Anda di halaman 1dari 9

Bab 2

1.Wawasan Nusantara

Konsep modern "Wawasan Nusantara" memperjuangkan garis dasar kepulauan


Indonesia berdasarkan pasal 47, alinea 9, UNCLOS
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.[1][2] Dalam
pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan
menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.[2]

Latar belakang

Para pelajar mendapatkan penjelasan mengenai Nusantara di depan peta


kepulauan Nusantara berlapis emas melambangkan tanah air Negara Kesatuan
Republik Indonesia di Ruang Kemerdekaan Monas, Jakarta.
Falsafah pancasila
Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nusantara. Nilai-nilai
tersebut adalah:[3]

1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan


menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing- masing.
2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Aspek kewilayahan nusantara[
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena
Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.[3]
Aspek sosial budaya[
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat
istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata
kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan
mengandung potensi konflik yang besar mengenai berbagai macam ragam
budaya [3]
Aspek sejarah[sunting | sunting sumber]
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya
perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.[3] Hal ini
dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil
dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia
sendiri.[3] Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan
menjaga wilayah kesatuan Indonesia.[3]

Fungsi[sunting | sunting sumber]

Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda.

1. Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan


nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan
keamanan, dan kewilayahan.[4]
2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan
kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan
sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air
Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara.[4]
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi
dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan
negara tetangga.[4] Batasan dan tantangan negara Republik
Indonesia adalah:[4]
 Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik
Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr.
Soepomomenyatakan Indonesia meliputi batas Hindia Belanda, Muh.
Yamin menyatakan Indonesia
meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Celebes, Maluku-
Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno menyatakan bahwa
kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
 Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil laut
dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang
surut atau countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan
sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas
yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.
 Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI
tentang wilayah perairan negara RI, yang isinya:

1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang
surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base
line)yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar
dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.
3. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana
batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut
Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal,
Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.

Tujuan[sunting | sunting sumber]


Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:[5]

1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan


bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial".
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan
baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa
Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan
kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian
dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

Implementasi[sunting | sunting sumber]


Kehidupan politik[sunting | sunting sumber]
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan
nusantara, yaitu:[6]

1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang, seperti


UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden.
Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan
mementingkan persatuan bangsa.Contohnya seperti dalam
pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan
prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan
dan kesatuan bangsa.
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus
sesuai dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus
mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa
pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat
diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah
(perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara
nasional.
3. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk
mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga
menumbuhkan sikap toleransi.
4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan dan
kesatuan.
5. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan
memperkuat korps diplomatik sebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia
terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
Kehidupan ekonomi[sunting | sunting sumber]

1. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti


posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil
tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah
cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus
berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, dan perindustrian.
2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan
antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat
menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
3. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan
memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.
Kehidupan sosial dan Budaya[sunting | sunting sumber]

Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai
implementasi dalam kehidupan sosial.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :[6]

1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang


berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya dengan
pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus
diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia,
serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan
sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan pelestarian
budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
Kehidupan pertahanan dan keamanan[sunting | sunting sumber]

Membangun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan


keamanan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan,
yaitu :[6]

1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan


kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena
kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti
memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin,
melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada aparat dan
belajar kemiliteran.
2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau
juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat diciptakan
dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara
yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana
yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau
dan wilayah terluar Indonesia.

