Anda di halaman 1dari 50

1

2
LEMBAR PENGESAHAN I
Laporan ini disahkan dan disetujui setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dari mulai tanggal 20 September sampai dengan tanggal 19 Desember 2014.

STPI Curug, 19 Desember 2014

Pembimbing:

Kasub. Unit Line Maintenance

M. Sanusi, A Md.

Mengetahui:

Kepala Unit Bengkel Pesawat Udara

Hari Kurniawanto, ST, S.SiT, MM

Sekolah Menengah Kejuruan Penerbangan Dirghantara Kabupaten Tangerang

Jln.Seneca Komplek STPI, Bandara Budiarto, Legok – Tangerang, Banten

2014-2015

3
LEMBAR PENGESAHAN II
Laporan ini disahkan dan disetujui setelah melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) mulai dari tanggal 20 September sampai dengan tanggal 19
Desember 2014.

SMK Penerbangan Dirghantara,19 Desember 2014

Pembimbing I Pembiming II

SMK P Dirghantara SMK P Dirghantara

Tatang Suryaman, S.Pd


Nurdin,ST,MM

Mengetahui

Kepala Sekolah SMK Penerbangan Dirghantara

Zamzam Masrurun S.Pd

Sekolah Menengah Kejuruan Penerbangan Dirghantara Kabupaten Tangerang

Jln.Seneca Komplek STPI, Bandara Budiarto, Legok – Tangerang, Banten

2014-2015

4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberkan rahmat sehingga penyusunan laporan tugas Praktik Kerja
Lapangan ini dapat diselesaikan.

Laporan ini disusun untuk dilanjutkan sebagai laporan salah satu syarat
untuk mengikuti UN.Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik
dari pihak manapun yang bersifat membangun sehingga akan bermanfaat dalam
penulisan selanjutnya.

Demikianlah laporan ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memnuhi


syarat-syarat dalam mengikuti UN yang akan dating nanti.

Terima kasih kepada :

1. Drs. Darmawan, MM selaku kepala sekolah SMK Penerbangan


Dirghantara yang telah mengizinkan kami melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Training di STPI Curug.
2. Terima kasih untuk pembimbing sub unit engineering, sub unit line
maintenance, sub unit engine and propeller, sub unit radio and
instrument, sub unit airframe yang telah membantu mebimbing kami pada
Praktik Kerja Lapangan ini.
 Terima kasih untuk sub unit Line Maintenance, Bapak Tatang Suryaman
dan Bapak Herry Lestiadi.
 Terima kasih untuk sub unit Engine and Propeller, Bapak Happy Rikin
dan Bapak Abdul Rahman.
 Terima kasih untuk sub unit Radio and Instrument, Bapak Jhon Belater
dan Bapak Nurdin.
 Terima kasih untuk sub unit Airframe, Bapak Ahyarudin, Bapak Ahmad
Jaya dan Bapak Iman Sampoerno.

Tangerang, 19 Desember 2014

5
Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN I……………………….…………………………………………2

LEMBAR PENGESAHAN II…………....…………………………………………………...3

KATA PENGANTAR………………...…..…………………………………………………...4

DAFTAR ISI…………………………….…………………………………………………….5

BAB I……………………………………………….…………………………………………8

PENDAHULUAN……...……………………………………………………………………8

Latar Belakang…………………………………………………...……………....................8

Tujuan Praktik Kerja Lapangan…………..………………………………...………………9

Maksud dan Tujuan Pembuatan Laporan……….…………………………………………..9

BAB II………………………………………………….………………………..…………...10

TINJAUAN UMUM……………………………….……………………………….………10

Sejarah STPI…………………………………...…………………………………....……..10

Latar Belakang………………………………..…………………………………....…...…11

Pesawat yang Dimiliki STPI…………………..………………………………………..…11

VISI, MISI, dan Tujuan………………………..…………………………………..............11

Struktur Organisasi Bengkel Pesawat Udara Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia……12

Sub-Sub Unit yang Ada di Bengkel Pesawat Udara STPI……………………………...…13

Sub Unit Airframe Tugas / Fungsi……………………………………………………….13

Sub Unit Radio & Instrument Tugas / Fungsi……………………………………………13

Sub Unit Electrical (Battery Shop) Tugas / Fungsi………………………………………13

Sub Unit Perawatan Helikopter Tugas / Fungsi………………………………………….13

Sub Unit Tata Usaha Keteknikan Tugas / Fungsi……………………………………..…14

Sub Unit Tambahan Tugas / Fungsi……………………………………………………...14

Pekerjaan Unit Bengkel Pesawat Udara…………………………………………………...15

Dokumen Pesawat…………………………………………………………………………15

6
BAB III……..……………………………………………………………………………...…19

TINJAUAN KHUSUS……………………………………………………..………….........19

INSPEKSI 50 JAM PESAWAT SOCATA MODEL TB-10……………..…………..…….22

INSTRUCTION………………………………………………………………...…………22

ENGINE COMPARTMENT INSPECTION (AREA 100)……………………….……….22

FUSELAGE DAN COCKPIT INSPECTION (AREA 2000)……………………….…….26

WING INSPECTION (AREA 500 AND 600)……………………………………….……27

LANDING GEAR INSPECTION (AREA 700)…………………………………………..27

FINAL STEPS………………………………………………………...……………..…….27

INSPEKSI 100 JAM PESAWAT SOCATA MODEL TB-10……........……………….......28

PRELIMINARY INSPECTION (PEMERIKSAAN AWAL)……….……………….......28

ENGINE COMPARTMENT INSPECTION…………………………………….…..........28

COCKPIT AND FUSELAGE INSPECTION……………………………………..……...30

WING INSPECTION…………………………………………………………..………….32

LANDING GEAR INSPECTION……………………………………………..…………..32

EMPENAGE INSPECTION……………………………………………………................33

FINAL STEPS……………………………………………………………………..………33

ENGINE AND PROPELLER SHOP………………………………………………..……..34

ENGINE PROPELLER YANG BERADA DI STPI OPPOSED TYPE….……………….36

ENGINE INSTRUMENT………………………………………………………...………...37

FUEL SYSTEM……………………………………………………………...……………..37

CARBURETOR SYSTEM………………………………….…………………...…………39

RADIO ANG INSTRUMENT SHOP……………………………………………...………39

FLIGHT INSTRUMENT…………………………………………………………...………40

ENGINE ISTRUMENT…………………………………………………………......……...43

AUXILIARY INSTRUMENT……………………...………………………………………44

AIRFRAME SHOP………………………………………..…………………………..……45

7
RIVET………………………………………………………..………………………..……46

BAB IV…………………………………………………………...…………………….……48

PENUTUP………………………………………………………...…………………….…..48

KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………..………………….…..49

8
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional yang memadukan sistematik dan sinkron antara
program pendidikan di sekolah dan penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
kegiatan bekerja secara langsung dengan dunia kerja secara terarah untuk membentuk
keahlian dan mental siswa agar pada saat lulus dari SMK siap terjun dalam dunia
kerja.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 1 sampai
3 bulan. Pihak sekolah telah bekerjasama dengan perusahaan penerbangan atau
airlines sebagai salah satu tempat dilaksankannya Praktik Kerja Lapangan. Hal ini
dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu dari tamatan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dalam mencapai tujuan yang relevan antara dunia pendidikan dengan
tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Berdasarkan struktur program kurikulum SMK bahwa setiap siswa yang
akan melanjutkan ke semester berikutnya dan yang akan mengakhiri jenjang
pendidikan kejuruan harus melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di industri-
industri maupun lembaga – lembaga swasta. Praktik Kerja Lapangan di laksanakan
dengan harapan sebagai siswa yang nantinya lulus, dapat menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang diberikan oleh sekolah, sehingga apabila di
kemudian hari siswa bekerja di perusahaan dapat mengembangkannya.
Kegiatan penyelenggaraan Paktik Kerja Lapangan diharapkan dapat
meningkatkan keahlian dan etos kerja siswa yang meliputi : kemampuan bekerja,
motivasi kerja, inisiatif, kreativitas, disiplin dan kerajinan dalam bekerja.

9
Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Tujuan dilaksanakannya PKL adalah :
1. Memberikan pengalaman bekerja pada taruna/i sebelum mereka benar-benar
terjun dalam
dunia kerja yang nyata.
2. Mengetaui sejauh mana ilmu yang di dapat di sekolah penerbangan yang
dapat diimplementasikan dalam kehidupan.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterapilan siswa/i dalam memecahkan masalah.
4. Menambah ilmu yang belum didapat di sekolah atau dapat juga memperdalam
ilmu
pengetahuan yang sudah didapat.
5. Memberikan siswa/i gambaran pekerjaan yang bisa dipilih dan berhubungan
dengan
jurusan/program keahliannya.

