Puji syukur kehadirat Allah SWT, Shalawat beserta salam dilimpahkan kepada Junjungan
besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari alam Jahiliyah dengan tuntunannya
menuju masyarakat baldatun thoyibal warobbul ghofur.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai mata kuliah Keperawatan
Komprehensif II dengan materi: “Tumor Otak”.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Disadari bahwa makalah ini masih banyak yang perlu
disempurnakan, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca dengan harapan penyusun mudah-mudahan makalah ini dapat bermaanfaat khususnya untuk
penyusun dan umumnya bagi orang lain.
Penulis
i |Tumor Otak
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................................................................. 6
2.1 Definisi Tumor Otak ................................................................................................................................... 6
2.2 Klasifikasi Tumor Otak............................................................................................................................... 6
2.3 Etiologi Tumor Otak ................................................................................................................................... 8
2.4 Manifestasi Klinis Tumor Otak................................................................................................................... 9
2.5 Patofisiologi Tumor Otak .........................................................................................................................10
2.6 Pemeriksaan Diagnostik Tumor Otak .......................................................................................................11
2.7 Penatalaksanaan Tumor Otak....................................................................................................................12
2.8 Komplikasi Tumor Otak ...........................................................................................................................13
2.9 Prognosis Tumor Otak ..............................................................................................................................14
2.10 Konsep Asuhan Keperawatan .................................................................................................................14
2.11 Diagnosa Keperawatan (Nanda Nic-Noc, 2015).....................................................................................16
BAB III KASUS .................................................................................................................................................18
3.1 Kasus.........................................................................................................................................................18
3.2 Pengkajian .................................................................................................................................................19
3.3 Data Fokus ................................................................................................................................................20
3.4 Analisa Data ..............................................................................................................................................21
3.5 Diagnosa Keperawatan .............................................................................................................................23
3.6 Intervensi Keperawatan ............................................................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................................................31
BAB V PENUTUP .............................................................................................................................................34
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................................................................34
5.2 Saran .........................................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................................35
ii |Tumor Otak
BAB I
PENDAHULUAN
1 |Tumor Otak
Maurice, 1977; Merrit, 1979).Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah
usia, general.health,.ukuran..tumor,.lokasi.tumor.dan.jenis.tumor.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mempunyai bahan acuan yang
lengkap untuk meningkatkan pemahaman pengetahuan, tentang penyakit tumor otak. Maka dari
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya.
Pencegahan utama yang dapat di lakukan untuk penyakit tumor otak jika mengalami gejala-
gejala, seperti sering sakit kepala yang hilang timbul, atau tidak hilang-hilang, muntah-muntah
tanpa sebab, penurunan penglihatan yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, kelemahan
anggota gerak secara bertahap, berjalan limbung, gejala layaknya vertigo atau sempoyongan,
maka segeralah lakukan pemeriksaan diri dan dianjurkan melakukan pemeriksaan MRI. Jangan
biarkan stres berat menyerang terus-menerus, sempatkan waktu beristirahat, dan lakukan
refreshing atau Yoga yang dapat mengurangi dan menghilangkan stres Anda. Batasi radiasi
langsung yang terlalu berlebihan pada tubuh, lebih baik gunakan hansfree bila menggunakan
telepon seluler dalam waktu lama. Terapkan pola makan sehat dengan gizi yang seimbang,
dengan memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayur, dan biji-bijian. Ditambah membatasi diri
mengonsumsi lemak. Kurangi konsumsi makanan yang diasap, dibakar dan diawetkan dengat
nitrit, maupun zat-zat kimiawi buatan lainnya seperti junk food. Berhenti konsumsi alkohol dan
rokok. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Apalagi jika Anda mempunyai riwayat
keluarga penderita kanker otak. Lakukan olahraga secara teratur dan pada porsi yang cukup.
Biasakan diri untuk mengaplikasikan gaya hidup sehat.
