Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Shalawat beserta salam dilimpahkan kepada Junjungan
besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari alam Jahiliyah dengan tuntunannya
menuju masyarakat baldatun thoyibal warobbul ghofur.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai mata kuliah Keperawatan
Komprehensif II dengan materi: “Tumor Otak”.

Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Disadari bahwa makalah ini masih banyak yang perlu
disempurnakan, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca dengan harapan penyusun mudah-mudahan makalah ini dapat bermaanfaat khususnya untuk
penyusun dan umumnya bagi orang lain.

Penulis

i |Tumor Otak
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................................................................. 6
2.1 Definisi Tumor Otak ................................................................................................................................... 6
2.2 Klasifikasi Tumor Otak............................................................................................................................... 6
2.3 Etiologi Tumor Otak ................................................................................................................................... 8
2.4 Manifestasi Klinis Tumor Otak................................................................................................................... 9
2.5 Patofisiologi Tumor Otak .........................................................................................................................10
2.6 Pemeriksaan Diagnostik Tumor Otak .......................................................................................................11
2.7 Penatalaksanaan Tumor Otak....................................................................................................................12
2.8 Komplikasi Tumor Otak ...........................................................................................................................13
2.9 Prognosis Tumor Otak ..............................................................................................................................14
2.10 Konsep Asuhan Keperawatan .................................................................................................................14
2.11 Diagnosa Keperawatan (Nanda Nic-Noc, 2015).....................................................................................16
BAB III KASUS .................................................................................................................................................18
3.1 Kasus.........................................................................................................................................................18
3.2 Pengkajian .................................................................................................................................................19
3.3 Data Fokus ................................................................................................................................................20
3.4 Analisa Data ..............................................................................................................................................21
3.5 Diagnosa Keperawatan .............................................................................................................................23
3.6 Intervensi Keperawatan ............................................................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................................................31
BAB V PENUTUP .............................................................................................................................................34
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................................................................34
5.2 Saran .........................................................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................................................35

ii |Tumor Otak
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna)
membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang
(medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan
klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan
yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan
pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari
masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi dari
jaringan otak.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari pasien
tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal yang menakutkan
bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang menyerang adalah jenis
tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang ditimbulkan umumnya lebih besar
daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain. Tumor susunan saraf pusat ditemukan
sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh, dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial
dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum
dilaporkan. Insiden tumor otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada
usia 30-70 dengan pundak usia 40-65 tahun.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat
cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak
jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (gangguan
fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial). Hal ini ditandai dengan nyeri kepala,
nausea, muntah dan papil edema. Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat
yang menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor
tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi
immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari
trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan Dubin, 1979; Larson, 1980; Adams dan

1 |Tumor Otak
Maurice, 1977; Merrit, 1979).Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah
usia, general.health,.ukuran..tumor,.lokasi.tumor.dan.jenis.tumor.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mempunyai bahan acuan yang
lengkap untuk meningkatkan pemahaman pengetahuan, tentang penyakit tumor otak. Maka dari
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun untuk
menyempurnakan makalah selanjutnya.
Pencegahan utama yang dapat di lakukan untuk penyakit tumor otak jika mengalami gejala-
gejala, seperti sering sakit kepala yang hilang timbul, atau tidak hilang-hilang, muntah-muntah
tanpa sebab, penurunan penglihatan yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, kelemahan
anggota gerak secara bertahap, berjalan limbung, gejala layaknya vertigo atau sempoyongan,
maka segeralah lakukan pemeriksaan diri dan dianjurkan melakukan pemeriksaan MRI. Jangan
biarkan stres berat menyerang terus-menerus, sempatkan waktu beristirahat, dan lakukan
refreshing atau Yoga yang dapat mengurangi dan menghilangkan stres Anda. Batasi radiasi
langsung yang terlalu berlebihan pada tubuh, lebih baik gunakan hansfree bila menggunakan
telepon seluler dalam waktu lama. Terapkan pola makan sehat dengan gizi yang seimbang,
dengan memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayur, dan biji-bijian. Ditambah membatasi diri
mengonsumsi lemak. Kurangi konsumsi makanan yang diasap, dibakar dan diawetkan dengat
nitrit, maupun zat-zat kimiawi buatan lainnya seperti junk food. Berhenti konsumsi alkohol dan
rokok. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Apalagi jika Anda mempunyai riwayat
keluarga penderita kanker otak. Lakukan olahraga secara teratur dan pada porsi yang cukup.
Biasakan diri untuk mengaplikasikan gaya hidup sehat.
Pengobatan medis yang dapat dilakukan radiotherapy, chemotherapy dan terapi Pre-Surgery:
 Steroid : Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
 Anticonvulsant : Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti carbamazepine
 Shunt : Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2
tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana
kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan. Sekitar 50%
penderita meduloblastoma yang diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun
Komplikasi tumor otak :
a. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).

2 |Tumor Otak
b. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
c. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
d. Epilepsi
e. Metastase ketempat lain

Peran perawat :

1. Peran sebagai pemberi Asuhan Keperawatan


Perawat memberikan pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya.
2. Peran sebagai advokat klien
Perawat membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari
pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien juga dapat berperan mempertahankan hak-hak pasien yang
meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas
privasi, hak untuk menentukan nasib sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat
kelalaian.
3. Peran Edukator
Perawat membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Peran Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
dengan kebutuhan klien.
5. Peran Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan

3 |Tumor Otak
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Peran Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peran Pembaharu
Peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Tumor Otak


2. Mahasiswa mampu mengetahui klafikasi Tumor Otak
3. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab Tumor Otak
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala Tumor Otak
5. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologis Tumor Otak
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan diagnostic Tumor Otak
7. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan Tumor Otak
8. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi Tumor Otak
9. Mahasiswa mampu menjelaskan prognosis Tumor otak
10. Mahasiswa mampu mengetahui konsep asuhan keperawatan Tumor Otak
11. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa yang mungkin muncul pada Tumor Otak

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Tumor Otak ?
2. Apa klafikasi Tumor Otak ?
3. Apa penyebab Tumor Otak ?
4. Apa tanda dan gejala Tumor Otak ?
5. Bagaimana patofisiologi Tumor Otak ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada klien Tumor Otak ?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada klien Tumor Otak ?
8. Apa komplikasi Tumor Otak ?
9. Apa prognosis Tumor Otak ?