Maksud dan Tujuan Pembuatan Laporan

Maksud dan tujuan pembuatan laporan ini adalah sebagai catatan hasil
kegiatan yang telah dilaksnakan selama praktek, dimana setiap kerja praktek dicatat
dan dirangkum dengan seksama agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Pembuatan laporan yang merupakan karya tulis adalah kewajiban bagi setiap
siswa/i SMK Penerbangan Dirghantara yang telah menyelesaikan PKL. Pembuatan
laporan ini bertujuan:
a) Siswa/i mampu memahami, memantapkan, dan mengembangkan pelajaran yang
didapat di
sekolah dan menerapkannya di dunia kerja.
b) Siswa/i mampu mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan secara lebih luas
dan
mendalam yang terungkap dari buku laporan yang dibuat.
c) Siswa/i mampu memahami cara-cara pembuatan laporan Praktek Kerja
Lapangan.
d) Siswa/i mampu mencurahkan dan menuangkan pikiran serta segenap
kemampuan kedalam
tulisan.
e) Siswa/i dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan ejaan
bahasa
Indonesia yang disempurnakan.
f) Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah dan dirinya sendiri.
g) Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UN.

10
BAB II
Tinjauan Umum

A. Sejarah STPI

Didirikan di Jakarta, tepatnyya di daerah Gempol Kemayoran pada tahun 1952,


institusi pendidikan ini semula siberi nama Akademi Penerbangan Indonesia
(API). Pada tahun 1954 API dipindahkan dari Jakarta ke kampusnya yang baru, di
wilayah kecamatan Legok, Tangerang (lebih dikenal oleh masyarakat penerbangan
dengan kampus Curug).

Pada tahun 1969, Akademi Penerbangan Indonesia (API) berubah nama


menjadi Lembaga Perhubungan Udara (LPPU). Pada tahun 1978, lembaga
pendidikan ini berubah nama menjadi Pendidikan dan Latihan Penerbangan
(PLP) yang merupakan Unit Pelaksanaan Teknis dari Badan Diklat Perhubungan.

Pada tahun 2000 PLP berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Penerbangan
Indonesia (STPI), hingga saat ini. Keberadaan STPI didasari oleh Keputusan
Presiden RI dan Menteri Perhubungan sebagai berikut:

1. Keputusan Presiden RI nomor 43 tahun 2000 tanggal 10 Maret 2000


tentang Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.
2. Keputusan Menteri Perhubungan nomor 64 tahun 2000 tanggal 21 Agustus
2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Penerbangan
Indonesia.
3. Keputusan Menteri Perhubungan nomor SK. 29/DL.003/Diklat-2001
tanggal 29 Januari 2001 tentang Statuta Sekolah Tinggi Penerbangan
Indonesia

Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) adalah berawal dari Akademi


Penerbangan Indonesia (API) yang didirikan tanggal 1 Juni 1952 di Gempol,
Kemayoran Jakarta.

Seiring dengan perkembangan teknologi penerbangan dan kebutuhan industry


penerbangan, API beberapa kali mengalami perubahan baik nama maupun
statusnya, antara lain:

 Pada tahun 1954 : API pindah ke Curug Tangerang, Banten.


 Pada tahun 1956 : API berubah nama menjadi Lembaga Perhubungan
Udara (LPPU) dibawah Direktorat Jendral Perhubungan Udara.
 Pada tahun 1978 : LPPU berubah nama menjadi Pendidikan dan Latihan
Penerbangan (PLP) dibawah Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan.
 Pada tahun 2000 : (10 Maret) PLP berubah nama menjadi STPI.
11
B. Latar Belakang
Salah satu Negara yang berkembang, dengan pertumbuhan penduduk Indonesia
yang begitu pesat seharusnya diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil,
dengan dukungan dfdukungan dari sektor dan teknologi yang tinggi. Oleh karena
itu, untuk memperoleh tenaga kerja yang bertanggung jawab, berkualitas dan
terampil maka kami Prakti Kerja Lapangan (PKL).
Faktor yang terpenting itu adalah perkembangan dunia dengan baik
melaksanakan pembangunan karena dengan pertumbuhan dan perkembangan
dunia penerbangan secara sehat dan sangat kuat sangat berperan penting dalam
kehidupan bangsa yang saat ini sedang mengalami krisis didalam berbagai bidang.
Dalam satu kurikulum yang telah ditetapkan, para siswa dari semua jurusan
wajib mengikuti Praktik Kerja Lapangan. Dalam Praktik Kerja Lapangan ini, siswa
diharapkan langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya. Dan diharapkan dapat
menerapkan teori yang didapat dari sekolah terhadap pekerjaan yang dihadapi pada
saat PKL. Pada saat ini kami ditempatkan di Unit Bengkel Pesawat Udara, Sekolah
Tinggi Ilmu Penerbangan Indonesia (STPI).

C. Pesawat yang Dimiliki STPI

Single engine : - Sundowner C-23

- Piper Dakota PA-28


- Tobago TB-10

Multi engine : - Beechraft Baron B-58

- Beechraft Baron B-58P

D. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi
Menghasilkan lilusan yang diakui secara nasional dan internasional
untuk menuju pusat keunggulan (Centre of Excellence) yang berstandar
internasional.

Misi
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian teknologi
terapan dibidang penerbangan dalam rangka mencerdaskan bangsa dengan
menciptakan sumber daya manusia penerbangan yang memiliki iman dan
taqwa, berkualitas internasional, mampu bersaing, mandiri dan professional.

12
Tujuan
Membentuk manusia penerbangan Indonesia yang ahli dan terampil
dalam bidangnya, memiliki sikap sesua Lima Citra Manusia Perhubungan,
memiliki jiwa korsa yang tinggi, berbudi pekerti luhur, memiliki kesadaran
bertanggung jawab dalam pengembangan dunia penerbangan dan mewujudkan
keselamatan penerbangan serta siap memangku jabatan negara atau jabtan
dalam organsasi penerbangan.

E. Struktur Organisasi Bengkel Pesawat Udara Sekolah Tinggi Penerbangan


Indonesia

 KA Unit Bengkel Pesawat Udara, Hari Kurniawanto, SSiT, ST, MT


 KA Sub Unit Engineering, Tatang Suryaman, S.Pd
 KA Sub Unit Line Maintenance, M. Sanusi
 KA Sub Unit Helicopter, Enjat Sudrajat
 KA Sub Unit Instrument and Radio, Jon Belater Samosir, ST
 KA Sub Unit Engine Shop, Happy Rikin

KA Unit Bengkel Pesawat Udara


Hari Kurniawanto, SSiT, ST, MT

KA Sub Unit Engineering KA Sub Unit Line Maintenance


Tatang Suryaman, S.Pd M. Sanusi

KA Sub Unit Helicopter KA Sub Unit Instrument and Radio


Enjat Sudrajat Jon Belater Samosir, ST

KA Sub Unit Engine Shop


Happy Rikin
T
13
F. SUB-SUB UNIT YANG ADA DI BENGKEL PESAWAT UDARA STPI

1. Sub Unit Airframe Tugas/Fungsi


 Melaksanakan perbaikan rangka pesawat udara.
 Melakukan perawatan atau perbaikan pada hydraulic system dan
komponennya yang terpasang pada pesawat udara.
 Melaksanakan perawatan besar dan perbaikan kecil terhadap rangka
pesawat udara dan bagian-bagiannya setelah masa terbangnya habis atau
terpakai.
 Melakukan modifikasi pada system rangka pesawat udara sesuai dengan
Airworthiness Directive.
 Melaksanakan perawatan atau perbaikan penyetelan atau rigging pada
alat bidang kemudi pesawat udara.
 Bertanggung jawab dan memelihara semua perlengkapan kerja dan alat-
alat kerja yang menjadi tanggung jawab bersama.

2. Sub Unit Radio & Instrument Tugas/Fungsi


 Melaksanakan perbaikan radio maupun instrument pesawat udara.
 Menandatangani maintenance release pada inspection sheet,
maintenance log book, aircraft log book, engine log book, dan propeller
log book.
 Melaksanakan atau menandatangani swing compass, weight and balance
dan komponen radio atau instrument hasil kalibrasi dari setiap pesawat
yang akan melaksanakan pembaharuan Certificate of Airworthiness
serta pesawat yang mengalami perubahan.
 Melaksanakan inspection instrument wiring sesuai dengan buku pekerja
atau maintenance inspection.
 Bertanggung jawab dan memelihara semua perlengkapan kerja dan alat-
alat kerja yang menjadi tanggung jawab bersama.

3. Sub Unit Electrical (Battery Shop) Tugas/Fungsi


 Melaksanakan perawatan semua komponen kelistrikan pesawat
termasuk penyetelan dan pergantian battery yang sudah lemah
 Bertanggung jawab dan memelihara semua perlengkapan kerja dan alat-
alat kerja yang menjadi tanggung jawab bersama.

4. Sub Unit Perawatan Helicopter Tugas/Fungsi


 Melaksanakan perbaikan Helicopter.
 Menandatangani maintenance release pada inspection sheet,
maintenance log book, aircraft log book, engine log book, dan propeller
log book.
 Menyiapkan pesawat latih helicopter yyang akan digunakan untuk
training taruna Penerbang Sayap Putar.
 Melaksanakan inspection harian, dan selanjutnya secara berkala sesuai
dengan buku pedoman kerja atau maintenance inspection.