Pengobatan medis yang dapat dilakukan radiotherapy, chemotherapy dan terapi Pre-Surgery:
Steroid : Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
Anticonvulsant : Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti carbamazepine
Shunt : Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2
tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana
kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan. Sekitar 50%
penderita meduloblastoma yang diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun
Komplikasi tumor otak :
a. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2 |Tumor Otak
b. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
c. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
d. Epilepsi
e. Metastase ketempat lain
Peran perawat :
3 |Tumor Otak
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Peran Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peran Pembaharu
Peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
1.2 Tujuan
4 |Tumor Otak
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Tumor Otak ?
11. Apa diagnosa yang mungkin muncul pada Tumor Otak ?
5 |Tumor Otak
BAB II
TINJAUAN TEORI
6 |Tumor Otak
pembuluh darah sehingga mampu menyerap isotop radioaktif saat dilakukan pemeriksaan CT
scan otak.
1. Pituitary adenoma
2. Astrocytoma (grade I)
B. Malignant
1. Astrocytoma (grade 2,3,4)
2. Oligodendroglioma
Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang dapat muncul hingga 10
tahun. Secara klinis bersifat agresif dan menyebabkan simptomatologi bermakna akibat
peningkatan tekanan intrakranial dan merupakan keganasan pada manusia yang paling
bersifat kemosensitif.
1. Apendymoma
Tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat pada ependim yang
menutup ventrikel. Pada fosa posterior paling sering terjadi tetapi dapat terjadi di setiap
bagian fosa ventrikularis. Tumor ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada dewasa.
Dua faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan
hidup jangka panjang adalah usia dan letak anatomi tumor. Makin muda usia pasien maka
makin buruk progmosisnya.
2) Berdasarkan.Lokasi
A. Tumor Supratentorial
Hemisfer otak, terbagi lagi :
1) Glioma
Glioblastoma multiforme.:
Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi paling sering.terjadi.dihemisfer otak
dan sering menyebar kesisi kontra lateral melalui korpus kolosum.
Astroscytoma
Oligodendroglioma
Merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma tetapi terdiri dari
sel-sel oligodendroglia. Tumor relative avaskuler dan cenderung mengalami
klasifikasi biasanya dijumpai pada hemisfer otak orang dewasa muda.
2) Meningioma
Tumor ini umumnya berbentuk bulat atau oval dengan perlekatan duramater
yang lebar (broad base) berbatas tegas karena adanya psedokapsul dari membran
7 |Tumor Otak
araknoid. Pada kompartemen supratentorium tumbuh sekitar 90%, terletak dekat
dengan tulang dan kadang disertai reaksi tulang berupa hiperostosis. Karena
merupakan massa ekstraaksial lokasi meningioma disebut sesuai dengan tempat
perlekatannya pada duramater, seperti Falk (25%), Sphenoid ridge (20%),
Konveksitas (20%), Olfactory groove (10%), Tuberculum sellae (10%), Konveksitas
serebellum (5%), dan Cerebello-Pontine angle. Karena tumbuh lambat defisit
neurologik yang terjadi juga berkembang lambat (disebabkan oleh pendesakan
struktur otak di sekitar tumor atau letak timbulnya tumor). Pada meningioma
konveksitas 70% ada di regio frontalis dan asimptomatik sampai berukuran besar
sekali. Sedangkan di basis kranii sekitar sella turcika (tuberkulum sellae, planum
sphenoidalis, sisi medial sphenoid ridge) tumor akan segera mendesak saraf optik
dan menyebabkan gangguan visus yang progresif.
B. Tumor Infratentorial
C. Schwanoma akustikus
D. Tumor metastasisc
Lesi-lesi metastasis menyebabkan sekitar 5 % – 10 % dari seluruh tumor otak dan dapat
berasal dari setiap tempat primer. Tumor primer paling sering berasal dari paru-paru dan
payudara.Namun neoplasma dari saluran kemih kelamin, saluran cerna, tulang
dan.tiroid.dapat.juga.bermetastasis.ke.otak.
