Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran klinik merupakan salah satu proses pendidikan keperawatan
professional yang mengandung proses pendidikan akademik dan proses pendidikan
profesional. Pembelajaran klinik adalah sebuah perwujudan dari penjabaran
pelaksanaan kurikulum pendidikan guna membekali peserta didik untuk dapat
mengaplikasikan ilmunya di masyarakat berdasarkan kompetensi yang dimiliki.
Pembelajaran klinik berupaya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
menerapkan ilmu yang dipelajari di kelas ke dalam keadaan nyata guna
mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan profesional
(intelektual, teknikal, dan interpersonal). Selain itu, pembelajaran klinik juga
berupaya untuk mengembangkan sikap-sikap dan ketrampilan sesuai dengan
lingkup praktek keperawatan.
Pembelajaran klinik bertujuan memandirikan peserta didik sebagai komunitas
belajaruntuk mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan dimana kompetensi
yang dibangun dalam pembelajaran klinik ini telah disesuaikandengan tuntutan
perkembangan dan kebutuhan daya saing, melengkapi sumber daya pendidikan
terutama staf akademik, rumah sakit pendidikan, dan lahan praktik serta
laboratorium pendidikan. Pengelolaan pembelajaran klinik keperawatan yangbaik
akan menjamin mahapeserta didik untuk memperoleh pengalaman nyata di tatanan
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam proses
pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat menumbuhkan
minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Metode
pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menghantarkan bahan pelajaran agar
sampai kepada peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Kompetensi tersebut dapat dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran
yang efektif. Metode pembelajaran ini merupakan metode dalam bentuk teori,
praktik, maupun dalam tatanan nyata praktik di klinik.
Metode pembelajaran klinik merupakan suatu metode untuk mendidik yang
memungkinkan pembimbing klinik memilih dan menerapkan cara mendidik yang
sesuai dengan tujuan dan karakteristik individu peserta didik berdasarkan kerangka
konsep pembelajarandalam ilmu keperawatan. Salah satu metode pembelajaran
klinik/lapangan adalah care study. Metode pembelajaran klinik sangat
mempengaruhi hasil pencapaian belajar mahapeserta didik selama menjalani
proses pembelajaran klinik

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang ditas diketahui rumusan masalah makalah ini
adalah “Bagaimana metode pembelajatan klinik dengan case study?”
1.3 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui definisi case study
b. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip case study
c. Untuk mengetahui Kelebihan dan kelemahan case study
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Defenisi Case Study


Menurut metode pembelajaran Case study atau studi kasus adalah rangkuman
pengalaman pembelajaran (pengalaman mengajar) yang ditulis oleh seorang
pengajar/dosen dalam praktik pembelajaran mereka di kelas. Pengalaman tersebut
memberikan contoh nyata tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh pengajar
pada saat mereka melaksanakan pembelajaran. Gunanya adalah melalui pengkajian
case study dalam pembelajaran dengan segala komponennya, para pengajar dapat
melakukan evaluasi diri (self evalution), dapat memperbaiki dan sekaligus dapat
meningkatkan praktik pembelajaran mereka di kelas. Studi kasus merupakan salah
satu model “Student-Centered Learning” (SLC). Pada model ini, peserta belajar
dituntut untuk berperan aktif dalam pengambilan keputusan suatu kasus (masalah)
yang nyata di masa yang lalu.
Kasus adalah cerita yang mengandung pesan-pesan yang tersamarkan dan
akan dipecahkan baik dalam individu maupun kelompok, sedangkan studi kasus
adalah suatu metodeyang digunakan dalam penyajian suatu pelajaran dengan
memanfaatkan kasus yang ditemui sebagai bahan pembelajaran kemudian kasus
tersebut dibahas bersama-sama untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar.
Metodepembelajaran dengan studi kasus ini memungkinkan siswa untuk bisa
memecahkan dan mengambil keputusan terhadap kasus yang ditemukan.
Menurut metode pembelajaran klinik case study adalah suatu kegiatan
pemecahan masalah dimana peserta didik melakukan pengkajian secara mendalam
dan menyeluruh mengenai masalah klinik yang mendasari para perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan. Studi ini dapat
dilakukan pada pasien kelompok maupun keluarganya. Studi kasus seperti ini
menjadi catatan penting dalam pelaksanaan pembelajaran secara nyata. Case study
ditulis dalam bentuk narasi yang dibuat sangat rinci. Case study tersebut sedapat-
dapatnya harus ringkas.
2.2 Prinsip-prinsip Case Study
Berikut ini prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode case study :
a. Metode dengan menggunakan suatu peristiwa yang di pandang sebagai suatu
masalah yang bersifat faktual
b. Peserta didik harus dibimbing dalam menulis pasien studi asuhan, pemilihan
tersebut harus sesuai dengan kemampuan peserta didik.
c. Peserta didik harus dibekali dengan bahan rujukan dengan yang cukup agar
asuhan yang efektif.
d. Peserta didik berperan aktif dalam upaya pencarian pemecahan masalah yang
di hadapi dan guru/pendidik sebagai pembimbing yang akan mengarahkan
peserta didik untuk memilih alternatif pemecahan masalah.
e. Peserta didik memiliki pengetahuan awal tentang masalah yang akan
dipecahkan, setidaknya dalam hal ini siswa memiliki gambaran terhadap
masalah yang dihadapi, sehingga hal ini akan memudahkan siswa dalam
mengambil suatu keputusan atau pemecahan masalah.
f. Studi asuhan itu harus dapat dilihat dan digunakan sebagi bagian integral dari
pengalaman dilapangan.
g. Pedoman asuhan keperawatan harus sesuai dengan petunjuk dasar pada
format asuhan yang tertulis.
h. Studi asuhan dapat dilakukan dengan menggabungkan dengan metode lain
seperti komprehensip
i. Laporan asuhan harus dicek, dievaluasi, dikomentari sesuai dengan petunjuk
yang ada.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Case Study