14
 Bertanggung jawab dan memelihara semua perlengkapan kerja dan alat-
alat kerja yang menjadi tanggung jawab bersama.

5. Sub Unit Tata Usaha Keteknikan Tugas/Fungsi


 Menyelenggarakan Administrasi Ketekeknikan Pesawat Udara dan
Kepegawaian Unit Bengkel Pesawat Udara.
 Membuat perintah kerja bagi pesawat yang akan melaksanakan ispeksi
periodik, perbaikan kecil dan modifikasi kecil.
 Membuat perencanaan perawatan besar untuk pesawat latih dan
mesinnya.
 Merencanakan suku cadang pesawat terbang yang dibutuhkan untuk
operasional harian.
 Mengajukan Pembaharuan Certificate of Airworthiness, Certificate of
Registration, Radio Permit, dan perpanjangan Certificate of Engine.
 Menyimpan dan memelihara atau menyebarkan publication, seperti :
AD, SB, SI, dan SL.
 Menyimpan dan memelihara dokumen, buku-buku manual dan
Maintenance Log Book Pesawat.
 Membuat laporan bulanan, tahunan pelaksanaan kerja Unit Bengkel
Pesawat Udara.

6. Sub Unit Tambahan Tugas/Fungsi


 Sub Unit Pergudangan Tugas/Fungsi
 Menyiapkan suku cadang (spare part) pesawat udara
 Merawat suku cadang (spare part) pesawat udara
 Membuat laporan bulanan dan tahunan suku cadang (spare part)
pesawat udara
 Sub Unit Perminyakan Tugas/Fungsi
 Menyiapkan pelumas (oil) sebagai sarana pendukung perawatan
pesawat udara
 Menyiapkan bahan bakar (fuel) pada pesawat terbang latih
 Membuat laporan bulanan dan tahunan

15
Pekerjaan Unit Bengkel Pesawat Udara
DOKUMEN PESAWAT
Adalah untuk mempelajari tentang dokumen yang ada di pesawat, seperti CofA,
CofR, Radio Permit, Flight Maintenance Log Book.

Tetapi yang harus di bawa dipesawat hanya maintenance log book, dan CofA,
CofR, & Radio Permit disimpan di ruang engineering.
CofA : (Certificate 0f Airworthines), adalah sertifikat kelaikan pesawat udara,
CofA dikeluarkan oleh DKUPPU (Direktorat Kelaikan Udara dan Peraturan
Pesawat Udara) dan masa berlakunya selama 1 tahun.

CofR : (Certificate of Registration), adalah sertifikat untuk regitrasi pesawat


udara, CofR dikeluarkan oleh DKUPPU (Direktorat Kelaikan Udara dan
Peraturan Pesawat Udara) dan masa berlakunya selama 3 tahun.

Radio Permit : adalah untuk perizinan memiliki frekuensi radio komunikasi di


dalam bandara dan pesawat, Radio Permit dikeluarkan oleh DIRJEN POSTEL
dan masa berlakunya selama 1 tahun.

Weight and Balance : untuk mengetahui Center of Gravity pesawat. Masa


berlakunya selama 2 tahun.

Ada pula yang kami pelajari di bagian Engineerin seperti


AD,SB,SDR,SL,SI.
AD : (Airworthines Directive) adalah untuk memodifikasi pesawat udara,
dikeluarkan oleh DKUPPU (Direktorat Kelaikan Udara dan Peraturan Pesawat
Udara).

SB : (Service Buletin) adalah untuk mengetahui jika didalam pembuatan pesawat


ada masalah maka perusahaan / operator yang memiliki tersebut akan
diinformasikan kesalahannya.

SDR : adalah untuk melaporkan suatu kejadian yang ada di dalam pesawat /
masalah dan akan diselidiki oleh pabrik yang membuat pesawat tersebut.

SL : (Service Letter) adalah untuk menginformasikan ke semua operator atau


perusahaan bahwa pesawat ada masalah (trouble).

SI : (Service Instruction) prinsipnya sama seperti SB.

16
Buku Manual Pesawat
 IPC (Illustrated Part Catalog) Fungsinya untuk mencari part number yang
ada disuatu komponen pesawat agar dalam pelaksanaan sesuatu / mengganti
suatu komponen yang bermasalah harus harus menggunakan part number
dan jika suatu komponen itu tidak dapat dipakai kembali kita harus
mengambil komponennya digundang dengan menggunakan part number
agar tidak keliru.
 MM ( Maintenance Manual) Fungsinya untuk melihat jika pesawat akan
dibongkar maupun dipasang,agar tidak ada masalah dlm melakukan
pekerjaan haru menggunakan maintenance manual.
 MMS (Maintenance Manual Service)
 AAIP (Approved Aircraft Inspection Program) fungsinya adalah setiap
pesawat harus mempunyai AAIP karena untuk melakukan pekerjaan dan
program perawatan pesawat.

Maintenance Terbagi 2
 Schedule : perawatan pesawat udara berdasarkan waktu yang sudah
ditentukan. Dalam maintenance schedule ini terbagi 2 bagian menurut
Jam Terbang dan menurut Kalender.
- Menurut Jam Terbang : yaitu setiap jam terbang 50 dan 100 hours
pesawat harus di inspeksi,dan saat jam terbang sudah 2000 hours
pesawat harus di overhaul.
- Menurut Kalender : 1 year inspection yaitu inspection 1 tahun
pesawat terbang tidak terbang harus diinspection 1 year.
 Unschedule : perawatan pesawat udara tidak berdasarkan waktu yang
sudah ditentukan.Seperti ,over speed, terkena petir, at landing,
turbulence.

Basic Lesson
A1 : AIR FRAME FIXWING
A2 : AIR FRAME ROTARY
A3 : PISTON ENGINE
A4 : TURBINE ENGINE
C1 : RADIO
C2 : INSTRUMENT
C3 : ELECTRICAL

Syarat – Syarat Mempunyai Basic Lesson


- Minmum berusia 18 tahun.
- Bisa baca tulis, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia
- Experience 18 bulan
17
Badan yang mengeluarakan Basic Lesson adalah DKUPPU, masa berlakunya seumur
hidup selama orang yang mempunyai basic lesson tidak mengalami kecelakaan yang
fatal dan tidak membuat kerusakan dalam bekerja jika itu basic lesson akan ditarik
oleh DKUPPU.

CASR : (Civil Aviation Safety Regulation) adalah peraturan keselamatan


penerbangan sipil,CASR terbagi menjadi 11 bagian :
 Part 39 : Airworthiness Directive
 Part 43 :Maintenance,Preventive Maintenance,Rebuilding and Alteration
 Part 45 : Identification and Registration Marking
 Part 47 : Aircraft Registration
 Part 61 : Certification Pilot and Flight Instructor
 Part 63 : Certification Flight Crew Members Other Than Pilots
 Part 65 : Aircraft Maintenance Engineer Lisences
 Part 91 : General Operating
 Part 121 : Certification and Operating Reqiurment : domestic, flag, and
supplemental air caries
 Part 145 : Approved Maintenance Organization
 Part 147 : Aircraft Maintenance Training Organization

ATA (Air Transport Association)

00 : Introduction
07 : Lighting and Shoring
09 : Towing and Taxing
10 : Parking,Mooring,Storage,and Return to Service
11 : Placards and Marking
12 : Servicing
21 : Environmetal System
22 : Auto Flight
23 : Communication
24 : Electrical Power
25 : Eqiupment Furnishing
26 : Fire Protection
27 : Flight Control
28 : Fuel System
30 : Ice and Rain Protection
31 : Indicating / Recording System
32 : Landing Gears
33 : Lights
34 : Navigation
35 : Oxygen
37 : Vacuum

18
52 : Doors
53 : Fuselage
55 : Stabilizer
56 : Windows
57 : Wings
61 : Propeller
71 : Power Plant
72 : Engine
73 : Fuel System and Control
74 : Ignition
76 : Engine and Propeller Control
77 : Engine Indicating
78 : Exhaust
79 : Lubricating
80 : Starting

19
BAB III
Tinjauan Khusus

A. Inspeksi 50 dan 100 Jam Pesawat TB-10


Line Maintenance adalah tempat dimana pesawat yang trouble,overhaul dan pesawat
yang sudah harus diinspeksi dikerjakan di line maintenance.

Dan orang-orang di line maintenance merawat dan memperbaiki pesawat-pesawat


yang rusak atau belum selesai dikerjakan karena instrument-instrument yang belum
terpasang. Di line maintenance juga bisa melakukan run up pada pesawat di pagi hari
untuk memanaskan engine dan memastikan kondisi engine pesawat sebelum
digunakan oleh taruna/i STPI Curug untuk latihan.

Inspeksi 50 yang dikerjakan yaitu :


 Mengecek kondisi fluid
 Cleaning, fairing, engine cowling dan engine buple
 Mengisi Greece yang ada pada shock struct dengan menggunakan Greece gun,
agar dapat mengisi dengan baik
 Check oil

Inspeksi 100 yang dikerjakan yaitu :


 Mengganti Oli / Replace Oil
 Mengecek dan membersihkan fairing
 Mengecek hydraulic fluid.
 Mengganti Greece pada bearing agar bearing dapat bekerja dengan baik dan terjaga
kondisi nya agar selalu dalam kondisi yang maksimal.
 Mengecek linning pada break, agar pesawat dapat melakukan break dengan
sempurna.
 Membersihkan engine cowling dan engine buple agar dapat melakukan
pendinginan dengan sempurna.

Inspeksi dilakukan karena pesawat sudah bekerja selama 50 jam atau 100 jam, dan
pesawat-pesawat tersebut masing-masing memiliki catatan yang tercatat dalam log
book.

Log book adalah buku atau catatan yang digunakan oleh pilot dan mekanik untuk
menghitung jam terbang pesawat, dan dapat mengetahui siapa pilot yang
menggunakan dan berapa jam pesawat itu sudah melakukan terbang, selain itu juga
pilot dapat mengkomplain pesawat yang sedang digunakan apabila mengalami
trouble / masalah pada pesawat terbang dalam salah satu system atau instrument
nya terjadi kesalahan dalam penunjukannya sehingga dapat diperbaiki.

20
Line Maintenance
 Mengecek kompresi piston ring
 Mengecek tekanan hydraulic
 Membantu mengganti komponen pesawat yaitu linning (kampas rem)
 Mempelajari tentang certificate atau dokumen yang dimiliki oleh pesawat
 Mempelajari jenis-jenis engine
 Melihat komponen yang berada di cockpit
 Membersihkan pesawat dengan avgas
 Membantu mengisi liquid pada break
 Mengecek fairing pesawat dengan menggunakan screw driver Philip
 Membantu membuka empennage
 Memberikan Greece pada shock struct dengan Greece gun

Cleaning Aircraft
Cleaning aircraft yaitu untuk membersihkan komponen-komponen yang berada
dipesawat dengan menggunakan suatu alat atau cairan, serta pembersihannya yang
telah ditentukan.

Adapun tujuan dari cleaning aircraft yaitu :


 Untuk membersihkan suatu komponen-komponen pesawat dari kotoran dan
debu yang menempel pada pesawat
 Untuk mencegah terjadinya korosi pada suatu komponen pesawat
 Untuk mengetahui komponen-komponen apakah ada bolt atau screw yang
loose atau tidak
 Untuk mengetahui bagian dari komponen-komponen pesawat

Dalam proses cleaning ini alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
 Kain / lap
 Fuel
 Kuas besar atau kuas kecil
 Sabun

Dalam proses cleaning ini adapun komponen-komponen yang harus dibersihkan


untuk kelancaran pengoprasian seperti berikut :
 Membersihkan engine cowling
 Membersihkan fuselage
 Membersihkan firewall
 Membersihkan engine mounting
 Membersihkan disk brake
 Membersihkan fairing
 Membersihkan landing gear

21
 Membantu teknisi membuka fairing untuk mengecek bagian-bagian landing
gear yang sudah tidak layak pakai.
 Tools yang digunakan untuk membuka fairing :
-Screw driver Philip
-Combination wrench 8mm
 Membantu teknisi mengganti relay flap yang sudah lemah.
Pertama-tama : membuka inspection door
 Tools yang digunakan : - Screw driver Philip
- Speed handle Philip
 Membantu teknisi merun-up,gunanya untuk mengecek bagian-bagian yang
tidak berfungsi dengan baik, contohnya :
 Mengecek Rpm
 Mengecek manifold
 Mengecek gyro section
 Mengecek CHT
 Mengecek EGT
 Mengecek OAT
 Mengecek oil temperature
 Mengecek oil pressure
 Mengecek fuel pressure
 Mengecek volt battery
 Membantu teknisi mengecek spark plug yang tidak layak pakai
Pertama membuka engine cowling atas dengan menggunakan screw driver
Philip, dan membuka hardness spark plug dengan menggunakan tools
combinastion wrench 7/8 dan untuk membuka spark plug yang digunakan
adalah shocket 7/8.

22
50 HOURS INSPECTION PROCEDURE
SOCATA MODEL TB-10
INSTRUCTION

 To be carried out on each 50 flight house and inspection period shall not be
exceeded by 5 house
 Each listed inspection item on maintenance is to performed in accordance with
aircraft model socata TB-10 Maintenance Manual or other appllicable
publications.

PRELIMINARY OPERATIONS

1. Take not of all anomalies recorded in the log book or equivalent document in
order to eliminate faults.
2. Ensure that the aircraft complies with airworthiness directives and bulletins.
See 05-30-02.
3. Clean exterior surface. Check for sigh of corrosion.
4. Check the expiry date of limited services ilfe partsn( equipment, airframe and
lines). See 05-01-00.
5. Perform a test run up (record parameters ) See 05-30-02
6. Engine cowling (chapter 71).
7. Remove battery recover.
8. Battery (chapter 24)

Disconnect battery

Check electrolyte level and terminal condition and detect traces of oxidation.

Check the charge

ENGINE COMPARTEMENT INSPECTION (AERA 100)

1. Firewall (chapter 53)


Inspect the firewall to detect cracks and inspect its components to detect
attachment fauld.
2. Cooling (chapter 71)
Inspect the engine baffle and bulkhead attachment , ensuring that they are
neither damaged not insecure. Refair or replace all damaged or missing parts of
the cooling system before returning the aircraft to services.
3. Manifold ( chapter 71)
Inspect pipe and tube and their attachment in detail.
Inspect the air duct and manifold unit baffle plates and the air intake shutter;
clean if necessary.

23
Spray a silicon lubricant on the shutter hinge. Test the operation of the alternate
air shutter.
Examine the air filter(s) and the hoses (spiragaines).

4. Cylinders (chapter 71)


Check for oil leaks around the rocker box cover. If leakage dose exist. Replace
the seal and tighten screw to tightening torque 5.6 N.m (50 lbs.in) Check the
there is no evidence of over heating on the cylinder, indicated by burn [aint. In
this case a fault exists within the cylinder, and this must bereturning the aircraft
the aircraft out services. Marked dicoloring and seepage around the cylinder or
slight gaseous leaks which will disappear one the cylinder has been operated
for sometime. In this case, neither the operations or performance of he engine
as effected. If the leaks prove to be more serious, then the cylinder should be
replace.
5. Engine Mount (chapter 71)
Inspect the mount to detect cracks, and check alignment of red pain markings
on screw. Refer to SB Nr.16, at the latest revision (up to S/N 700)
6. Fuel system (chapter 73)
Check the mixture lines for leaks and clamp security. Remove and clean the
fuel inlet filter on the carburetor. Inspect attachments and check to the detect
leaks on the mechanical pump and the carburetor.
7. Fuel (chapter 73)
Remove clean or replace the fuel filter on the electrik pump (up to S/N 700).
Inspect the electric pump, unions and connections. Inspect lines (routing,
sealing)
8. Ignition (chapter 74)
Remove and inspect upper and lower spark plugs in detail. Clean the sparkplug
if they are clogged adjust their gap and interchange the lower spark plugs the
upper ones.
Ensure that the conductors and ceramics are free corrosion and dirt. If not this
is due to leakage around the sparkplug, or not sufficient cleaning of the walls of
connection deemed necessary. If necessary, clean the cable ends and the walls
and ceramik of the spark plugs dry clean cloth or with a clean cloth dampened
with Methyl Ethyl Ketone (MEK). Clean and dry the parts thoroughly before
installation.
Check that the ignition hardness clamps are correctly attached and the spark
plugs and magneto terminals are correctly thight
Inspect the magneto attachments and grounding cables in detail.

24
9. Check movement and inspect attachment and routing of controls, lubricate the
controls:
- Propeller regulator
- Throttle
- Mixture
- Carburetor

1. Exhaust (chapter 21 and 78)


Check for leakage at attachment clamps on cylinder exhaust outlest. If a gap
does exist; the clamps must be removed and ground flat before installationand
thightening. Check general condition of exhaust collectors.
Inspect attachments, stacks and tube in detail and inspect the pipe and
excharger no detect cracks.
2. Oil system (chapter 79)
Ensure that leakage does not exist around oil lines, in particular at the unions;
check that attachments are secure, that wear dua tio friction or vibration does
not exist and the elements are neither dented not cracked.
Inspect the filter tube, the gage and the support in detail to detect any leaks and
check the attachment.
Detects leaks at the joining surfaces of the lateral half-housign and the lower
housing.
Inspect the cooler, its support and its attachments in detail to detect any trace of
leaks or crack.
Inspect the lubrication lines connection in detail on engine casings and cooler.
Inspect the crankshaft frond-end seal and attachments and to detect any leaks.
Drain oilsystem and replace filter element.
NOTE :
Before discarding the filter element, check that there are no metal particles in
the folds close the drain valve and refil with oil.
3. Starting (chapter 80)
Inspect the starter as well its attachment, connections and general condition.
Refer to the SERVICE INSTRUCTION TEXTRON LYCOMING Nr. 1447
(final index), for clearance setting between the brush ring and the driving gear
of lycoming starter.