E. Meningioma
Meningioma merupakan tumor terpenting yang berasal dari meningen, sel-sel mesotel,
dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura.
F. Hemangioblastoma
Neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis yang paling sering
dijumpai.dalam.serebelum.
8 |Tumor Otak
neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor
hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya sebagian dari
bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak bangunan di
sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma
intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma.
Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya
neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah
diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-
urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
6. Trauma Kepala
1. Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian
berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering
diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah
ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor
supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior
memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.
9 |Tumor Otak
2. Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan
berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal
atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan
terjadinya somnolen hingga koma.
3. Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma,
oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru
kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
4. Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik
neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan
gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat
menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan
menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
5. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor
tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan
malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan
adanya massa intracranial.
6. Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
10 |Tumor Otak
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan
kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapatumor membentuk kista
yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa
dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal.
Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang
yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam
jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih
osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan
sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi
cairan serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat akibat
salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan
waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oelh karena itu tidak berguna
apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja
menurunkan volume darahintra kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel
dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi
ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon
menyebabkab hilangnya kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil
sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi
medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranialyang cepat adalah bradicardi
progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan) Lorrane M.
Wilson (2006).
11 |Tumor Otak
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan
memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak yang besar.
Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai
cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
12 |Tumor Otak
memudahkan evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan akan
menjadi lebih sempurna. Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali
menghilangkan gejala-gelaja yang ada pada penderita.
b. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan proses
keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas terapi
pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi
dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive), sehingga
pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi diharapkan dapat
mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi
jaringan sehat disekitarnya. Semakin dikit jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi
dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta teknik
pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor sementara
metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi jyga digunakan dalam tata
laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
c. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu atau
dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel tumor pada
klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan ini diberikan dalam
siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang singkat, diikuti waktu
istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah lengkap dilakukan, pasien
dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor berespon terhadap terapi yang dilakukan
ataukah tidak.
a. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
13 |Tumor Otak
b. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
c. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
d. Epilepsi
e. Metastase ketempat lain
Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2
tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana
kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan. Sekitar 50%
penderita meduloblastoma yang diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Pengobatan untuk
kanker otak lebih efektif dilakukan pada:
1. Penderita yang berusia dibawah 45 tahun.
2. Penderita astrositoma anaplastik.
3. Penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat melalui pembedahan.
14 |Tumor Otak
3. Riwayat penyakit dahulu : Klien pernah mengalami pembedahan kepala
4. Riwayat.penyakit.keluarga:.Adakah.penyakit.yang.diderita.oleh.anggota.keluarga
yang.mungkin.ada.hubungannya.dengan.penyakit.
klien.sekarang,.yaitu.riwayat.keuara.dengan.tumor
kepala.
5. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan
mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan
prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
c. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )
Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaan fisik umum
per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1
(breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
1. Pernafasan B1 (breath)
Bentuk dada : normal
Pola napas : tidak teratur
Suara napas : normal
Sesak napas : ya
Batuk : tidak
Retraksi otot bantu napas ; ya
Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)
2. Kardiovaskular B2 (blood)
Irama jantung : irregular
Nyeri dada : tidak
Bunyi jantung ; normal
Akral : hangat
Nadi : Bradikardi
Tekanana darah
3. Persyarafan B3 (brain)
Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau diplopia.
15 |Tumor Otak
Pendengaran (telinga) : Terganggu bila mengenai lobus temporal
Penciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontal
Pengecapan,(lidah) :,Ketidakmampuan,sensasi.(parathesia/atau.anasthesia)
Afasia :. Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif atau
kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata komprehensif,
maupun kombinasi dari keduanya
Ekstremitas :,Kelemahan,atau,paraliysis,genggaman,tangan,tidak,seimbang
berkurangnya,reflex.tendon.
GCS :, Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah
pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien
terhadap rangsangan yang diberikan.
4. Perkemihan B4 (bladder)
Kebersihan : bersih
Bentuk alat kelamin : normal
Uretra : normal
Produksi urin: normal
5. Pencernaan B5 (bowel)
Nafsu makan : menurun
Porsi makan : setengah
Mulut : bersih
Mukosa.:.lembap
6. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
Kemampuan pergerakan sendi : bebas
Kondisi tubuh: kelelahan
17 |Tumor Otak
BAB III
KASUS
3.1 Kasus
Seorang perempuan berusia 32 tahun di rawat di rumah sakit karena menderita tumor otak dengan
keluhan utama anggota gerak kiri yang memberat sejak 7 bulan terakhir. Hasil pengkajian
didapatkan data bahwa sejak 7 bulan SMRS klien mulai merasakan kelemahan pada anggota gerak
kiri. Tungkai lebih lemah dibanding lengan. Awalnya klien masih dapat berjalan, namun
kelemahan bertambah berat secara perlahan sampai 2 bulan SMRS klien tidak dapat berjalan.
Klien juga memiliki riwayat pernah mengalami kejang klonik sekitar 5 menit, selama kejang mata
mendelik kekiri, klien juga merasakan sakit kepala sejak 2 bulan yang lalu, sakit kepala dirasakan
bertambah berat, terasa berat di seluruh kepala sampai tengkuk, muntah (-), pandangan ganda (-).
Klien juga memiliki riwayat 2 tahun yang lalu klien mengalami ca mamae, sudah di kemoterapi
selama 4 kali selanjutnya dioperasi dan dikemoterapi kembali 2 kali dan diradiasi 25 menit.
Sedangkan hasil anamnesis saat ini : klien mengeluh sakit kepala, mual, muntah hanya sekali,
kejang sudah tidak lagi tetapi kedua kakinya masih lemas dan sulit bergerak. Klien mengatakan
cemas dengan rencana pembedahan. Klien terlihat gelisah. Klien mengatakan ca mamenya sudah
dikatakan sembuh, tetapi sekarang muncul tumor di kepala. Klien mengatakan sudah jenuh dan
bosan akan penyakitnya. Klien memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi
makanan yang dibakar dan dihangatkan berkali-kali. Klien kurang mengetahui penyebab dari
penyakitnya. Biaya rumah sakit klien diperoleh dari JAMKESMES.
Hasil pemeriksaan fisik : kesadaran cm, GCS E4M6V5, pupil bulat isokor diameter 5mm. Tanda
rangsang meningeal (-), parase nervus cranialis VI dan VII, kekuatan otot 5555/4444 5555/3411 .
Refleks fisiologis normal dan refleks patologis (-). Hasil pemeriksaan vital sign : TD 130/90
mmHg, HR 102x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,80C. Hasil laboratorium : Hb 11gr/dl, Ht 33%,
leukosit 8.000, trombosit 270.000, GDS 89gr/dl, hasil pemeriksaan ct scan kesan : metastase,
tumor primer cerebri (meningioma). Terapi : sistenol 500 mg, diazepam 10mg (bila kejang),
dexamethasone 2x1 amp, ranitidine 2x1 amp, sucralfat 4x1 cth, laxsadine 3x1 cth, klien
direncanakan operasi.
18 |Tumor Otak
3.2 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Umur : 32 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Mawar 34
Diagnosa medis : Tumor Otak
2. Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum
Tanda- tanda Vital :
TD : 130/90 mmHg
HR : 102 x/menit
Suhu : 36,80C
RR : 22 x/menit
2) Kesadaran cm, GCS E4M6V5, pupil bulat isokor diameter 5mm. Tanda rangsang
meningeal (-), parase nervus cranialis VI dan VII, kekuatan otot 5555/4444 5555/3411 .
Refleks fisiologis normal dan refleks patologis (-).
