Anda di halaman 1dari 3

ANESTESIA REGIONAL (SPINAL)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Jl. M Rasyid no 30 Rambai Pariaman
Selatan Kota Pariaman 203/SPO/PAB/IV/2019 - 1/3
Telp. 0852-7806-9665
Email: rsiacitraaguswar@gmail.com

DITETAPKAN
RSIA CITRA AGUSWAR
MEDICAL CENTER
DIREKTUR,
STANDAR PROSEDUR TANGGAL TERBIT
OPERASIONAL 11 APRIL 2019

dr. Indah Gustari


Adalah langkah-langkah yang dilakukan petugas Anestesi untuk
tindakan anestesia dengan cara penyuntikan obat anestesia lokal dan
ajuvan ke dalam ruang subrachnoid yang akan menghasilkan
PENGERTIAN
hambatan hantaran rangsang saraf medula spinalis, menyebabkan
hilangnya fungsi otonom, sensoris dan motoris untuk sementara
waktu.
Tujuan anestesia spinal adalah menghilangkan sensasi pada daerah
TUJUAN yang teranestesia (terblok sensorik, motorik dan otonomnya)
sehingga dapat dilakukan tindakan pembedahan di daerah tersebut.
Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Citra Aguswar
Medical Center Nomor : 199/DIR/PER/RSIA-CAMC/IV/2019 Tentang
KEBIJAKAN Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Citra Aguswar Medical Center.
1. Indikasi:
a. Operasi Kandungan / Kebidanan
• Dilatasi/ Curratage
• Sectio Caesarea
• Histerektomi Vaginal.
• Kista Ovarium.
2. Indikasi Kontra
a. Absolut
• Pasien Menolak.
PROSEDUR • Terdapat Lesi Di Tempat Penyuntikan.
• Koagulopati.
• Peningkatan Tekanan Intra Kranial.
b. Relatif
• Infeksi di sekitar tempat penyuntikan.
• Hipovolemia.
• Penyakit susunan saraf pusat.
• Nyeri punggung kronik.
• Sepsis.
3. Persiapan Pasien
ANESTESIA REGIONAL (SPINAL)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Jl. M Rasyid no 30 Rambai Pariaman
Selatan Kota Pariaman 203/SPO/PAB/IV/2019 - 2/3
Telp. 0852-7806-9665
Email: rsiacitraaguswar@gmail.com

Syarat:
a. Sudah menandatangi surat izin operasi.
b. Pasien kooperatif.
c. Terdapat indikasi dilakukannya anestesia spinal.
d. Tidak terdapat indikasi kontra absolut.

Komplikasi yang mungkin terjadi:


1. Hipotensi.
2. Total blok.
3. Perdarahan subarakhnoid.
4. Trauma serabut saraf.

Pemeriksaan penunjang
1. DPL.
2. BT/CT.
3. Pemeriksaan lain atas indikasi.

4. Persiapan Alat dan Obat


a. Jalur spinal sekecil mungkin sesuai dengan pengalaman.
b. Obat anestesia lokal dan adjuvan.
c. Peralatan dan anti sepsis.
d. Alat-alat dan obat-obat anestesia umum.
e. Tensimeter.
f. EKG.
g. Pulse oksimeter.
h. Stetoskop.
i. Termometer.
j. Kateter urin terpasang

5. Pemantauan
Konsulen/ Dokter Spesialis Anestesi

6. Pelaksanaan
a. Posisi pasien miring dengan lutut dilipat ke perut maksimal,
kepala tunduk ke dada maksimal atau posisi duduk dengan
kepala tunduk.
b. Lakukan anti sepsis daerah penyuntikan.
c. Jarum ditusukkan ke celah intervertebra antara L2-3 / L3-4 / L4-
5 sesuai indikasi dan pengalaman.
d. Obat anestesia lokal dimasukkan setelah dipastikan jarum
masuk ke ruang subarakhnoid, yaitu keluarnya cairan spinal di
pangkal jarum.
e. Posisi pasien terlentang kembali, dilakukan pengawasan
ANESTESIA REGIONAL (SPINAL)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Jl. M Rasyid no 30 Rambai Pariaman
Selatan Kota Pariaman 203/SPO/PAB/IV/2019 - 3/3
Telp. 0852-7806-9665
Email: rsiacitraaguswar@gmail.com

terhadap tensi, nadi kesadaran dan pernafasan.


f. Nilai ketinggian hambatan sensorik dan motorik dengan uji Pin-
Prick dan Skala Bromage.
UNIT TERKAIT Unit OK

PERSETUJUAN KEPALA DIVISI TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai