Anda di halaman 1dari 6

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Sabun Cair “Granat Putih” (Punica Granatum)


Sebagai Obat Keputihan
Ayu Meida Handayani1*, Fatma Zaenur Rochmah2, Riska Anita Firdaus3, Sutiara
PrihatiningTyas4, Sella Erma Septiana5, Herma Fanani Agusta6
1Farmasi D3 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
2Farmasi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
3Farmasi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
4Farmasi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
5Farmasi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
6Farmasi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
*Email: meydaayu29@gmail.com

Abstrak
Keywords: Organ intim wanita, seperti vagina sangat sensitif dengankondisi
Candida albicans, lingkungan. Karena letaknya tersembunyi dan tertutup, vagina memerlukan
Punica granatum, suasana kering. Kondisi lembab akan mengundang berkembang biaknya
kulit buah delima, jamur dan patogen. Ini adalah salah satu penyebab keputihan. Candida
ekstraksi sentrifugasi
albicans merupakan flora normal selaput mukosa saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan genitalia wanita. Namun jamur ini diketahui
merupakan spesies candida yang paling berbahaya. Kulit buah delima
(Punica granatum) memiliki khasiat sebagai antifungi karna kandungan
senyawa tannin yang cukup tinggi. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu
metode maserasi (pemanasan). Penelitian ini bertujuan untuk menguji
aktifitas antifungi ekstrak kulit buah delima. Uji aktivitas antifungi dilakuka
dengan metode sumuran, yaitu melubangi dengan cork borrer media
Sabouraund Dextrose Agar. Berdasarkan penelitian tersebut, formula F0c
dengan merupakan formula yang paling baik dan memenuhi persyaratan
sabun cair antikeputihan.

ISSN 2407-9189 171


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

1. PENDAHULUAN golongan tannin, terutama kelompok


Wanita rentan dengan gangguan ellagitannin (sekitar 26%). Tannin merupakan
reproduksi karena organ reproduksi wanita senyawa alami dalam tumbuhan yang
berhubungan langsung dengan dunia luar digunakan untuk mekanisme pertahanan diri
melalui liang senggama, rongga ruang rahim, tumbuhan terhadap mikroba (bakteri,
saluran telur atau tuba falopi yang bermuara jamur,virus). Ellagitannin memiliki kemapuan
di dalam perut ibu. Hubungan langsung ini untuk menghambat pertumbuhan dan
mengakibatkan infeksi pada bagian luarnya replikasi. Senyawa ini mampu menghambat
berkelanjutan dapat berjalan menuju ruang enzim DNA-topoisomerase, dengan
perut dalam bentuk infeksi selaput dinding dihambatnya enzim ini, akan mengakibatkan
perut atau peritonitis [4]. Organ intim wanita, terhambatnya proses replikasi mikroba [5].
seperti vagina sangat sensitif dengan kondisi Penelitian [7] sabun cair kubis terbukti
lingkungan. Karena letaknya tersembunyi dan menhambat pertumbuhan Candida albicans.
tertutup, kondisi lembab akan mengundang Berdasarkan data beberapa penelitian
berkembang biaknya jamur dan patogen. Ini terdahulu, potensi kulit buah delima untuk
adalah salah satu penyebab keputihan [9]. dijadikan bahan alami sabun anti keputihan
Candida albicans merupakan spesies sangat tinggi karena memiliki senyawa tannin
candida yang paling berbahaya, dilaporkan (antimikroba) yang jauh lenih besar (26%)
bahwa 85-95% penyebab keputihan adalah C. dibandingkan kubis (0,5%).
albicans [10]. Pada penelitian terdahulu, Tujuan kegiatan penelitian ini adalah
dilaporkan bahwa sekitar 70% jamur yang untuk mengetahui respon berupa iritasi kulit
diisolasi dari pengobatan candidiasis sistemik dari ekstrak etanol kulit buah delima dan
adalah C. albicans. Dilaporkan candidiasis sediaan praformula sabun cair antikeputihan,
sistemik mengakibatkan kematian sebesar untuk mendapatkan formula sabun cair
30-40% dan endokarditis 60%. Selain itu, ekstrak etanol kulit buah delima terbaik,
jamur ini juga dapat menyerang otak ditinjau dari segi kestabilan, kenyamanan, dan
sehingga menyebabkan terjadinya meningitis efektivitas antijamur terhadap C. albicans.
(2005).
Dewasa ini pengobatan telah mengarah 2. METODE
kembali ke alam (back to nature) karena obat 2.1. Tempat Penelitian
traisional telah terbukti lebih aman dan tidak Identifikasi kulit buah delima dilakukan
menimbulakan efek seperti halnya obat- di Laboratorium Biologi Farmasi
obatan kimia. Salah satu tumbuhan obat yang Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
dapat mengatasi keputihan yaitu kulit buah
delima (Punica granatum L.). Sebelumnya 2.2. Bahan dan Alat Penelitian
Buah delima (Punica granatum L.),
telah dilakuakn
etanol 70%, aquadest, PEG 400, carbopol
penelitian oleh Suagus Wahyuono pada 980, esaflor, viskolam, asam sitrat,
tahu 2010 tentang isolasi dan identifikasi dinatrium hydrogen fosfat, oleum rosae,
bakteri Candida albicans, Mc Farland,
senyawa antijamur (Candida albicans) dari
kapas, kertas saring, spiritus, alumunium
kulit buah delima (Punica granatum L.) dan
terbukti bahwa ekstrak kulit buah delima foil, nutrient agar.
(Punica granatum L.) mampu menghambat Alat yang dipakai adalah rotary
pertumbuhan Candida albicans. evaporator, neraca analitik, vortex, gelas
Bahan antimikroba terbanyak yang ukur, erlenmeyer, batang pengaduk,
terdapat pada kuliat buah delima adala mikropipet socorex, mortir dan stamper,