3. Pemeriksaan Laboratorium : Hb 11gr/dl, Ht 33%, leukosit 8.000, trombosit 270.000, GDS
89gr/dl
4. Riwayat Kesehatan :
a) Riwayat kesehatan utama :
Anggota gerak kiri yang memberat sejak 7 bulan terakhir
b) Riwayat kesehatan sekarang :
Klien mengeluh sakit kepala, mual, muntah hanya sekali, kejang sudah tidak lagi
tetapi kedua kakinya masih lemas dan sulit bergerak. Klien mengatakan cemas dengan
rencana pembedahan. Klien terlihat gelisah. Klien mengatakan ca mamenya sudah
dikatakan sembuh, tetapi sekarang muncul tumor di kepala. Klien mengatakan sudah
19 |Tumor Otak
jenuh dan bosan akan penyakitnya. Biaya rumah sakit klien diperoleh dari
JAMKESMES.
c) Riwayat kesehatan masa lalu :
Klien juga memiliki riwayat pernah mengalami kejang klonik sekitar 5 menit, selama
kejang mata mendelik kekiri, klien juga merasakan sakit kepala sejak 2 bulan yang
lalu, sakit kepala dirasakan bertambah berat, terasa berat di seluruh kepala sampai
tengku. Klien memiliki riwayat 2 tahun yang lalu klien mengalami ca mamae, sudah
di kemoterapi selama 4 kali selanjutnya dioperasi dan dikemoterapi kembali 2 kali dan
diradiasi 25 menit. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa sejak 7 bulan SMRS klien
mulai merasakan kelemahan pada anggota gerak kiri
20 |Tumor Otak
- Pupil bulat isokor diameter 5mm
- P : tumor kepala
Q: tertimpa beban berat
R :di seluruh kepala sampai tengkuk
S:7
T : Sejak 2 bulan yang lalu hingga sekarang terjadi secara bertahap
- Hasil pemeriksaan ct scan kesan : metastase, tumor primer cerebri (meningioma).
- Parese Nervus Cranial VI dan VII
- Kekuatan otot 5555/4444,5555/3411
- Klien terlihat lemas dan sulit bergerak
- Klien terlihat gelisah
- HR 102x/menit
21 |Tumor Otak
tengkuk
S:7
T : Sejak 2 bulan yang lalu
hingga sekarang terjadi
secara bertahap
Hasil pemeriksaan ct scan
kesan : metastase, tumor
primer cerebri
(meningioma).
2. Ds : Hambatan Penurunan kekuatan otot
Klien mengatakan kelemahan mobilitas fisik
anggota gerak kiri yang
memberat sejak 7 bulan
terakhir
Klien mengatakan tungkai
lebih lemah dibanding lengan
Klien mengatakan kelemahan
bertambah berat
Klien mengatakan 2 bulan
SMRS tidak dapat berjalan
Do :
Parese Nervus Cranial VI
dan VII
Kekuatan otot
5555/4444,5555/3411
Klien terlihat lemas dan sulit
bergerak
22 |Tumor Otak
3. Ds: Ansietas Ancaman kematian
Klien mengatakan cemas
dengan rencana
pembedahan
Klien mengatakan ca
mamenya sudah dikatakan
sembuh tetapi sekarang
muncul tumor di kepala.
Do:
Klien terlihat gelisah
HR 102x/menit
4. Ds : Defisiensi Kurang informasi
Klien mengatakan sudah pengetahuan
jenuh dan bosan akan
penyakitnya.
Klien memiliki pola hidup
yang tidak sehat seperti
sering mengkonsumsi
makanan yang dibakar dan di
hangatkan berkali-kali
Klien kurang mengetahui
penyebab dari penyakitnya
Do : -
23 |Tumor Otak
3.6 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1. Nyeri akut Kontrol nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
berhubungan Tindakan pribadi untuk Definisi : Pengurangan atau redukasi
dengan mengontrol nyeri nyeri sampai pada tingkat kenyamanan
Agens cedera Indikator: yang dapat diterima pasien
beologis : 1. Mengenali kapan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
neoplasma terjadi : 3 (kadang- komprehensif yang meliputi lokasi,
(tumor otak) kadang menunjukkan) karakteristik, frekuensi, durasi,
2. Menggambarkan.factor kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
penyebab : 3 (kadang- dan faktor pencetus.
kadang menunjukkan ) 2. Gunakan strategi komunikasi
3. Menggunakan tindakan teraupetik untuk mengetahui
pengurangan (nyeri) pengalaman nyeri dan sampaikan
tanpa analgesic : 3 penerimaaan pasien terhadap nyeri.
