Anda di halaman 1dari 6

Pokja AMPL Kota Balikpapan

BAB 4
KEBUTUHAN STUDI DAN DESAIN TEKNIS

4.1. Master Plan


Master Plan atau rencana induk menjadi dokumen yang sangat penting dalam
pengembangan sanitasi. Perencanaan yang optimal akan menghasilkan produk yang
sangat maksimal. Perencanaan tidak hanya teknis tetapi juga harus disiapkan kondisi
masyarakat untuk menerima dan mendukung program pengembangan dan
pembangunan sanitasi karena tanpa peran, partisipasi dan dukungan masyarakat luas
maka realisasi pelaksanaan rencana akan terhambat bahkan gagal.

4.1.1. Air Bersih/Air Minum


Master Plan Pengembangan air bersih Kota Balikpapan sudah ada sejak tahun 2005 dan
pada tahun 2011 telah dilakukan revisi oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota
Balikpapan. Cakupan master plan yang dibuat oleh PDAM hanya terbatas pada rencana
pengembangan pelayanan air bersih oleh PDAM dan belum mencakup pelayanan
masyarakat di kawasan yang dilayani oleh lembaga non PDAM. Untuk itu master plan
pengembangan air bersih yang cakupan studinya menyeluruh baik oleh PDAM dan non
PDAM tetap diperlukan.

4.1.2. Air Limbah


Pada tahun 2011 ini Pemerintah Kota Balikpapan dibantu oleh Pemerintah Pusat melalui
Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (Satker PPLP) untuk
Review Master Plan dan Penyusunan DED Pengembangan IPAL Kota Balikpapan. Fokus
perencanaan pada pembangunan sistim perpipaan (sewerage sistem) di Perumahan
Perusda Kelurahan Sepinggan seluas 2,4 Ha.

4.1.3. Persampahan
Pada tahun 2011 Pemerintah Kota Balikpapan melakukan Penyusunan Master Plan
Pengelolaan Kebersihan dan Persampahan Kota Balikpapan. Kota Balikpapan masih
memerlukan penyusunan Master Plan Pengelolaan dan Pengembangan TPA Manggar
guna efisiensi optimalisasi pengelolaan lahan TPA Manggar seluas 25,1 Ha.

Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi 4-1


Pokja AMPL Kota Balikpapan

4.1.4. Drainase
Master Plan Drainase Kota Balikpapan telah disusun pada tahun 2007. Namun
seiring telah terjadinya perubahan maka diperlukan review kembali untuk penyesuaian
dengan kondisi yang saat ini sehingga pembangunan drainase lebih terarah dan
mencakup seluruh kawasan Kota Balikpapan.
Pada tahun anggaran 2012 dilaksanakan review master plan drainase Kota
Balikpapan. Kebutuhan penyusunan masterplan tiap sub sektor dapat dilihat pada
Lampiran 2.

4.1.5. PHBS dan Kampanye Sanitasi


Program merubah perilaku dan membentuk budaya masyarakat untuk bersanitasi
sehat membutuhkan waktu dan upaya yang kuat dan konsisten. Untuk itu program yang
dapat membuat masyarakat memahami arti dan manfaat sanitasi yang selanjutnya
terbentuk pola pikir bersanitasi akan berdampak pada kemandirian upaya masyarakat
itu sendiri untuk turut mendukung maupun melakukan pembangunan sanitasi
lingkungan masyarakat.
Untuk itu kampanye, sosialisasi dan penyebarluasan informasi dan teknologi
sanitasi harus dilakukan. Program kampanye, sosialisasi dan penyebarluasan tersebut
juga harus direncanakan sehingga metode yang dilakukan sesuai dengan sasaran yang
ingin dicapai mengingat pemangku kepentingan pembangunan sanitasi adalah
masyarakat luas dengan latar belakang yang berbeda-beda. Melalui grand strategi
kampanye sanitasi dan PHBS akan tersusun program yang aplikatif, efektif dan tepat
sasaran.

4.2. Studi Kelayakan


Studi kelayakan merupakan kegiatan studi yang dilaksanakan untuk mengetahui
kelayakan satu lokasi untuk pembangunan obyek tertentu. Kelayakan dinilai dari
berbagai sudut pandang yaitu ekonomi, sosial masyarakat, lingkungan dan teknis.
Kegiatan ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui kesesuaian lokasi dengan kemampuan
dan kebutuhan yang diperlukan.

Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi 4-2


Pokja AMPL Kota Balikpapan

4.2.1. Air Bersih/Minum


Untuk pembangunan air bersih/minum, Kota Balikpapan saat ini terkendala
ketersediaan air baku. Ketersediaan air baku Kota Balikpapan saat ini hanya 1.104
liter/detik sedangkan kebutuhan air baku mencapai 1.206 liter/detik sehingga terjadi
defisit air baku sebesar 102 liter/detik.
Pemenuhan kebutuhan air baku untuk jangka pendek direncanakan dengan
pemanfaatan Waduk Samboja yang terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara sangat
diperlukan kegiatan Survey Investigation and Design (SID) Pengembangan Pemanfaatan
Waduk Samboja.

4.2.2. Air Limbah


Untuk pengembangan air limbah di Kawasan Industri Kariangau dibutuhkan studi
kelayakan mengingat kawasan ini selain sebagai kawasan industri juga sebagai kawasan
permukiman sehingga limbah yang akan dikelola selain limbah rumah tangga juga
limbah industri.

4.2.3. Persampahan
Target sub sektor persampahan pada tahun 2015 adalah pengurangan volume
sampah yang masuk ke TPA sebesar 10%. Program ini hanya bisa dicapai jika pengolahan
dan pemisahan sampah telah dilaksanakan sejak dari sumber sampah. Untuk itu
diperlukan lokasi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) skala kawasan atau
komunal. Diperlukan studi kelayakan lokasi TPST sehingga TPST yang dibangun dapat
berfungsi optimal. Selain TPST juga akan dibangun Stasiun Peralihan Antara (SPA) dan
Intermediete Treathment Facility (ITF) sehingga diperlukan studi kelayakan SPA dan
studi kelayakan ITF.
Selain itu juga diperlukan studi kelayakan pengembangan dan perluasan serta
revitalisasi TPA Manggar sebagai antisipasi pengelolaan sampah 20 tahun mendatang.

4.2.4. Drainase
Untuk sub sektor drainase, tidak ada studi kelayakan. Kebutuhan studi kelayakan tiap
sub sektor dapat dilihat pada lampiran 2.

Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi 4-3


Pokja AMPL Kota Balikpapan

4.3. Detail Enginering Design (DED)


DED menjadi dokumen rencana yang lebih detail secara teknis. Untuk itu dalam
suatu DED harus meliputi :
a. Pengumpulan data baik primer maupun skunder
b. Survey topografi
c. Survey investigasi permasalahan
d. Perencanaan yang berbasis masyarakat harus melibatkan masyakat dengan
berbagai metode
e. Analisa dan perhitungan
f. Pemilihan teknologi yang tepat
g. Perencanaan dan penggambaran detail
h. Penyusunan manual Operasi dan Pemeliharaan
i. Perhitungan volume pekerjaan
j. Penyusunan rencana anggaran biaya
k. Penyusunan dokumen lelang

DED yang masih harus dibuat di sub sektor sanitasi adalah :


4.3.1. Air Bersih/Minum
Pengembangan pelayanan air bersih/air minum dalam rangka mencapai target
cakupan pelayanan sebesar 80% pada tahun 2015, DED yang diperlukan terutama DED
pembangunan IPA dan DED pemasangan pipa distribusi.
Selain itu potensi Bendali sebagai sumber air baku sudah diaplikasikan pada
pemanfaatan air bendali II Sepinggan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber air bersih
dan dapat melayani sekitar 300 KK. Karena itu perlu dilakukan kajian kelayakan sekaligus
desain perencanaan detail untuk kemungkinan pemanfaatan bendali-bendali yang ada di
Kota Balikpapan seperti bendali 1, bendali 3 dan bendali 4.