25
4. Propeller (chapter 61)
Inspect the propeller to detect denting or alternation.
Inspect the surface area with a 10x magnifying glass to detect crack (assuring
no indication of crack).
if the propeller found any scratch detect cracks bye dye-penetrant inspection, as
follow:
- Strif, if necessary, the part to control
- Clean the area with a degreasing solvent
- Spray penetrant product or apply it with a brush,
- Allow to act for about ten minutes,
- Remove the access of penetrant productusing clean cloth socket with
solvent or altene
- Detect crack by sparying developer product,
- After the check, clean the part,
- Protect the controlled part by applying a new coat paint ( if the
controlled part number indication of crack).

5. Vacuum (chapter 37) (If installed)


Inspect the vacuum pump, the unions and the attachments.
Check for the oil at the level of drive unit.
6. Altenator (chapter 21 and 24)
Inspect the alternator, the attachments and the belt condition. Check tightness
Rever to “LYCOMING” No.1129 service instruction, at the last revision for
the adjustment of the belt tension.

1. Routing
Inspect the routing, attachment lines and connection of the following elements :
 Manifold Pressure System
 Tachometer Control System
 Oil Pressure Transmitter
 Fuel Pressure Transmitter
 EGT
 Cylinder Head Temperature Transmitter (If installation)
 Carburetor Air Temperature (If Installed)

Reinforce the anticorrosion protection. See 20-00-04

26
FUSELAGE AND COCKPIT INSPECTION (AREA 2000)
1. Inspect the routing, attachment, lines and connection condition of the following
element :
 Manifold Pressure System
 Tachometer Control System
 Oil Pressure Transmitter
 Fuel Pressure Transmitter
 EGT
 Cylinder Head Temperature Transmitter (If installation)
 Carburetor Air Temperature (If Installed)
2. Inspect the attachments, connection and markings on the following items :
 Flight Control Instrument
 Engine Control Instrument
 Placards and inscription
3. Tilt LH instrument panel to inspect attachment and magneto selector
connection tightess.
4. Engine Control (capter 76)
Inspect engine control in detail :
 Propeller regulator
 Throttle
 Mixture
 Carburetor heating

Ensure that there is no play, and that the control friction button on the padestal is
effective.

5. Door (chapter 52)


Carry out and operational check on cabin access doors and on baggage
compartment door.
Check the condition of the gas rods, hinges, seal, and locking system.
Lubricated the locks.
6. Extinguisher (chapter 26) (if installed)
Inspect the Extinguisher and ensure that the nozzle is free room obstruction.
7. Placards and marking (chapter 11)
Ensure that the above are present and legible, replace when necessary.
8. Fuel (chapter 28)
Inspect lines (routing and sealing)
Reinforce the anticorrosion protection. See 20-00-04

27
WING INSPECTION ( area 500 and 600 )
1. Fuel tanks (chapter 28)
Carry out operational check of fuel tank caps and check condition seal and
vent.
2. Flaps (chapter 57)
Inspect flap attachment an hinges
3. Aileron (chapter 57)
Inspect Aileron attachments and articulation
4. Wing tips (chapter 28)
Inspect wing tip attachment
Inspect attachment and check condition of the static dischangers and bonding
strips (if installed)
Reinforce the anticorrosion protection. See 20-00-04.

LANDING GEAR INSPECTION ( area 700 )


1. Empenage (chapter 55)
Inspect the hinges, check empenage and tab operation check,
Inspect attachment and check condition of the static dischanger and bonding
strips (If installed)
Reinforce the anticorrosion protection. See 20-00-04.

FINAL STEP
1. Battery (chapter 24)
Reconnect the battery, lubricate terminals, and reinstall cover.
Install lower engine cowlings NR.131 and 132 and upper cowlings NR.121
Perform a test run up and record parameter. See 05-30-02
After the ground run up, remove engine cowling to detect any leaks (oil, fuel)
If Everything is normal, install lower engine cowling Nr.131 and 132, upper
cowling NR. 121

ENGINE COMPLETION OF THE 50 HOURS INSPECTION IN THE


TECHNICAL DOCUMENTS OF THE AIRCRAFT (Airframe and Engine )

28
100 HOURS INSPECTION PROCEDURE
SOCATA MODEL TB-10

 Harus dilakukan pada setiap 100 jam terbang dan masa pemeriksaan tidak akan
melebihi 10 jam.
 Setiap pemeriksaan barang atau perawatan yang terdaftar harus dilakukan
sesuai dengan petunjuk Model pesawat Socata TB-10 pemeliharaan atau
publikasi lainnya yang berlaku.

PRELIMINARY OPERATIONS (PEMERIKSAAN AWAL)


1. Mencatat semua kelainan dalam buku catatan atau setara dokumen, untuk
menghilangkan kesalahan.
2. memastikan bahwa pesawat sesuai dengan petunjuk kelaikan dan layanan
siaran. lihat 05-00-02.
3. Membersihkan permukaan bagian luar. Memeriksa tanda-tanda korosi / karat.
4. Memeriksa tanggal kedaluwarsa / batas pemakaian bagian pesawat.
5. Membersihkan engine dengan hati hati.
6. Melakukan tes run-up. Lihat 04-30-02.
7. Melepas engine cowling nr. 121,131 and 132 dan memeriksa untuk mendeteksi
retak dan melampirkan kesalahan.
8. Memeriksa oil, memastikan gas buang tidak bocor dan oil mengalir dengan
lancar.
9. Melepas penutup battery.
10. Memutuskan aliran listrik battery. Memeriksa tingkat elektrolit, kondisi terminal
dan mendeteksi trace of oxidation.

ENGINE COMPARTMENT INSPECTION


1. Electrical wiring
Memeriksa semua cable yang terpasang pada engine atau aksesoris. Mengganti
kerusakan kabel. Mengganti clamp dan loose wire dan memeriksa terminal
untuk keamanan dan kebersihan.
2. Firewall
Memeriksa firewall untuk mendeteksi keretakan, dan memeriksa komponen-
komponen untuk mendeteksi kesalahan atau kerusakan.
3. Brake
Memeriksa brake system hydraulic fluid tank, dan memeriksa fluid level.
4. Air Regulation
Memeriksa Air Regulation lines (garis pengatur udara) dan unit pada firewall
untuk mendeteksi keretakan.

29
5. Cowling
Memeriksa penyekat mesin dan lampiran mesin, memastikan bahwa mereka
tidak rusak atau tidak aman. Memperbaiki atau mengganti semua kerusakan
atau hilang dari bagian sistem pendingin sebelum pesawat kembali dipakai.
6. Manifold
Memeriksa pipa dan tabung dan melampirkan dengan detail.
7. Cylinder
Memeriksa kebocoran minyak di sekitar rocker box. Jika kebocoran tidak
keluar, segel dan kencangkan screw dengan torsi 5,6 nm (50 lbf.in).
Periksa ada bukti atas pemanasan pada silinder, menunjukkan dengan cat yang
terbakar. Dalam hal ini kesalahan ada di dalam silinder, dan ini harus
diperbaiki sebelum pesawat kembali digunakan.
8. Engine Mount
Periksa engine mounting untuk mendeteksi kerusakan atau retak,dan periksa
keselarasan cat merah yang menandai pada sekrup. Lihat ke SB nr.16, di versi
terbaru (hingga S / N 299).
9. Fuel System
Memeriksa kebocoran dan penutup. melepas dan membersihkan filter inlet
bahan bakar di karburator.
Memeriksa pemasangan pada mesin pompa, saklar mikro dan pemancar
tekanan. melampirkan inspeksi dan untuk mendeteksi kebocoran pada pompa
mekanik, karburator.
10. Fuel
Pindahkan,bersihkan atau mengganti fuel filter pada pompa elektrik (Hingga
S/N 730).
Periksa pompa elektrik, pasangkan dan sambungkan.
11. Carburetor
Periksa lampiran torsi atau kekencangan screw karborator : 4.6 to 5.8 N.m (40
to 50 lbf.in)
12. Ignition
Lepas dan periksa spark plug bagian atas dan bagian bawah secara rinci.
Bersihkan spark plug jika terdapat kotoran pada spark plug,dan pisahkan spark
plug bagian bawah dengan bagian atas.
Pastikan conductor dan ceramic bebas dari karat dan kotoran. Jika hal ini tidak
dilakukan kebocoran akan terjadi di sekitar busi, atau membersihkan tidak
cukup hanya dinding atau konektornya.
13. Engine Control
Secara rinci dan melakukan pemeriksaan operasional control pada bagian
berikut:
- Propeller regulator
- Throttle
- Mixture
- Carburetor heating

30
14. Exhaust
Memeriksa kebocoran pada lampiran clamp pada Cylinder exhaust.Jika
kesenjangan tidak ada, clamp harus dilepas dan diperbaiki sebelum dipasang.
15. Oil System
Pastikan tidak terdapat kebocoran di jalur oil,dalam pemasangan tertentu;
periksa lampiran yang aman, yang memakai akibat gesekan dan getaran tidak
ada dan bahwa unsur-unsur yang tidak penyok atau retak.
16. Starting
Periksa starter serta lampiran, koneksi dan kondisi umum lainnya.
17. Alternator
Memeriksa alternator,lampiran dan kondisi belt.
18. Vacuum
Memeriksa vacuum pump,pemasangan dan lampiran.
19. Propeller
Lepas dan periksa propeller cone No.111 secara detail.
20. Periksa routing,lampiran,lines and kondisi koneksi bagian dibawah ini :
- Manifold pressure system
- Tachometer control system
- Oil pressure transmitter
- Oil temperature transmitter
- Fuel pressure transmitter,E.G.T
- Cylinder head temperature transmitter
- Carburetor air temperature transmitter
21. Memperkuat anticorrosion protection / pelindung anti karat. Lihat 20-00-04.