4 |Tumor Otak
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Tumor Otak ?
11. Apa diagnosa yang mungkin muncul pada Tumor Otak ?

5 |Tumor Otak
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Tumor Otak


Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak
maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A. Sylvia, 1995: 1030).
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna)
membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang
(medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer
maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak
primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru, payudara, prostate,
ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002).
Tekanan intra kranial ( TIK ) adalah suatu fungsi nonlinier dari fungsi otak, cairan
serebrospinal (CSS) dan volume darah otak sehingga. Sedangkan peningkatan intra kranial
(PTIK) dapat terjadi bila kenaikan yang relatif kecil dari volume otak, keadaan ini tidak akan
cepat menyebabkan tekanan tinggi intrakranial, sebab volume yang meninggi ini dapat
dikompensasi dengan memindahkan cairan serebrospinal dari rongga tengkorak ke kanalis
spinalis dan volume darah intrakranial akan menurun oleh karena berkurangnya peregangan
durameter. Hubungan antara tekanan dan volume ini dikenal dengan complience. Jadi jika otak,
darah dan cairan serebrospinal volumenya terus menerus meninggi, maka mekanisme
penyesuaian ini akan gagal dan terjadi peningkatan intrakranial yang mengakibatkan herniasi
dengan gagal pernapasan.dan.gagal.jantung.serta.kematian.

2.2 Klasifikasi Tumor Otak


Menurut Hackley (2000) Tumor.otak.dapat.diklasifikasikan.sebagai.berikut:
1) Berdasarkan Jenis Tumor :
A. Jinak
1. Acoustic.neuroma
2. Meningioma
Sebagian besar tumor bersifat jinak, berkapsul, dan tidak menginfiltrasi jaringan sekitarnya
tetapi menekan struktur yang berada di bawahnya. Pasien usia tua sering terkena dan
perempuan lebih sering terkena dari pada laki-laki. Tumor ini sering kali memiliki banyak

6 |Tumor Otak
pembuluh darah sehingga mampu menyerap isotop radioaktif saat dilakukan pemeriksaan CT
scan otak.
1. Pituitary adenoma
2. Astrocytoma (grade I)
B. Malignant
1. Astrocytoma (grade 2,3,4)
2. Oligodendroglioma
Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang dapat muncul hingga 10
tahun. Secara klinis bersifat agresif dan menyebabkan simptomatologi bermakna akibat
peningkatan tekanan intrakranial dan merupakan keganasan pada manusia yang paling
bersifat kemosensitif.
1. Apendymoma
Tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat pada ependim yang
menutup ventrikel. Pada fosa posterior paling sering terjadi tetapi dapat terjadi di setiap
bagian fosa ventrikularis. Tumor ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada dewasa.
Dua faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan
hidup jangka panjang adalah usia dan letak anatomi tumor. Makin muda usia pasien maka
makin buruk progmosisnya.

2) Berdasarkan.Lokasi
A. Tumor Supratentorial
Hemisfer otak, terbagi lagi :
1) Glioma
 Glioblastoma multiforme.:
Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi paling sering.terjadi.dihemisfer otak
dan sering menyebar kesisi kontra lateral melalui korpus kolosum.
 Astroscytoma
 Oligodendroglioma
Merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma tetapi terdiri dari
sel-sel oligodendroglia. Tumor relative avaskuler dan cenderung mengalami
klasifikasi biasanya dijumpai pada hemisfer otak orang dewasa muda.
2) Meningioma
Tumor ini umumnya berbentuk bulat atau oval dengan perlekatan duramater
yang lebar (broad base) berbatas tegas karena adanya psedokapsul dari membran

7 |Tumor Otak
araknoid. Pada kompartemen supratentorium tumbuh sekitar 90%, terletak dekat
dengan tulang dan kadang disertai reaksi tulang berupa hiperostosis. Karena
merupakan massa ekstraaksial lokasi meningioma disebut sesuai dengan tempat
perlekatannya pada duramater, seperti Falk (25%), Sphenoid ridge (20%),
Konveksitas (20%), Olfactory groove (10%), Tuberculum sellae (10%), Konveksitas
serebellum (5%), dan Cerebello-Pontine angle. Karena tumbuh lambat defisit
neurologik yang terjadi juga berkembang lambat (disebabkan oleh pendesakan
struktur otak di sekitar tumor atau letak timbulnya tumor). Pada meningioma
konveksitas 70% ada di regio frontalis dan asimptomatik sampai berukuran besar
sekali. Sedangkan di basis kranii sekitar sella turcika (tuberkulum sellae, planum
sphenoidalis, sisi medial sphenoid ridge) tumor akan segera mendesak saraf optik
dan menyebabkan gangguan visus yang progresif.
B. Tumor Infratentorial
C. Schwanoma akustikus
D. Tumor metastasisc
Lesi-lesi metastasis menyebabkan sekitar 5 % – 10 % dari seluruh tumor otak dan dapat
berasal dari setiap tempat primer. Tumor primer paling sering berasal dari paru-paru dan
payudara.Namun neoplasma dari saluran kemih kelamin, saluran cerna, tulang
dan.tiroid.dapat.juga.bermetastasis.ke.otak.
E. Meningioma
Meningioma merupakan tumor terpenting yang berasal dari meningen, sel-sel mesotel,
dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura.
F. Hemangioblastoma
Neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskuler embriologis yang paling sering
dijumpai.dalam.serebelum.