4.3.2. Air Limbah


Dalam rangka upaya pengembangan dan peningkatan cakupan pelayanan air
limbah hingga 10% pada tahun 2015, maka DED yang dibutuhkan adalah pemasangan
jaringan pipa distribusi primer hingga tersier. Untuk IPAL komunal juga dibutuhkan DED.
Untuk mendukung kawasan industri, ada 2 (dua) kawasan yang harus dipersiapkan
Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi 4-4
Pokja AMPL Kota Balikpapan

instalasi pengolahan limbahnya yaitu Kawasan Industri Kariangau seluas 2971 Ha dan
Kawasan Industri Somber seluas 3000 Ha. Dua kawasan tersebut memerlukan
perencanaan khusus mengingat limbah yang dihasilkan sebagian limbah industri.
Pada tahun 2012, Pemerintah Kota Balikpapan melaksanakan uji coba
pembangunan IPAL di kawasan perdagangan yaitu di Melawai, untuk itu DED uji coba ini
juga akan dilaksanakan pada tahun 2012.

4.3.3. Persampahan
DED yang diperlukan dalam rangka pengolahan sampah terpadu adalah DED
pengembangan zona dan revitalisasi TPA Manggar, DED pembangunan sarana prasarana
sampah terpadu 3R, DED Stasiun Peralihan Antara, DED Intermediete Treathment
Facility/ITF dan DED TPST.

4.3.4. Drainase
Untuk memaksimalkan fungsi drainase dan mengurangi kawasan genangan, maka DED
yang diperlukan terutama DED pembangunan drainase permukiman, DAS Klandasan,
Sungai Klandasan Kecil, Taman Sepinggan Baru dan DED normalisasi Sungai Ampal.
Kebutuhan DED lebih detail sub sektor dapat dilihat dalam Lampiran 2.

4.4. Perlindungan Sosial dan Lingkungan


Pelaksanaan pembangunan fisik atau konstruksi pasti akan menimbulkan dampak
baik sosial, masyarakat maupun lingkungan. Untuk mengurangi terjadinya permasalahan
akibat adanya pembangunan atau konstruksi maka harus ada perlindungan sosial dan
lingkungan dengan pendekatan yang selama ini telah dilaksanakan yaitu UKL/UPL,
AMDAL atau dokumen lingkungan lainnya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Dokumen pendukung perlindungan sosial dan lingkungan yang diperlukan adalah:

4.4.1. Air Bersih/Minum


Dokumen lingkungan yang sangat diperlukan dalam rangka penyediaan air baku
adalah Amdal Pembangunan Waduk Teritip yang harus disusun kembali pada tahun
2012.

Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi 4-5


Pokja AMPL Kota Balikpapan

4.4.2. Air Limbah


Amdal pembangunan air limbah telah disusun pada tahun 2011. Untuk
pengembangan selanjutnya dibutuhkan Amdal pembangunan IPAL di KIK.

4.4.3. Persampahan
Dokumen lingkungan yang dibutuhkan dalam pengelolaan persampahan adalah
AMDAL TPA Manggar yang telah disusun pada tahun 2011 dan untuk jangka panjang
dibutuhkan AMDAL TPST.

4.4.4. Drainase
Dalam sub sektor drainase, tidak ada dokumen lingkungan yang harus disusun.

Kebutuhan detail dokumen lingkungan tiap sub sektor dapat dilihat dalam
Lampiran 2

Dokumen Memorandum Program Strategi Sanitasi 4-6

Anda mungkin juga menyukai