2.pengertian geopolitik
Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik.“Geo” berarti bumi dan “Politik” berasal dari bahasa
Yunani politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti
urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan,
cara, danalat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Dalam bahasa
Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu
bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki.Sedangkan menurut para ahli,
Geopolitik adalah :
1. Menurut Rudolf Kjellén, seorang ilmuwan politik Swedia, pada awal abad ke-20 Geopolitik adalah
seni dan praktek penggunaan kekuasaan politik atas suatu wilayah tertentu.Secara tradisional, istilah
ini diterapkan terutama terhadap dampak geografi pada politik, tetapi penggunaannya telah
berkembang selama abad ke abad yang mencakup konotasi yang lebih luas.
2. Menurut Hagget, Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya
adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan
internasional, pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam geografi politik,lingkungan
geografi dijadikan sebagain dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian geografi
politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek hubungan regional, dan
internasional.
3. Frederich Ratzel (1844-1904) berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup.
Negara identik dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat (bangsa). Pertumbuhan
negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang
cukup agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas ruang hidup maka negara akan semakin
bertahan, kuat, dan maju.
4. Karl Haushofer (1896-1946) melanjutkan dua pandangan sebelumnya. Jika jumlah penduduk
suatu wilayah negara semakin banyak sehingga tidak sebading lagi dengan luas wilayah, maka
negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup bagi warga negara
. 5. Halford Mackinder (1861-1947) mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategik, yaitu
dengan penguasaan daerah-daerah ‘jantug’ dunia,sehingga pendapatnya dikenal dengan teori
Daerah Jantung.
6. Alfred Thayer Mahan (1840-1914) mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik dengan
memperhatikan perlunya memanfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut, termauk akses
ke laut. Muncul konsep 30 Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa menguasai
lautan akan menguasai kekayaan dunia.
7. Guilio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1878-1939) mempunyai pendapat lain
dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat kekuatan dirgantara lebih berperan
dalam memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa
membangun armada atau angkutan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara
memungkinkan beroprasi sendri tanpa dibantu angkatan lain. Secara umum geopolitik adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. R. Pandangan-Pandanga

3. Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia


Cara pandang suatu bangsa memandang tanah air dan beserta lingkungannya menghasilkan
wawasan nasional. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi pandangan atau visi bangsa
dalam menuju tuannya. Namun tidak semua bangsa memiliki wawasan nasional Inggris
adalah salah satu contoh bangsa yang memiliki wawasan nasional yang berbunyi” Britain
rules the waves”. 28 Ini berarti tanah inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga
lautnya. Adapun bangsa Indonesia memiliki wawasan nasional yaitu wawasan nusantara.
Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia naka wilayah Indonesia yang terdiri dari
daratan, laut dan udara diatasnya dipandang sebagai ruang hidup (lebensraum) yang satu
atau utuh. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia
dibangunatas pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan kepada
konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilakan konsepsi wawasan Nusantara.
Jadi wawasan nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.
Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal dari kata
wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi.
Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau atau melihat. Wawasan
artinya pandangan, tujuan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara
pandang, cara melihat. Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi bangsa. Visi
adalah keadaan atau rumusan umum mngenai keadaan yang dinginkan. Wawasan nasional
merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia
sesuaidengan konsep wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah
yang satu dan utuh pula.
4. Wawasan nasional merupakan cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungan
tempat hidup bangsa yang bersangkutan. Cara bangsa memandang diri dan
lingkungannya tersebut sangat mempengaruhi keberlangsungan dan keberhasilan
bangsa itu menuju tujuannya. Bagi bangsa Indonesia, Wawasan Nusantara telah
menjadi cara pandang sekaligus konsepsi berbangsa dan bernegara. Ia menjadi landasan
visional Bangsa Indonesia. Konsepsi Wawasan Nusantara, sejak dicetuskan melalui
Deklarasi Djuanda tahun 1957 sampai sekarang mengalami dinamika yang terus
tumbuh dalam praktek kehidupan bernegara. Berdasar pengertian terminologis,
wawasan nusantara merupakan pandangan bangsa Indonesia terhadap lingkungan
tempat berada termasuk diri bangsa Indonesia itu sendiri. Wawasan Nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara” (GBHN 1998).
Sumber historis wawasan nusantara adalah adanya Deklarasi Djuanda 13 Desember
1957, Isi pokok deklarasi ini adalah bahwa lebar laut teritorial Indonesia 12 mil yang
dihitung dari garis yang menghubungkan pulau terluar Indonesia. Dengan garis
teritorial yang baru ini wilayah Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah. Laut di antara
pulau bukan lagi sebagai pemisah, karena tidak lagi laut bebas, tetapi sebagai
penghubung pulau.
Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan potensi
keunggulan (positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan.
Namun demikian juga mengundang potensi negatif yang bisa mengancam keutuhan
bangsa dan wilayah. Wawasan nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya
dikembangkan sebagai konsepsi politik kenegaraan sebagai cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat tinggalnya sebagai satu kesatuan
wilayah dan persatuan bangsa.
Esensi dari wawasan nusantara adalah kesatuan atau keutuhan wilayah dan persatuan
bangsa, mencakup di dalamnya pandangan akan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan. Wawasan nusantara merupakan perwujudan dari
sila III Pancasila yakni Persatuan Indonesia. Rumusan wawasan nusantara termuat
pada naskah GBHN 1973 sampai 1998 dan dalam Pasal 25 A UUD NRI 1945. Menurut
pasal 25 A UUD NRI 1945, Indonesia dijelaskan dari apek kewilayahannya, merupakan
sebuah negara kepulauan (Archipelago State) yang berciri nusantara. Berdasar Pasal 25
A UUD NRI 1945 ini pula, bangsa Indonesia menunjukkan komitmennya untuk
mengakui pentingnya wilayah sebagai salah satu unsur negara sekaligus ruang hidup
(lebensraum) bagi bangsa Indonesia yang telah menegara. Ketentuan ini juga
mengukuhkan kedaulatan wilayah NKRI di tengah potensi perubahan batas geografis
sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan antar negara, dan
pendudukan oleh negara asing.

5. Dalam implementasi wawasan nusantara, perlunya memperhatikan hal-hal berikut. a.


Kehidupan Politik • Pelaksanaan politik diatur dalam UU partai politik, pemilihan umum,
pemilihan presiden dimana pelaksanaannya sesuai hukum dan mementingkan persatuan
bangsa. Misalnya dalam pemilihan presiden, DPR, dan kepala daerah harus menjalankan
prinsip demokratis dan keadilan, agar tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa
indonesia. • Pelaksanaan kehidupa bermasyarakat dan bernegara harus sesuai dengan
hukum yang berlaku di Indonesia tanpa pengecualian. • Mengembangkan sikap HAM dan
pluralisme dalam mempersatukan dan mempertahankan berbagai suku, agama, dan bahasa,
sehingga terciptanya dan menumbuhkan rasa toleransi. • Memperkuat komitmen politik
dalam partai politik dan pada lembaga pemerintahan untuk meningkatkan kebangsaan,
persatuan dan kesatuan. • Meningkatkan peran indonesia dalam dunia internasional dan
memperkuat korps diplomatik dalam upaya penjagaan wilayah Indonesia khususnya pulau
terluar dan pulau kosong. b.Kehidupan Ekonomi • Harus sesuai berorientasi pada sektor
pemerintahan, perindustrian, dan pertanian • Pembangunan ekonomi harus memperhatikan
keadilan dan keseimbangan antara daerah, sehingga dari adanya otonomi daerah dapat
menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi. 26 • Pembangunan ekonomi harus melibatkan
partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan
usaha kecil. c. Kehidupan Sosial • Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara
masyarakat yang berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. • Pengembangan
budaya Indonesia untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan
pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah. d.Kehidupan
Pertahanan dan Keamanan • Memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk
beperan aktif karena merupakan kewajiban setiap warga negara seperti meningkatkan
kemampuan disiplin, memelihara lingkungan, dan melaporkan hal-hal yang mengganggu
kepada aparat dan belajar kemiliteran. • Membangun rasa persatuan dengan membangun
rasa solidaritas dan hubungan erat antara warga negara berbeda daerah dengan kekuatan
keamanan agar ancaman suatu daerah atau pulau menjadi ancaman bagi daerah lain untuk
membantu daerah yang diancam tersebut. • Membangun TNI profesional dan menyediakan
sarana dan prasarana bagi kegiatan pengamanan wilayah indonesia, khususnya pulau dan
wilayah terluar Indonesia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Wawasan_Nusantara
https://id.wikipedia.org/wiki/Geopolitik
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/9c056473bed4391fb510d
a1bbe51fd5f.pdf

Anda mungkin juga menyukai