COCKPIT AND FUSELAGE INSPECTION


1. Inspection Door
Remove inspection doors Nr.211L,211R,212L,218,222, and 242.
2. Carry out a visual and inspection of the routing,attachment,lines and
coonection.
- Manifold Pressure System
- Tachometer Control System
- Oil Pressure Transmitter
- Oil Temperature Transmitter
- Fuel Pressure Transmitter
- E.G.T
- Cylinder Head Temperature
- Carburetor Air Temperature Transmitter
3. Inspect the attachment, connection and marking on the following items:
- Flight Control Instrument
- Engine Control Instrument
- Placard and Inscriptions

31
4. Magneto Selector
Tilt T.II. instrument panel for inspection ofo attachments and magneto
selector connection tightening.
5. Air Regulation
Inspect the air regulation units,air vent and the blower and carry out an
operational check. Carry out an operational check of cold air intakes and air
vent.
6. Electricity
Incpect fuses.
7. Furnishings
Inspect the front seat. Carry out an operational check and check catches on
front’s seats. Inspect rear seat. Carry out an operational tilting check of the
back rest, check attachments.
8. Extinguisher
Inspect the extinguisher and its holder ensure that nozzle is free from
obstruction.
9. Flight Control
Inspect the aileron control behind the instrument panel in order to judge
L.H and R.H gimbas joint play.
10. Fuel
Carry out an operational check of fuel tank selector.
11. Brakes
Inspect master cylinder. Check general condition,attachment,union
tightness and absence of leakage.
12. Lighting
Check wiring.
13. Engine Controls
Inspect engine controls in detail:
- Propeller Regulator
- Throttle
- Mixture
- Carburetor Heating
14. Air Speed Indicating
Bleed the normalstatic system and the safety system.
15. Vacuum
Inspection the filter paper, unions and attachments.
16. Fuselage
Inspect fwd and aft sides of frame 9.see SB Nr.35 at the latest edition
17. Doors
Inspect the cabin acces. Doors and baggage compartment door in detai.
Check the condition of exhaust spring rods,hinges,seals,locks,rings,and
catches before an operational check. Lubricate locks.
18. Placards and Marking
Ensure that the above are present and legible. Replace when necessary.

32
19. Windshield
Inspect windshields and windows. Check of flexi glass and seal. Check
presence of the “IN EMERGENCY KICK OUT HERE” placard on
windows.
20. Reinforce the anticorrosion protection. See 20-00-04
21. Inspection Doors
Install inspection doors Nrs.211L,211R,212L,222, and 242.

WING INSPECTION
1. Flight Controls
Inspect the invisible section of the L.H and R.H wing aileron linkages.
2. Fuel Tank
Carry out an operational check of fuel tank caps and check condition of seal
and vent.
3. Wings
Inspect landing gear wells. Detect any crack, deformation, corrosion and loose
rivets.
4. Flaps
Inspect flaps attachments and hinges.
5. Ailerons
Inspect aileron attachments and lubrication.
6. Wing Tips
Inspect wing tip attachments.
7. Inspect attachment and check condition of the static dischangers and bonding
strips.
8. Reinforce the anticorrosion protection. See 20-00-04

LANDING GEAR INSPECTION


1. Fairings
Remove main landing gear and wheel fairing.
2. Landing Gear
Inspect landing gear attachment point ang legs to detect cracks or deformation
placing emphasis on scissors mounting pads. Check sealing. Remove scissors
when necessary.
3. Nose Laning Gear Mount
Inspect for crack and check aligment of red paint marks on screw.
4. Brake System
Inspect brake system to check general condition, attachment, pad and disk
wear.
5. Fairings
Install main landing gear and wheel fairing. See 20-00-04
6. Memperkuat pelindung anti korosi atau karat. See 20-00-04.

33
EMPENNAGE INSPECTION
1. Empennage
Inspect hinges and carry out an operational check.
Carry out an operational test of empennages and tab.
2. Inspect attachments and check condition of static discharger and bonding
strips.
3. Flight Controls
Check condition of balance weight attachments.
4. Reinforce the anticorrosion protection. See 20-00-04.

FINAL STEEPS
1. Battery
Reconnect the battery, lubricate terminals, and install cover.
2. Install lower engine cowling Nrs.131 and 132, upper cowling Nr.121 and
cowling under hull Nr.218
3. Performa test run up, record parameters see 05-30-02.
4. Carry out an operational check of the emergency beacon.
5. After the ground run up, remove engine cowling to detect for leaks.
6. If everything is normal, install lower enginecowlings Mrs.131 and 132 and
upper cowl Nr.121.
RECORD COMPLETION OF THE 100 HOUR IN SPECION IN THE
TECHNICAL DOCUMENTS OF THE AIRCRAFT (Airframe and engine).

34
ENGINE AND PROPELLER SHOP

Langkah – langkah remove cylinder dan tools yang digunakan :

1. Remove Spark Plug


Tools yang digunakan wrence 7/8”
2. Remove Rocker Box
Tools yang digunakanscrew driver flat
3. Remove intake manifold
Tools yang digunakanwrence 7/16”
4. Remove look washer
Tools yang digunakanwrence 7/16”
5. Remove pin plug
Tools yang digunakan memakai kayu
6. Remove rocker arm
7. Remove push rod & shroud tube ( intake and exhaust)
8. Remove cylinder
Tools yang digunakanRachet 3/4” and 9/16”
9. Remove piston pin
10. Remove piston to connecting rods and piston rin valve
11. Remove retaining keys springs exhaust valve and spring intake valve
Tools yang digunakancompression valve springs

Langkah – langkah installation cylinder dan tools yang digunakan :

1. Installation retaining keys springs exhaust valve and spring intake valve
Tools yang digunakancompression valve springs
2. Installation piston to connecting rod & piston ring valve
3. Installation piston pin
4. Installation cylinder
Tools yang digunakanrachet 3/4” and 9/16”
5. Installation push rods & shroud tube ( intake and exhaust )
6. Installation rocker arm
7. Installation cylinder
Tools yang digunakan memakai kayu
8. Installation lock washer
Tools yang digunakanwrence 7/16”
9. Installation intake manifold
Tools yang digunakanwrence 7/16”

35
10. Installation rocker box
Tools yang digunakan screw driver flat

11. Installation spar plug


Tools yang digunakan wrence 7/8”

Jika pesawat dalam menjalani pembakaran tidak sempurna akan terjadi apa ?
dan cara memperbaikinya bagaimana ?

Akan terjadi detonasi karena magneto membakar fuel belum sempurna dan posisi
piston belum sampai TDC (top det center)
Cara memperbaikinya yaitu :
Memperbaiki magneto ke system yang di inginkan

Oil cooler :

Yaitu untuk mendinginkan oil yang sudah terpakai dan akan memasukan lagi ke
cylinder
Ciri – ciri intake valve yaitu :
valvenya tipis
diameternya lebar, karena intake valve berfungsi untuk masuknya fuel ke cylinder

Ciri – ciri exhaust valve yaitu :


valvenya tebal
diameternya lebih kecil, fungsinya agar tidak mudah terbakar

Component – componen cylinder assembly

Valve retaining keys Shroud tube oil seals Intake valve


Cutter valve springs seats Shroud tube washer Exhaust valve
Auxiliary valve springs Shroud tube spring Exhaust valve seat
Outer valve springs Shroud tube Rocker shaft cover
Lower valve springs seats Shroud tube seal sleve Exhaust valve cover
Spark plug insert Exhaust flange Rocker box drain tube
Valve guides Valve rocker shaft Drain tube hose
⅜ inch cylinder base nut Valve rocker bushing Drain tube hose nipple
½ inch cylinder base nut Valve rocker thrust washer Cylinder base oil
Cylinder hold down plate Valve rockers Push rod
Fin stabilizer Rocker shaft bushing Intake valve seats
Rocker box cover

36
PERBEDAAN AVGAS DENGAN AVTUR YAITU :

Avgas memiliki oktan sebesar 98%.