Kelebihan yang dapat dipetik dari case study sebagai berikut.
a. Peserta didik dapat mengetahui melalui pengamatan yang sempurna tentang
gambaran yang nyata dan benar-benar terjadi dalam hidupnya sehingga
mereka dapat mempelajari dengan penuh perhatian dan lebih terperinci
persoalannya.
b. Dengan mengamati, memikirkan, dan bertindak dalam mengatasi situasi
tertentu mereka lebih meyakini apa yang diamati dan menemukan banyak
cara untuk pengamatan dan pencarian jalan keluar itu.
c. Peserta didik mendapat pengetahuan dasar dan penyebab-penyebabyang
melandasi kasus tersebut.
d. Peserta didik menjadi lebih aktif dan termotivasi untuk berfikir lebih kritis.
e. Membantu peserta didik dalam mengembangkan intelektual dan
keterampilan berkomunikasi secara lisan ataupun tertulis.
f. Pembelajaran yang Penekanan pada Pemahaman Konteks. Hasil dari studi
seperti ini adalah apa yang disebut thick description yakni deskripsi
mendalam tentang suatu persoalan atau kelompok orang dan segala konteks
terkait permasalahan atau kelompok orang tersebut

Kelemahan metodepembelajaran dengan studi kasus:


a. Guru memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan bahan kasus yang
ditemui dan petunjuk cara pemecahannya yang diperlukan peserta didik.
b. Peserta didik kadang-kadang menjadi frustrasi karena (seperti dalam situasi
nyata) informasi dalam kasus mungkin kurang lengkap.
c. Diskusi kasus dapat menakutkan bagi beberapa siswa
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Menurut metode pembelajaran Case study atau studi kasus adalah rangkuman
pengalaman pembelajaran (pengalaman mengajar) yang ditulis oleh seorang
pengajar/dosen dalam praktik pembelajaran mereka di kelas. Pengalaman tersebut
memberikan contoh nyata tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh pengajar
pada saat mereka melaksanakan pembelajaran. Menurut metode pembelajaran
klinik case study adalah suatu kegiatan pemecahan masalah dimana peserta didik
melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai masalah klinik
yang mendasari para perencanaan pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang
dilakukan. Studi kasus merupakan salah satu model “Student-Centered Learning”
(SLC). Pada model ini, peserta belajar dituntut untuk berperan aktif dalam
pengambilan keputusan suatu kasus (masalah) yang nyata di masa yang lalu.
Studi kasus seperti ini menjadi catatan penting dalam pelaksanaan pembelajaran
secara nyata. Case study ditulis dalam bentuk narasi yang dibuat sangat rinci. Case
study tersebut sedapat-dapatnya harus ringkas.
3.2 Saran
Kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Dan
kami juga mengharapkan masukan dan kritik dari pembaca mengenai makalah yang
mungkin belum sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Killen, Roy. 2007. Efective Teaching Strategy (4thEd). Australia: Cengage


Roestiyah. 2008. MetodeBelajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai