far East Regional Scout Officer pada tahun 1953.

Pada tahun 1954, terbentuklah organisasi POPPINDO (Persaudaraan Organisasi


Pandu Puteri Indonesia) dan PKPI (Kepanduan Putri Indonesia) yang melebur menjadi
PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai