Penggabungan Konsep On-Farm - Down-Stream - Dan Marketing Agribussiness Pada Perkebunan Kakao Sebagai Upaya Optimalisasi Daerah Agrowisata
Penggabungan Konsep On-Farm - Down-Stream - Dan Marketing Agribussiness Pada Perkebunan Kakao Sebagai Upaya Optimalisasi Daerah Agrowisata
ABSTRAKSI
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan hayati
yang sangat beragam. Dengan keragaman dan keunikan yang bernilai tinggi serta
diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam maka potensi Indonesia
mempunyai daya tarik kuat untuk dijadikan sebagai agrowisata. Melihat kenyataan
bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan perkebunan
kakao menjadi agrowisata yang mampu menghasilkan devisa negara, namun potensi ini
belum tergali secara maksimal. Oleh karena itu perlu perhatian khusus untuk mencapai
efektifitas dan tujuan dari pengembangan Agrowisata Kakao yaitu sebuah alternatif
pemecahan masalah Penggabungan Konsep On-farm, Down-stream dan Marketing
Agribusiness pada Perkebunan Kakao sebagai Upaya Optimalisasi Daerah
Agrowisata. Dengan tujuan yang di targetkan dari penelitian ini adalah penerepan
manajemen ke tiga konsep tersebut dalam pengoptimalan daerah agrowisata. Manfaat
yang diperoleh yaitu secara teoritis dan secara praktis. Konsep ini akan dikembangkan
dengan menggunakan teori agrowisata. Teori ini kemudian dihubungkan dengan konsep
On-farm, Down-stream, dan Marketing Agribusiness mengacu pada pengoptimalan
agrowisata kakao di Indonesia. Gabungan ketiga konsep On-farm, Down-stream, dan
Managemant Agribusiness merupakan sebuah menajemen baru untuk pengoptimalan
agrowisata sebagai keunggulan lokal. Ketiga konsep tersebut mampu meningkatkan
agrowisata yang lebih bermutu tinggi serta mampu menjadikan agrowisata kakao di
Indonesia yang berdaya saing internasional.
Keyword : Kakao, Agrowisata, On-farm, Down-Stream, Marketing Agribusiness.
di pasaran dunia, tapi juga berdampak
PENDAHULUAN
terhadap pendapatan petani dan produsen
Indonesia adalah negara agraris kakao.
yang mempunyai kapasitas ekspor yang Keragaman dan keunikan yang
tinggi. Salah satunya adalah Kakao bernilai tinggi serta diperkuat oleh
(Theobroma Cacao). Tanaman ini kekayaan kultural yang sangat beragam
merupakan tanaman tahunan yang maka potensi Indonesia mempunyai daya
menjadi salah satu unggulan ekspor non tarik kuat untuk dijadikan sebagai
migas Indonesia. Indonesia merupakan agrowisata. Melihat kenyataan bahwa
negara produsen kakao terbesar kedua di Indonesia memiliki potensi yang besar
dunia setelah Pantai Gading. Meskipun untuk mengembangkan perkebunan kakao
Indonesia dikenal sebagai negara menjadi agrowisata yang mampu
produsen kakao terbesar di dunia, tetapi menghasilkan devisa negara, namun
produktivitas dan mutunya masih sangat potensi ini belum tergali secara maksimal
rendah. Sehingga hal ini menyebabkan karena berbagai hambatan diantaranya
citra kakao Indonesia dinilai kurang baik kurangnya perhatian pemerintah terhadap
di pasaran Internasional. Rendahnya citra potensi kakao yang ada di Indonesia, tidak
dan mutu kakao Indonesia tidak saja adanya pabrik pengolahan kakao dan
menimbulkan kerugian yang cukup besar rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM).
produksi dan sub agribisnis hulu untuk industri pendorong berdaya saing.
menghasilkan komoditas pertanian Masalah yang ada pada seluruh
primer. Sub ini di Indonesia disebut agrowisata kakao di Indonesia adalah
pertanian. Sub sistem ini adalah salah tidak adanya pabrik pengolahan yang
satu bentuk sumberdaya alam dan berada di dalam kawasan agrowisata.
keunggulan yang dapat dimanfaatkan Hal ini menyebabkan kurangnmya
sebagai pelestarian alam dan sekaligus ketertarikan wisatawan untuk
sebagai obyek wisata alam. Upaya mengunjungi kawasan wisata tersebut.
optimalisasi agrowisata perbaikan di Kecenderungan ini muncul karena
semua bidang perlu dilakukan, tidak wisatawan beranggapan bahwa mereka
terkecuali pada bidang perkebunan. hanya dapat melihat cara pengelolaan
Permasalahan yang ada saat ini adalah perkebunan tanpa bisa menikmati
kualitas dan kuantitas produk yang pemandangan cara mengolah dan tidak
tidak optimal, karena pada umumnya bisa menikmati hasil olahan kakao
pohon kakao di Indonesia sudah tua secara langsung.
dan kurang produktif. Di samping itu Untuk mengatasi permasalahan
ada permasalahan lain yang tersebut, maka sebagai alternatif
mempengaruhi perkembangan pemecahannya yakni sebagai berikut :
agrowisata kakao yaitu praktek a. Perlu pembekalan khusus untuk
pengelolaan perkebunan secara umum masyarakat daerah agrowisata
masih menggunakan cara tradisional. yang nantinya bertindak sebagai
Maka diperlukan adanya : pelaku pengolahan kakao.