172 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

oven, alat-alat gelas, jangka sorong, [6]. Diskusi bisa dilakukan di beberapa sub-
perfoarator, waterbath, cawan petri, bab.
autoclav, kaca arloji, tabung reaksi, pinset,
3.1. Pembuatan Ekstrak
penangas air, kompor listrik, bejana
Ekstrak kulit buah delima
maserasi, termometer, inkubator, pH
dilakukan maserasi (perendaman) dalam
stick, botok plastik.
etanol 70% selama 24jam. Kemudian
2.3. Penyiapan bahan diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya
Buah utama (ekstrak kering buah disentrifuge untuk didapatkan sari yang
delima) dibeli dari Makassar. lebih jernih. Sari jernih dianggap memiliki
konsentrasi 100%. Kemudian dibuat
2.4. Identifikasi Kulit Buah Delima
pengenceran sari perasan dengan konsentrasi
Identifikasi ekstrak kering kulit
berbeda. Masing-masing sari perasan
buah delima dilakukan di Laboratorium
diencerkan menjadi tiga variasi konsentrasi
Biologi Universitas Ahmad Dahlan
yaitu konsentrasi 25%, 50%, dan 100%.
Yogyakarta.
Larutan pengencer yang digunakan adalah
2.5. Ekstraksi aquadest. Setelah itu dilanjutkan dengan
Ekstraksi dilakukan dengan bioassay (uji daya hambat).
metode maserasi atau perendaman. Metode
3.2. Sterilisasi Bahan dan Media Alat
ini dipilih untuk mencegah kerusakan
Bahan dan media yang digunakan
komponen senyawa-senyawa oleh suhu yang
untukmenguji aktivitas antifungi disterilkan
tinggi. Randemen ekstrak dihitung
dengan autoclav pada suhu 1210C selama
menggunakan rumus sebagai berikut:
selama 1 hari yang diperoleh selanjutnya
Rendemen = Berat ekstrak kental x
disentrifuge untuk didapatkan sari yang
100% Berat kulit buah delima
lebih jernih. Kemudian dibuat
pengenceran sari perasan dengan konsentrasi
2.6. Sterilisasi Bahan dan Media Alat berbeda. Masing-masing sari perasan
Bahan dan media yang digunakan untuk diencerkan menjadi tiga variasi konsentrasi
menguji aktivitas antifungi disterilkan yaitu konsentrasi 25%, 50%, dan 75%.
dengan otoklaf pada suhu 1210C selama 15 Larutan pengencer yang digunakan adalah
menit dan alat gelas yang digunakan aquadest. Setelah itu dilanjutkan dengan
disterilkan dengan oven pada suhu 160- bioassay (uji daya hambat). menit dan alat
1700C selama 2 jam. Jarum ose dibakar gelas yang digunakan disterilkan dengan
dengan nyala bunsen. oven pada suhu 160-170oC selama 2 jam.
2.7. Persiapan Media Sabouround Dextrose Jarum ose dibakar dengan nyala bunsen.
Agar (SDA) 3.3. Persiapan Media Sabouround Dextrose
Media SDA yang digunakan untuk Agar (SDA)
uji disterilkan dengan inkubator pada suhu Media SDA yang digunakan untuk
250C selama 30 menit. uji disterilkan dengan inkubator pada suhu
250C selama 30 menit.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.4. Pengujian Aktivitas Antifungi
Pada bagian ini, dijelaskan hasil Ekstrak kulit buah delima 100%
penelitian dan pada saat bersamaan diberikan kemudian diencerkan hingga diperoleh
pembahasan yang komprehensif. Hasil dapat
konsentrasi 25%, 50%, dan 75%. Kontrol
disajikan dalam gambar, grafik, tabel dan lain-
dalam penelitian ini terdiri dari kontrol
lain yang membuat pembaca mudah mengerti

ISSN 2407-9189 173


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

negatif, yaitu menggunakan aquadest steril  F0a = formula basis yang mengandung
dan kontrol positif yaitu menggunakan carbopol sebagai zat pengembang
Povidone Iodine. Penentuan KBM dapat  F0b = formula basis yang mengandung
diamati dengan melihat ada tidaknya esaflor sebagai zat pengembang
pertumbuhan jamur dari goresan pada media  F0c = formula basis yang mengandung
yang dibandingkan dengan kontrol sehingga HPMC sebagai zat pengembang
dapat ditentukan berapa konsentrasi
terendah larutan ekstrak kulit buah delima Masing-masing formula dibuat dengan
yang dapat membunuh jamur. cara sebagai berikut : asam sitrat dan
dinatrium hidrogen fosfat masing-masing
3.5. Orientasi Formulasi Basis Sediaan Sabun
dilarutkan dalam air suling panas. Setelah itu
Cair
HPMC/esaflor 22/carbopol 980 dimasukkan
Basis formula standar sabun cair
ke dalam larutan dinatrium hidrogen fosfat,
dengan beberapa variasi konsentrasi
didiamkan hingga mengembang atau
ekstrak etanol kulit buah delima.
dibiarkan ± 15 menit, kemudian diaduk
Konsentrasi ekstrak etanol kulit buah delima
homogen. Larutan asam sitrat ditambahkan
yang digunakan adalah dua hingga lima
PEG 400 dan diaduk homogen. Setelah itu
kali nilai KHTM ekstrak kulit buah delima
ditambahkan larutan asam sitrat hingga pH
terhadap Candida albicans Formula basis
yang sesuai. Kemudian ke dalamnya
sabun cair tersebut dapat dilihat pada
ditambahkan air suling sampai 100mL,
tabel.
terakhir ditambahkan oleum rosae dan
diaduk hingga homogen. Formula basis
sabun cair yang digunakan adalah
formula dengan pH yang sesuai dan
memiliki kelarutan yang baik.
Tabel 1. Formulasi Orientasi Basis
Tahap formulasi dilankutkan dengan
Sabun Cair
menentukan konsentrasi pangawet yang
Nama Zat F0a F0 F0c
b akan digunakan, namun tidak memberikan
PEG 400 (gr) 0,5 0, 0,5
5 efek antijamurterhadap jamur uji. Dengan
Carbopol 980 (g) 0,3 0, 0,3
3 demikian, dapat disimpilkan aktivitas
Esaflor HM22 0,3 0, 0,3
3 antijamur yang dihasilkan oleh sediaan
HPMC (g) 0,3 0, 0,3
3 sabun cair tersebut adalah berasal dari
Asam sitrat (gr) 1,92 1, 0,96
Dibatrium 65 92
65 65 ekstrak etanol kulit buah delima putih
hydrogen sebagai zat aktif dalam sabun cair
fosfat (mL) tersebut. Pada formula sabun cair ini akan
Tabel 2. Hasil Orientasi Formula digunakan acnibio Ac sebagai zat
Sabun Cair pengawetnya.
Masing-masing formula sabun cair
pH Kelaruta
dengan kosentrasi ekstrak etanol kulit
Formula ra n
buah delima yang berbeda,
ta-
dilakukan pengukuran pH. Formula dengan
F0a ra
5 Larut pH sediaan yang sesuai dengan
ta
F0b 4 Larut persyaratan pH sabun cair antikeputihan
F0c 6 Larut yaitu 5,5 - 8,5, diformulasikan dalam skala
yang lebih besar dan dilakukan evaluasi. pH
Keterangan : yang diperoleh yaitu, formula basis dengan