Ciri –ciri avgas :


warnanya biru muda dan oktannya 98%.
avtur memiliki oktan seperti oktan mintak tanah.

Ciri – ciri avtur :


warnanya hampir sama dengan minyak tanah.

FAIRING ORDER

Untuk memudahkan mengecek compresi yaitu dengan cara memutar propeller


untuk mengecek compressi yaitu dengan cara satu persatu cylinder
tekanan yang diperbolehkan dalam cylinder yaitu 80/70 sampai 68.

 Cara untuk mengetahui nomor cylinder yaitu dengan melihat nomor yang
berada pada crankcase ( rumah engine ).
 Oil sump terletak di bawah engine/crankcase.

ENGINE PROPELLER YANG BERADA DI STPI TYPE OPPOSED

 Propeller : berfungsi menggerakan engine dan sekaligus menghasilkan thrust.


 Magneto ignition : berfungsi menggerakan system seluruh engine.
 Starter : berfungsi untuk ignitial rotation ( putaran engine pertama atau yang
pertama memutarkan engine ).
 Carburator : berfungsi untuk mensuply fuel pada masing – masing cylinder
dengan perbandingan F/A MA.
 Governoor : berfungsi jika diperlukan untuk mengontrol periode AOA (angle
of attack) blade propeller dengan RPM yang ditentukan.

37
ENGINE INSTRUMENT

1. OIL TEMPERATURE
Berfungsi sebagai alat ukut panas oil yang digunakan pada system
pelumasan engine.
2. OIL PRESSURE INDICATOR
Berfungsi untuk mengukur system pelumasan pada engine.
3. FUEL PRESSURE INDICATOR
Berfungsi untuk mengukur bahan bakar yang di alirkan ke engine .
4. TACHOMETER/AIR SPEED INDICATOR
Berfungsi untuk mengukur putaran piston dari crackshaft.
5. CYLINDER HEAD TEMPERATURE
Berfungsi untuk mengukur panas pada piston engine.
6. JET-PIPE TEMPERATURE INDICATOR
Berfungsi untuk mengukur gas panas buangan jet engine.
7. FUEL QUANTITY INDICATOR
Berfungsi untuk mengukur jumlah fuel yang ada pada tank right or lift.

Langkah – Langkah Membersihkan Corrosion (Sandblast)


 Masukan benda yang akan dibersihkan atau corrosion
 Lalu tutup alat sandblast dengan rapat
 Kemudian hidupkan alat tersebut
 Lalu semprotkan sandblast dengan cara menginjak pedal berwarna hitam yang
berada dibawah.

Fuel System
Hal terpenting dalam menghidupkan angine adalah fuel.Dalam pesawat,
penyuplaian fuel menuju engine sangat perlu dipelajari.Mulai dari fuel tank pesawat
sampai fuel tersebut menuju fuel nozzle.Engine dapat beroperasikarena ada suatu
pengaturan pencampuran antara udara dan fuel.

Fuel system pada pesawat terbagi menjadi 2 bagian:


1. By Pressure
 Gravity – Feed Fuel System
Gravity Feed Fuel System merupakan salah satu dari fuel system yang mana
bahan bakar dikirim menuju engine dengan memanfaatkan grafitasi,jadi
gravity sytem tidak memerlukan booster pump karena bahan bakar selalu
dibawah positif untuk menuju ke carburetor minimal 1½ sampai 2 psi.
 Pressure – Feed Fuel System
Untuk pesawat yang mana fuel tanknya terletak dibawah carburetor atau
tidak memungkinkan memanfaatkan gravitasi untuk mengirim fuel menuju
carburetor,maka diperlukan fuel booster pump dan engine driven pump.Fuel
booster pump terletak dibagian bawah fuel tank.
38
2. By Location
 Airframe Fuel System
Airframe fuel system terdiri dari fuel tank,fuel booster pump,tank strainer
(juga disebut finder strainer),fuel tank vent,fuel line (tubing and houses)
strainer,fuel flow dan pressure gage,dan fuel drain valve.
 Engine Fuel System
Engine fuel system dimulai dimana fuel dikirim ke engine driven pump dan
memasuki semua fuel controlling unit melalui carburetor atau fuel metering
device lainnya.

Persyaratan fuel system

Fuel system pada pesawat terbang harusmampu untuk mengirimkan countinous flow
dari fuel di bawah positive presssure dari fuel tank or tank menuju engine dalam
semua kondisi meliputi engine power, perubahan altitudes (ketinggian),altitude
pesawat , dan dalam semua tipe dari maneuver peswat saat terbang. Fuel system ini
harus terbatas dari semua kecendrungan terjadinya vapor lock, yang dapat diakibatkan
dari perubahan kondisi cuaca atau iklim di ground maupun saat terbang.

Pembahasan fuel system

Dalam fuel system,fuel dari fuel tank mengalir ke reservoir oleh gravitasi lalu
melalui selector valve menuju auxiliary (boost) fuel pump. Sistem ini menggunakan
fuel injection matering unit dan membutuhkan lebih banyak pressure dari pada yang
dsuplai melalui gravity.

Semua fuel system di pesawat harus di lengkapi dengan strainer atau filter.
Strainer atau filter ini berfungsi untuk memindahkan butiran ( kotoran ) kecil dari fuel.
Strainer sering juga di pasang di dalam fuel tank (cell) outlet, atau intrigal dengan
pemasangan fuel boost pump.

Fuel sump strainer, juga disebut main strainer atau master strainer, terletak pada
titik paling bawah dalam fuel system diantara fuel tank dan engine.

Fuel boost pump menyuplai fuel untuk starting engine dan engine pump
menyuplai fuel pressure untuk kebutuhan operasi normal.

Engine driven fuel pump terletak sederet dengan boost pumpdan fuel mengalir
melalui engine driven pump agar mencapai fuel matering unit.

39
CARBURETOR SYSTEM

Carburetor suatu alat untuk mengatur untuk pemberian bahan bakar yang
bercampur dengan udara agar sempurna dan dalam perbandingan perbandingan
tertentu sehingga bahan bakar mudah untuk dibakar dalam ruang pembakaran
(combustion chamber)

Carburetor dapat di bedakan atas 3 (tiga) macam :

1. Float type carburetor

Jenis carburetor ini memakai pelampung (float) dan pencampuran fuel


dengan udaranya dilakukan didalam carburetor itu sendiri.

2. Pressure carburator injection

Jenis carburator ini memekai sistem penyemprotan fuel dan pelaksanaan


pencampuran dilakukan didalam carburetor itu sendiri

3. Fuel injection system

Merupakan suatu system untuk menyemprotkan fuel ke dalam injection


manifold atau langsung ke dalam ruang bakar ( combustion chamber)

RADIO AND INSTRUMENT SHOP

INSTRUMENT adalah alat untuk menunjukkan kondisi pesawat pada saat ground
maupun flight (terbang)

Prinsip dasar instrument pesawat terbang :

 Persyaratan instrument pesawat terbang


 Klasifikasi instrument
 Prinsip dasar pengukuran ketinggian
 Prinsip dasar pengukuran tekanan
 Prinsip dasar suhu

40
Persyaratan instrument pesawat terbang :

 Instrument harus tahan getaran terus menerus selama motor berputar


 Harus tahan kejutan yang hebat waktu mendarat dan taxing di darat
 Harus ringan, anti corossion dan harus seimbang (balance)
 Penunjukan pointer harus tepat dan tahan terhadap perubahan tekanan
 Penunjukan harus terang dan jelas tidak menyilaukan
 Instrument mudah dipasang dan dilepas

Klasifikasi instrument :

 Flight instrument : instrument yang digunakan untuk mengemudikan pesawat


 Engine instrument : Instrument yang digunakan untuk mengetahui keadaan
engine
 Naigasi Instrument : Instrument yang digunakan untuk membantu pengontrolan
Naigasi
 Auxiliary Instrument : Instrument yang digunakan untuk mengetahui kondisi
perlengkapan lain

FLIGHT INSTRUMENT

TURN AND BANK : untuk mengetahui laju dan sudut kemiringan pesawat terhadap
garis horizontal ( pada saat melakukan gerakan belok atau rolling )

41
VERTICAL SPEED INDICATOR (FSI) : Untuk menunjukkan kecepatan pada
pesawat saat mendaki atau menukik pada saat pesawat bergerek vertical.

ARTIFICIAL HORIZON (AH) : Untuk mengetahui sikap pesawat selama


melakukan penerbangan. Instrument ini menggunakan System gyro yang memiliki
tiga sumbu sehingga dapat bergerak pada tiga sikap secara bebas, yaitu pitcing,
yawing, rolling.

42
AIR SPEED INDICATOR (ASI) : Megetahui Kecepatan pesawat selama mengetahui
penerbangan.Biasanya Air speed indikator ini dapat mengukur suatu tekanan yang terjadi
apabila suatu benda(pesawat bergerak di udara, yang disebut dengan Tekanan dinamis.