2.3 Etiologi Tumor Otak


Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti walaupun telah banyak
penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, Hackley (2000) yaitu:
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrocytoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai
manifestasi pertumbuhan baru memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis

8 |Tumor Otak
neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor
hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya sebagian dari
bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak bangunan di
sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma
intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma.
Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya
neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan
perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah
diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-
urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
6. Trauma Kepala

2.4 Manifestasi Klinis Tumor Otak


Menurut Siti Suryati (2007) Manifestasi klinis tumor otak, yaitu:

1. Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian
berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering
diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah
ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor
supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior
memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.

9 |Tumor Otak
2. Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan
berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal
atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan
terjadinya somnolen hingga koma.
3. Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma,
oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru
kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
4. Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik
neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan
gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat
menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan
menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
5. Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor
tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan
malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan
adanya massa intracranial.
6. Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.

2.5 Patofisiologi Tumor Otak


Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini
menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya
dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap
disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.
Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada
parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi
pada tumor yang tumbuh paling cepat. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan
tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan cerebrovaskuler primer.

10 |Tumor Otak
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan
kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapatumor membentuk kista
yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa
dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal.
Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang
yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam
jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih
osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan
sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi
cairan serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat akibat
salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan
waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oelh karena itu tidak berguna
apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja
menurunkan volume darahintra kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel
dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi
ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon
menyebabkab hilangnya kesadaran dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil
sebelum bergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi
medula oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranialyang cepat adalah bradicardi
progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan) Lorrane M.
Wilson (2006).

2.6 Pemeriksaan Diagnostik Tumor Otak


Menurut Wong Donna (2009), pemeriksaan diagnostik Tumor Otak adalah :
1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal
ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang
difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang
sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada

11 |Tumor Otak
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan
memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi
pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak yang besar.
Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai
cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.

2.7 Penatalaksanaan Tumor Otak


Faktor –faktor Prognostik sebagai Pertimbangan Penatalaksanaan, Hackley (2000) yaitu:
1. Usia
2. General Health
3. Ukuran Tumor
4. Lokasi Tumor
5. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu:
a. Surgery
Terapi Pre-Surgery :
 Steroid : Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
 Anticonvulsant : Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti carbamazepine
 Shunt : Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal
Pembedahan merupakan pilihan utama untuk mengangkat tumor. Pembedahan pada tumor
otak bertujuan utama untuk melakukan dekompresi dengan cara mereduksi efek massa
sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan
massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula jaringan hipoksik akan terikut serta sehingga
akan diperoleh efek radiasi yang optimal. Diperolehnya banyak jaringan tumor akan

12 |Tumor Otak
memudahkan evaluasi histopatologik, sehingga diagnosis patologi anatomi diharapkan akan
menjadi lebih sempurna. Namun pada tindakan pengangkatan tumor jarang sekali
menghilangkan gejala-gelaja yang ada pada penderita.

b. Radiotherapy
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan proses
keganasan. Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas terapi
pembedahan akan memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi
dengan kemoterapi dan radioterapi.
Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive), sehingga
pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi diharapkan dapat
mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi
jaringan sehat disekitarnya. Semakin dikit jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi
dosis yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta teknik
pemberian radiasi dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor sementara
metastasis diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi jyga digunakan dalam tata
laksana beberapa tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
c. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu atau
dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel tumor pada
klien. Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan ini diberikan dalam
siklus, satu siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang singkat, diikuti waktu
istirahat dan pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah lengkap dilakukan, pasien
dianjurkan untuk istirahat dan dilihat apakah tumor berespon terhadap terapi yang dilakukan
ataukah tidak.

2.8 Komplikasi Tumor Otak


Menurut Khasanah Ana Nur (2015) komplikasi tumor otak, yaitu:

a. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi
ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).

13 |Tumor Otak
b. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga
cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan
serebrospinal akibat massa.
c. Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
d. Epilepsi
e. Metastase ketempat lain

2.9 Prognosis Tumor Otak


Menurut Hackley (2000) prognosis tumor otak, yaitu:

Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2
tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana
kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan. Sekitar 50%
penderita meduloblastoma yang diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Pengobatan untuk
kanker otak lebih efektif dilakukan pada:
1. Penderita yang berusia dibawah 45 tahun.
2. Penderita astrositoma anaplastik.
3. Penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat melalui pembedahan.

2.10 Konsep Asuhan Keperawatan


Menurut Khasanah Ana Nur (2015) konsep asuhan keperawatan, yaitu:
1. Pengkajian
a. Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggung biaya.
b. Riwayat Sakit dan Kesehatan
1. Keluhan utama : Biasanya klien mengeluh nyeri kepala
2. Riwayat penyakit saat ini : Klien mengeluh nyeri kepala, muntah,
papiledema, penurunan tingkat kesadaran, penurunan
penglihatan atau penglihatan double,
ketidakmampuan.sensasi.(parathesia.atau.anasthesia),
hilangnya ketajaman atau diplopia.

14 |Tumor Otak
3. Riwayat penyakit dahulu : Klien pernah mengalami pembedahan kepala
4. Riwayat.penyakit.keluarga:.Adakah.penyakit.yang.diderita.oleh.anggota.keluarga
yang.mungkin.ada.hubungannya.dengan.penyakit.
klien.sekarang,.yaitu.riwayat.keuara.dengan.tumor
kepala.

5. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan
mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan
prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
c. Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )
Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi pemeriksaan fisik umum
per system dari observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1
(breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
1. Pernafasan B1 (breath)
 Bentuk dada : normal
 Pola napas : tidak teratur
 Suara napas : normal
 Sesak napas : ya
 Batuk : tidak
 Retraksi otot bantu napas ; ya
 Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)
2. Kardiovaskular B2 (blood)
 Irama jantung : irregular
 Nyeri dada : tidak
 Bunyi jantung ; normal
 Akral : hangat
 Nadi : Bradikardi
 Tekanana darah
3. Persyarafan B3 (brain)
 Penglihatan (mata) : Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau diplopia.