(kadang-kadang 3. Tentukan akibat dari pengalaman
menunjukkan ) nyeri terhadap kualitas hidup pasien (
4. Melaporkan perubahan misalnya tidur, nafsu makan,
terhadap gejala nyeri perasaan, hubungan, performa kerja
pada profesional dan tanggung jawab peran).
kesehatan 3 (kadang- 4. Gali bersama pasien faktor-faktor
kadang menunjukkan ) yang dapat menurunkan atau
5. Mengenali apa yang memperberat nyeri.
terkait dengan gejala 5. Evaluasi pengalaman nyeri dimasa
nyeri 3 (kadang-kadang lalu yang meliputi riwayat nyeri
menunjukkan ) kronik indivdiu atau keluarga atau
6. Melaporkan nyeri yang nyeri yang menyebabkan
terkontrol : 3 (kadang- disability/ketidakmampuan/kecatatan,
kadang menunjukkan ) dengan ketat.
6. Berikan informasi mengenai nyeri,
Tingkat Nyeri (2102) seperti penyebab nyeri, berapa lama
Keparahan dari nyeri yang nyeri dirasakan, dan antisipasi dari
24 |Tumor Otak
diamati atau dilaporkan. ketidaknyamanan akibat prosedur.
1. Nyeri yang dilaporkan : 7. Kurangi atau eliminasi faktor-faktor
3 (sedang) yang mencetuskan atau meningkatkan
2. Mual : 3 (sedang) nyeri (misalnya: ketakutan, kelelahan,
keadaan monotan, dan kurang
pengetahuan).
8. Pilih dan implementasikan tindakan
yang beragam (misalnya:
farmakologi, non farmakologi,
interpersonal) untuk memfasilitasi
penurunan nyeri, sesuai dengan
kebutuhan.
9. Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri
ketika memilih strategi penurunan
nyeri.
25 |Tumor Otak
prinsip-prinsip keselarasan tubuh,
sokom dengan bantal, sokong sendi
selama pergerakan.
7. Monitor kulit terutama daerah tonjolan
terhadap adanya tekanan atau iritasi.
26 |Tumor Otak
perubahan posisi
2. Dorong latihan rom aktif dan pasif
3. Jangan menempatkan psien pada
posisi yang bisa meningkatkan nyeri
27 |Tumor Otak
3. Dorong partisipasi terkait dengan
keterlibatan anggota keluarga, dan
teman
4. Berikan pasrtisipasi dan waktu-waktu
yang tenang untuk kegiatan spiritual
5. Berdoa bersama individu
6. Sediakan music spiritual, literature,
radio, program spiritual televisi bagi
individu
7. Gunakan tehnik-tehnik untuk
mengklasifikasi nilai untuk membantu
individu mengkalsifikasi keyakinan
nilai dengan baik
8. Dengarkan perasaan klien
28 |Tumor Otak
7. Puji atau kuatkan perilaku secara tepat
8. Berikan aktifitas pengganti yang
bertujuan untuk mengurangi tekanan
9. Bantu klien mengidentifikasi siusasi
yang memicu kecemasan
10. Dukung penggunaan mekanisme
koping yang sesuai
29 |Tumor Otak
stress : 3 (pengetahuan 5. Gunakan berbagai staregi utama dalam
sedang) program pendidikan
30 |Tumor Otak
BAB IV
PEMBAHASAN
Secara umum data fokus yang ditemukan dalam kasus nyata tidak jauh berbeda dengan data
fokus dalam teori. Menurut teori pada pasien tumor otak ditemukan gejala nyeri kepala, perubahan
status mental, seizure, edema papil, muntah dan vertigo. Sedangkan pada kasus Ny. Dj ditemukan
adanya gejala nyeri kepala, muntah dan edema papil.
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agens cedera beologis : neoplasma (tumor otak)
Penulis menegakkan diagnosa ini karena didukung oleh data subyektif klien mengatakan sakit
kepala sejak 2 bulan, klien mengatakan berat diseluruh kepala sampai tengkuk, klien mengatakan
sakit kepala bertambah berat, klien mengeluh sakit kepala, klien mengeluh mual dan data
obyektif pupil bulat isokor diameter 5mm, pengkajian nyeri dengan P : tumor kepala, Q: tertimpa
beban berat, R: diseluruh kepala sampai tengkuk, S:7 dan T: sejak 2 bulan yang lalu hingga
sekarang terjadi secara bertahap dengan hasil pemeriksaan ct scan kesan : metastase, tumor
primer cerebri (meningioma).
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
Penulis menegakkan diagnosa ini karena didukung oleh data subyektif klien mengatakan
kelemahan anggota gerak kiri yang memberat sejak 7 bulan terakhir, klien mengatakan tungkai
lebih lemah dibanding lengan, klien mengatakan kelemahan bertambah berat, klien mengatakan
2 bulan SMRS tidak dapat berjalan dan data obyektif Parese Nervus Cranial VI dan VII,
kekuatan otot 5555/4444,5555/3411, klien terlihat lemas dan sulit bergerak.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
Penulis menegakkan diagnosa ini karena didukung oleh data subyektif Klien mengatakan cemas
dengan rencana pembedahan, Klien mengatakan ca mamenya sudah dikatakan sembuh tetapi
sekarang muncul tumor di kepala dan data obyektif klien terlihat gelisah dan HR 102x/menit
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Penulis menegakkan diagnosa ini karena didukung oleh data subyektif klien mengatakan sudah
jenuh dan bosan akan penyakitnya, klien memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti sering
mengkonsumsi makanan yang dibakar dan di hangatkan berkali-kali, klien kurang mengetahui
penyebab dari penyakitnya
31 |Tumor Otak
Diagnosa dalam teori yang tidak ditemukan pada kasus di atas adalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, Kelebihan volume cairan, Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
otak, Resiko jatuh, Ketidakefektifan pola napas, Ketidakefektifan termoregulasi, Hambatan
komunikasi verbal. Diagnosa tidak penulis tegakkan karena tidak ada data subyektif dan data
obyektif yang mendukung.
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari
tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan. (Gordon, 1994)
Berdasarkan kasus diatas terapi yang sudah diberikan yaitu terapi dexamethasone, hal ini sesuai
dengan jurnal Setiawan Agus, dkk tahun 2015 yang berjudul Pengaruh Pemberian Deksametason
Terhadap Kadar D Dimer Plasma pada Pasien Tumor Otak. Dengan tujuan penelitian ini untuk
menganalisis hubungan antara pemberian deksametason dengan kadar D dimer plasma pasien tumor
otak dengan responden sebanyak 17 pasien tumor otak solid disertakan dalam penelitian ini, yang
dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai bulan Juli 2014 sampai Agustus 2014. Jenis
penelitian merupakan Quasi experiment dengan rancangan one-group pretest and posttest design
(time series design), dan pengambilan sampel dengan purposive sampling. Perlakuan dengan
memberikan deksametason dosis 20 mg/hari.25 Dalam penelitian ini, pada sekelompok subyek
dilakukan pemeriksaan kadar D dimer kemudian dilakukan intervensi (terapi deksametason), dan
setelah 4 hari dilakukan pemeriksaan kembali parameter laboratorik tersebut. Hasil penelitian adalah
perempuan sebanyak 11 (64,7%) pasien, sedangkan laki-laki sebanyak 6 (35,3%) pasien, dan
terbanyak berada kelompok usia 41–50 tahun sebanyak 9 (52,9%) orang. Keadaan hiperkoagulasi
(peningkatan kadar D dimer >500 ng/ml) pada sebanyak 6 (35,3%) pasien. Kanker yang paling sering
adalah meningioma sebanyak 10 (58,8%) pasien, diikuti oleh glioma sebanyak 4 (23,5%) pasien dan
metastase otak pada 3 (17,6%) pasien. Tidak terdapat perbedaan pada kadar D Dimer plasma antara
pra dan pasca terapi deksametason (p=0,658). Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis tumor
otak (intra dan extra-axial) terhadap perubahan kadar D dimer plasma (p=0,029).