ALTIMETER : Untuk mengetahui ketinggian pesawat terhadap permukaan laut ( sea level)

43
ENGINE INSTRUMENT

TECHOMETER : Megetahui besarnya putaran engine . putaran engine ini


dinyatakan dalam satuan rotation perminute (RPM), misalnya jarum penunjuk
menunjukkan pada angka 5000 berarti putaran engine adalah 5000 kali dalam satu
menit. Tachometer biasa digunakan pada pesawat kecil karena jika di pakai di pesawat
besar dari jarak cockpit dengan engine cukup jauh sehingga penunjukannya
diragukan.

OIL PRESSURE INDICATOR : Berfungsi untuk menunjukkan tekanan


minyak pelumas untuk bantalan dan bagian yang bergerak pada motor.

OIL TEMPERATURE INDICATOR : berfungsi untuk menunjukkan


temperature pada oil pelumas (berbentuk cluster) pada system pelumasan atau
bantalan Crank shaft dan connecting rod , dengan menggunakan broudtube direct
riding dan kalau electrical menggunakan sensor dengan menggunakan oil transmitter
bekerja lalu ditrasflak yang warna biru, system kerja menggunakan bayone sensor
bolt.

DIRECTIONAL GYROSCOPIC INDICATOR : untuk menunjukan arah


penerbangan pesawat.alat ini bekerja menggunakan system gyro yaitu menggunakan
gimbal yang berputar pada porosnya.

RADIO MAGNETIC INDICATOR : untuk menunjukan arah,akan tetapi


berpatokan pada gelombang radio yang dipancarkan oleh ground equipment.

ANTI ICING TEMPERATURE : untuk menunjukan temperature pemanas


yang dipasang untuk mencegah terjadinya pembentukan es pada titik-titik tertentu.

RELIEF VALVE : untuk mengatur siklus udara yang masuk dari central air
menuju valve pump.

44
AUXILIARY INSTRUMENT

FLAP POSITION : berfungsi untuk menunjukan posisi pembentukan bidang


flap.

ANGLE OF ATTACK INDOCATOR : berfungsi untuk menunjukan besar


sudut serong yang dibuat oleh wing.

CLOCK : berfungsi untuk menunjukan waktu jam terbang peawat.

SWING COMPAS : untuk menyesuaikan sesuai dengan keadaan atau kondisi


, swing compass dulakukan karena ada sebab berikut :
 Untuk kepentingan C of A
 Untuk pesawat setelah mengalami Over Haul , karena ada perubahan-
perubahan yang terjadi pada electrical.
 Untuk modifikasi besar
 Terlalu lama disimpan, karena akan terjadi corrosion (karat) dan susah
bergerak.
 Terkena petir
 Diragukan penunjukannya

Sebelum melakukan swing compass


o Persiapkan terlebih dahulu komponen pesawatnya
o Pesawat harus berada / penempatannya harus datar atau rata

Referensi atau patokan


 Vertical stabilizer atau rudder
 Wind shield
 Spinner
 Antenna

Mata angin
 North : Utara (0/360)
 South : Selatan (180)
 East : Timur (90)
 West : Barat (270)

Di Amerika tidak diadakan swing compas , karena benua Amerika berada pada garis
median dan tidak terpotong pada garis khatulistiwa.

45
AIRFRAME SHOP

STPI memiliki kurang lebih 40 pesawat terbang dan memliki 5 jenis yaitu :
 Sundowner
 TB-10
 Dakota
 Baron
 Helicopter

Cable control : untuk menggerakan aileron,flap,elevator,dan rudder


Ukuran cable control ada dua jenis yaitu :
- 7x7
- 7 x 19

Cable dengan ukuran 7 x 7 untuk menggerakan trim dan alat pembantu lainnya.
Sedangkan cable dengan ukuran 7 x 19 digunakan untuk menggerakan
aileron,flap,elevator,dan rudder.

Alat pendukung cable yaitu :


 Turn Buckle
 Bisa melalui sela sela yang sempit
 Cable elastic

Cara memeriksa cable :


 Menggunakan lap bersih
 Maksimal 5x pemakaian setelah itu diganti
 Jika cable memiliki lebih dari 3x sambungan maka cable harus diganti

Rigging : menyamakan keseimbangan pada pesawat


Hole : membuat ringan fuselage

Pesawat terbang memiliki 3 sumbu / axis yaitu :


1. Longitudinal Axis
Garis sumbu khayal yang menghubungkan dari nose sampai tail.Pergerkannya
rolling digerakan dengan aileron.
2. Lateral Axis
Garis sumbu khayal yang menghubungkan dari wing tip kira sampai wing tip
kanan.Pergerakannya pitching digerakan dengan elevator.
3. Vertical Axis
Garis sumbu khayal yang menembus badan pesawat atau memotong dua sumbu
yaitu longitudinal dan lateral axis.Pergerakannya yawing digerakan dengan
rudder.

46
Bagian – bagian empennage yaitu :
1. Horizontal stabilizer
2. Vertical stabilizer
3. Elevator
4. Trim

RIVET
Sebuah paku keling atau pin yang ujungnya berended dan ujungnya dibentuk menjadi
bucktail.

Klasifikasi rivet :
1. Solid Rivet
Rivet yang dikerjakan dari dua arah.
2. Blind Rivet
rivet yang dikerjakan dari satu arah, dan memiliki bentuk yang berlubang di
tengah.
3. Special Rivet
Rivet yang memiliki gigi – gigi ,dan bekerja sebagai bolt.

Macam-macam Head Rivet :


1. Round Head
2. Counter Shank Head
3. Brazier Head
4. Universal Head
5. Flat Head

Keuntungan menggunakan rivet :


- Cukup kuat
- Ringan
- Cocok untuk plat tipis
- Murah
- Mudah pemasangannya
- Kompak atau rijid
- Lead proof / tidak bocor

Kerugian menggunakan rivet :


- Cara melepasnya harus dirusak
- Tidak cocok untuk plat tebal
- Tidak kuat untuk dipasang tunggal
- Peralatannya mahal

47
Cara memasang rivet yang benar yaitu :
1. Tebal plat = T1 + T2
2. Jarak tepi = 2-3 DR
3. Jarak rivet ke rivet = 3-8 DR
4. Panjang rivet = 1,5 DR + T1 + T2
5. Lebar bucktail = 1,5 DR
6. Tinggi bcktail = 0,5-0,6 DR

Alat yang digunakan untuk merivet yaitu :


- Rivet gun
- Bucking bars
- Clico
- Holder plier / plier clico
- Rotary Rivet cutter

Deburing = yaitu istilah untuk membersihkan kotoran sisa drill.

Blank rivet :
- Straight
- Off set
- Flush

Cara melepas rivet yaitu :


1. Tandai rivet yang akan drill dengan center punch. Drill rivet agar rusak pada
permukaannya.
2. Pin punch : untuk mencongkel rivet yang sudah rusak permukannya.
3. Punch hammer : untuk mendorong rivet agar keluar dari plat.

48
BAB IV

PENUTUP

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hiayat
Nya saya dapat melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) dengan baik.

Pelaksanaan PKL, dimana penyusun diharapkan pada gambaran kondisi lingkungan


nantinya memerlukan adaptasi atau penyesuaian diri dengan lingkungan kerja beserta
lingkungan sosialnya. Oleh karena itu selain diharapkan mampu mengasah dan
meningkatkan keterampilan dan tanggung jawab serta kesungguhan siswa dalam
belajar dan melaksanakan tugas-tugasnya.

Penyusun menyadari bahwa dalam melaksanakan PKL maupun dalam dalam


menyusun dan pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun
demikian atas bantuan dari segala pihak yang terkait akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan PKL besera laporannya.

Semoga program PKL yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang dimaksud.
Yaitu dapat menghasilkan kualitas – kualitas setiap orang dalam merawat dan
memperbiki pesawat dimasa yang akan datang.

49
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESMPULAN
Setelah mengamati dan mempelajari permasalahan yang dihadapi selama
melaksanakan PKL yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan, mulai dari cara
melepas dan memasang komponen – komponen pesawat serta juga merawatnya
dan untuk memulai suatu pekerjaan kita harus mengikuti sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan agar tugas dan permasalahan dapat diselesaikan dengan baik
dan benar.

B. SARAN
Setelah melaksanakan PKL di Bandar Udara Budiarto. Penyusun menyarankan
agar pihak yang bersangkutan dapat merawat dan memperbaiki pesawat yang
terdapat di STPI,agar kegiatan training di STPI dapat berjalan dengan lancar dan
dapat menambah jam terbang agar tidak banyak yang menganggur.

Tindakan yang diambil dalam merawat pesawat seharusnya mengikuti sesuai


dengan Maintenance Manual,tidak dengan secara kira-kira akal sehat. Penyusun
berharap para teknisi atau mekanik dapat mengikuti prosedur yang berlaku dalam
Maintenance Manual pesawat tersebut.

50

Anda mungkin juga menyukai