174 ISSN 2407-9189


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Carbopol yaitu pH 5, formula basis [5] Prihantoro, Teguh. 2006. Efek Antibakteri
Esaflor yaitu pH 4, formula basis HPMC Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica
yaitu pH 6. Granatum) terhadap Shigella Dysentriae
Uji banding aktivitas antijamur sediaan Secara In Vitro. Malang: Universitas
sabun cair bertujuan untuk Brawijaya.
membandingkan aktivitas sabun cair ekstrak [6] Sheehan, D. J.et al.1999.Current and
kulit buah delima dibandingkan sabun anti Emerging Azole Antifungial
keputihan yang terdapat di pasaran. Agents.Clinical Microbiology Reviews: 40-
Pengujian uji banding ini dilakukan dengan 79, Vol.12, No.1: New Jersey.
cara yang sama pada uji aktivitas ekstrak [7] Tjitraresmi, Ami.et al.2010.Formulasi Dan
evaluasi sabun Cair Antikeputihan dengan
4. KESIMPULAN Ekstrak Etanol kubis Sebagai Zat Aktif.
Pada uji ini ekstrak kulit buah delima Bandung: Universitas Padjadjaran Bandung.
memiliki keefektivitasan sebagai antijamur, [8] T. Hiratani, and Yamaguchi.1994.Cross-
pengembang yang digunakan pada formula Resistance Of Candida albicansToSeveral
basis yang paling tepat adalah HPMC. Different Families Of Antifungals With
HPMC memiliki aktivitas antimikroba paling Ergosterol Biosynthesis.Inhibiting
besar dari pengembang yang lain dilihat dari Activity.Jpn J Antibiot. 47(2):125-8.Teikyo
sediaan HPMC lebih stabil, tidak keruh, dan University
pH netral. [9] Widyastuti. 2009. Kesehatan Reproduksi
dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media
UCAPAN TERIMAKASIH [10] Wozniak, K.et al.200, Specific Antibodies
during Experimental Vaginal Candidiasis in
Terima kasih kepada Ristekdikti
Mice. Infection and Immunity: 5790-5799,
Terima kasih kepada Universitas
Vol.70, No.10: New Orleans.
Muhammadiyah Magelang Terima kasih
kepada tim Pokja penalaran atas
partisipasinya. Terima kasih kepada Bapak
Herma Fanani Agusta, M.Sc., Apt yang
telah membimbing kami.

REFERENSI
[1] Chung, Khim Thom, et al.1998.
Tannins and Human Health. Critical
Reviews in Food Science and Nutrition
Vol 38, issue 6.421-424. Taylor & Francis.
[2] JB, Harbome.1993. The Flavonoids. New
York: Chapman & Hall/CRC. P 604-606.
[3] JF., Ryley. et al. 1984. Azole resistance in
Candida albicans. Sabouraudia: 22(1):53-63
[4] Manuaba.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC Purwantini, Indah.et al.2000.
Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Antijamur
(Candida albicans) Dari Kulit Buah Delima.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

ISSN 2407-9189 175


The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

176 ISSN 2407-9189

Anda mungkin juga menyukai