15 |Tumor Otak
 Pendengaran (telinga) : Terganggu bila mengenai lobus temporal
 Penciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus frontal
 Pengecapan,(lidah) :,Ketidakmampuan,sensasi.(parathesia/atau.anasthesia)
 Afasia :. Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif atau
kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkata-kata komprehensif,
maupun kombinasi dari keduanya

 Ekstremitas :,Kelemahan,atau,paraliysis,genggaman,tangan,tidak,seimbang
berkurangnya,reflex.tendon.
 GCS :, Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah
pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien
terhadap rangsangan yang diberikan.
4. Perkemihan B4 (bladder)
 Kebersihan : bersih
 Bentuk alat kelamin : normal
 Uretra : normal
 Produksi urin: normal
5. Pencernaan B5 (bowel)
 Nafsu makan : menurun
 Porsi makan : setengah
 Mulut : bersih
 Mukosa.:.lembap
6. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
 Kemampuan pergerakan sendi : bebas
 Kondisi tubuh: kelelahan

2.11 Diagnosa Keperawatan (Nanda Nic-Noc, 2015)


1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, penurunan intake makanan
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengaturan di otak
4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan penurunan suplai
darah ke jaringan otak
16 |Tumor Otak
5. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan penglihatan (kompresi saraf di optikus)
6. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan suplai O2 ke otot pernapasan
7. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
8. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan kesulitan bicara

17 |Tumor Otak
BAB III
KASUS

3.1 Kasus
Seorang perempuan berusia 32 tahun di rawat di rumah sakit karena menderita tumor otak dengan
keluhan utama anggota gerak kiri yang memberat sejak 7 bulan terakhir. Hasil pengkajian
didapatkan data bahwa sejak 7 bulan SMRS klien mulai merasakan kelemahan pada anggota gerak
kiri. Tungkai lebih lemah dibanding lengan. Awalnya klien masih dapat berjalan, namun
kelemahan bertambah berat secara perlahan sampai 2 bulan SMRS klien tidak dapat berjalan.
Klien juga memiliki riwayat pernah mengalami kejang klonik sekitar 5 menit, selama kejang mata
mendelik kekiri, klien juga merasakan sakit kepala sejak 2 bulan yang lalu, sakit kepala dirasakan
bertambah berat, terasa berat di seluruh kepala sampai tengkuk, muntah (-), pandangan ganda (-).
Klien juga memiliki riwayat 2 tahun yang lalu klien mengalami ca mamae, sudah di kemoterapi
selama 4 kali selanjutnya dioperasi dan dikemoterapi kembali 2 kali dan diradiasi 25 menit.
Sedangkan hasil anamnesis saat ini : klien mengeluh sakit kepala, mual, muntah hanya sekali,
kejang sudah tidak lagi tetapi kedua kakinya masih lemas dan sulit bergerak. Klien mengatakan
cemas dengan rencana pembedahan. Klien terlihat gelisah. Klien mengatakan ca mamenya sudah
dikatakan sembuh, tetapi sekarang muncul tumor di kepala. Klien mengatakan sudah jenuh dan
bosan akan penyakitnya. Klien memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi
makanan yang dibakar dan dihangatkan berkali-kali. Klien kurang mengetahui penyebab dari
penyakitnya. Biaya rumah sakit klien diperoleh dari JAMKESMES.
Hasil pemeriksaan fisik : kesadaran cm, GCS E4M6V5, pupil bulat isokor diameter 5mm. Tanda
rangsang meningeal (-), parase nervus cranialis VI dan VII, kekuatan otot 5555/4444 5555/3411 .
Refleks fisiologis normal dan refleks patologis (-). Hasil pemeriksaan vital sign : TD 130/90
mmHg, HR 102x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,80C. Hasil laboratorium : Hb 11gr/dl, Ht 33%,
leukosit 8.000, trombosit 270.000, GDS 89gr/dl, hasil pemeriksaan ct scan kesan : metastase,
tumor primer cerebri (meningioma). Terapi : sistenol 500 mg, diazepam 10mg (bila kejang),
dexamethasone 2x1 amp, ranitidine 2x1 amp, sucralfat 4x1 cth, laxsadine 3x1 cth, klien
direncanakan operasi.

18 |Tumor Otak
3.2 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Umur : 32 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Mawar 34
Diagnosa medis : Tumor Otak

2. Pengkajian Fisik
1) Keadaan Umum
Tanda- tanda Vital :

TD : 130/90 mmHg
HR : 102 x/menit
Suhu : 36,80C
RR : 22 x/menit
2) Kesadaran cm, GCS E4M6V5, pupil bulat isokor diameter 5mm. Tanda rangsang
meningeal (-), parase nervus cranialis VI dan VII, kekuatan otot 5555/4444 5555/3411 .
Refleks fisiologis normal dan refleks patologis (-).
3. Pemeriksaan Laboratorium : Hb 11gr/dl, Ht 33%, leukosit 8.000, trombosit 270.000, GDS
89gr/dl
4. Riwayat Kesehatan :
a) Riwayat kesehatan utama :
Anggota gerak kiri yang memberat sejak 7 bulan terakhir
b) Riwayat kesehatan sekarang :
Klien mengeluh sakit kepala, mual, muntah hanya sekali, kejang sudah tidak lagi
tetapi kedua kakinya masih lemas dan sulit bergerak. Klien mengatakan cemas dengan
rencana pembedahan. Klien terlihat gelisah. Klien mengatakan ca mamenya sudah
dikatakan sembuh, tetapi sekarang muncul tumor di kepala. Klien mengatakan sudah

