Anda di halaman 1dari 4

Definisi polip

Polip hidung merupakan suatu penyakit inflamasi kronik pada membran mukosa hidung dan
sinus paranasal. Bentykan polip bisa bulat atau lonjong dengan permukaan licin dan warna
translusen seperti agar-agar. Kata polip sendiri berasal dari bahasa yunani “poly-pus” yang artinya
berkaki banyak.

Polip hidung merupakan penyakit multifaktorial, mulai dari infeksi, inflamasi non infeksi,
kelainan anatomis, serta abnormalitas genetik. Banyak teori yang mengarahkan polip sebagai
manifestasi dari inflamasi kronis, oleh karena itu, tiap kondisi yang menyebabkan adanya inflamsi
kronis pada rongga hidung dapat menjadi faktor predisposisi polip. Kondisi-kondisi ini seperti rinitis
alergi ataupun non alergi, sinusitis, intoleransi aspirin, asma, Churg-strauss syndrome, cystic fibrosis,
kategener syndrome, dan Young syndrome (Ahmad,2012).

Polip hidung ini meski sudah lama tetapi sampai saat ini faktor penyebab dan patogenesisnya
belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang diduga berperan sebagai penyebab antara lain
alergi, radang kronik, ketidakseimbangan vasomotor, dan perubahan polisakarida.

Etiologi Polip

Terjadi akibat reaksi hipertensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Polip dapat timbul
pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. Bila ada polip
pada anak di bawah usia 2 tahun, harus disingkirkan kemungkinan meningokel atau
meningoensefalokel. Dulu diduga predisposisitimbulnya pilop nasi ialah rinitis alergi atau penyakit
atopi, tetapi makin banyak penelitian yang tidak mendukung teori ini dan para ahli sampai saat ini
menyatakan bahwa etiologi polip nasi masih belum diketahui dengan pasti.

Polip disebabkan oleh reaksi alergi atau reaksi radang. Bentuknya bertangkai, tidak
mengandung pembuluh darah. Di hidung polip dapat tumbuh banyak, apalagi bila asalnya dari sinus
etmoid. Bila asalnya dari sinus maksila, maka polip itu tumbuh hanya satu, dan berada di lubang
hidung yang menghadap ke nasofaring (konka). Keadaan ini disebut polip konka. Polip konka biasanya
lebih besar dari polip hidung. Polip itu harus dikeluarkan, oleh karena itu bila tidak, sebagai
komplikasinya dapat terjadi sinusitis. Polip itu dapat tumbuh banyak, sehingga kadang-kadang
tampak hidung penderita membesar, dan apabila penyebarannya tidak diobati setelah polip
dikeluarkan, ia dapat tumbuh kembali. Oleh karena itu, janganlah bosan berobat. Karena seringkali
seseorang dioperasi untuk mengeluarkan polipnya berulang-ulang.

Patofisologi

Polip berasal dari pembengkakan mukosa hidung yang terdiri atas cairan interseluler dan
kemudian terdorong ke dalam rongga hidung dan gaya berat. Polip dapat timbul bagian mukosa
hidung atau sinus paranasal dan seringkali bilateral. Polip hidung paling sering berasal dari sinus
maksila (antrum) dapat keluar melalui ostium sinus maksila dan masuk rongga hidung dan membesar
di koana dan nasofaring. Polip ini disebut polip koana.

Secara makroskopik polip terlihat sebagai massa yang lunak berwarna putih atau keabu-
abuan. Sedangkan secara mikroskopik tampak submukosa hipertropi dan sembab. Sel tidak
bertambah banyak terutama terdiri dari sel eosinofil, limfosit dan sel plasma sedangkan letaknya
berjauhan dipisahkan oleh cairan intraseluler. Pembuluh darah, syaraf dan kelenjar sangat sedikit
dalam polip dan dilapisi oleh epitel throrax berlapis semu.

Manifestasi Klinis

Ketika baru berbentuk, sebuah polip tampak seperti airmata dan jika telah matang,
bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan. Polip kecil biasanya dapat
dideteksi sewaktu endoskopi hidung rutin. Jarang menimbulkan masalah-masalah yang berarti.
Namun, polip hidung yang lebih besar biasanya menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut :
1. Penyumbatan hidung
Karena indera perasa berhubungan dengan indera penciuman, maka penderita juga bisa
mengalami penurunan fungsi indera perasa dan penciuman.
2. Rasa sakit dan tidak nyaman dibagian wajah atau kening
3. Hilangnya indera penciuman (hiposmia)
4. Bau busuk dari hidung
5. Menyebabkan penyumbatan drainase lendir dari sinus ke hidung. Penyumbatan ini
menyebabkan tertimbunnya lendir didalam sinus. Lendir yang terlalu lama berada di sinus
bisa mengalami infeksi dan akhirnya sinusistis
6. Hidung tersumbat
Sumbatan ini menetap dan tidak hilang timbul. Semakin lama keluhan dirasakan semakin
berat. Pasien sering mengeluhkan terasa ada massa didalam hidung dan sukar membuang
ingus.
7. Penyumbatan telinga karena penyubatan pembuluh yang menghubungkan hidung ke telinga
8. Seing bersuara sengau dan bernafas melalui mulutnya
9. Snoring (ngorok), gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup
10. Polip sangat besar yang tidak diobati mungkin dapat mengubah bentuk hidung

Faktor Resiko Polip:


Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya polip hidung:
1. Sinusitis akibat jamur
2. Asma, yang menyebabkan penyempitan pada saluran udara
3. Alergi rhinitis, alergi pada debu dan bulu binatang yang bisa menyebabkan pilek
4. Mengidap cystic fibrosis, kelainan pada genetik yang menyebabkan tumbuh
menghasilkan cairan lengket tang tidak normal di dalam tubuh
5. Kekurangan vitamin D
6. Mingidap sindrom Churg-Strauss
7. Menalami peradangan pada pembuluh darah
Diagnosis

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya masa dalam hidung.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan menurunnya nafsu makan (anoreksia).

3. Ansietas berhubungan dengan kegelisahan adanya sumbatan pada hidung.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasif

Penatalaksanaan polip hidung

Adapun tujuan penatalaksanaan polip hidung antara lain, untuk eliminasi polip hidung atau mengurangi
ukuran polip sebesar mungkin, membuka jalan nafas melalui hidung, meredakan gejala, penciuman
kembali normal, mencegah kekambuhan dan komplikasi. Syarat terapi polip hidung yang ideal antara lain,
kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat, tidak ada efek samping yang berbahaya dari obat yang
digunakan dan tidak ada perubahan struktur normal dan fungsi hidung. Berdasarkan guideline
Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher (PERHATI-KL), stadium 1
(menurut Mackay and Lund) dapat diterapi dengan medikamentosa (polipektomi medikamentosa), untuk
stadium 2 dapat diterapi medikamentosa atau operasi dan stadium 3 dianjurkan untuk dioperasi
(PERHATI-KL,2007 dalam Mourina, 2012)
Dafpus :
Mourina, Soraya. 2012. Karakteristik dan Penatalaksanaan Penderita Polip Hidung di RSUP H.Adam Malik
Medan Tahun 2009-2011. FK USU Medan.

Qalbi., 2019. RHINOSINUSITIS DENGAN POLIP NASI. Jurnal medical profesional: Vol 1, No 2
(2019)

Subhan. 2006. ASKEP: Pasien dengan Polip Hidung. Surabaya: UNAIR Press

Anda mungkin juga menyukai