Pada penelitian terapi non farmakologi terdapat penatalaksanaan penyembuhan tumor otak yang di
berikan untuk pasien Tumor Otak berdasarkan jurnal Santoso Slamet Sudi pada tahun 2017 yang
berjudul Peran Flavonoid Cincau Hijau (Premna oblongifolia) terhadap Tumor Otak. Tujuan ini
mengetahui pemanfaatan cincau hijau sebagai alternatif kesehatan dalam mencegah terjadinya
penyakit-penyakit yang disebabkan karsinogen, khususnya tumor otak. Penelitian ini menggunakan
Literature review dengan beberapa kajian referensi. Daun cincau hijau mengandung karbohidrat,
32 |Tumor Otak
lemak, protein, klorofil, dan senyawa-senyawa lainnya seperti polifenol, flavonoid, serta mineral dan
vitamin diantaranya kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin B. Kandungan polifenol dan flavonoid
dalam daun cincau hijau berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid mempunyai ikatan gula
yang disebut aglikon yang berikatan dengan berbagai gula dan sangat mudah terhirolisis atau mudah
lepas dari gugus gulanya. Flavonoid merupakan antioksidan yang berpotensi mencegah radikal bebas.
Cincau hijau mengandung komponen bioaktif pembunuh sel tumor dan menghalau senyawasenyawa
berbahaya pemicu tumor yaitu senyawa flavonoid.
33 |Tumor Otak
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc atau
sekitar 2% dari berat orang dewasa dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Metabolisme
otak digunakan kira – kira 18% dari total konsumsi oksigen oleh tubuh. Berat otak hanya 2,5 %
dari berat badan seluruhnya tapi otak merupakan organ yang paling banyak menerima darah dari
jantung yaitu 20% dari seluruh darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh (Lumantobing,
2001).
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak
maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A. Sylvia, 1995: 1030).
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui, tetapi sekarang telah diadakan
penelitian mengenai herediter, sisa-sisa embrional, radiasi, virus, substansi-substansi zat
karsinogenik, trauma kepala.
Penatalaksaan pasien dengan tumor otak dapat dilakukan pembedahan, kemoterapi, dan
radioterapi.
5.2 Saran
1. Memberikan edukasi yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya
2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.
34 |Tumor Otak
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diace C dan Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Doenges Marilynn E, dkk. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC
Kusuma Hardi, Nurarif Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta : Mediaction.
Mayer, H., S.A. Follin. 2002. Cairan dan Elektrolit Dibuat Sangat Mudah, ed. 2, Pennsylvania,
Springhouse, 3-189.
Price, Sylvia A dan Lorrane M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Vol 2. Jakarta: EGC.
Setiawan, A., Pudjonarko, D., & Tugasworo, D. (2017). Pengaruh Pemberian Deksametason
Terhadap Kadar D Dimer Plasma pada Pasien Tumor Otak. MEDICA HOSPITALIA-JOURNAL OF
CLINICAL MEDICINE, 3(1).
Sylvia A. Price. 1995. Patofisiologi, konsep klinik proses- proses penyakit ed. 4. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Tarwoto, Watonah, dan Eros Siti Suryati. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: CV Sagung Seto.
35 |Tumor Otak