a. Revitalisasi tanaman kakao yang b. Perlu pembangunan pabrik
sudah tua secara berkala. pengolahan kakao di kawasan
b. Perlu adanya penyuluhan agrowisata.
pendidikan kepada petani yang lebih c. Memfokuskan strategi
intensif terkait masalah pengelolaan pengembangan produk berdaya
perkebunan kakao. saing dan berorientasi pada pasar
c. Perlu pengawasan dan penetapan internasional.
target pencapaian peningkatan d. Membangun kepercayaan para
praktek, manajemen dan income dari infestor bahwa agrowisata kakao
pengelolaan perkebunan kakao. merupakan usaha yang prospektif
2. Down-Stream Agribusiness (Pabrik) dengan cara memperbaiki dan
Down-stream Agribusiness memodernkan sistem manajemen.
yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah Dengan adanya upaya diatas
komoditas pertanian primer menjadi maka diharapkan akan berdampak
produk olahan baik bentuk produk positif pada peningkatan kesempatan
(intermediate product) maupun bentuk kerja bagi masyarakat setempat,
produk akhir (finished product). peningkatan pendapatan daerah, dan
Sebagian agrowisata di Indonesia devisa Negara. Bahkan mampu
sudah memanfaatkan sub sistem ini menjadikan agrowisata ini menjadi
sebagai objek wisata namun masih keunggulan lokal.
banyak yang tidak dimanfaatkan. 3. Marketing Agribusiness (Pasar)
Setelah melakukan perbaikan Aliran proses setelah
pada sektor perkebunan maka yang pengolahan, tentunya akan diperoleh
perlu dilakukan adalah perbaikan pada output. Dari sinilah diperlukan
sektor pengolahan atau pabrik. Sesuai manajemen pemasaran yang baik agar
dengan prasyarat pembangunan daerah hasil pengolahan kakao dapat
agrowisata andalan harus terdapat terdistribusikan secara efektif dan
proses pengembangan agrowisata yaitu, tiga konsep itu maka pengelolaan produk
memberikan pelayanan semaksimal perkebunan kakao menjadi optimal
mungkin kepada para wisatawan. sehingga mampu menjadikan Indonesia
Sehingga melaluigabungan tiga konsep sebagai agrowisata kakao yang unggul
tersebut mampu menjadikan Indonesia dengan memiliki produk berdaya saing
sebagai agrowisata kakao yang unggul dan berorientasi pada pasar internasional.
dengan memiliki produk berdaya saing Kemudian perubahan secara menyeluruh
dan berorientasi pada pasar internasional. mampu meningkatkan pendapatan,
Kemudian perubahan secara menyeluruh aspirasi dan kesejahteraan.
mampu meningkatkan pendapatan,
aspirasi dan kesejahteraan. DAFTAR PUSTAKA
Buku:
KESIMPULAN Direktorat Pengembangan Kawasan
Kondisi agrowisata kakao di Khusus dan Tertinggal Deputi
Indonesia masih cenderung kurang Bidang Otonomi Daerah dan
diminati para wisatawan, hal ini karena Pengembangan Regional
kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh BAPPENAS. 2008.Pengembangan
Departemen Pariwisata kepada wisatawan Ekonomi Daerah Berbasis
baik domestik maupun mancanegara Kawasan Andalan: Membangun
sehingga tingkat pengunjung rendah. Model Pengelolaan dan
Selain itu sumberdaya manusia yang Pengembangan Keterkaitan
masih menggunakan teknik sederhana Program. Jakarta: BAPPENAS.
dalam pengelolaannya sehingga hasil yang Windia, dkk.2008.Model Pengembangan
diperoleh tidak optimal. Sarana-prasarana Agrowisata di Bali.Denpasar:
yang ada masih sangat minim yaitu hanya Universitas Udayana.
menawarkan pemandangan alam dan Internet:
rangkaian pengelolaan perkebunan tidak Bangka Pos.2009. Menata Agrowisata
disertai pabrik pengelolaan yang modern Terkonsep. Diakses melalui
di daerah agrowisata. Kurangnya http://www.bangkapos.com.[25
penyebaran informasi tentang agrowisara Oktober 2009]
kakao sehingga para investor kurang Jawa Pos. 2009. Puslit Kopi dan Kakao,
tertarik untuk bekerjasama. Serta "Pabrik" Benih Andalan Indonesia
rendahnya dana yang diberi oleh di Jember. Diakses melalui
pemerintah sehingga kondisi agrowisata http://www.jawapos.co.id/ [25
kakao yang ada di indonesia tidak Oktober 2009]
optimal. Nahda Kanara. 2009. Pengolahan Kakao
Gabungan dari konsep On-Farm Berbasis.agribisnis. Diakses
Agribusiness (perkebunan), Down-Stream melalui
Agribusiness (pabrik), Marketing http://agrikanara.blogspot.com [25
Agribusiness (pasar) mampu Oktober 2009]
menghasilkan outcome yang maksimal Suhendra. 2009. 12 Pabrik Penggiling
yaitu, target agrowisata yang semula Coklat Stop Produksi. Diakses
sudah ada namun belum maksimal setelah melalui http://www.detik.com [25
menggunakan manajemen gabungan ke Oktober 2009]