Anda di halaman 1dari 44

PrasMOD

Pelabuhan Lapangan Terbang


Pustaka
1. Quint AD, Design and Construction of
Port and Marine, Mc Graw Hill, 1972
2. Kramadibrata, Soejono, Perencanaan
Pelabuhan, Penerbit ITB
3. Thoresen
4. OCDI
5. PIANC 2002
6. Aerodrome Design Manual,
International Civil Aviation
Organization, Second Edition, 1984
7. STE, “Multimodal Transport Systems”,
Edisi 5 John Wiley dan Sons 2014
8. Horonjeff dan McKelvey, Perencanaan
dan Perancangan Bandar Udara edisi ke
3, Erlangga 2008
9. UNDP, Port Development, UN 1976
10. Kementrian Perhubungan RI, RENSTRA
DJPL & DJPU periode 2015-2019
Kontrak kuliah
• Batas waktu keterlambatan 20 menit
• Jumlah kehadiran minimum : 80% (22 x
pertemuan) pra-syarat UAS.
• Mahasiswa diwajibkan memiliki buku catatan
kuliah.
• Mahasiswa wajib mengikuti peraturan UP
terkait etika berpakaian di lingkungan
Universitas.
• Tidak ada kuis/tugas susulan bagi yang tidak
hadir saat kuis/tugas dilaksanakan.
• No handphone during the class
Penilaian
1. Kuis Pra UTS (5%)
2. Tugas Pra UTS : Tugas Mingguan dan Tugas
Besar Pelabuhan (15%)
3. UTS (30%)
4. Kuis Pra UAS (5%)
5. Tugas Pra UAS : Tugas Mingguan dan Tugas
Besar Lapangan Terbang (15%)
6. UAS (30%)
7. Ada additional Point untuk keaktifan di kelas

*Tugas Besar dikerjakan 2 orang


** Tugas dikumpulkan sesuai waktu yg ditetapkan
- Pelabuhan : sebelum UTS
- Lapangan Terbang : sebelum UAS
*** Keterlambatan pengumpulan tugas, nilai akan mengalami
penyesuaian standard. Terlambat lebih dari 24 jam, tugas tidak
diterima.
PRASARANA ANTAR MODA

MATERI 1
OVERVIEW PELABUHAN DAN SISTEM PELABUHAN NASIONAL

ADITA UTAMI, MT
PERENCANAAN ADITA UTAMI,MT
PELABUHAN
Indonesia adalah negara maritim

• Luas wilayah TANAH AIR


Indonesia = -+ 7,81 juta km2
• Luas Daratan = 2,01 juta
km2,
• dan Luas Lautan = 3,25
juta km2.
• Dengan ZEE (2,55 juta
km2) Terdiri dari 17.499
buah pulau
• dengan panjang garis
pantai 104.000 km
• (Sumber : Data Statistik
Kementerian Kelautan dan
Perikanan Indonesia, 2017)
Pelabuhan adalah lokasi strategis
(kasus Rotterdam)
Sungai dapat
dilayari tongkang
Kota Rotterdam, sampai Jerman
kaya karena aktivitas
terkait pelabuhan

Rel KA menuju
Pelabuhan Rotterdam Jerman

Pelabuhan yang lokasinya


strategis akan berkembang dan
memicu aktivitas ekonomi dan
menumbuhkan kota besar
Arus laut akibat angin muson

Muson Barat Muson Timur


Pelayaran kuno Desember - Mei
Pelayaran dagang
India-Cina terpaksa
berhenti berbulan-
bulan di pelabuhan
Nusantara karena
angin barat dan arus
laut yang
ditimbulkannya
mengarah ke timur.

Maka muncul kota-kota di


pesisir Nusantara, dan
terbentuk kerajaan kaya:
Sriwijaya, Melayu, Medang
(Mataram-Syailendra),
Majapahit dan Demak
Pelayaran kuno Juni - November

Dari bandar-bandar di
Nusantara kapal-kapal tersebut
membawa beras, rempah-
rempah dan kapur barus
Pelayaran modern tidak tergantung arus laut
dan angin menguntungkan Singapura
Upaya untuk menyaingi Singapura

Port Klang (Malaysia)


Tanjung Priok (Jakarta)
Tanjung Perak
(Surabaya)
Efisiensi Port Klang

• Port Klang (Malaysia)


diswastakan (privatisasi),
• semula dibagi menjadi
2 perusahaan swasta
(Port Klang 1 dan Port
Klang 2),
• Dan sekarang menjadi
3 (North Port, West Port
dan South Point).

• Persaingan diharapkan
dapat meningkatkan
efisiensi
BATAM dibangun untuk menyaingi
Singapura. BARELANG disatukan dengan
jembatan-jembatan agar dapat
memperluas area penunjang pelabuhan
Batam

BATAM terletak persis di depan Singapura


Konsep Pendulum
Nusantara
Konsep Tol Laut
Tol laut
Rencana Awal : Jalur utama tol laut
6 Trayek program Tol Laut
• • Trayek 1:
• Tg. Perak – Wanci – Namlea – Fak Fak – Kaimana – Timika – Kaimana – Fak Fak – Namlea
– Wanci – Tg. Perak
• • Trayek 2:
• Tg Perak – Kalabahi – Moa – Saumlaki – Dobo – Merauke – Dobo – Saumlaki – Moa –
Kalabahi – Tg Perak
• • Trayek 3:
• Tg Perak – Larantuka – Lewoleba – Rote – Sabu – Waingapu – Sabu – Rote – Lewoleba –
Larantuka – Tg Perak
• • Trayek 4:
• Tg Priok – Makassar – Manokwari – Wasior – Nabire – Serui – Biak – Serui – Nabire –
Wasior – Manokwari – Makassar – Tg Priok
• • Trayek 5:
• Makassar – Tahuna – Lirung – Morotai – Tobelo – Ternate – Babang – Ternate – Tobelo –
Morotai – Lirung – Tahuna – Makassar
• • Trayek 6:
• Tg Priok – Tarempa – Natuna – Tarempa – Tg Priok
24 Pelabuhan pendukung tol laut
24 pelabuhan tol laut
1. Pelabuhan Banda
Aceh
2. Pelabuhan Belawan 9. Pelabuhan Tanjung Priok.
3. Pelabuhan Pangkal 10. Pelabuhan Cilacap.
Balam.
4. Pelabuhan Kuala 11. Pelabuhan Tanjung 17. Pelabuhan Maloy
Tanjung. Perak.
5. Pelabuhan Dumai. 18. Pelabuhan Bitung.
6. Pelabuhan Panjang. 12. Pelabuhan Pelabuhan
7. Pelabuhan Batam. Lombok. 19. Pelabuhan Makassar.
8. Pelabuhan Padang. 13. Pelabuhan Kupang. 20. Pelabuhan Ambon.
14. Pelabuhan Banjarmasin. 21. Pelabuhan Halmahera.
15. Pelabuhan Pontianak. 22. Pelabuhan Sorong.
16. Pelabuhan Palangka 23. Pelabuhan Jayapura.
Raya.
24. Pelabuhan Merauke.
Hierarki Peran dan Fungsi Pelabuhan

• Kriteria teknisnya : 2. Pelabuhan Laut yang Melayani Angkutan


• 1. Pelabuhan Laut yang Melayani Penyeberangan
Angkutan Laut a. Pelabuhan Kelas I
a. Pelabuhan Utama b. Pelabuhan Kelas II
b. Pelabuhan Pengumpul c. Pelabuhan Kelas III
c. Pelabuhan Pengumpan Regional d. Pelabuhan Sungai dan Danau
d. Pelabuhan Pengumpan Lokal
Produk rencana dalam masterplan
pelabuhan :

1. Rencana penetapan fungsi kegiatan pokok dan penunjang pelabuhan jangka


pendek, menengah dan panjang;
2. Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas dan utilitas pelabuhan;
3. Rencana pengelolaan lingkungan geofisika dan arahan jenis-jenis penanganan
lingkungan;
4. Rencana pelaksanaan tahapan pembangunan dan pengembangan jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang;
5. Rencana kebutuhan ruang daratan dan perairan serta pemanfaatan ruang
daratan (land use) maupun ruang perairan (water use).
Pelayaran Liner
Liner Service – is a service that operates within a schedule
and has a fixed port rotation with published dates of calls at
the advertised ports. A liner service generally fulfills the
schedule unless in cases where a call at one of the ports has
been unduly delayed due to natural or man-mad causes.
Example : The UK/NWC continent service of MSC which has
a fixed weekly schedule calling the South African ports of
Durban, Cape Town and Port Elizabeth and carrying cargo to
the UK/NWC ports of Felixstowe, Antwerp, Hamburg, Le
Havre and Rotterdam..
Pelayaran Tramper
• A Tramp Service or tramper on the
other hand is a ship that has no fixed
routing or itinerary or schedule and is
available at short notice (or fixture) to
load any cargo from any port to any
port.
• Example : A ship that arrives at Durban
from Korea to discharge cargo might
carry some other cargo from Durban to
the Oakland in the West Coast of USA
which in an entirely different direction.
From Oakland say for example it could
carry some cargo and go to
Bremerhaven.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 61 TAHUN 2009
TENTANG
KEPELABUHANAN
PASAL 1

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan


dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa
terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.
Pelabuhan
KEPELABUHAN
• Kepelabuhanan adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi pelabuhan
untuk menunjang kelancaran,
keamanan, dan ketertiban arus
lalu lintas kapal, penumpang
dan/atau barang, keselamatan
dan keamanan berlayar,
tempat perpindahan intra-
dan/atau antarmoda serta
mendorong perekonomian
nasional dan daerah dengan
tetap memperhatikan tata
ruang wilayah.
• Tatanan Kepelabuhanan
Nasional adalah suatu
sistem kepelabuhanan
yang memuat peran,
fungsi, jenis, hierarki
pelabuhan, Rencana Induk
Pelabuhan Nasional, dan
lokasi pelabuhan serta
keterpaduan intra-dan
antarmoda serta
keterpaduan dengan
sektor lainnya.
• Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang
fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan
laut dalam negeri dan internasional, alih muat
angkutan laut dalam negeri dan internasional
dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta
angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar provinsi.
• Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang
fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan
laut dalam negeri, alih muat angkutan laut
dalam negeri dalam jumlah menengah, dan
sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
antarprovinsi.
• Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan
yang fungsi pokoknya melayani kegiatan
angkutan laut dalam negeri, alih muat
angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
terbatas, merupakan pengumpan bagi
pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang
dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
dalam provinsi.
Wilayah darat pelabuhan laut (pasal 24)
Rencana peruntukan wilayah daratan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ayat (1) disusun berdasarkan kriteria kebutuhan:
a. fasilitas pokok; dan
b. fasilitas penunjang.
Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. dermaga;
b. gudang lini 1;
c. lapangan penumpukan lini 1;
d. terminal penumpang;
e. terminal peti kemas;
f. terminal ro-ro;
g. fasilitas penampungan dan pengolahan limbah;
h. fasilitas bunker;
i. fasilitas pemadam kebakaran;
j. fasilitas gudang untuk Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3); dan
k. fasilitas pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran (SBNP).
Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. kawasan perkantoran;
b. fasilitas pos dan telekomunikasi;
c. fasilitas pariwisata dan perhotelan;
d. instalasi air bersih, listrik, dan telekomunikasi;
e. jaringan jalan dan rel kereta api;
f. jaringan air limbah, drainase, dan sampah;
g. areal pengembangan pelabuhan;
h. tempat tunggu kendaraan bermotor;
i. kawasan perdagangan;
j. kawasan industri; dan
k. fasilitas umum lainnya.
Wilayah Perairan pelabuhan laut (pasal 25)
Rencana peruntukan wilayah perairan untuk Rencana Induk Pelabuhan laut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) disusun berdasarkan kriteria kebutuhan:
a. fasilitas pokok; dan
b. fasilitas penunjang.
Fasilitas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. alur-pelayaran;
b. perairan tempat labuh;
c. kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal;
d. perairan tempat alih muat kapal;
e. perairan untuk kapal yang mengangkut Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun (B3);
f. perairan untuk kegiatan karantina;
g. perairan alur penghubung intrapelabuhan;
h. perairan pandu; dan
i. perairan untuk kapal pemerintah.
Fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang;
b. perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal;
c. perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);
d. perairan tempat kapal mati;
e. perairan untuk keperluan darurat; dan
f. perairan untuk kegiatan kepariwisataan dan perhotelan.
Daerah Lingkungan Kerja (DLKR) dan
Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKP)
(Pasal 30 dan 31)
Daerah Lingkungan Kerja pelabuhan terdiri atas:
a. wilayah daratan;
b. wilayah perairan.
Wilayah daratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan untuk
kegiatan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang.
Wilayah perairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b digunakan untuk
kegiatan alur-pelayaran, tempat labuh, tempat alih muat antarkapal, kolam pelabuhan
untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, kegiatan pemanduan, tempat
perbaikan kapal, dan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.

Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan merupakan perairan pelabuhan di luar


Daerah Lingkungan Kerja
Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan untuk:
• a. alur-pelayaran dari dan ke pelabuhan;
• b. keperluan keadaan darurat;
• c. penempatan kapal mati;
• d. percobaan berlayar;
• e. kegiatan pemanduan kapal;
• f. fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal; dan
• g. pengembangan pelabuhan jangka panjang.
• Pendahuluan
• Karakteristik Kapal
• Lay Out Sisi Laut
• Survey Laut
• Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
• Lay Out (Sisi Darat)
• Terminal Peti Kemas
• Tugas
• Pengerukan
• Tugas
• Gaya-gaya akibat kapal
• Perhitungan Fender
• Perhitungan Bolder
• Perhitungan Breakwater
• Perhitungan Jetty
• Perhitungan Wharf
Definisi Pelabuhan
• Menurut PP No. 61 Tahun 2009 “pelabuhan adalah tempat yang terdiri
atas daratan dan atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan atau kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang
dan atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat labuh
kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang serta sebagai tempat perpindahan
intra dan antar moda transportasi.”
• Menurut Triatmodjo, B. “Pelabuhan adalah perairan terlindung
terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut
meliputi dermaga, alat bongkar muat (kran), gudang, lapangan
penumpukan”.
• Contoh Pelabuhan: Tanjung Perak, Tanjung Priok, Cirebon, Benoa, Tenau
dll.
Layout Pelabuhan Tanjung Emas
Layout
Pengembangan
Pelabuhan
Tanjung Perak
Layout
Pelabuhan
San Diego
Layout Pelabuhan di
Amerika
Layout Pelabuhan Marina di Italia
THANK YOU ☺

Anda mungkin juga menyukai