19 |Tumor Otak
jenuh dan bosan akan penyakitnya. Biaya rumah sakit klien diperoleh dari
JAMKESMES.
c) Riwayat kesehatan masa lalu :

Klien juga memiliki riwayat pernah mengalami kejang klonik sekitar 5 menit, selama
kejang mata mendelik kekiri, klien juga merasakan sakit kepala sejak 2 bulan yang
lalu, sakit kepala dirasakan bertambah berat, terasa berat di seluruh kepala sampai
tengku. Klien memiliki riwayat 2 tahun yang lalu klien mengalami ca mamae, sudah
di kemoterapi selama 4 kali selanjutnya dioperasi dan dikemoterapi kembali 2 kali dan
diradiasi 25 menit. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa sejak 7 bulan SMRS klien
mulai merasakan kelemahan pada anggota gerak kiri

3.3 Data Fokus


Data fokus
Data Subjektif :
- Klien mengatakan sakit kepala sejak 2 bulan
- Klien mengatakan berat diseluruh kepala sampai tengkuk
- Klien mengatakan sakit kepala bertambah berat
- Klien mengeluh sakit kepala
- Klien mengeluh mual
- Klien mengatakan kelemahan anggota gerak kiri yang memberat sejak 7 bulan
terakhir
- Klien mengatakan tungkai lebih lemah dibanding lengan
- Klien mengatakan kelemahan bertambah berat
- Klien mengatakan 2 bulan SMRS tidak dapat berjalan
- Klien mengatakan cemas dengan rencana pembedahan
- Klien mengatakan ca mamenya sudah dikatakan sembuh tetapi sekarang muncul
tumor di kepala.
- Klien mengatakan sudah jenuh dan bosan akan penyakitnya.
- Klien memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi makanan
yang dibakar dan di hangatkan berkali-kali
- Klien kurang mengetahui penyebab dari penyakitnya
Data Objektif :

20 |Tumor Otak
- Pupil bulat isokor diameter 5mm
- P : tumor kepala
Q: tertimpa beban berat
R :di seluruh kepala sampai tengkuk
S:7
T : Sejak 2 bulan yang lalu hingga sekarang terjadi secara bertahap
- Hasil pemeriksaan ct scan kesan : metastase, tumor primer cerebri (meningioma).
- Parese Nervus Cranial VI dan VII
- Kekuatan otot 5555/4444,5555/3411
- Klien terlihat lemas dan sulit bergerak
- Klien terlihat gelisah

- HR 102x/menit

3.4 Analisa Data


NO DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI
1. Ds : Nyeri akut Agens cedera beologis :
 Klien mengatakan sakit neoplasma (tumor otak)
kepala sejak 2 bulan
 Klien mengatakan berat
diseluruh kepala sampai
tengkuk
 Klien mengatakan sakit
kepala bertambah berat
 Klien mengeluh sakit kepala
 Klien mengeluh mual
Do:
 Pupil bulat isokor diameter
5mm
 P : tumor kepala
Q: tertimpa beban berat
R :di seluruh kepala sampai

21 |Tumor Otak
tengkuk
S:7
T : Sejak 2 bulan yang lalu
hingga sekarang terjadi
secara bertahap
 Hasil pemeriksaan ct scan
kesan : metastase, tumor
primer cerebri
(meningioma).
2. Ds : Hambatan Penurunan kekuatan otot
 Klien mengatakan kelemahan mobilitas fisik
anggota gerak kiri yang
memberat sejak 7 bulan
terakhir
 Klien mengatakan tungkai
lebih lemah dibanding lengan
 Klien mengatakan kelemahan
bertambah berat
 Klien mengatakan 2 bulan
SMRS tidak dapat berjalan
Do :
 Parese Nervus Cranial VI
dan VII
 Kekuatan otot
5555/4444,5555/3411
 Klien terlihat lemas dan sulit
bergerak

22 |Tumor Otak
3. Ds: Ansietas Ancaman kematian
 Klien mengatakan cemas
dengan rencana
pembedahan
 Klien mengatakan ca
mamenya sudah dikatakan
sembuh tetapi sekarang
muncul tumor di kepala.
Do:
 Klien terlihat gelisah
 HR 102x/menit
4. Ds : Defisiensi Kurang informasi
 Klien mengatakan sudah pengetahuan
jenuh dan bosan akan
penyakitnya.
 Klien memiliki pola hidup
yang tidak sehat seperti
sering mengkonsumsi
makanan yang dibakar dan di
hangatkan berkali-kali
 Klien kurang mengetahui
penyebab dari penyakitnya
Do : -

3.5 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan Agens cedera beologis : neoplasma (tumor otak)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
3. Ansietas berhubungan dengan acaman kematian
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

23 |Tumor Otak
3.6 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1. Nyeri akut Kontrol nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
berhubungan Tindakan pribadi untuk Definisi : Pengurangan atau redukasi
dengan mengontrol nyeri nyeri sampai pada tingkat kenyamanan
Agens cedera Indikator: yang dapat diterima pasien
beologis : 1. Mengenali kapan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
neoplasma terjadi : 3 (kadang- komprehensif yang meliputi lokasi,
(tumor otak) kadang menunjukkan) karakteristik, frekuensi, durasi,
2. Menggambarkan.factor kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
penyebab : 3 (kadang- dan faktor pencetus.
kadang menunjukkan ) 2. Gunakan strategi komunikasi
3. Menggunakan tindakan teraupetik untuk mengetahui
pengurangan (nyeri) pengalaman nyeri dan sampaikan
tanpa analgesic : 3 penerimaaan pasien terhadap nyeri.
(kadang-kadang 3. Tentukan akibat dari pengalaman
menunjukkan ) nyeri terhadap kualitas hidup pasien (
4. Melaporkan perubahan misalnya tidur, nafsu makan,
terhadap gejala nyeri perasaan, hubungan, performa kerja
pada profesional dan tanggung jawab peran).
kesehatan 3 (kadang- 4. Gali bersama pasien faktor-faktor
kadang menunjukkan ) yang dapat menurunkan atau
5. Mengenali apa yang memperberat nyeri.
terkait dengan gejala 5. Evaluasi pengalaman nyeri dimasa
nyeri 3 (kadang-kadang lalu yang meliputi riwayat nyeri
menunjukkan ) kronik indivdiu atau keluarga atau
6. Melaporkan nyeri yang nyeri yang menyebabkan
terkontrol : 3 (kadang- disability/ketidakmampuan/kecatatan,
kadang menunjukkan ) dengan ketat.
6. Berikan informasi mengenai nyeri,
Tingkat Nyeri (2102) seperti penyebab nyeri, berapa lama
Keparahan dari nyeri yang nyeri dirasakan, dan antisipasi dari

24 |Tumor Otak
diamati atau dilaporkan. ketidaknyamanan akibat prosedur.
1. Nyeri yang dilaporkan : 7. Kurangi atau eliminasi faktor-faktor
3 (sedang) yang mencetuskan atau meningkatkan
2. Mual : 3 (sedang) nyeri (misalnya: ketakutan, kelelahan,
keadaan monotan, dan kurang
pengetahuan).
8. Pilih dan implementasikan tindakan
yang beragam (misalnya:
farmakologi, non farmakologi,
interpersonal) untuk memfasilitasi
penurunan nyeri, sesuai dengan
kebutuhan.
9. Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri
ketika memilih strategi penurunan
nyeri.

Manajemen Lingkungan: Kenyamanan

1. Tentukan tujuan pasien dan keluarga


dalam mengelola lingkungan dan
kenyamanan yang optimal.
2. Mudahkan transisi pasien dan
keluarga dengan adanya sambutan
hangat dilingkungannya yang baru.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
mendukung.
4. Sediakan lingkungan yang aman dan
bersih.
5. Sesuaikan pencahayaan untuk
memenuhui kebutuhan kegiatan
individu, hindari cahaya langsung
pada mata.
6. Posisikan pasien untuk memfasilitasi
kenyamanan misalnya: gunakan

25 |Tumor Otak
prinsip-prinsip keselarasan tubuh,
sokom dengan bantal, sokong sendi
selama pergerakan.
7. Monitor kulit terutama daerah tonjolan
terhadap adanya tekanan atau iritasi.

2. Hambatan Pergerakan sendi : Pasif Terapi Latihan : Mobilitas (Pergerakan)


mobilitas (0207) Sendi (0224)
fisik Definisi : Pergerakan sendi Definisi : Penggunaan gerakan tubuh baik
berhubungan dengan bantuan aktif maupun pasif untuk meningkatkan
dengan 1. Panggul (kanan) : atau memelihara kelenturan sendi
penurunan 3(defiasi sedang) 1. Jelaskaan pada pasien atau keluarga
kekuatan otot 2. Jari-jari (kiri): 3 (defiasi manfaat dan tujuan melakukan
sedang) latihan sendi
3. Pergelangan kaki (kiri) : 2. Pakaikan baju yang tidak
3 (defiasi sedang) menghambat pergerakan pasien
4. Lutut (kiri) : 3 (defiasi 3. Lindungi pasien dari trauma selam
sedang) latihan
4. Dukung latihan ROM aktif sesuai
Toleransi terhadap aktifitas
jadwal yang teratur dan terencana
(0005)
5. Lakukan latihan ROM pasif
Definisi : Respon psilogis
6. Dukung pasien untuk melihat
tehdap pergerakan yang
gerakan tubuh sebelum memulai
memerlukan energy dalam
latihan
aktifitas sehari-hari
7. Sediakan dukungan positif dalam
1. Kekuatan tubuh bagian
melakukan latihan sendi
bawah : 3 (cukup
terganggu) Pengaturan posisi (0840)
2. Kemudahan dalam Definisi : Menempatkan pasien atau
melakukan aktifitas bagian tubuh yang tertentu dengan
hidup harian (activities sengaja untuk meningkatkan
of daily living/ADL) : 3 kesejahteraan fungsi fsiologis ddan
(cukup terganggu) psikologis
1. Dorong pasien untuk terlibat dalam

26 |Tumor Otak
perubahan posisi
2. Dorong latihan rom aktif dan pasif
3. Jangan menempatkan psien pada
posisi yang bisa meningkatkan nyeri

3. Ansietas Kontrol Kecemasan Diri Peningkatan Koping (5230)


berhubungan (1402) Definisi : Fasilitas usaha kognitif dan
dengan Tindakan personal untuk perilaku untuk mengelola stressor yang
ancaman mengurangi perasaan takut, dirasajkan, perubahan tau ancaman yang
kematian tegang, atau gelisah dari mengganggu dalam rangka memenuhi
sumber-sumber yang tidak kebutuhan hidup dan peran.
dapat diidentifikasi. 1. Bantu pasien dalam memeriksa
1. Mengurangi penyebab sumber-sumber yang tersedia untuk
kecemasan : 3 (kadang- memenuhi tujuan-tujuannya
kadang dilakukan) 2. Berikan penilaian mengenai
2. Merencanakan strategi pemhaman psien terhdap proses
komping untuk situasi penyakit
yang menimbulkan 3. Bantu pasien dalam mengembangkan
stres: 3 (kadang-kadang penilaian terkait dengan kejadian yang
dilakukan) objektif
3. Menggunakan tehnik
Dukungan spiritual (5420)
relaksasi:3(kadang-
Definisi : Membantu klien untuk
kadang dilakukan)
merasakan keseimbangan dengan
kekkutan yang lebih besar
1. Gunakan komukasi teraupetik dalam
membangun hubungan saling percaya
dan caring
2. Dorong individu untuk menjiau ulang
masa lalu dan berfokus pada kejadian
dan hubungan yang memberikan
dukungan dan kekuatan spiritual

27 |Tumor Otak
3. Dorong partisipasi terkait dengan
keterlibatan anggota keluarga, dan
teman
4. Berikan pasrtisipasi dan waktu-waktu
yang tenang untuk kegiatan spiritual
5. Berdoa bersama individu
6. Sediakan music spiritual, literature,
radio, program spiritual televisi bagi
individu
7. Gunakan tehnik-tehnik untuk
mengklasifikasi nilai untuk membantu
individu mengkalsifikasi keyakinan
nilai dengan baik
8. Dengarkan perasaan klien

Pengurangan kecemasan (5820)


Definisi : Mengurangi tekanan, ketakutan
firasat, kemampuan ketidaknyamanan
terkait dengan sumber-sumber bahaya
yang tidak teridentifikasi
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
2. Jelaskan semua prosedur termasuk
sensasi yang akan dirasakan yang
mungkin akan dialami klien selama
prosedur
3. Berada disisi klien untuk
meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan
4. Dorong keluarga untuk mendampingi
klien dengan cara yang tepat
5. Berikan objek yang menunjukan
perasaan yang aman
6. Dengarkan klien

28 |Tumor Otak
7. Puji atau kuatkan perilaku secara tepat
8. Berikan aktifitas pengganti yang
bertujuan untuk mengurangi tekanan
9. Bantu klien mengidentifikasi siusasi
yang memicu kecemasan
10. Dukung penggunaan mekanisme
koping yang sesuai

4. Defisiensi Pengetahuan: Gaya hidup Pendidikan kesehatan (5510)


pengetahuan sehat (1855) Definisi : mengembangkan dan
berhubungan Definisi : Tingkat menyediakan intruksi dan pengalaman
dengan pemahaman yang belajar untuk memfasilitasi perilaku
kurang disampaikan tentang gaya adaptasi yang disengaja yang kondufsif
informasi hidup sehat bdan seimbang bagi kesehatan pada individu, keluarga,
sesuai dengan nilai-nilai kelompok dan komunitas.
seseorang, kekuatan dan 1. Tentukan pengetahuan kesehatan dan
minat. gaya hidup perilaku saat ini pada
1. Manfaat olah raga individu, keluarga atau kelompok
teratur : 3 sasaran
(pengetahuan sedang) 2. Hindari penggunaan tehnik menakut-
2. Faktor personal yang nakuti sebagai strategi untuk
mempengaruhi memotivasi agar mengubah perilaku
kesehatan : 3 kesehatan atau gaya hidup
(pengetahuan sedang) 3. Manfaat sistem dukungan sosial dan
3. Faktor lingkungan keluarga untuk meningkatkan
yeng mempengaruhi efektifitas gaya hidup atau midifikasi
kesehatan : 3 perilaku kesehatan
(pengetahuan sedang) 4. Tekankan pentingnya pola makan yang
4. Pentingnya skrining sehat, tidur, berolah raga, dan lain-lain
pencegahan : 3 bagi individu, berkelompok yang
(pengetahuan sedang) meneladani nilai dan perilaku dari
5. Strategi mengurangi orang lain terutama pada orang lain

29 |Tumor Otak
stress : 3 (pengetahuan 5. Gunakan berbagai staregi utama dalam
sedang) program pendidikan

30 |Tumor Otak
BAB IV
PEMBAHASAN

Secara umum data fokus yang ditemukan dalam kasus nyata tidak jauh berbeda dengan data
fokus dalam teori. Menurut teori pada pasien tumor otak ditemukan gejala nyeri kepala, perubahan
status mental, seizure, edema papil, muntah dan vertigo. Sedangkan pada kasus Ny. Dj ditemukan
adanya gejala nyeri kepala, muntah dan edema papil.

Diagnosa yang ditemukan pada kasus :

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agens cedera beologis : neoplasma (tumor otak)
Penulis menegakkan diagnosa ini karena didukung oleh data subyektif klien mengatakan sakit
kepala sejak 2 bulan, klien mengatakan berat diseluruh kepala sampai tengkuk, klien mengatakan
sakit kepala bertambah berat, klien mengeluh sakit kepala, klien mengeluh mual dan data
obyektif pupil bulat isokor diameter 5mm, pengkajian nyeri dengan P : tumor kepala, Q: tertimpa
beban berat, R: diseluruh kepala sampai tengkuk, S:7 dan T: sejak 2 bulan yang lalu hingga
sekarang terjadi secara bertahap dengan hasil pemeriksaan ct scan kesan : metastase, tumor
primer cerebri (meningioma).
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
Penulis menegakkan diagnosa ini karena didukung oleh data subyektif klien mengatakan
kelemahan anggota gerak kiri yang memberat sejak 7 bulan terakhir, klien mengatakan tungkai
lebih lemah dibanding lengan, klien mengatakan kelemahan bertambah berat, klien mengatakan
2 bulan SMRS tidak dapat berjalan dan data obyektif Parese Nervus Cranial VI dan VII,
kekuatan otot 5555/4444,5555/3411, klien terlihat lemas dan sulit bergerak.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
Penulis menegakkan diagnosa ini karena didukung oleh data subyektif Klien mengatakan cemas
dengan rencana pembedahan, Klien mengatakan ca mamenya sudah dikatakan sembuh tetapi
sekarang muncul tumor di kepala dan data obyektif klien terlihat gelisah dan HR 102x/menit
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Penulis menegakkan diagnosa ini karena didukung oleh data subyektif klien mengatakan sudah
jenuh dan bosan akan penyakitnya, klien memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti sering
mengkonsumsi makanan yang dibakar dan di hangatkan berkali-kali, klien kurang mengetahui
penyebab dari penyakitnya

31 |Tumor Otak
Diagnosa dalam teori yang tidak ditemukan pada kasus di atas adalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, Kelebihan volume cairan, Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan
otak, Resiko jatuh, Ketidakefektifan pola napas, Ketidakefektifan termoregulasi, Hambatan
komunikasi verbal. Diagnosa tidak penulis tegakkan karena tidak ada data subyektif dan data
obyektif yang mendukung.

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari
tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan. (Gordon, 1994)

Berdasarkan kasus diatas terapi yang sudah diberikan yaitu terapi dexamethasone, hal ini sesuai
dengan jurnal Setiawan Agus, dkk tahun 2015 yang berjudul Pengaruh Pemberian Deksametason
Terhadap Kadar D Dimer Plasma pada Pasien Tumor Otak. Dengan tujuan penelitian ini untuk
menganalisis hubungan antara pemberian deksametason dengan kadar D dimer plasma pasien tumor
otak dengan responden sebanyak 17 pasien tumor otak solid disertakan dalam penelitian ini, yang
dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai bulan Juli 2014 sampai Agustus 2014. Jenis
penelitian merupakan Quasi experiment dengan rancangan one-group pretest and posttest design
(time series design), dan pengambilan sampel dengan purposive sampling. Perlakuan dengan
memberikan deksametason dosis 20 mg/hari.25 Dalam penelitian ini, pada sekelompok subyek
dilakukan pemeriksaan kadar D dimer kemudian dilakukan intervensi (terapi deksametason), dan
setelah 4 hari dilakukan pemeriksaan kembali parameter laboratorik tersebut. Hasil penelitian adalah
perempuan sebanyak 11 (64,7%) pasien, sedangkan laki-laki sebanyak 6 (35,3%) pasien, dan
terbanyak berada kelompok usia 41–50 tahun sebanyak 9 (52,9%) orang. Keadaan hiperkoagulasi
(peningkatan kadar D dimer >500 ng/ml) pada sebanyak 6 (35,3%) pasien. Kanker yang paling sering
adalah meningioma sebanyak 10 (58,8%) pasien, diikuti oleh glioma sebanyak 4 (23,5%) pasien dan
metastase otak pada 3 (17,6%) pasien. Tidak terdapat perbedaan pada kadar D Dimer plasma antara
pra dan pasca terapi deksametason (p=0,658). Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis tumor
otak (intra dan extra-axial) terhadap perubahan kadar D dimer plasma (p=0,029).

Pada penelitian terapi non farmakologi terdapat penatalaksanaan penyembuhan tumor otak yang di
berikan untuk pasien Tumor Otak berdasarkan jurnal Santoso Slamet Sudi pada tahun 2017 yang
berjudul Peran Flavonoid Cincau Hijau (Premna oblongifolia) terhadap Tumor Otak. Tujuan ini
mengetahui pemanfaatan cincau hijau sebagai alternatif kesehatan dalam mencegah terjadinya
penyakit-penyakit yang disebabkan karsinogen, khususnya tumor otak. Penelitian ini menggunakan
Literature review dengan beberapa kajian referensi. Daun cincau hijau mengandung karbohidrat,
32 |Tumor Otak
lemak, protein, klorofil, dan senyawa-senyawa lainnya seperti polifenol, flavonoid, serta mineral dan
vitamin diantaranya kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin B. Kandungan polifenol dan flavonoid
dalam daun cincau hijau berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid mempunyai ikatan gula
yang disebut aglikon yang berikatan dengan berbagai gula dan sangat mudah terhirolisis atau mudah
lepas dari gugus gulanya. Flavonoid merupakan antioksidan yang berpotensi mencegah radikal bebas.
Cincau hijau mengandung komponen bioaktif pembunuh sel tumor dan menghalau senyawasenyawa
berbahaya pemicu tumor yaitu senyawa flavonoid.

33 |Tumor Otak
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc atau
sekitar 2% dari berat orang dewasa dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Metabolisme
otak digunakan kira – kira 18% dari total konsumsi oksigen oleh tubuh. Berat otak hanya 2,5 %
dari berat badan seluruhnya tapi otak merupakan organ yang paling banyak menerima darah dari
jantung yaitu 20% dari seluruh darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh (Lumantobing,
2001).

Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak
maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A. Sylvia, 1995: 1030).

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui, tetapi sekarang telah diadakan
penelitian mengenai herediter, sisa-sisa embrional, radiasi, virus, substansi-substansi zat
karsinogenik, trauma kepala.

Penatalaksaan pasien dengan tumor otak dapat dilakukan pembedahan, kemoterapi, dan
radioterapi.

5.2 Saran
1. Memberikan edukasi yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya
2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.

34 |Tumor Otak
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diace C dan Joann C. Hackley. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.

Doenges Marilynn E, dkk. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC

Khasanah Ana Nur. 2015. Askep Tumor Otak. http://www.askepkeperawatan.com/2015/12/askep-


tumor-otak.html. 4 April 2016. Pukul 12.15 WIB.

Kusuma Hardi, Nurarif Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta : Mediaction.

Mayer, H., S.A. Follin. 2002. Cairan dan Elektrolit Dibuat Sangat Mudah, ed. 2, Pennsylvania,
Springhouse, 3-189.

Price, Sylvia A dan Lorrane M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Vol 2. Jakarta: EGC.

Santoso, S. S. (2018). PERAN FLAVONOID CINCAU HIJAU (Premna oblongifolia) TERHADAP


TUMOR OTAK. Prosiding SEMNASTAN, 53-61.

Setiawan, A., Pudjonarko, D., & Tugasworo, D. (2017). Pengaruh Pemberian Deksametason
Terhadap Kadar D Dimer Plasma pada Pasien Tumor Otak. MEDICA HOSPITALIA-JOURNAL OF
CLINICAL MEDICINE, 3(1).

Sylvia A. Price. 1995. Patofisiologi, konsep klinik proses- proses penyakit ed. 4. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.

Tarwoto, Watonah, dan Eros Siti Suryati. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: CV Sagung Seto.

35 |Tumor Otak

Anda mungkin juga menyukai